Anda di halaman 1dari 69

AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

KANTOR DEWAN PIMPINAN NASIONAL :


Jl. Kramat Raya 5-E, Kramat Senen, Jakarta Pusat,
10450
Telp. : (021) 390 9392 – Fax. : (021) 315 5135
Website : www.gerbangsari.org
E-Mail : dpngerbangsari2007@gmail.com

1
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

MUKADIMAH
GERBANGSARI

Dengan Rahmat Allah


Yang Maha Kuasa

Pada dewasa ini, kondisi bangsa Indonesia sedang


mengalami proses “transformasional” (dimana kaidah-kaidah
lama ingin ditinggalkan namun kaidah-kaidah baru belum
tersedia dengan mantap) sehingga kegiatan pembangunan
cenderung efisiensi dan efektifitasnya rendah. Sejak pernyataan
kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 1945 sampai
sekarang, terjadi penguatan kesadaran masyarakat bangsa
Indonesia ditingkat “grass root”, bahwa eksistensi negara dan
bangsa Indonesia telah mengalami distorsi karena adanya
tekanan dari luar dan pembusukan dari dalam negara. Distorsi
eksistensi negara dan bangsa Indonesia yang disebabkan faktor
luar, terutama disebabkan adanya mekanisme “driving”
globalisasi dan korporatokrasi.
Jargon Globalisasi oleh negara-negara maju serta
korporatokrasi perusahaan multi nasional ternyata
menguntungkan negara maju dan kuat serta menindas negara
berkembang. Pada kenyataannya globalisasi dan korporatokrasi
merupakan nama lain dari strategi peperangan ekonomi, politik
dan sosial budaya. Globalkisasi atau perang peradaban akan
bermuara pada dominansi negara atau bangsa tertentu terhadap
negara dan bangsa lainnya dimuka bumi.
Distorsi eksistensi negara dan bangsa yang disebabkan
faktor dalam, terutama disebabkan terjadinya spektrum korupsi,
kolusi dan nepotisme para penyelenggara negara yang tidak
dapat dikendalikan sehingga efisiensi dan efektifitas kegiatan
pembangunan sangat rendah bahkan telah mengarah pada
suatu kekeliruan sistem operasi penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan.

2
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Distorsi eksistensi negara dan bangsa yang disebabkan


faktor luar dan dalam tersebut oleh “grass root” terutama di
perdesaan seperti petani, nelayan, buruh dan wiraswastawan
kecil – menengah dirasakan sudah sangat mengkhawatirkan
karena telah merusak sendi-sendi peradaban bangsa Indonesia
itu sendiri.
Pada kondisi tersebut diatas, diperlukan adanya partisipasi
aktif seluruh komponen bangsa, baik berupa pemikiran,
semangat, tindakan atau gerakan yang “smart” dan berani, baik
oleh perseorangan, kelompok atau satuan masyarakat tertentu
guna “fight” dalam menjaga eksistensi peradaban bangsa dan
negara Indonesia.
Partisipasi aktif perseorangan, kelompok atau satuan
masyarakat tersebut dalam perjuangannya sebaiknya tetap
berdasar pada ideologi bangsa yaitu Pancasila, mudah dipahami,
serta dapat dilaksanakan. Sedangkan hasil perjuangannya
hendaknya berupa kaidah-kaidah baru yang mampu mendorong
terwujudnya suatu tata penyelenggaraan negara yang lebih
memberikan garansi terhadap percepatan pencapaian tujuan
berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Telah menjadi pengalaman kita bersama, bahwa kehendak
untuk merubah tata penyelenggaraan pemerintahan yang
berwatak sentralistik menjadi desentralitik, ternyata tidak dapat
dilakukan dengan cara setengah-tengah, harus tuntas, mendasar
dan sistematis. Penyelenggaran otonomi daerah dengan cara
memberikan bobot kewenangan dan hak yang besar kepada
“intermediary state” yaitu Kabupaten/Kota perlu ditumpukan pada
penguatan otonomi asli desa sebagai “basic state”. Penguatan
otonomi asli desa, baik dengan cara menumbuhkembangkan
kembali pranata desa maupun dengan cara implementasi
kebijasakan fiskal yang memacu pertumbuhan ekonomi desa
dirasa sangat strategis untuk menggerakan suatu pola
pembangunan yang lebih mampu menyentuh pertumbuhan
kesejahteraan masyarakat perdesaan. Penguatan otonomi desa
juga harus berarti pada peningkatan keterlibatan masyarakat
perdesaan dalam pelaksanaan pembangunan. Pelibatan
masyarakat desa secara langsung dalam proses perencanaan,

