Anda di halaman 1dari 35

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR : 214/KPTS/1991

TENTANG
BAKU MUTU LINGKUNGAN DAERAH UNTUK WILAYAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menimbang : a. Bahwa untuk mencegah terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran
lingkungan dengan menetapkan Baku Mutu Lingkungan, baik kualitas lingkungan hidup maupun kualitas limbah atau buangan;
b. bahwa penetapan baku mutu tersebut meliputi Baku Mutu Air pada Badan Air, Baku Mutu Air Laut, Baku Mutu Udara Ambien,
Baku Mutu Tingkat Kebisingan, Baku Mutu Limbah Cair dan Baku Mutu Emisi Gas dan Partikel Buang;
c. bahwa atas dasar hal-hal tersebut diatas perlu mengeluarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta
tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;


2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31
tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959;
3. Hinderordonnantie, Staatsblad tahun 1926 Nomor 226 yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Staatsblad tahun 1940
Nomor 450;
4. Undang-Undang Nomor 83 Tahun 1958 tentang Penerbangan;
5. Undang-Undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan;
6. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1962 tentang Hygiene untuk Usaha-usaha bagi Umum;
7. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1965 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya dan Peraturan Pelaksanaannya;
8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene;
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontingen Indonesia;
10. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1974 tentang Pengairan;
11. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;
12. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
13. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1984 tentang Perindustrian;
14. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan;
15. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
16. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah serta Ruang Udara di Sekitar Bandar
Udara;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1985 tentang Tata Cara Pengendalian Pencemaran Bagi Perusahaan-
perusahaan yang Mengadakan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 dan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1968;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 528/Menkes/PER/XII/1982 Tentang Kualitas Air Tanah yang berhubungan dengan
Kesehatan;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 718/Menkes/Per/XII/1987 tentang Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Bomor 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air;
24. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun
1979 dan Nomor Kep. 002/MNPPLH/2/1979 tentang Instansi Pengelolaan sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Daerah;
25. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 20/M/SK/1986 tentang Lingkup tugas Departemen Perindustrian dalam Pengendalian
Pencemaran Industri terhadap Lingkungan Hidup beserta Pembagian Tugas Pokok bagi Unit-Unitnya;
26. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 134/M/SK/1988 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Akibat
Kegiatan Usaha Industri terhadap Lingkungan Hidup;
27. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep-02/MENKLH/I/1998 tentang Pedoman Penetapan
Baku Mutu Lingkungan;
28. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep-03/MENKLH/II/1991 tentang Baku Mutu Limbah
Cair bagi Kegiatan yang Sudah Beroperasi;
29. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 41/TIM/1986 Tentang Pembentukan Tim Koordinasi
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN
DAERAH

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksudkan dengan :


1. Baku Mutu Lingkungan adalah Baku Mutu Air pada Badan Air, Baku Mutu Udara Ambien, Baku Tingkat Kebisingan dan Baku
Mutu Air Laut,serta Baku Mutu Limbah Cair dan Baku Mutu Emisi Gas dan Partikel Buang;
2. Pencemaran Air adalah masuk atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau
berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga mutu air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya;
3. Air adalah semua air yang bersumber dari dan atau terdapat di dalam dan atau permukaan tanah, tidak termasuk air yang
terdapat di laut;
4. Badan Air adalah tempat atau wadah air yang terdapat di atas permukaan tanah seperti sungai, telaga, danau, waduk, dan
atau tempat dan wadah air di dalam tanah;
5. Baku mutu Air adalah batas kadar atau citra mutu yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air,
namun air tetap berfungsi sesuai peruntukannya;
6. Laut adalah perairan laut yang berada di Wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selebar maksimum 12mil dihitung dari
garis pangkal pantai;
7. Pencemaran Air Laut, disingkat Pencemaran Laut, adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam perairan laut dan atau berubahnya tatanan laut oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga
mutu laut turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan laut kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya;
8. Baku Mutu Air Laut adalah batas kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang diperbolehkan ada dan zat atau
komponen bahan pencemar yang ditenggang adanya dlam air;
9. Udara Ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang merupakan bagian dari biosfir dan berada dalam wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta yang dibutuhkan serta mempengaruhi kehidupan manusia, makhluk hidup lainnya dan benda lain di
sekitarnya;
10. Pencemaran Udara adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat dan atau komponen lain ke udara dan atau
berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi;
11. Baku Mutu Udara Ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat di udara,
namun tidak menimbulkan gangguan bagi makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda;
12. Kebisingan adalah bunyi yang diinginkan di lingkungan dalam tingkat tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
dan kenyamanan lingkungan hidup;
13. Tingkat kebisingan adalah energi bunyi di udara yang dinyatakan dalam satuan deciBell (A) disingkat dB(A);
14. Baku Tingkat Kebisingan adalah tingkat kebisingan yang diperbolehkan di media udara, sehingga tidak menimbulkan gangguan
kesehatan dan kenyamanan lingkungan hidup;
15. Sumber Kebisingan adalah setiap kegiatan yang menimbulkan kebisingan di media udara;
16. Baku Mutu Limbah Cair adalah batas kadar atau citra mutu yang diperbolehkan bagi zat dan atau bahan pencemar yang dapat
dibuang dari sumber pencemar ke dalam air pada badan air dan atau ke dalam tanah sehingga tidak mengakibatkan
dilampauinya baku mutu air sesuai dengan peruntukannya;
17. Baku Mutu Emisi Gas dan Partikel Buang adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang dapat
dikeluarkan dari sumber pencemar ke udara sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya mutu udara ambien;
18. Menteri adalah menteri yang ditugasi mengelola lingkungan hidup;
19. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB II
BAKU MUTU AIR PADA BADAN AIR

Pasal 2

(1) Air pada Badan Air menurut peruntukannya digolongkan menjadi:


a. Golongan A, yaitu air yang diperuntukan bagi air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu;
b. Golongan B, yaitu air yang diperuntukan bagi air baku untuk diolah menjadi air minum dan keperluan rumah tangga dan
tidak memenuhi syarat golongan A;
c. Golongan C, yaitu air yang diperuntukan bagi keperluan perikanan dan peternakan dan tidak memenuhi syarat Golongan A
dan Golongan B;
d. Golongan D, yaitu air yang dapat diperuntukan bagi pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri,
listrik tenaga air, dan tidak memenuhi syarat Golongan C, Golongan B dan Golongan A.
(2) Baku Mutu Air bagi Golongan air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Keputusan ini.
(3) Apabila terdapat hal-hal yang bersifat khusus dalam penetapan baku mutu untuk peruntukan yang menyimpang dari ayat (1)
pasal ini, akan ditetapkan lebih lanjut setelah mendapat petunjuk Menteri.

