Prosedur K3
Prosedur K3
DOKUMEN : 010/HSE/CUM/XIX
PT CIPTA UTAMA MEKANIKA NO TERBITAN : 1
NO REVISI : 0
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TGL TERBIT : 12 Agustus 2018
Engineering ,Fabrication & constuction
FORM HALAMAN :
1/1
2). 6).
3). 7).
4). 8).
Operator Kendaraan :
I Pengertian
Prosedur Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) adalah suatu standar operasi dari unit manajemen untuk memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi setiap pekerja yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan efetifitas dan produktifitas tenaga kerja
II Tujuan
Tujuan dari prosedur Keselamatan dan kesehata kerja (K3) adalah
1 . Meningkatkan dan memelihara Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dalam setiap unit manajemen baik secara jasmani maupun rohani
2 :Mencegah gangguan kondisi kesehatan akibat kondisi kerja
3 .Melindungi tenaga kerja dari bahaya kecelakaan kerja atau pun kesehatan yang timbul di akibatkan pekerjaan
4 .Menempatkan tenaga kerja pada posisi yang sesuai dengan kondisi fsik, faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan
III Sasaran
Sasaran objek K3 adalah seluruh karyawan PT Cipta Utama Mekanika yang berada di kantor, workshop, maupun yang ada di lapangan (site plant Project)
IV Dasar Hukum
1. Undang -undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1969 tentang ketentuan- ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
2. Undang undang Republik Indonesia nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamat dan kesehatan Kerja
3. Peraturan menteri tenaga kerja koperasi dan transmigrasi No Per. 05/men/1985 tentang pesawat angkat dan alat angkut
4. Peraturan mentri tenaga kerja koperasi dan transmigrasi No Per. 01/men/1989 tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator crane
5. Peraturan menteri tenaga kerja No Per.02/MEN/1982 tentang kualifikasi juru las
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
8. Permenakertrans Nomor. PER.18/MEN/XI/2008. Tentang Penyelenggara Audit Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
9. Peraturan mentri tebaga kerja No per.15/Men/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
10 . Peraturan Mentri Tenaga kerja No Per. 03/men/1998 tentang Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
11 . Peraturan Mentri tenaga kerja N0 per. 08/Men/VII/2010 tentang Alat pelindung diri
V Penanggung Jawab
1 . Kepala bagian Produksi
Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dan melaporkan segala sesuatunya kepada Manager operasional
2 . Manager operasional
Manager Operasional dibawah direktur operasional dan direktur utama bertanggung jawab atas monitor dan pelaksanaan k3 baik
di lapangan maupun di kantor serta pelaporannya apabila terjadi kecelakaan kerja yang berada di bawah pertanggung jawabannya
3 . Direktur
Bertanggung jawab atas pelaksanaan K3 di semua unit kerja PT Cipta Utama Mekanika
VI Masukan
VII Keluaran
VIII Waktu
Sebelum, saat Pelaksanaan dan setelah pekerjaan selesai
NO. DOKUMEN : Pro.01/HSE/CUM/XVIII
PT CIPTA UTAMA MEKANIKA
NO TERBITAN : 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NO REVISI : 0
(K3) TGL TERBIT : 12 Agustus 2018
PROSEDUR HALAMAN : 2/6
IX Proses Kerja
A K3 pada kegiatan pengelasan
A.1 Persiapan
1 .Persiapkan peralatan pengelasan listrik, topeng las berikut kacanya sarung tangan kulit palu cipping dan gerinda tangan, semua peralatan
harus dalam kondisi baik dan berfungsi normal
2 .Persiapkan bahan untuk pengelasan, berupa kawat las yang besarnya berbanding lurus dengan ketebalan material yang akan di las
3 .Gunakan alat perlindungan diri untuk welder dan helper welder, mencakup sepatu safety, appron, APAR type dry chemical, diperlukan siapkan
fire blanket
4 .Sebelum melakukan pengelasan, pelajari point penting yang dapat menimbulkan bahaya dan perkirakan faktor resiko yang akan terjadi.