3
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

pelaksanaan dan pengawasan pembangunan merupakan


substansi “urgent” dan sekaligus akan menjadi “trigger” atau
“stimulator“ perubahan watak penyelenggaraan pemerintahan
yang otoritator/eksekutor/diktator menjadi fasilitator/dinamisator
/konduktor/katalisator. Perubahan watak penyelenggaraan
pemerintahan tersebut, baik ditingkat daerah maupun pusat
diharapkan mampu mendorong terciptanya suatu “good
governance”.
Pelibatan masyarakat desa dalam proses pembangunan
akan meningkatkan swadaya, swakarsa dan akhirnya
keswasembadaan desa bahkan dalam kelompok desa tertentu
dapat dikatagorikan mandiri. Kemandirian suatu desa dalam
bidang sosio - politik - ekonomi desa dapat terbangun, dengan
syarat desa tersebut mampu memenuhi kebutuhannya akan
modal dan faktor produksi secara sustainable, kemudian secara
otonom memiliki kesempatan untuk mengatur dirinya sendiri
serta memiliki kepribadian dalam kinerjanya. Fakta menunjukan
bahwa delineasi administratif desa tidak cukup memberikan
peluang untuk terwujudnya sistem sosio - politik - ekonomi desa
yang mandiri. Pengertian desa dalam konsep kemandirian desa
ini diartikan sebagai “perdesaan” atau “kawasan desa-kota”
(rural-urban area).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa oleh karena
kekuatan bangsa bertumpu di wilayah perdesaan, maka perlu
diperjuangan suatu pemahaman bahwa: (1) Pembangunan desa
perlu diprioritaskan dan perlu melibatkan seluruh masyarakatnya
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya; (2)
Kebijakan fiskal yang mampu memacu kapitalisasi dan monetesi
desa perlu dilakukan sesuai kemampuan Pemerintah; (3)
Revitalisasi pranata desa merupakan upaya manajemen
penguatan otonomi desa; (4) Desa yang mandiri terdiri dari
beberapa desa / sistem kawasan yang mampu mencukupi
kebutuhan produktivitasnya dari sumberdaya lokal; (5)
Desa/kawasan yang mandiri akan mendorong kemandirian
regional dan nasional;
Kemudian guna mencari solusi atas permasalahan yang
dihadapi desa, maka personal stakeholder desa baik dari unsur

4
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pemerintah Desa, Badan Pemusyawaratan Desa, Petani, Buruh


Tani, Kaum Ulama Desa, Nelayan, Peternak, Pakar Akademisi,
Pemerhati Desa, Anggota koperasi Desa, Anggota Lembaga
Swadaya Masyarakat Desa di seluruh Indonesia berkehendak
membentuk organisasi massa dengan nama Gerakan
Kebangkitan Desa Mandiri yang disingkat GERBANGSARI.
Guna efektifitas dan efisiensi pergerakan, maka disusunlah
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Organisasi Massa
GERBANGSARI sebagai berikut :

VISI
Terwujudnya desa yang mandiri dan sejahtera di seluruh Negara
Kesatuan Republik Indonesia, terutama pada bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial , budaya dan pertahanan-keamanan
dalam rangka mendukung tujuan pembangunan nasional

MISI
1. Ideologi
Melakukan upaya peningkatan percepatan peradaban desa,
untuk kesetaraan martabat dan harkat bangsa Indonesia di
mata dunia dengan menggunakan ideologi Pancasila serta
menerapkan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

2. Politik
Melaksanakan advokasi dan pendidikan politik kepada
masyarakat desa serta berpartisipasi dalam penyusunan
perundang-undangan tentang perdesaan sehingga hak
berdaulat secara politik masyarakat desa menjadi penguat
terwujudnya demokrasi dalam kerangka keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

3. Ekonomi
Melakukan pendampingan, penyertaan dan pemberdayaan
sistem kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan

5
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Usaha Kecil dan Menengah serta Badan Usaha Milik Desa,


sesuai dengan potensi sumberdaya desa.

