Anda di halaman 1dari 5

TOPIK 3 – AKSI NYATA

MANUSIA INDONESIA BAGI SAYA

Nama : Hana Septiani Dinila


NPM : 039223339
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan
Dosen Pengampu : Mursidah Rahmah, M.Pd

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di


ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan
penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan;
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai
Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.

JURNAL REFLEKSI
IDENTITAS MANUSIA INDONESIA

Indonesia memiliki banyak keberagaman atau kebhinekaan. Pedoman


hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila dipandang sebagai ideologi
yang mampu menyatukan keanekaragaman suku bangsa di wilayah Indonesia.
Pendidikan memiliki peran penting dalam menuntun peserta didik
mengimplementasikan makna Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan dan
melestarikan keragaman Indonesia tersebut. Peserta didik diarahkan untuk
membudayakan sikap gotong royong, saling tolong menolong, ramah, santun,
toleran, dan peduli terhadap sesama dalam keberagaman yang ada. Hal tersebut
perlu adanya pembiasaan dalam lingkungan sekolah sehingga perlu penanaman
nilai-nilai kebhinekatunggalikaan, nilai Pancasila, dan nilai religius sebagai
identitas manusia Indonesia dalam menciptakan generasi muda yang berkarakter
serta berbudi pekerti yang baik.
Di sekolah tempat saya PPL yaitu di SDN Bondongan Kota Bogor sudah
menerapkan nilai kebhinekatunggalikaan. Di mana sekolah tersebut terdapat
perbedaan suku maupun agama, namun guru tetap memberikan pendidikan dan
pengajaran yang sama kepada setiap peserta didik tanpa membeda-bedakan.
Sekolah membuat kebijakan untuk menghargai peserta didik yang nonmuslim
untuk tidak memakai kerudung. Selain itu, keberagaman status sosial di kelas juga
tidak dibeda-bedakan. Dan peserta didik yang berasal dari Turki diajak untuk
mengikuti pembiasaan yang dilakukan di sekolah dan diajarkan untuk
menggunakan bahasa Indonesia sebagai komunikasi dalam menyampaikan
pembelajaran serta berinteraksi sosial, dalam hal ini guru membantu dan
memberikan bimbingan kepada peserta didik tersebut agar dapat memahami apa
yang disampaikan dalam proses pembelajaran melalui gerakan anggota tubuh dan
berbicara secara perlahan.
Di SDN Bondongan Kota Bogor pada setiap hari Senin-Jumat selalu
dilakukan pembiasaan sebagai penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik.
Setiap hari Jumat dilaksanakan pembiasaan berdasarkan agamanya masing-
masing. Contohnya, peserta didik yang beragama Islam melaksanakan shalat
dhuha/kultum/praktik shalat di lapangan.

Gambar 1. Pembiasaan Kultum/Praktek Sholat

Gambar tersebut menjelaskan bahwa seluruh peserta didik dari kelas 1-6
mengikuti pembiasaan di hari Jumat dengan tertib dan kegiatan ini dipimpin oleh
guru PAI. Kegiatan kultum atau praktek sholat dilaksanakan secara bergantian
setiap minggunya.
Peserta didik di SDN Bondongan memiliki karakteristik, gaya belajar dan
kemampuan yang beranekaragam. Guru merancang kegiatan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Hal tersebut dilakukan untuk
memfasilitasi keberagaman karakteritsik peserta didik dan menciptakan
pembelajaran yang aktif serta bermakna, sehingga dalam proses pembelajaran
menerapkan nilai kebhinekaan dapat melalui kegiatan diskusi kelompok.
Gambar 2. Kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok

Berdasarkan gambar tersebut kegiatan diskusi dilakukan untuk


meningkatkan kemampuan berkolaborasi, menyampaikan pendapat dan
kemampuan bernalar kritis peserta didik.
Nilai kebhinekatunggalikaan diimplementasikan dengan adanya tanda dan
simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran, yaitu setiap kelas
dipasang foto Garuda Pancasila, gambar Presiden dan Wakil Presiden. Selain itu,
untuk menumbuhkan sikap toleransi dalam nilai kebhinekatungalikaan sekolah
menerapkan pembiasaan dengan menyanyikan lagu-lagu yang membangun
karakter positif peserta didik seperti antibulying, profil pelajar Pancasila,
serbukatif, dan sebagainya.
Di SDN Bondongan nilai-nilai Pancasila diterapkan melalui Kurikulum
Merdeka dan penerapan profil pelajar Pancasila, yang diharapkan peserta didik
memiliki sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif, dan
bernalar kritis.
Melalui penerapan profil pelajar Pancasila di sekolah sebagai penguatan
dalam membentuk indentitas manusia Indonesia. Berikut implementasi
penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di SDN Bondongan yaitu sebagai
berikut.
Sila Pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa” artinya berqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Implementasi yang diterapkan yaitu: (1) Berdoa sebelum dan
setelah pembelajaran serta membaca surat-surat pendek; (2) Menghormati dan
menghargai teman yang berbeda agama; (3) Saling mengingatkan untuk
melakukan kewajiban agama kepada teman.
Gambar 3 Pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran

Sila Kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” artinya pengakuan


terhadap persamaan derajat antar sesama manusia dan setiap warga negara
memiliki hak dan kewajibannya. Implementasi yang diterapkan yaitu: (1)
Menerapkan sikap sopan dan santun; (2) Saling rukun sesama teman; (3) Menaati
tata tertib di sekolah; (4) Saling tolong menolong; (5) peduli terhadap teman.

Gambar 4. Contoh Pengamalan Sila ke 2 (Saling Rukun)

Sila Ketiga, “Persatuan Indonesia” artinya suatu usaha menuju persatuan


rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Implementasi yang diterapkan
yaitu (1) Mengikuti kegiatan upacara bendera; (2) Tidak membeda-bedakan
teman; (3) Menghargai setiap budaya dan ciri khas masing-masing daerah; (4)
Toleransi.

Gambar 5. Kegiatan Upacara Bendera


Sila Keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan” artinya pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat untuk mencapai mufakat bersama. Implementasi yang
diterapkan yaitu: (1) Menghargai setiap perbedaan pendapat; (2) Menghargai hasil
musyawarah kelas atau kelompok; (3) Menyelesaikan masalah melalui
musyawarah.

Gambar 6. Contoh Pengamalan Sila ke 4


(Menghargai Setiap Perbedaan Pendapat)

Sila Kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” artinya


tercapainya masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin.
Implementasi yang diterapkan yaitu: (1) Tidak membeda-bedakan teman; (2)
Bersikap adil dengan semua teman; (3) Menghormati hak masing-masing di kelas.
Melalui pembiasaan yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila
diharapkan dapat mendidik peserta didik menjadi manusia yang memiliki karakter
dan budi pekerti luhur yang baik, serta beguna bagi bangsa dengan tetap memiliki
karakter Pancasila yang melekat pada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai