Anda di halaman 1dari 10

GUBERNUR SUMATERA SELATAN

PTR.Ti|U RAN GUBERNUR SU MATERA SEL.ATAN

NOlvlOR t6 TAHUN 2005


TEi!TANG
piaur'ir,"lrnN AiR DAN BAKU MUTU IJR SUNGAI

GUBERNUR SUMATERA SEIATAN,

x-ienimbang a. bahwa air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi


hajat hidup orang banya( sehingga perlu dipelihara
kuilitasnya agar tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia
serta rnakhluk hidup lainnYa;

b. bahwa berdasarkan pengalaman pelakariaan Program Kali


Bersih dan dengan meningkatnya perkembangan industri
dan pernbangunan, semakin b.:rtambah pula kemungkinan
rcsiko bahaya p€ncemaran paoa perairan yang disebabkan
cleh hasii buangannya;

c. i:'ahwa Peruntukan Air dan Baku lvlutu Air Sungai se*a Baku
l"lutu Linibah Cair yang diatur clengan Keputusan Guberrrur
Sumatera Selatan Nomor 13 Tahun 2002 sudah tidak sesuai
iagi dengan perkembangan penrbangunan dan ieknologi
pengolahan limbah yang ada saat ini;

d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dalam


rangka peningkatan pelestariarr lingkungan perairan, perlu
diadakan perubahan/penyesuaian Peruntukan Air dan Baku
Mutu Air Sungai yang diatur 'Jengan Peratunn Gubernur
Sumatera Selatan.

'u'3rgingtst L, lJrrdang-Undang Republik Indor,esia Nomor 25 Tahun 1959


tenteng Pembenfukan Daerah Tngkat I Sumatera Selatan
(Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 70, Tambahan
l-enrbflran Negara Nornor 1814);
I

7-. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1985


tentang Perindustrian (Lembalan Negara RI Tahun 1985
I',tomor 22,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3257);

I
Llndang'Undanc Republik Indo,resia Nomor Tahun i985
tentang Perikanan (Lembaran fr'egara RI Tahun l'985 Ncrnor
41, Tambahan Lernharan Negara Nomor 3299);
Undang-Undang Republik Inclonesia Nomor 9
4.
Tahun 1990
Nomor
teniang Pariwisata (Lembarar, Negara RI Tahun 1990
Zg, fatrUahan Lembaran Negara Nomor 32a7);

Tahun 1997
5. Undang-Undang Republik Incionesia. Nomor 23
i;tang Pengeiolaan tingrungan Hidup (Lembaran Negara
nl iinun rbgz t'tomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3690);
Tahun 2001
6. Undang-Undang Republik Incon-esia.Nomor 22
Rr rahun
6;iil6 uinyal oan Gas Bumi (Lembaran Negara
zoOi Tromoi 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor
41.52);

Undang-Undang Republik Indo.nesia Nomor 7


Tahun 2004
7.
GnG;g SumUei Daya Air (Lembaran Negara RI Tahun 2004
rlor*tiZ, Tambahan Lembaran Negara Nomor a377);
B'Undang.UndangRepubliklndonesiaNomor32Tahun2004
tentan! eemerintah'an Daeran (Lembaran Negara RI Tahun
2004NomorL2S,TambahanLembaranNegaraNomor
4437);

g.PeraturanPemerintahRepublikindonesiaNomor22Tahun
lg82tentangTataPengaturanAir(LembaranNegaraRl
Nomor
Tahun 1982 Nomor 37, Tamlrahan Lembaran Negara
322s);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27


Tahurt
10.
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(iembaran ru6gara RI Tahun lggg Nomor 591, Tambaharr
iembaran Negara Nomor 3B3B);

ll.PeraturanPemerintahRepubliklndonesiaNomorT4Tahun
2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun
([emOaran rudgara ru ranu1 Nomor 138' Tambahan
.Z001
Lembaran Negara Nomor 4153);

L2.PeraturanPemerintahRepubliklndonesiaNomor82Tahun
200ltentangPengelolaarlKualitasPencemaranAin
153, Tambahan
{embaran trte-gara Rf tahun 2001 Nomor
Lembaran Negara Nomor 4L6I);

13. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor t1?.