4. Sosial Budaya
Memperjuangan penggalian dan pembiayaan suprastruktur
(kelembagaan) dalam pengembangan budaya gotong royong
(commitment communal) yang bersendikan delapan dimensi
pranata sosial (tata sosio-ekonomi, tata kesehatan dan
kesejahteraan, tata pendidikan lapang, tata infrastruktur, tata
informasi dan teknologi tepatguna, tata keamanan swakarsa,
tata seni-budaya dan olah raga dan tata kerukunan
beragama) yang berorientasi pada pembentukan kemandirian
dan perwujudan attitude bangsa berasaskan nilai-nilai luhur
Pancasila

5. Pertahanan Keamanan
Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan pembiayaan
pengembangan pola keamanan swakarsa desa dalam
kerangka perwujudan Hankamnasrata Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

ANGGARAN DASAR
GERBANGSARI
Pasal 1
NAMA
Organisasi ini bernama GERAKAN KEBANGKITAN DESA
MANDIRI, disingkat GERBANGSARI.

Pasal 2
WAKTU DAN TEMPAT
GERBANGSARI didirikan pada hari Kamis Pahing pada
tanggal 1 Maret 2007 di Semarang.

6
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 3
TUJUAN
Mempercepat terwujudnya masyarakat desa yang mandiri,
berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi,
berkepribadian di bidang sosio-budaya, berkerukunan dalam
beragama serta memiliki sistem keamanan lingkungan swakarsa
yang kuat sehingga mampu mendukung tujuan pembangunan
nasional yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila serta tetap tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

.Pasal 4
AZAS
GERBANGSARI berazaskan Pancasila.

Pasal 5
KARAKTERISTIK
Nilai-nilai yang menonjol diperjuangan dalam pergerakan I
sehingga diharapkan menjadi karakter GERBANGSARI adalah :
(1) Nasionalis Religius;
(2) Kemandirian Sosio-Ekonomi Desa
(3) Kedaulatan Sosio-Politik Desa;
(4) Kepribadian Sosio-Budaya Desa
(5) Kerukunan Umat Beragama
(6) Kelestarian dan keseimbangan lingkungan Desa;
(7) Kepemimpinan dan Kearifan Lokal untuk Nasional

Pasal 6
BENTUK DAN KEANGGOTAAN
GERBANGSARI adalah suatu organisasi massa yang
melakukan persuasi dan aktualisasi terhadap kemandirian
masyarakat perdesaan (sebagai sistem kawasan/desa-kota).
Keanggotaan GERBANGSARI adalah: seluruh unsur pembangun
perdesaan , para stakeholder di perdesaan dan perseorangan.

7
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 7
SIFAT
GERBANGSARI bersifat bebas, terbuka, mandiri dan
independen serta mengedepankan substansi perjuangan dalam
bentuk konsep maupun aksi nyata di lapangan.

Pasal 8
FUNGSI
GERBANGSARI berfungsi:
(1) Sebagai media untuk mempersatukan dan memperkuat
perjuangan kemandirian masyarakat desa di Indonesia;
(2) Sebagai media untuk tumbuh dan berkembangnya suatu
kebersamaan serta pembentukan “commitent communal”
masyarakat perdesaan menuju kesejahteraan lahir dan
batin;
(3) Sebagai media untuk penguatan, pengembangan dan
pemberdayaan kehidupan seni, sosial dan budaya
masyarakat desa;
(4) Sebagai media penguatan unsur ketahanan nasional di
perdesaan ;
(5) Sebagai media pembinaan dan pemberdayaan unsur
kepeloporan dan kepemimpinan lokal perdesaan ;
(6) Sebagai media guna mengawal/menjaga terselenggaranya
model pembangunan “buttom up planning”, sehingga dapat
menjadi memicu/merangsang terbentuk dan menguatnya
karakter/sifat fasilitator/dinamisator/katalisator pemerintah.