Pasal 3

Gubernur menetapkan peruntukan air pada Badan Air dengan memperhitungkan daya dukung air pada Badan Air.

BAB III
BAKU MUTU AIR LAUT

Pasal 4

(1) Pemanfaatan air laut menurut peruntukannya adalah:


a. Peruntukan kehidupan biota laut (taman laut dan konservasi);
b. Peruntukan Pariwisata dan Rekreasi khusus renang dan selam di laut;
c. Peruntukan Pariwisata dan Rekreasi di laut;
d. Peruntukan budidaya laut;
(2) Baku Mutu Air Laut guna peruntukan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Keputusan ini.
(3) Gubernur menetapkan peruntukan air laut dengan mempertimbangkan daya dukung air laut.
(4) Apabila terdapat hal-hal yang bersifat khusus dalam penetapan mutu air laut untuk peruntukan sebagaimana dimaksudkan
ayat (1) pasal ini akan ditetapkan lebih lanjut setelah mendapat petunjuk Menteri.

BAB IV
BAKU MUTU UDARA AMBIEN

Pasal 5

Baku Mutu Udara Ambien adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Keputusan ini.

BAB V
TINGKAT KEBISINGAN

Pasal 6

(1) Penetapan Tingkat Kebisingan didasarkan pada peruntukan lahan atau tata ruang sebagai berikut :
a. Fasilitas Umum A, adalah fasilitas umum yang meliputi rumah sakit, tempat perawatan kesehatan, sekolah tempat ibadah
dan yang sejenis;
b. Fasilitas Umum B, adalah fasilitas umum yang meliputi perumahan, pemukiman dan yang sejenisnya;
c. Fasilitas Umum C, adalah fasilitas umum yang meliputi perkantoran, pertokoan, perdagangan, pergudangan dan pasar;
d. Fasilitas Umum D, adalah fasilitas umum yang meliputi industri, terminal angkutan umum, stasiun kereta api dan yang
sejenis, termasuk bandar udara, depo/pool dan pelabuhan laut.
(2) Baku Tingkat Kebisingan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Keputusan ini.
(3) Apabila terdapat hal-hal yang bersifat khusus dalam penetapan tingkat kebisingan untuk peruntukan yang menyimpang dari
ketentuan ayat (1) pasal ini, akan ditetapkan lebih lanjut setelah mendapat petunjuk Menteri.

PASAL VI
BAKU MUTU LIMBAH CAIR

Pasal 7

(1) Untuk setiap kegiatan yang membuang limbah cair ke dalam air pada badan air ditetapkan mutu limbah cairnya sebagai
berikut :
a. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada badan air tidak melampaui baku mutu limbah cair yang ditetapkan, dan
b. Tidak mengakibatkan berubahnya mutu air pada badan air penerima limbah sesuai peruntukannya.
(2) Mutu dan jumlah limbah cair yang dibuang ke dalam air pada badan air harus dicantumkan secara jelas dalam ijin
pembuangan limbah cair.

Pasal 8

(1) Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan yang sudah beroperasi, pada saat ditetapkan Keputusan ini mengikuti ketentuan dalam
Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : Kep-03/MENKLH/II/1991.
(2) Bagi kegiatan yang belum diatur dalam ayat (1) pasal ini Baku Mutu Limbah Cair diatur sebagaimana dlam lampiran V
Keputusan ini.
(3) Apabila terdapat hal-hal yang bersifat khusus dalam penetapan Baku Mutu Limbah Cair, akan ditetapkan lebih lanjut setelah
mendapat petunjuk Menteri.

Pasal 9

Kegiatan pengenceran dalam pembuangan limbah cair dilarang.

Pasal 10

Kegiatan membuang limbah cair ke tanah dilarang kecuali ada ijin dari Menteri.

Pasal 11

Penanggungjawab kegiatan wajib membuat saluran pembuangan limbah cair sehingga memudahkan pengambilan contoh dan
pengukuran debit limbah cair di luar areal kegiatan.

PASAL VII
KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 12
Baku Mutu Emisi Gas dan Partikel Buang adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VI Keputusan ini.

Pasal 13

Setiap kegiatan yang membuang gas dan partikel ke udara ditetapkan sebagai berikut:
(1) Mutu Emisi Gas dan partikel yang dibuang ke udara tidak melampaui Baku Mutu Emisi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
VI dan tidak mengakibatkan turunnya mutu udara ambien.
(2) Apabila terdapat hal-hal yang bersifat khusus dalam penetapan Baku Mutu Emisi Gas dan Partikel Buang, akan ditetapkan lebih
lanjut setelah mendapat petunjuk Menteri.

PASAL VIII
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 14

Metoda analisis dan peralatan untuk setiap parameter mutu lingkungan, limbah cair, dan emisi gas dan partikel buang adalah
sebagaimana tercantum dalam masing-masing lampiran I sampai dengan VI kecuali diatur lain oleh Menteri.