5 .Kerjasama dengan safety officer apabila pengelasan dilakukan di area B3, kimia, dan bahan mudah terbakar, dan safety officer memastikan
keamanan dengan menguji emisi gas dengan menggunakan gas detector
6 .Persiapkan dan pastikan juru las sudah mempunyai sertifikat kompetensi juru las, sesuai dengan grade pengelasannya
7 .lakukan pengisian working permit
A.2 Pelaksanaan
1 .Periksa material las, apabila terdapat karat, lakukan pemberihan terlebih dahulu
2 pastikan grounding /massa , terhubung dengan material las
3 .Nyalakan mesin las. Pastikan ampere sesuai dengan diameter kawat electroda yang dipakai yaitu :
setting 90 A untuk kawat las diameter 2,6 mm
setting 120 A - 160 A untuk kawat las diameter 3.2 mm
setting 160 A - 200 A untuk kawat las diameter 4 mm
Semua setingan ampere di atas adalah untuk mesin las 3 Phase dengan nilai ampere tinggi
4 mulai titik awal las dengan posisi titik las terjauh agar tidak terjadi kontak tidak sengaja oleh welder
5 untuk pengerjaan las pada kendaraan atau alat berat, pastikan baterai sudah terputus
6 pengelasan yang dilakukan di dekat tangki bahan bakar atau area dekat penyimpanan cat/thinner maka terlebih dahulu harus di buat isolasi
area dengan pelat dan sediakan air secukupnyaatau fire banket untuk menghindarkan percikan api ke area mudah terbakar
7 isolasi jalur kabel dari percikan api dengan metal atau fire blanket
8 kembalikan posisi ampere ke posisi awal setelah selesai melakukan pengelasan
B.1 Persiapan
1 .Pastikan alat angkat dan angkut dalam kondisi layak pakai, tidak ada sling yang putus, rantai dalam kondisi tidak aus, tidak terjadi macet,
kondisi hook ada penguncinya, tombol remote dalam baik dan berfungsi, kabel power tidak ada yang terkelupas
2 .pastikan operator alat angkat sudah mempunyai surat ijin operasional (SIO)
3 .pastikas akses untuk area angkat di isolasi dari mobilisasi manusia.
4 Pastikan beban yang akan di angkat sesuai dengan kapasitas mesin
5 .pastikan kondisi cuaca memungkinkan untuk bekerja apabila melakukan pekerjaan di area terbuka
B.2 Pelaksanaan
1 .periksa gerakan beban, jangan terlalu cepat dan berhenti mendadak. Hindari ayunan yang besar saat mengangkat
2 .orang yang memberi aba aba / rigger adalah yang di beri tugas untukmengarahkan posisi
3 operator dilarang meninggalkan alat angkat/angkut saat menyala atau saat power nyala. Pastikan posisi hook tidak ada beban saat
4 Pastikan posisi hook tidak ada beban saat meninggalkan mesin
5 Pastikan posisi hook tidak ada beban saat meninggalkan mesin
12 Pada saat berjalan dengan muatan, usahakan beban yang dibawa serendah mungkin. dengan jalan / lantai ( + 15 cm )
13 Sebelum forklift mulai bergerak, lihat dan awasi lokasi / arah tujuan . Pastikan. aman dan kemudian mulailah bergerak
14 Jalankan dan hentikan forklift anda secara perlahan. Jangan gunakan rem secara mendadak terutama pada saat membawa beban
15 Tidak menjalankan forklift secara ugal ugalan, jaga jarak aman dengan kendaraan di depannya,
16 Pada medan operasi yang sulit atau pandangan terhalang, gunakan pemandu untuk. membantu anda
17 Jangan menggunakan forklift untuk menaikkan orang bekerja di atas
18 Jika akan meninggalkan forklift, pastikan:
a. Parkir di tempat yang aman dan rata
b. Pasang rem tangan dan ganjal ban bila perlu
c. Matikan mesin dan cabut kunci kontaknya
19 Matikan mesin pada saat anda mengisi bahan bakar
20 Periksalah kondisi forklift setelah operasi selesai. Catat dan laporkan hal yang. berkaitan dengan pengoperasian dan kondisi forklift