Pasal 9
LAMBANG DAN ATRIBUT
1. LAMBANG GERBANGSARI berupa Peta Indonesia
dengan latar belakang bulatan merah-putih yang disangga
oleh 4 daun kehidupan nasional, yaitu tetap tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila sebagai
dasar negara, berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 dan
tetap digunakannya semboyan Bhinneka Tunggal Eka
sebagai alat pemersatu . Lambang tersebut kemudian

8
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

dilengkapi dengan gambar kapas dan padi untuk


melambangkan tujuan akhir organisasi yaitu ikut
berpartisiapsi dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat melalui pendaulatan dibidang Politik,
kemandirian di bidang ekonomi, dan penguatan
kepribadian sebagai jati diri budaya nasional (
dilambangkan dengan tulisan Tri Sakti dalam ikatan antara
pangkal padi dan kapas). Pada nagian atas pertemuan
bulir padi dan bunga kapas terdapat gambar bintang yang
bertumpu pada pita merah putih melambangkan Ke Tuhan
Yang Maha Esa
2. Ketentuan-ketentuan tentang pemakaian LAMBANG
GERBANGSARI serta atribut yang digunakan ditetapkan
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 10
KEGIATAN
Kegiatan GERBANGSARI antara lain adalah :
(1) Memperjuangkan hak penduduk terutama di perdesaan
untuk menentukan pilihan cara memenuhi kebutuhan hidup
(2) Memperjuangkan hak penduduk perdesaan untuk
menentukan pilihan bermukim serta memperjuangkan tata
permukiman yang membanggakan sebagai suatu alamat.
(3) Memperjuangan hak penduduk perdesaan untuk
penggunaan tanah tanpa meninggalkan kaidah-kaidah
pelestarian lingkungan.
(4) Memperjuangkan terwujudnya sistem kegiatan ekonomi
desa dari hulu, on farm, hilir dan pemasaran yang mampu
meningkatkan posisi nilai tawar produk desa.
(5) Memperjuangkan hak penduduk untuk memperoleh
kehidupan dan lingkungan hidup yang sesuai dengan
kaidah-kaidah alam, adat-istiadat serta peraturan negara.
(6) Memperjuangkan penduduk untuk memperoleh hak
politiknya sehingga dapat berdaulat dan mampu
meningkatkan harkat serta martabatnya.
(7) Memperjuangkan terwujudnya sistem pembangunan
perdesaan yang melibatkan masyarakat dalam

9
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaannya (contoh


program pemerintah yang telah berjalan yaitu: Kawasan
Industri Masyarakat Hutan/ Perkebunan, Kawasan Industri
Kawasan Wisata, Kawasan Agropolitan dan lain
sebagainya).
(8) Membantu pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan desa
agar mampu melakukan tindakan preventif maupun reaktif
dalam merespon setiap isu negatif bagi kesatuan dan
persatuan bangsa.
(9) Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan unsur
pembangun desa, yaitu Pemerintah Desa, Badan
Perwakilan Desa, Badan Usaha Milik Desa, Lembaga
Swadaya Desa, dan elemen lain sebagainya.
(10) Memperjuangkan terwujudnya sistem peningkatan nilai
tambah produk primer desa menjadi produk sekunder atau
tertier melalui perluasan dan penguatan home industri.
(11) Memperjuangan terwujudnya pengelolaan lingkungan yang
berorientasi pada kemandirian dibidang sandang, pangan,
papan, serta energi yang renewable (terbaharui),
(12) Mengembangkan dan melakukan sosialisasi sistem
jaringan informasi, kajian dan publikasi yang bersifat
mendukung kegiatan sosio-ekonomi-budaya desa;
(13) Melakukan kegiatan, program dan kelembagaan yang
berorientasi kepada pemenuhan tujuan organisasi
GERBANGSARI;
(14) Secara aktif terlibat dalam perjuangan penggalangan
solidaritas dan kerjasama baik di tingkat nasional maupun
internasional;
(15) Memperjuangkan terbitnya perundangan, aturan tentang
perdesaan, sosialisasi, mengusulkan umpan balik/kritik
yang terkait dengan perjuangan kemandirian perdesaan .

