BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/ 2024
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian.
Kepekaan diri dan sosial merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi -
reaksi yang terjadi di lingkungan serta perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal
maupun nonverbal. Seorang individu diasah dan ditempa untuk mengenal nilai moral baik buruk,
pantas-tidak pantas, mulia-hina, sikap-sikap yang membawa kepada keberhasilan atau pola perilaku
yang mengakibatkan kegagalan. Tumbuhnya kepekaan diri dan kepekaan sosial tersebut selanjutnya
akan membentuk kerpibadian seseorang. Bentuk kepekaan diri antara lain peka terhadap ekspresi
wajah dan perasaan, pikiran dan pendapat dan lain-lain. Sedangkan kepekaan sosial contohnya peka
terhadap berita di media massa, perilaku ikut-ikutan, gosip dan fitnah serta pergaulan.
Kepekaan Terhadap Pemberitaan. Berita di media massa itu sangat dahsyat pengaruhnya,
sehingga mempengaruhi pikiran dan sikap jutaan pembaca atau penerimanya. Inilah yang disebut
bahwa berita dapat membentuk opini publik. Bahayanya apabila berita itu menyangkut citra dan
martabat seseorang. Khususnya bila berita itu tidak benar, isu, gosip, ditambah-tambah, dibelok-
belokan, atau fitnah. Hal inilah yang sering dikeluhkan bahwa pemberitaan dapat menghakimi atau
“membunuh karakter” seorang individu. Ini tidak adil dan kejam! Disamping itu, jurnalistik memang
menganut prinsip anomali, yakin sesuatu yang aneh, “sakit”, penyimpangan dan unik dinilai sebagai
daya tarik berita. Namun sayang, suatu berita dianggap seolah-olah mewakili keadaan mayoritas pada
umumnya. Oleh karena itu diperlukan kepekaan hati, sikap kritis, dan bijak setiap
menerima/mencerna setiap berita. Selain itu sikap dalam menghadapi setiap gosip atau pemberitaan
yang belum tentu benar pemberitaannya.
Mencermati Fenomena Perilaku Ikut-ikutan. Tidak semua hal yang diikuti dan serempak
dilakukan orang banyak adalah kebenaran! Tidak setiap perkara yang dianut oleh mayoritas
masyarakat itu, pasti suatu kebaikan. Sering kali suatu kebenaran itu hanya diikuti dengan sebagian
kecil masyarakat yaitu masyarakat yang masih teguh memegang nilai-nilai/norma. Dan merekalah
yang bakal sukses dan memperoleh kebahagiaan sebenarnya.
Contoh 1 :
Mayoritas masyarakat barat menganut pergaulan bebas dengan segala dampaknya. Sehingga penyakit
HIV/AIDS merajalela. Pornografi dan pornoaksi menjadi kebiasaan banyak orang tetapi GAYA HIDUP
INI SESAT.
Contoh 2 : Budaya tidak merokok sepertinya sedikit masyarakat yang mengikutinya sebagian kecil
saja orang yang tidak merokok atau instansi yang bebas asap rokok. Tapi bukankah sebenarnya
perilaku TIDAK MEROKOK YANG SEHAT ?
Untuk itu, kita perlu mengantisipasi prilaku ikut-ikutan. Kita memiliki pribadi yang berkarakter
sesuai dengan kepribadian bangsa yang kita cintai.