PASAL IX
PENGAWASAN

Pasal 15

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan ini dilakukan oleh instansi yang ditugasi mengelola lingkungan hidiup.
(2) Penanggungjawab kegiatan wajib memasang hasil pemeriksaan kualitas limbah pada tempat yang mudah untuk dilihat
(3) Pemeriksaan dan saran-saran teknis dilakukan oleh laboratorium yang ditunjuk Gubernur.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAM
Pasal 16

(1) Peraturan-peraturan yang telah ada sebelum ditetapkan keputusan ini tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
keputusan ini.
(2) Pentahapan pencapaian Baku Mutu Lingkungan Cair, Emisi Gas dan Partikel Buang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

BAB XI
KETENTUAN PENTUTUP

Pasal 17

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Yogyakarta
Pada Tanggal 25 Juni 1991

PEJABAT GUBERNUR
KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PAKU ALAM VIII

SALINAN keputusan ini disampaikan


Kepada Yth :
1. Bapak Menteri Dalam Negeri di Jakarta
2. Bapak Menteri KLH di Jakarta
3. Bapak Menteri Pertanian di Jakarta
4. Bapak Menteri Perindustrian di Jakarta
5. Bapak Menteri Perhubungan di Jakarta
6. Bapak Menteri PARPOSTEL di Jakarta
7. Bapak Menteri Kesehatan di Jakarta
8. Bapak Menteri Pekerjaan Umum di Jakarta
9. Bapak Dirjen PUOD Depdagri di Jakarta
10. Saudara Pimpinan DPRD Tingkat I Propinsi DIY
11. Saudara Bupati/Walikotamadya KDH Tk. II se DIY
12. Saudara Kepala Kantor Wilayah Departemen se Propinsi DIY
13. Saudara Kepala Inspektorat Wilayat Propinsi DIY
14. Saudara Kepala Dinas/Direktorat/Badan dalam Lingkungan Pemerintah Propinsi DIY
15. Saudara Kepala PPLH UGM Yogyakarta
16. Saudara Kepala BTKL Yogyakarta
17. Saudara Kepala Biro di Lingkungan Setwilda Propinsi DIY.
18. Arsip.
Untuk diketahui dan atau dipergunakan seperlunya.
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 214/KPTS/1991

BAKU MUTU LINGKUNGAN DAERAH UNTUK WILAYAH


PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAGI
BAGI BAKU MUTU AIR BADAN AIR GOLONGAN A

NO. Parameter Satuan Maks yang Maks yang Metode Analisa Pralatan Keterangan
Dianjurkan Diperbolehkan
1 2 3 4 5 6 7 8
FISIKA
o
1 Temperatur C Temp. Temp. Air Pemuaian Termometer
Air Normal
Normal
2. Warna Unit PtCo - 15 Kalorimetril/ Kalorimetril/ Spektro
Standart Spektrofotometrik -fotometer
Skala TCU
3. Bau - Tidak Todal Organoleptik __
Berbau Berbau
4. Rasa - Tidak Tidak Idem -__
Berasa Berasa
5 Kekeruhan Kg/L SiO2 ) - 5 Turbodimetrik Turbidimeter
6 Residu Terlarut Mg/L 500 1000 Gravimetrik Timbangan Analisitik
dan Kertas Saring
0,45cm

KIMIA
1. pH - 6,5 – 8,5 6,5 – 8,5 Potensiometrik pH Meter Nilai Antara
(Range)
2. Kalsium (Ca) Mg/L 75 200 Tritikmetrik-EDTA & Burret & AAS
Spektrofoto-metrik,
Serapan Atom
3. Magnesium (Mg) Mg/L 30 150 Idem Idem

4. Barium (Ba) Mg/L Nihil 0,05 Gravimetrik & AAS Timbangan Analitik
dan Kertas Saring
0,45cm, AAS
5. Besi Terlaruf (Fe) Mg/L Nihil 0,3 Spektrofotometrik & Spektrofotometer &
Spektrofoto-metrik AAS
Serapan Atom
6. Mangan Terlarut (Mn) Mg/L Nihil 0,1 Idem Idem
7. Seng (Zn) Mg/L Nihil 1 Idem Idem
8. Tembaga (Cu) Mg/L Nihil 5,0 Idem Idem
9. Krom Heksavalen Mg/L Nihil 0,05 Idem Idem
(Crom)
10. Kadmium (Cd) Mg/L Nihil 0,005 Idem Idem
11. Raksa (Hg) Mg/L Nihil 0,001 Idem Idem
12. Timbal (Pb) Mg/L Nihil 0,05 Idem Idem
13. Arsen (As) Mg/L Nihil 0,05 Idem Idem
14. Selenium (Se) Mg/L Nihil 0,01 Idem Idem
15. Sianida (Cn) Mg/L Nihil 0,05 Spektrofotometrik Spektrofotometer
16. Sulfida (S) Mg/L Nihil Nihil Tritimetrik|& Burret,
Spektrofotometrik Spektrofotometer
17. Fluorida (F) Mg/L - 0,5 Spektrofotometrik Spektrofotometer Minimal 0,5
18. Sulfat (SO4) Mg/L 50 300 Gravimetrik, Timbangan Analitik &
Spektrofotometrik Kertas Saring 0,45uk,
Spektrofotometer
19. Klorida (Cl) Mg/L 25 250 Tritimetrik Burret
20. Amoniak Bebas (NH3) Mg/L Nihil 0,25 Spektrofotometrik Spektrofotometer
21. Nitrat (NO3) Mg/L 5 10 Idem Idem
22. Nitrit (NO2 ) Mg/L Nihil 0,1 Idem Idem
23. Nilai Permanganat Mg/L -- Nihil 10 Idem Idem
KmnO 4
24. Senyawa Aktif Biru Mg/L Nihil 0,05 Spektrofotometrik Spektrofotometer
Metilen
25. Fenol Mg/L Nihil 0,002 Spektrofotometrik Spektrofotometer
26. Minyak & Lemak Mg/L Nihil Nihil Kromatografi Kromatografi Gas
(GC) & HPLC
27. Karbon Kloroflora Mg/L 0,04 0,05 Spektrofotometrik Spektrofotometer
Ekstrak
28. PCB Mg/L Nihil Nihil Kromatografi Kromatografik Gas
(GC), HPLC
29. Perak (Ag) Mg/L Nihil 0,05 Spektrofotometrik & Spektrofotometer &
AAS AAS
30. Klor Bebas (Cl2) Mg/L Nihil Nihil Spektrofotometrik