1 Periksa kondisi motor, gearbox, hydraulic, conveyor, press, dan sebelum dioperasikan.
###
2 Pastikan setiap mesin dalam keadaan baik sebelum dioperasikan. Bila ada mesin yang tidak berfungsi atau dalam kondisi
###
3 yang dapat menimbulkan ganguan atau kerusakan, segera ambil tindakan yang diperlukan atau laporkan kepada atasan
4 Petugas menggunakan perlengkapan APD yang sesuai (helm, sepatu safety)
###
5 Pastikan area kerja terisolasi dari mobilisasi pekerja lain saat mesin beroperasi
###
6 pastikan semua cover pelindung, sensor safety terpasang dan berfungsi baik
###
7 jangan memasukan anggota tubuh atau material asing saat mesin menyala. Matikan mesin apabila akan melakukan
###
8 setting jig, roll atau cutting, atau saat akan melakukan perbaikan
9 matikan power saat akan meninggalkan mesin
###
E.2 Pelaksanaan
1 Pekerja pada ketinggian harus di awasi oleh leader dan safety officer
2 lakukan dengan hati hati, pastikan akses naik ke atas tidak ada rintangan
3 tidak boleh bercanda saat bekerja diketinggian
4 pastikan body harness selalu terikat ke support
### 5 pastikan penerangan cukup saat bekerja waktu malam hari
### 6 hentikan pekerjaan saat terjadi hujan
7 hentikan pekerjaan jika ragu, tidak dalam kondisi sehat atau tidak terbiasa di ketinggian
1### Didalam setiap area kerja siapkan kotak P3K untuk mengantisipasi kalau ada kecelakaan kerja
2### komunikasi tidak terputus saat ada kecelakaan kerja
3### apabila memungkinkan segera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat
4### peralatan dan obat-obatan yang per disiapkan adalah untuk mengantisipasi luka robek, lika memar, keracunan, iritasi, dan sesak nafas
Apabila terjadi kecelakaan kerja segera melapor ke atasan dan dinas tenaga kerja setempat
1. Mengisi safety permit dengan melampirkan copy PO, Daftar Karyawan, dan Daftar Skup kerja yang akan di kerjakan
2. Mengikuti safety induction oleh seluruh karyawan yang akan terlibat dalam pekerjaan
3. Mengisi form daftar alat kerja dan menyerahkannya ke safety officer kemudian safety officer bersama dengan kontaktor melakukan
pengecekan aktual alat kerja, apabila tidak memenuhi syarat safety, ijin kerja belum bisa diterbitkan
4. Kontraktor wajib mengikuti program 5S di area kerjanya
5. Setelah selesai melakukan pekerjaan, kontraktor melaporkan ke safety officer untuk dilakukan safety cleareance
NO. DOKUMEN : Pro.01/HSE/CUM/XVIII
PT CIPTA UTAMA MEKANIKA
NO TERBITAN : 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NO REVISI : 0
(K3) TGL TERBIT : 12 Agustus 2018
PROSEDUR HALAMAN : 6/6
###
Limbah B3 (padat & cair)
Limbah padat B3 seperti kain majun terkontaminasi B3, sarung tangan terkontaminasi B3, kemasan terkontaminasi B3, dan,
bahan kimia kadaluarsa, asbes bekas dll
Limbah cair B3 seperti oli bekas, minyak rem bekas , filter bekas, coolant radiator bekas
K Diagram Alir K3
K3 PRODUKSI/PROYEK
PRODUKTIVITAS
I Tujuan
Tujuan dibuat prosedur ini adalah agar semua potensi bahaya diidentifikasi, dinilai resikonya serta dilakukan upaya pengendalian resiko tersebut
, agar tidak membahayakan karyawandan pekerjadi PT Cipta Utama Mekanika