Tahun2000tentangsusun;:nOrganisasiLembagaTeknis
pemerintah provinsi ,sumatera seiatan (Lembaran Daeralt
Tahun 2000 Nomor b Serie D) sebagaimana telah
diubah,
Selatan
terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi sumatera
2002 Nomor
Nomor Z Ta6un 2002 (Lemb;rran Daerah Tahun
2 Serie D).
MEMUTUSIGN :

Menetapkan PERATUMN GUBERNUR SUM/\TEM SELATAN TENTAI\G


PERUNTUIGN AIR DAN BAKU MUTU AIR SUNGAI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur iniyang dimaksud dengan :

1. Gubernur ad0lah Gubernur Sunratera Selatan.

2. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah yang


selanjutnya disebut Bapedalda adalah Badan pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah provinsi Sumatera Selatan.

3. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah


adalah Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

4. Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawalr


permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil.

5 Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi darr atau komponen lain ke dalanr
air oleh kegiatari manusia, setringga kualitas air turun sampai
pada tingkat tertentu yang rrenyebabkan air tidak dapat
berfungsi lagi sesuai peruntukannya.

6. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di


bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini
akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, darr
muara.

7 Pengendalian petlcemaran air adalah upaya pencegahan dan


penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air
urrtuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu
air.

B. Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter-pararneter tertentu dan metode
teftentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. t

I, Baku mutu air adalah batas rrtau kadar makhluk hidup, zat,
energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di
dalam air.

10. Beban pencemaran adalah junrlah suatu unsur pencemar yang


terkandung dalam air atau air limbah.
11. Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air
pada sumber air untuk menerima masukan beban pencemaran
tanpa mengakibatkan air tersebtlt menjadi tercemar.

t2. K.elas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak
urrtuk dimanfaatkan bagi peruntukan teftentu.

13. Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas
air.

14. Laboratorium Lingkungan Daerah adalah :l-qboratorium yang


ditunjuk oleh
Gubernur 3umatera Selatan sebagai
iaboratorium lingkungan dan telah mendapatkan persyaratan
sebagai laboratorium uji serta berada di bawah Pengawasan
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi
Sumatera Selatan.

BAB II
PENGELOLMN AIR

Pasal 2

Peruntukan dan Baku Mutu air sungai di Provinsi'sumatera Selatan


adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan ini, terdiri dari :
a. peruntukan air sungai menurut klasifikasi mutu;

b. kriteria mutu untuk setiap klasit'ikasi mutu air.

Pasal 3

(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan rnenjadi 4 (empat) kelas :

a. Kelas I : Air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;

b. Kelas II : Air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk rTr€fl9?iri pertanaman, dan atau
perunlukan lain yang mempersyaratkan
mutu' air yang sama dengan kegunaan
tersebuU

c. Kelas III : Air yang pr:runtukannya dapat digunakan


untuk penrbudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan atau peruntukan lain Yang
mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegtrnaan tersebut;
d. Kelas IV : Air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk mengairi peftanaman dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.

(2). Peruntukan air sungai menurut klasifikasi mutu air


sebagaimana di maksud pada ayat (1) adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I dan merupakan bagiin yang
tidak terpisahkan dari perafumn ini.

Pasal 4

Peruntukan air sungai bagi sungai-sungai yang belum ditetapkan


pada Pasal 3 ayat (2) diatur sebagai ber.ikut :

a. sungaFsungai terletak pada kawasan lindung, dikategorikan


Kelas I
dengan peruntukan air yang dapat digunakan
sebagai air baku air minum, dan aeu peruntukan liin yang
mempersyaratkan mutu air yang gilma dengan kegunaan
tersebut;

b. Anak-anak sungai yang bermuara ke sungai-sungai sebagai


air baku air minum sebagaimana dimaksud di dalam pasai 3
ayat (2), klasifikasi air peruntukannya minimal mengikuti
klasifikasi dan peruntukan induk sungai;

c. Sungai-sungai yang belum termasuk dalam pasal 3 ayat (2),


dan Pasal 4 huruf a dan b dikategorikan pada Keras I dengan
peruntukan air yang dapat digunakan sebagai air baku air
minum.

Pasal 5

Kriteria mutu air untuk setiap kelas air sebagaimana dimakud


dalam Pasal 2 huruf b, adalah sebagaimanJ tercantum dalam
Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.

Pasal 6

Peraturan dan baku mutu air sungai sebagaimana dimaksud dalam


lasal 2 secirrcr periodik dan beltahap dapat diperbaharui oleh
Gubemur.

BAB III
UPAYA PENGENDALIAN

Pasal T

(1) Pengawasan dan pengendalian pencemaran air yang bersifat


lintas Kabupaten/Kob dilakukan oleh cubeinui melalui
Bapedalda.
(2) Pembuangan limbah cair ke dalam air yang bersifat lintas
Kabupaten/Kota dilakukan atas rekomendasi Gubernur, melalui
i{epala Bapedalda sesuai hasil Arralisa Laboratorium Lingkungan
Daerah.
(3) untuk mencapai baku mutu air sungai sesuai dengan peruntukan
yang telah ditetapkan, menugaskan kepada instansi terkait untuk
menunjang program pengelolaan lingkungan secara terpadu.

BAB IV
PENUTUP
Pasal
. B

Hal-hal yang belum cukup diatur dalanr peraturan ini akan ditetapkan
lebih lanjut oleh Gubernur sepanjang mengenai pelaksanaannya.

Pasal 9

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Gubernur Nomor


13 Tahun 2002 tentang peruntukan dan Baku Mutu Air sungai serta
Baku lvlutu Limbah cair di provinsi sumatera selatan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 10

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan


pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya
dalam
Berita Daerah Provinsi Sumatera Selatarr.

Ditetapkan di Palembang
a tanggal u Mei 2005

,TERA SELATAN/

Diundangkan di palembang
Pada tanggal 14 rlmr 2005.
ARIS DAERAH PROVINSI
sEI-ATAN,

FYAN R^EEI.JIN
:ro\ -1.v
k>t''g BERITFI DAf!tult{ PROVIFiSI SUMArFR.& SELATAru
TAFTUN 2085 NOMOR 5 Srrur e
LAMPIRAAJ I : PERATURAT{ GUBERNUR SUMATEM SELATAN
NOMOR : L5 TAHUN 200s
TANGGAL }EI

FERUT{TU!(Af,J AIR St,[f{6AI


DI PROVINSI SUMATERA SEI.ATAN

No Nama Sungai Batas / Segmen Klasifikasi Peruntukan


1. Musl Kepahiang Bengkulu s.d Selat Jaran I Air Eaku Air Minum
2. Musi Selat Jaran s,d Muara Sungai III Air pembudidayaan ikan air
tawar, petetnakan, air untuk
mengairi pct'tnnaman
13. Lematang Hulu sungai s.d DeSa Tj. Tebat I Air Baku Air Minum
14. t-ematang Desa Tj Tebat s.d peftemuan dengan I Air Baku Air Minum
Sungal Musl
lu Ertim Hulu sungais,d Desa Indramayu I Air Baku Air Minum
le. Enim Desa Indramayu s.d Sungai Lematang I Air Baku Air
I z. Komering Hulu Sungais.d Sungai Musi I Air Baku Air
Minum
Minum
le. Ogan Hulu Sungai s,d Desa Pusar Baturaja I Air Baku Air
ls. Ogan Hulu Sungai s.d pertemuan dengan I Air Baku Air
Minum
Minum
I Sungai Musi
I to" Selabung Ujung Danau s.d pertemuan dengan I Air Baku Air Minum
SungaiKomering
I
I

11. Batang Hari Hulu Sungais.d Sungai Musi I Air Baku Alr Minum
Leko
t2. Tungkal Hulu Sulqais.d Muara I Air Baku Air Minurn
13. Rupit Hulu Sungai s.d pertemuan dengan I Air Baku Air Minum
Sungai Rawas
14, Sembilang Hulu Sungais.d Muara I Air Baku Air Minum
15, Air Saleh Hulu Sungais.d Muara I Air Baku Air Minunr
16. Rawas Hulu Sungai s,d pertemuan dengan I Air Baku Air Minum
Sungai Musi
17. Lakitan Hulu Sungai s.d pertemuan dengan t Air Eaku Air Minum
Sungai Musi
18, Mesuji Hul,: Sungai I Air Baku Air Minum
19. Kelingi Hulu Sungai s.d pertemuan dengan I Air Baku Air Minum
Surrgai Musi
20. Kikinr Hrrlu Sungai s.d pertemuan dengan I Air Bakri Air Minum
Sungai Musi
27. Keramasan Hulu Sungai s.d pertemuan dengan I Air Baku Air Minunr
Sunqai Musi

SUMATERA SEIATAN,
rc) L
tn ES
F ss E Gle
t- ll
E RR fg q€
X'[nI
d
tD 5=
fi gE
la
.86
.aB
EH
g.. !
cn(g !
E
:\oln F-e
?Eg
C'=
E F rt
Ff
= ".r -t
m
d""
c(o 6
L'6 E ?=
Eo
3
z SH
g
L,*
5E ECn
:g
ficd
i
5-,
.EP L\ E-s
- c
gs
cJ
J
E€ 5 EE
u
z
SJ
5e,{
;E Efr
FB
8. €vl
EF E
ru.fr
E5 E
E5
fid
59v E 6'o N.O
He !D EV
dg €
(1) $E
EOA
o-ZF ; Ctc
[H I
EE .E 3- bE
s€ F
IU