BAKTERIOLOGI
1. Colifora Group MPN/100ml Nihil Nihil Min atau Filtrasi Tabel MPN
2. Kuman Parasit - Nihil Nihil Mikroskopis Mikroskopis
3. Kuman Patogen - Nihil Nihil Kultur & Isolasi Selektif Media

RADIOAKTIVITAS
1. Aktivitas Beta Total ?Ci/L - 100 ß Counting Geiger Muller Counter
2. Strontium – 90 ?Ci/L - 2 ß Counting Geiger Muller Counter
3. Radium -226 ?Ci/L - 1 Counting Counter

PESTISIDA
1 Pestisida Mg/L Nihil Nihil Kromatografi Kromatografi Gas
(GC), HPLC &
Kromatografi lapis
Tipil (TLC)

Keterangan
- = Tidak dipersyaratkan
TCU = Tru Color Units
Mg/L = Miligram per liter

BAGI BAKU MUTU AIR BADAN AIR GOLONGAN B


NO. Parameter Satuan Maks yang Maks yang Metode Analisa Pralatan Keterangan
Dianjurkan Diperbolehkan
1 2 3 4 5 6 7 8
FISIKA
o
1. Temperatur C Temp. Temp. Air Pemuaian Termometer
Air Normal
Normal
2. Residu Terlarut Mg/L 500 1000 Gravimetrik Timbangan
Analisitik dan Kertas
Saring 0,45cm

KIMIA
1. pH - 5-9 5-9 Potensiometrik pH Meter
2. Barium (Ba) Mg/L Nihil 0,05 - Gravimetrik & AAS - Timbangan
Analitik dan Kertas
- Spektrofotometrik Saring 0,45cm,
Serapan Aton - AAS
3. Besi Terlaruf (Fe) Mg/L Nihil 1 Spektrofotometrik & Spektrofotometer &
Spektrofoto-metrik AAS
Serapan Atom
4. Mangan Terlarut (Mn) Mg/L Nihil 0,5 Idem Idem
5. Tembaga (Cu) Mg/L Nihil 1 Idem Idem
6. Seng (Zn) Mg/L Nihil 5 Idem Idem
7. Krom Heksavalen Mg/L Nihil 0,05 Spektrofotometrik AAS
(Crom) Serapan Atom
8. Kadmium (Cd) Mg/L Nihil 0,005 Idem AAS
9. Raksa (Hg) Mg/L Nihil 0,001 Idem AAS
10. Timbal (Pb) Mg/L Nihil 0,05 Idem AAS
11. Arsen (As) Mg/L Nihil 0,05 Spektrofotometrik & Spektrofotometer &
Spektrofoto-metrik AAS
Serapan Atom
12. Selenium (Se) Mg/L Nihil 0,01 Spektrofotometrik & Spektrofotometer &
Spektrofoto-metrik AAS
Serapan Atom
13. Sianida (Cn) Mg/L Nihil 0,05 Spektrofotometrik Spektrofotometer
14. Sulfida (S) Mg/L Nihil 0,05 Tritimetrik|& Burret,
Spektrofotometrik Spektrofotometer
15. Fluorida (F) Mg/L - 0,5 Spektrofotometrik Spektrofotometer
16. Sulfat (SO4) Mg/L 50 300 Gravimetrik, Timbangan Analitik,
Spektrofotometrik Spektrofotometer
17. Klorida (Cl) Mg/L 25 500 Tritimetrik Burret
18. Amoniak Bebas (NH3) Mg/L 0,01 0,05 Spektrofotometrik Spektrofotometer
19. Nitrat (NO3) Mg/L Nihil 10 Idem Idem
20. Nitrit (NO2 ) Mg/L Nihil 0,5 Idem Idem
21. Oksigen Terlarut (DO) Mg/L >6 - Titrimetrik Burret
Potensiometrik PO meter
22. Kebutuhan Oksigen Mg/L 3 5 Idem Idem
Biokimia (BOD)
23 Kebutuhan Oksigen Mg/L 3 10 Titrimetrik Burret
Kimia (BOD)
24. Senyawa Aktif Biru Mg/L Nihil 0,05 Spektrofotometrik Spektrofotometer
Metilen
25. Fenol Mg/L Nihil 0,02 Spektrofotometrik Spektrofotometer
26. Minyak & Lemak Mg/L Nihil Nihil Gravimetrik Spektrofotometrik
Spektrofotometrik Timbangan Analitik
Infra Red Spektrofotometrik
Infra Red
27. Karbon Klorofora Mg/L 0,01 0,05 Spektrofotometrik Spektrofotometer
Ekstrak
28. PCB Mg/L Nihil Nihil Kromatografi Kromatografi Gas
(O2), HPLC

BAKTERIOLOGI
1. Colifora Group MPN/100ml 5000 10000 MPN atau Filtrasi Tabel MPN, Filter
Holder & Corong
Counter
2. Colifora Tinja MPN/100ml 400 2000 Idem Idem

RADIOAKTIVITAS
1. Aktivitas Beta Total ?Ci/L - - ß Counting Geiger Muller
Counter
2. Strontium – 90 ?Ci/L - - ß Counting Geiger Muller
Counter
3. Radium -226 ?Ci/L - 0,1 Counting Counter

PESTISIDA
1 Aldrin & Dieldrin Mg/L Nihil 0,010 Kromatografi Kromatografi Gas
(GC), HPLC &
Kromatografi Lapis
Tipis (TLC)
2 Chlordane Mg/L Nihil 0,001 Idem Idem
3 DDT Mg/L Nihil 0,012 Idem Idem
4 Endrin Mg/L Nihil 0,001 Idem Idem
5 Heptachlor Mg/L Nihil 0,018 Idem Idem
6 Lindane Mg/L Nihil 0,056 Idem Idem
7 Metoxy Chlor Mg/L Nihil 0,035 Idem Idem
8 Organifosfat & Mg/L Nihil 0,050 Idem Idem
Carbonat
9 Toxaphene Mg/L Nihil 0,005 Idem Idem
BAGI BAKU MUTU AIR BADAN AIR GOLONGAN C

