Kemungkinan Diagnosis
Kemungkinan Diagnosis
Profilaksis
Profilaksis yang dapat digunakan untuk mencegah ablasio retina adalah
dengan menutup break, menggunakan cryotherapy atau fotokoagulasi laser.
Cryotherapy pada area yang luas meningkatkan risiko lepasnya epitel pigmen yang
dapat memicu pembentukan membrane epiretinal. Oleh sebab itu, laser dipilih pada
lesi yang lebih luas, namun sulit untuk lesi sangat perifer. Cryotherapy lebih dipilih
pada media yang keruh, ukuran pupil lebih kecil dan lesi di anterior. Terapi yang
digunakan juga berdasarkan pilihan, pengalaman operator, serta ketersediaan alat.
2. Non Farmakologi
Kacamata
Salah satu tatalaksana korektif miopia yang paling umum. Kacamata dengan
lensa minus digunakan untuk membantu fokus pada objek yang jauh.
Kacamata harus dipilih dan disesuaikan dengan ukuran kepala dan bentuk
wajah setiap individu untuk memberikan kenyamanan dan efektivitas yang
maksimal.
Lensa Kontak
Lensa kontak rigid gas-permeable (RGP) awalnya diperkirakan mampu
memperlambat progresivitas miopia; namun, lensa kontak umumnya
diresepkan saat progresivitas miopia mulai melambat (usia 12 tahun dan
seterusnya) dan lensa kontak ini bersifat meratakan kornea, sehingga titik
fokus yang semula berada di depan retina, dapat berpindah tepat ke retina.
Sejumlah uji klinis10,11 menunjukkan baik lensa kontak konvensional lunak
maupun RGP tidak mengubah progresivitas miopia (Al, 2022)
Lasik
Operasi refraktif: Operasi refraktif termasuk prosedur LASIK (Laser-Assisted
in Situ Keratomileusis) dan PRK (Photorefractive Keratectomy) untuk
mengubah bentuk kornea dan memperbaiki refraksi mata yang salah. Prosedur
ini umumnya aman dan efektif, namun harus dilakukan oleh dokter ahli bedah
mata yang berpengalaman.
Al Dinari, N. (2022). Miopia: Etiologi dan Terapi. Cermin Dunia Kedokteran, 49(10), 556-
559.
Cristaldi, M., Olivieri, M., & Pezzino, S. (2020). Atropine differentially modulates ECM
production by ocular fibroblasts, and its ocular surface toxicity is blunted by colostrum.
Biomedicines, 8, 78