8fl$ fi'F.

z LN
'EBs Crt
d
o-
z v)
I
SEo^RC dird
Ov
E *k L
ER*
I #d
YU)
ffl
3E q\
nt?-
E5 I
u)
-t P
st <o -r Ir\v ? * Ov
q6
JA
HEF
>- (/t
-Z
v5
sPo- ()
'ifi
(o00 Ot
r!^
o
'<9[n
6rFr
I
\D
.o K v. ig O H\rH
OV
a

c4
'60 (Ir
roOc) I N:\oiSS 3 r.t*
o -
Es' \o ci:

9EE
" EE o) ol ctl ctt (fi ol
EEEEEE
gr g1 01
EEE

'nX
E$ g
c:'o-
s'=
€fiE 2 EF
fr g,p g E HoaE$+ ceFF
rrNtfl
r-{ ul ln ;o
vl V' z 15o
e8
?i
= rif -o'
vl
€ o
z
I
N

cjfiEr\
E\\ 'ifr 16 3q ^r{
Evr
os
H
tg

.-tESb
1r
I
(n t/t
UOJO)
(/l 'Cri

q')
'6
U g HE
iE
''
QCg-V
.y}4J
(o(!toe
c
o
J(
g
s
-

to
v-
;8
hF
ss ss fr
s bi-,
{6
rct
L)
s 5H h !-'c
:E
-E E E 5E E Gq =E
.E'E'EE
JJJ

E
,!(o
FE*
8..I E
FE
H=
'6
LLL.L
'6 '6 !Ia
cccF
(o(oo:,Y
c
o
.c TF; F8
".F\
ro
6E60
ERRo-
*J _J
(o
66'6rP -
{9 ,i!

O
fo
Egl
c
8. E
J
(f)
;gn
Q gg
"$Te
$FE
-J '6t Fl
A='6'> 6'h.
6':l 6
dEdEdE !'6 y, =
rJ
ru
G,
co vl HHfi E'E E
^o
:IO
S-l-t"r
Jio o'
f:/ r{ aH..,
-/"- - 'l?1-?
vvvv fit
vvv )Jo
XO
FI
o

q si8
=-.38 ? o cHg egs!. c33. Fl

d=dd v Fi9 O
-;<j

+ci*qB
c)o
a--3S
--= ^t^*
-l
i/
.^'r
o
.Hg
v-L^*
r.3 d 'rB H
-d5
c)o
c)o
rl Ln
Fl
c)
\Y{

-U

=:38 ce "l -fHg


--= ^t^' O O O -rr.* E 9,53 S 33, o\ r-l

EE
c) c) JJ
gr ot cntatfi (ficrt(])or Cfr Cll Ctl c)o rt ct
:=EE
==ldd E E EEE EEEE EEE Yi F(
co cc
EE
tJ.l
N
:E
'6 Lr}

,fl 8pe t
S
= sH E,fE E
==59; E Es- -3 A*+
==FsS F gi,f eHs# g$E ii<YY
3i€p
-- Y F '; L- -
s€g d(99
,4 ,4
_l
i

q-sfLft \O N a-i O cf *i ..i c.i .f rri O f..


.\c{N '{ l*..l ri f.l
I

*
-
t{ r-l Y-l ;i ;;i""1 N(\Ni'l I

I
rrrNr,t$r

o
oo I I I s
9R-' F ' IN
I

.9

U
?= r r N I I , + t
N
!K'. =
d$
EI
$E
ts;
E€
E:
'E .t
ER* fi5-^3 HH*- Eil
-E
dE E
Ef I
E.H i
D cDD (}oo)O'(')
=<<-<\\\\\\ u)cDO
I. :r
=.
:L :\:t :L :L 1:{ :l
Ei *
f; fi$ E.
€e rff $H
?€
cd
{E -E
eii Fa,i
E:flf g'5 o !
H
&
EE_
3 8Pa ,F :E
;EPH E-: b

e
p F$suH$e$$[tilt
EgBF-$e=gEE$ o
ul t-
:r
gl EHEtireE
BHX.lt ur,)
ni\dNcxt o''95*
$ir-=-*$aFEgEtEE

Anda mungkin juga menyukai