NO. Parameter Satuan Kadar Metode Analisa Pralatan Keterangan


Maksimum
1 2 3 5 6 7 8
FISIKA
o
1. Temperatur C Temp. Air Pemuaian Termometer
Normal
2. Residu Terlarut Mg/L 1000 Gravimetrik Timbangan Analisitik dan
Kertas Saring 0,45cm

KIMIA
1 pH - 5-9 Potensiometrik pH Meter
2 Tembaga (Cu) Mg/L 0,02 Spektrofotometrik Spektrofotometer & AAS
3 Seng (Zn) Mg/L 0,02 Idem Idem
4 Krom Heksavalen Mg/L 0,05 Spektrofotometrik AAS
(Crom) Serapan Atom
5 Kadmium (Cd) Mg/L 0,01 Idem AAS
6 Raksa (Hg) Mg/L 0,002 Idem AAS
7 Timbal (Pb) Mg/L 0,03 Idem AAS
8 Arsen (As) Mg/L 0,5 Spektrofotometrik & Spektrofotometer & AAS
Spektrofotometrik
Serapan Atom
9 Selenium (Se) Mg/L 0,05 Spektrofotometrik & Spektrofotometer & AAS
Spektrofoto-metrik
Serapan Atom
10 Sianida (Cn) Mg/L 0,02 Spektrofotometrik Spektrofotometer
11 Sulfida (S) Mg/L 0,002 Tritimetrik|& Burret, Spektrofotometer
Spektrofotometrik
12 Fluorida (F) Mg/L 1,5 Spektrofotometrik Spektrofotometer
13 Klorin Bebas (CL2 ) Mg/L 0,003 Idem Idem
14 Amoniak Bebas (NH3) Mg/L 1 Idem Idem
15 Nitrit (NO2 ) Mg/L 1 Idem Idem
16 Oksigen Terlarut Mg/L >3 Titrimetrik Burret Minimum
Potensiometrik DO Meter
17 Senyawa Aktif Biru Mg/L 0,5 Spektrofotometrik Spektrofotometer
Metilen
18 Fenol Mg/L 0,001 Spektrofotometrik Spektrofotometer
19 Minyak & Lemak Mg/L 1 Gravimetrik Spektrofotometrik
Spektrofotometrik Timbangan Analitik
Infra Red
Spektrofotometrik Infra
Red

RADIOAKTIVITAS
1. Aktivitas Beta Total Bq/L/L 1 ß Counting Geiger Muller Counter
2. Strontium – 90 ?Ci/L 10 ß Counting Geiger Muller Counter
3. Radium -226 ?Ci/L 3 Counting Counter
4. Aktivitas Alfa Bq/L 0,1

PESTISIDA
1 DDT Mg/L 0,002 Kromatografi Kromatografi Gas (GC),
HPLC & Kromatografi
Lapis Tipis (TLC)
2 Endrin Mg/L 0,004 Idem Idem
3 BHC Mg/L 0,21 Idem Idem
4 Methyl Paration Mg/L 0,05 Idem Idem
5 Malation Mg/L 0,03 Idem Idem

BAGI BAKU MUTU AIR BADAN AIR GOLONGAN D

NO. Parameter Satuan Kadar Metode Analisa Peralatan Keterangan


Maksimum
1 2 3 5 6 7 8
FISIKA
o
1. Temperatur C Temp. Air Pemuaian Termometer Sesuai dengan
Normal kondisi setempat
2. Residu Terlarut Mg/L 2000 Gravimetrik Timbangan Analisitik dan
Kertas Saring 0,45cm
3. Daya Hantar Listrik Um hos/ca 1750 - 2250 Potensiometrik Conductivitymeter - 1750 utk tahan
o
(25 C) peka
- 2250 utk tahanan
agak peka

KIMIA
1. pH - 6-9 Potensiometrik pH Meter
2. Mangan (Mn) Mg/L 1 Spektrofotometrik AAS
Serapan Atom
3. Tembaga (Cu) Mg/L 1 Spektrofotometrik & Spektrofotometer & AAS
AAS
4. Seng (Zn) Mg/L 5 Idem Idem
5. Crom (Cr) Mg/L 2 Spektrofotometrik Spektrofotometer
6. Kadmium (Cd) Mg/L 0,05 Idem AAS
7. Raksa (Hg) Mg/L 0,005 Idem AAS
8. Timbal (Pb) Mg/L 1 Idem AAS
9. Arsen (As) Mg/L 1 Spektrofotometrik & Spektrofotometer & AAS
Spektrofotometrik
Serapan Atom
10. Selenium (Se) Mg/L 0,05 Idem Idem
11. Nikel (Ni) Mg/L 0,5 Idem Idem
12. Cobalt (Co) Mg/L 0,2 Idem Idem
13. Boron (B) Mg/L 1 Idem Idem
14. Na (garam alkali) Mg/L 60 Flame Fotometrik Flame Fotometer
15 Sediaan Absorbtion - 10 – 18 Perhitungan kalkulator - maksimum 10 utk
Ratio (SAR) tahanan peka
- maksimum 18 utk
tahanan kurang
peka
16. Residual Sodium Mg/L 1,25 - 25 Idem Idem - maksimum 1,25
Carbonat (RSC) utk tahanan peka
- maksimum 2,5 utk
tahanan kurang
peka

RADIOAKTIVITAS
1. Aktivitas Beta Total Bq/L/L 1 ß Counting Geiger Muller Counter
2. Strontium – 90 ?Ci/L 10 ß Counting Geiger Muller Counter
3. Radium -226 ?Ci/L 2 Counting Counter
4. Aktivitas Alfa Bq/L 0,1
Yogyakarta, 25 Juni 1991