II Sasaran
Prosedur ini mencakup kegiatan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan menentukan tindakan pengendalian risiko yang sesuai. Bahaya tersebut
dapatberasal dari peralatan dan bahan maupun proses produksi serta hasil modifikasi, laporan dari karyawan, rekanan atau tamu, hasil inspeksi,
audit dan sebagainya
IV Penanggung Jawab
1 . Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengesahkan TMR dan keberlangsungan kegiatan manajemen risiko di tempat ke
2 . Technical Manager bertanggung jawab memimpin dan memilih anggota tim TMR jika dibentuk dan mengkoordinasikan dengan anggota tim
dalam semua kegiatan manajemen resiko dan mensyahkan hasil Risk Assessment
3 HSE Coordinator bertanggung jawab untuk mengevaluasi tindakan perbaikan yang diambil oleh TMR dan bila perlu memberi rekomendasi
4 . Tim Manajemen Resiko (TMR) bertanggung jawab mengidentifikasi bahaya, menilai resiko dan mengusulkan tindakan pengendalian berdasarkan
hirarki pengendalian
V Uraian Prosedur
Persiapan Tim Manajemen Risiko
V.1 Dalam rangka pelaksanaan Manajemen Risiko di PROSYMPAC, Technical Managerakan memilih dan menetapkan Tim Manajemen Risiko (TMR)
yang terdiri dari ketua dan anggota. Tim ini dipilih dari beberapa perwakilan karyawanmemiliki keahlian dan pengalaman yang berhubungan
dengan area/proses yang akan diidentifikasi potensi bahayanya, serta pihak lain yang memiliki keahlian yang dibutuhkan. TMR disahkan
oleh Direktur Utama
V.2 Ketua tim akan mempersiapkan segala sesuatunya agar kegiatan Manajemen Risiko dapat berjalan dengan lancar dan efektif, seperti: ruang lingkup
kegiatan, alat tulis, formulir-formulir, dan lain-lain
Penilaian Resiko
V.6 Setelah semua bahaya diidentifikasi, bahaya tersebut dinilai risikonya untuk menentukan tingkat resiko yang ada
V.7 Penilaian risiko mempertimbangkan 3 (tiga)faktor yaitu frekuensi, keparahan dan peluang. Kriteria dari masing-masing faktor ini ditentukan
berdasarkan petunjuk yang ada pada Formulir Risk Assesment
V.8 Dalam mempertimbangkan faktor peluang dan akibat, TMR dapat menggunakan data-data K3 perusahaan (insiden, kecelakaan atau penyakit
akibat kerja yang terjadi sebelumnya), maupun data-data eksternal yang berhubungan dengan Manajemen Risiko ini (data dari perusahaan lain,
literatur dan lain-lain)
V.9 Resiko diterima bila score risk status 0-5 (safe) dan 6-30(acceptable), Resiko dengan score risk status di atas 30
( Medium, High dan Intolerable) tidak dapat diterima
NO. DOKUMEN : 03/HSE/CUM/XIX
PT CIPTA UTAMA MEKANIKA
NO TERBITAN : 1
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA,PENILAIAN NO REVISI : 0
DAN PENGENDALIAN RISIKO TGL TERBIT : 12 Agustus 2018
B.1 Persiapan
1 .Pastikan alat angkat dan angkut dalam kondisi layak pakai, tidak ada sling yang putus, rantai dalam kondisi tidak aus, tidak terjadi macet,
kondisi hook ada penguncinya, tombol remote dalam baik dan berfungsi, kabel power tidak ada yang terkelupas
2 .pastikan operator alat angkat sudah mempunyai surat ijin operasional (SIO)
3 .pastikas akses untuk area angkat di isolasi dari mobilisasi manusia.
4 Pastikan beban yang akan di angkat sesuai dengan kapasitas mesin
5 .pastikan kondisi cuaca memungkinkan untuk bekerja apabila melakukan pekerjaan di area terbuka
B.2 Pelaksanaan
1 .periksa gerakan beban, jangan terlalu cepat dan berhenti mendadak. Hindari ayunan yang besar saat mengangkat
2 .orang yang memberi aba aba / rigger adalah yang di beri tugas untukmengarahkan posisi
3 operator dilarang meninggalkan alat angkat/angkut saat menyala atau saat power nyala. Pastikan posisi hook tidak ada beban saat
4 Pastikan posisi hook tidak ada beban saat meninggalkan mesin
5 Pastikan posisi hook tidak ada beban saat meninggalkan mesin
PROSEDUR HALAMAN :
3/6
12 Pada saat berjalan dengan muatan, usahakan beban yang dibawa serendah mungkin. dengan jalan / lantai ( + 15 cm )
13 Sebelum forklift mulai bergerak, lihat dan awasi lokasi / arah tujuan . Pastikan. aman dan kemudian mulailah bergerak
14 Jalankan dan hentikan forklift anda secara perlahan. Jangan gunakan rem secara mendadak terutama pada saat membawa beban
15 Tidak menjalankan forklift secara ugal ugalan, jaga jarak aman dengan kendaraan di depannya,
16 Pada medan operasi yang sulit atau pandangan terhalang, gunakan pemandu untuk. membantu anda
17 Jangan menggunakan forklift untuk menaikkan orang bekerja di atas
18 Jika akan meninggalkan forklift, pastikan:
a. Parkir di tempat yang aman dan rata
b. Pasang rem tangan dan ganjal ban bila perlu
c. Matikan mesin dan cabut kunci kontaknya
19 Matikan mesin pada saat anda mengisi bahan bakar
20 Periksalah kondisi forklift setelah operasi selesai. Catat dan laporkan hal yang. berkaitan dengan pengoperasian dan kondisi forklift
1 Periksa kondisi motor, gearbox, hydraulic, conveyor, press, dan sebelum dioperasikan.
###
2 Pastikan setiap mesin dalam keadaan baik sebelum dioperasikan. Bila ada mesin yang tidak berfungsi atau dalam kondisi
###
3 yang dapat menimbulkan ganguan atau kerusakan, segera ambil tindakan yang diperlukan atau laporkan kepada atasan
4 Petugas menggunakan perlengkapan APD yang sesuai (helm, sepatu safety)
###
5 Pastikan area kerja terisolasi dari mobilisasi pekerja lain saat mesin beroperasi
###
6 pastikan semua cover pelindung, sensor safety terpasang dan berfungsi baik
###
7 jangan memasukan anggota tubuh atau material asing saat mesin menyala. Matikan mesin apabila akan melakukan
###
8 setting jig, roll atau cutting, atau saat akan melakukan perbaikan
9 matikan power saat akan meninggalkan mesin
###
E.2 Pelaksanaan
1 Pekerja pada ketinggian harus di awasi oleh leader dan safety officer
2 lakukan dengan hati hati, pastikan akses naik ke atas tidak ada rintangan
3 tidak boleh bercanda saat bekerja diketinggian
4 pastikan body harness selalu terikat ke support
### 5 pastikan penerangan cukup saat bekerja waktu malam hari
### 6 hentikan pekerjaan saat terjadi hujan
7 hentikan pekerjaan jika ragu, tidak dalam kondisi sehat atau tidak terbiasa di ketinggian
PROSEDUR HALAMAN :
4/6
F.2 Pelaksanaan
1 Lakukan pengukuran gas dengan menggunakan detector gas untuk mendeteksi uap bahan bakar , apabila hasil pengukuran gas lebih
dari 1% hentikan pekerjaan
2 Matikan atau tutup sistem ventilator atau conveyor yang memungkinkan membawa material mudah terbakar ke area kerja
3 sediakan APAR didekat area kerja
4 lakukan pengawasan terus menerus oleh safety officer