PEJABAT GUBERNUR
KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PAKU ALAM VIII

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 214/KPTS/1991

TENTANG
BAKU MUTU LINGKUNGAN DAERAH UNTUK WILAYAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAGI BAGI BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK RENANG DAN SELAM

NO. Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan


FISIKA
1 Kecerahan M 1,2 Minimum
2 Lapisan Minyak - Nihil
3 Padatan tersuspensi Mg/L 20
4 Suhu o
C 20 - 30

KIMIA
1. pH - 6–8
2. DO Mg/L 4 minimum
3. COD (Bikhromat) Mg/L 25
4. Amonia Mg/L 0,4
5. Nitrit Mg/L 0,06
6. Minyak dan Lemak Mg/L 5
7. Logam Berat :
Raksa (Hg) Mg/L 0,0006 Total
Khrom (Cr) Mg/L 0,1 Total
Arsen (As) Mg/L 0,05 Total
Selenium (Se) Mg/L 0,01 Total
Cadmium (Cd) Mg/L 0,01 Total
Tembaga (Cu) Mg/L 0,06 Total
Nikel (Ni) Mg/L 0,01 Total
Seng (Zn) Mg/L 0,10 Total
Perak (Ag) Mg/L 0,005 Total
Timbal (Pb) Mg/L 0,05 Total

8 Pestisida Organoklorin
Aldrin ug/L 0,003
pp- DDT & Turunannya ug/L 0,001
Dieldrin ug/L 0,003
Endrin ug/L 0,004
Heptachlor ug/L 0,001
Lindane (a- HCN) ug/L 0,004

9 Lain-lain
Sianida (CN) Mg/L 0,005
Sulfida (H2S) Mg/L 0,01
Senyawa Fenol Mg/L 0,02
Poliklorinat Bifenil (PCB) ug/L 0,001 Total
Sulfaktan (Detergen) Mg/L 1

MIKROBIOLOGI
1. Coliform Sel/100ml 1000
2. Fecal Coli Sel/100ml 200
3. Pathogen Sel/100ml Nihil

BAGI BAGI BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK


PARIWISATA DAN REKREASI

NO. Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan


FISIKA
1 Kekeruhan NTU 20
2 Lapisan Minyak - Nihil
3 Padatan tersuspensi Mg/L 20
4 Bau - Tidak berbau
5 Warna CU 30 Std PtCo
6 Benda Terapung - Nihil

KIMIA
1. pH - 6–9
2. DO Mg/L 4 minimum
3. COD (Bikhromat) Mg/L 30
4. Amonia Mg/L 0,4
5. Nitrit Mg/L 0,06
6. Minyak Bumi Mg/L 5
7. Logam Berat :
Raksa (Hg) Mg/L 0,0006 Total
Khrom (Cr) Mg/L 0,1 Total
Arsen (As) Mg/L 0,05 Total
Selenium (Se) Mg/L 0,01 Total
Cadmium (Cd) Mg/L 0,01 Total
Tembaga (Cu) Mg/L 0,06 Total
Nikel (Ni) Mg/L 0,01 Total
Seng (Zn) Mg/L 0,10 Total
Perak (Ag) Mg/L 0,005 Total
Timbal (Pb) Mg/L 0,05 Total

8 Pestisida Organoklorin
Aldrin µg/L 0,003
pp- DDT & Turunannya µg/L 0,001
Dieldrin µg/L 0,003
Endrin µg/L 0,004
Heptachlor µg/L 0,001
Lindane (a-HCN) µg/L 0,004

9 Lain-lain
Sianida (CN) Mg/L 0,005
Sulfida (H2S) Mg/L 0,01
Senyawa Fenol Mg/L 0,2
Poliklorinat Bifenil (PCB) ug/L 0,001 Total
Sulfaktan (Detergen) Mg/L 2

MIKROBIOLOGI
1. Coliform Sel/100ml 700
2. Fecal Coli Sel/100ml 150
3. Pathogen Sel/100ml Nihil

BAGI BAGI BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK BIOTA

NO. Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan

FISIKA
1 Kekeruhan NTU 20
2 Lapisan Minyak - Nihil
3 Padatan tersuspensi Mg/L 20
4 Suhu o
C Alami +2
5 Warna CU 50 Std PtCo

KIMIA
1. pH - 6–9
2. DO Mg/L 4 minimum
3. COD (Bikhromat) Mg/L 30
4. Amonia Mg/L 0,4
5. Nitrit Mg/L 0,06
6. Minyak Bumi Mg/L 1
7. Logam Berat :
Raksa (Hg) Mg/L 0,0006 Total
Khrom (Cr) Mg/L 0,1 Total
Arsen (As) Mg/L 0,05 Total
Selenium (Se) Mg/L 0,01 Total
Cadmium (Cd) Mg/L 0,01 Total
Tembaga (Cu) Mg/L 0,06 Total
Nikel (Ni) Mg/L 0,01 Total
Seng (Zn) Mg/L 0,10 Total
Perak (Ag) Mg/L 0,005 Total
Timbal (Pb) Mg/L 0,05 Total

8 Pestisida
Organoklorin
Aldrin µg/L 0,003
pp- DDT & µg/L 0,001
Turunannya
Dieldrin µg/L 0,003
Endrin µg/L 0,004
Heptachlor µg/L 0,001
Lindane (a-HCN) µg/L 0,004
9 Lain-lain
Sianida (CN) Mg/L 0,005
Sulfida (H2S) Mg/L 0,01
Senyawa Fenol Mg/L 0,2
Poliklorinat Bifenil µg/L 0,001 Total
(PCB)
Sulfaktan (Detergen) Mg/L 1

BAGI BAGI BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK BUDIDAYA

NO. Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan

FISIKA
1 Kekeruhan NTU 30
2 Lapisan Minyak - Nihil
3 Padatan tersuspensi Mg/L 20
4 Bau - Tidak berbau
5 Warna CU 50 Std PtCo
6 Benda Terapung - Nihil

KIMIA
1. pH - 6–9
2. DO Mg/L 4 minimum
3. COD (Bikhromat) Mg/L 25
4. Amonia Mg/L 0,4
5. Nitrit Mg/L 0,06
6. Minyak Bumi Mg/L 1
7. Logam Berat :
Raksa (Hg) Mg/L 0,0006 Total
Khrom (Cr) Mg/L 0,1 Total
Arsen (As) Mg/L 0,01 Total
Selenium (Se) Mg/L 0,005 Total
Cadmium (Cd) Mg/L 0,05 Total
Tembaga (Cu) Mg/L 0,05 Total
Nikel (Ni) Mg/L 0,01 Total
Seng (Zn) Mg/L 0,10 Total
Perak (Ag) Mg/L 0,005 Total
Timbal (Pb) Mg/L 0,05 Total

8 Pestisida Organoklorin
Aldrin µg/L 0,003
pp- DDT & Turunannya µg/L 0,001
Dieldrin µg/L 0,003
Endrin µg/L 0,004
Heptachlor µg/L 0,001
Lindane (a-HCN) µg/L 0,004

9 Lain-lain
Sianida (CN) Mg/L 0,005
Sulfida (H2S) Mg/L 0,01
Senyawa Fenol Mg/L 0,002
Poliklorinat Bifenil (PCB) ug/L 0,001 Total
Sulfaktan (Detergen) Mg/L 1,0

MIKROBIOLOGI
1. Coliform Sel/100ml 700
2. Fecal Coli Sel/100ml 150
3. Pathogen Sel/100ml Nihil
Yogyakarta, 25 Juni 1991

PEJABAT GUBERNUR
KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PAKU ALAM VIII


LAMPIRAN III
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 214/KPTS/1991
TENTANG
BAKU MUTU LINGKUNGAN DAERAH UNTUK WILAYAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAGI BAGI BAKU MUTU UDARA AMBIEN

NO PARAMETER WAKTU BAKU MUTU METODE ANALISIS PERALATANAN PERALATAN


PENGUKURAN ANALISIS SAMPING
1 jam 900 µg/m3 (0,3 ppm)
1 Sulfur Dioksida Kolorimeterik Spektrofotometer Gas Sampler
24 jam 260 µg/m3 (0,1 ppm)
1 jam 30000 µ g/m3 (26 ppm)
2 Karbon Monoksida NDIR NDIR Analyzer CD Analyzer
8 jam 10000 µg/m3 ( 9 ppm)
1 jam 400 µg/m3 (0,2 ppm)
3 Nitrogen Dioksida Kolorimetrik Spektrofotometer Gas Sampler
24 jam 100 µ g/m3 (0,05 ppm)
1 jam 160 µ g/m3 (0,08 ppm)
4 Oksidan Photokimia Kolorimetrik Spektrofotometer Gas Sampler
24 jam 60 µ g/m3 (0,03 ppm)
5 Partikel Tersuspensi 24 jam 230 µg/m3 Gravimetrik Timbangan analitik Hi – Vol
6 Timah Hitam 24 jam 60 µg/m3 Gravimetrik Destruksi Timbangan Analitik AAS Hi – Vol

Keterangan : Yogyakarta, 25 Juni 1991


- NDIR = NON DISPERSIVE INFRA MERAH PEJABAT GUBERNUR
- HI – VOL = HIGH VOLUME SAMPLER KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
- AAS = ATOMIC ABSORPTION SPECTHROPHOTOMETER
Nilai ini ditentukan berdasarkan acuan pada suhu 25o C
Dan tekanan 1 atmosfie
PAKU ALAM VIII
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 214/KPTS/1991
TENTANG
BAKU MUTU LINGKUNGAN DAERAH UNTUK WILAYAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAGI BAGI BAKU TINGKAT KEBISINGAN

KATAGORI PERUNTUKAN TINGKAT KEBISINGAN


1 Failitas Umum A, adalah fasilitas yang meliputi rumah Leq < 55 dB
sakti, tempat perawatan kesehatan, sekolah, tempat
ibahan dan yang sejenis
2 Fasiltias Umum B, adalah fasilitas umum yang meiputi Leq < 60 dB
pemukiman, perumahan dan yang sejenisnya
3 Fasilitas Umum C, adalah fasilitas umum yang meliputi Leq < 65 dB
perkantoran, pertokoan, perdagangan, pergudangan dan
pasar
4 Fasilitas Umum D, adalah fasilitas umum yang meliputi Leq < 70 dB
industri, terminal angkutan umum, stasium kereta api dan
yang sejenis termasuk bandar udara, depo/pool dan
pelabuhan laut

Keterangan :
a. Leq atau Intensitas kebisingan equivalen adalah
intensitas kebisingan konstan hipotetis yang setara
dengan intensitas kebisingan fluktuatif pada selang
waktu tertentu
b. Leq yang terukur adalah intensitas kebisingan
equivalen pada waktu pengukuran dengan beban lalu
lintas terpadat dan atau kegiatan lain pada waktu
kondisi puncak.

Yogyakarta, 25 Juni 1991

PEJABAT GUBERNUR
KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PAKU ALAM VIII


LAMPIRAN V
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 214/KPTS/1991

TENTANG
BAKU MUTU LINGKUNGAN DAERAH UNTUK WILAYAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAGI BAKU MUTU LIMBAH CAIR

GOLONGAN BAKU MUTU AIR LIMBAH


NO PARAMETER SATUAN
I II III IV
FISIKA
1 Temperatur o
C 35 40 45 45
2 Zat Padat Terlarut Mg/L 1500 2000 4000 5000
3 Zat Padat Tersuspensi Mg/L 100 200 300 400

KIMIA
1 pH Mg/L 6-9 6-9 6-9 6–9
2 Besi Terlarut (Fe) Mg/L 1 5 10 20
3 Mangan (Mn) Mg/L 0,5 2 5 10
4 Barium (Ba) Mg/L 1 2 3 6
5 Tembaga (Cu) Mg/L 1 2 3 6
6 Seng (Zn) Mg/L 2 5 10 15
7 Krom Heksavalen (Cr) Mg/L 0,05 0,1 0,25 0,6
8 Crom Total Mg/L 0,1 0,5 1 2
9 Cadmium (Cd) Mg/L 0,01 0,05 0,1 0,5
10 Raksa (Hg) Mg/L 0,001 0,002 0,005 0,01
11 Timbal (Pb) Mg/L 0,03 0,1 1 2
12 Stanum (Sn) Mg/L 1 2 3 5
13 Arsen (Se) Mg/L 0,05 0,1 0,5 1
14 Selenium (Se) Mg/L 0,01 0,05 0,5 1
15 Nikel (Ni) Mg/L 0,1 0,2 0,5 1
16 Cobalt (Co) Mg/L 0,2 0,4 0,6 1
17 Sianida (CN) Mg/L 0,02 0,05 0,1 0,5
18 Sulfida (H2S) Mg/L 0,01 0,05 0,1 1
19 Fluorida (F) Mg/L 1,5 2 3 6
20 Klorin Bebas (Cl2 ) Mg/L 0,5 1 2 5
21 Amoniak Bebas (NH3-N) Mg/L 0,02 1 5 20
22 Nitrat (NO3-N) Mg/L 10 20 30 50
23 Nitrit (NO2-N) Mg/L 0,006 1 3 5
24 BOD5 Mg/L 30 50 150 300
25 COD Mg/L 60 100 300 600
26 Senyawa aktif biru metilen Mg/L 0,5 5 10 15
27 Fenol Mg/L 0,01 0,5 10 2
28 Minyak Nabati Mg/L 1 5 10 20
29 Minyak Mineral Mg/L 1 10 50 100
30 Radioaktivitas **)
31 Pestisida termasuk PCB ***)

Catatan :
*) Kadar bahan limbah yang memenuhi
persyaratan baku mutu air limbah
tersebut tidak diperbolehkan dengan
cara pengenceran yang airnya langsung
diambil dari sumber air.
Kadar bahan limbah tersebut adalah
kadar maksimal yang diperbolehkan
kecuali pH yang meliputi juga kadar
yang minimal
**) Kadar radiaktivitas mengikuti peraturan
yang berlaku
***) Limbah Pstisida yang berasal dari
industri yang menformulasi atau
memperoduksi dan dari konsumen yang
mempergunakan untuk pertanian
danlain-laintidak boleh menyebabkan
pencemaran air yang mengganggu
permanfaatannya.

Yogyakarta, 25 Juni 1991

PEJABAT GUBERNUR
KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PAKU ALAM VIII

LAMPIRAN VI
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 214/KPTS/1991

TENTANG
BAKU MUTU LINGKUNGAN DAERAH UNTUK WILAYAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAGI
BAKU MUTU EMISI GAS DAN PARTIKEL BUANG

A. SUMBER TAK BERGERAK

BAKU MUTU
NO PARAMETER KETERANGAN
A B C

1. Kabut Asam sulfat atau Sulfat 0,20 0,25 0,30 1. g SO3/Nm dari buangan
Trioksida atau keduanya gas
2. Buangan gas bebas dari
kabut yang persisten
2 Oksigen Nitrogen (NOx) 1,70 4,6 4,6 Buangan gas tak berwarna
g/Nm
3 Karbon Monoksida (CO) 1,00 1,00 1,00 g/Nm
4 Partikel Padat 0,40 0,50 0,60 g/Nm
(Operasi lainnya)
5 Hidrogen Sulfida (H2S) 5,00 5,00 6,25 ppm (v/v)
6 Metil Merkaptan (CH3SH) 0,002 - 0,01 Ppm
7 Amonia (NH 3) 100 250 500 Ppm
8 Gas Chlorin 0,20 0,25 0,30 g/Cl2/Nm
9 Hidrogen Klorida (HCl) 0,40 0,50 0,60 g/HCl/Nm
10 Fluorida, Asam Hidrofluorida, atau 0,15 0,025 0,044 g asam Hidrofluorida/Nm
senyawa inorganifk Fluor dari buangan gas
11 Timah Hitam (Pb) 0,025 0,030 0,040 g/Nm
12 Gas-gas Alam 3,50 6,00 7,50 g SO/Nm dari buangan gas
13 Seng (Zn) 0,10 0,10 0,15 g/Nm
14 Raksa (Hg) 0,01 0,01 0,02 g/Nm
15 Cadmium (Cd) 0,015 0,015 0,025 g/Nm
16 Arsen (As) 0,025 0,025 0,040 g/Nm
17 Antimon (Sb) 0,025 0,025 0,040 g/Nm
18 Radio Nuklida Nihil Nihil Nihil
Asap * * * * : akan ditetapkan
kemudian

Keterangan : A. Baku Mutu Ketat


B. Baku Mutu Sedang
C. Baku Mutu Ringan

B. SUMBER BERGERAK

Tahap Baku Mutu


NO Bahan Uji CO gr/km HO gr/km NO gr/km
Katagori Kendaraan
. Bakar Operas Maks Rata- Maks Rata- Maks Rata-
i rata rata rata
1 Mobil penumpang dgn Bensin 10 28,2 24,6 4,2 3,6 3,7 3,1
tempat duduk untuk
maksimum lima orang
termasuk tempat duduk
pengemudi

2 Mobil barang dengan Bensin 10 31,4 26,8 4,8 4,3 3,7 3,3
GVW <2,5 ton

3 Kendaraan Bermotor
diesel : *)
- Direct Injection Solar 6 1050 920 1010 920
- Indirect Injection Solar 6 1050 920 680 590 1010 920

4 Kendaraan Roda Dua *)


- Untuk 4 tak Bensin Idling 4,5% 3300
- Untuk 2 tak Bensin Idling

Keterangan : *) dalam ppm

Yogyakarta, 25 Juni 1991

PEJABAT GUBERNUR
KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PAKU ALAM VIII

Anda mungkin juga menyukai