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan organisasi


GERBANGSARI mengupayakan suatu wadah kegiatan
antara lain adalah:
(a). Menerbitkan majalah GERBANGSARI, yang memuat
informasi dua arah tentang pembangunan perdesaan

10
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(b). Menyusun dan mengembangkan kurikulum serta


menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
terkait dengan pembangunan perdesaan .
(c). Mempersiapkan dan menyelenggarakan forum diskusi
tentang pembangunan perdesaan yang menyertakan
Pemerintah dan seluruh Unsur Pembangun Desa di
Indonesia.
(d). Menggalang kapasitas dan sinergitas Unsur
Pembangun Perdesaan yang meliputi Birokrat Desa,
Teknokrat Desa serta masyarakat perdesaan secara
luas (termasuk Organisasi Massa dan Lembaga
Swadaya Masyarakat Perdesaan )
(e). Membangun proyek percontohan pengembangan
kemandirian desa.
(f). Mendirikan Konsultan Perencana Pembangunan.
(g). Mendirikan Lembaga Keuangan Ekonomi Mikro
(h). Mendirikan GERBANGSARI FARM MART
(i). Mendirikan GERBANGSARI POS VIRTUALMART
(j). Mendirikan INKUBATOR AGRIBISNIS
(k). Menyelenggarakan Pameran AGRIBISNIS
(l). Mendirikan pabrik sarana produksi
(m). Menyelenggarakan penangkaran benih, bibit, stek
dan lain sebaganya.
(n). Menyelenggarakan ekspor – impor agribisnis.
(o). Mendirikan Lembaga Advokasi Agribisnis
(p). Mendirikan Cyber GERBANGSARI.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan


GERBANGSARI, Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan
Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD); Dewan
Pimpinan Cabang, (DPC) dan Dewan Pimpinan Ranting (DPRt),
dapat membentuk Badan Hukum berbentuk Perseroan Terbatas,
Commanditer, Koperasi ataupun Yayasan atau dan lembaga
lainnya yang pelaksanaannya akan diatur dalam ketentuan-
ketentuan khusus.

11
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 11
KEPENGURUSAN ORGANISASI
Organisasi GERBANGSARI meliputi seluruh wilayah
Negara Republik Indonesia dan disusun berdasarkan hierarki
cakupan pelayan sebagai berikut:
(1) KEPENGURUSAN NASIONAL mencakup seluruh wilayah
administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia,
berkedudukan di ibu kota Jakarta, dengan nama Dewan
Pimpinan Nasional (DPN)
(2) KEPENGURUSAN WILAYAH mencakup delineasi
administrasi Provinsi berkedudukan di Ibu kota Provinsi,
dengan nama Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
(3) KEPENGURUSAN DAERAH mencakup delineasi
administrasi Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibu kota
Kabupaten/Kota, dengan nama Dewan Pimpinan Daerah
(DPD)
(4) KEPENGURUSAN CABANG mencakup delineasi
administrasi Kecamatan berkedudukan di Ibu kota
Kecamatan, dengan nama Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
(5) KEPENGURUSAN RANTING mencakup delineasi
administrasi Desa/Kelurahan berdomisili di Kantor Kepala
Desa atau Badan Perwakilan Desa atau tempat lain,
dengan nama Dewan Pimpinan Ranting (DPRt).

Pasal 12
PERANGKAT ORGANISASI
(1) Di tingkat Nasional , perangkat organisasi terdiri dari:
Musyawarah Nasional (MUNAS) Rapat Pimpinan Nasional
(RAPIMNAS), Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) , Dewan
Pimpinan Nasional, Dewan Pengarah, Dewan Pakar dan
Majelis Pertimbangan Nasional
(2) Di tingkat Propinsi , perangkat organisasi terdiri dari :
Musyawarah Wilayah (MUSWIL) , Rapat Kerja Wilayah
(RAKERWIL), Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pakar,
dan Majelis Pertimbangan Wilayah

12
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(3) Di tingkat Kabupaten/Kota , perangkat organisasi terdiri dari


Musyawarah Daerah (MUSDA) , Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA), Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pakar, dan
Majelis Pertimbangan Daerah
(4) Di tingkat Kecamatan, perangkat organisasi terdiri dari
Musyawarah Cabang (MUSCAB) dan Rapat Kerja Cabang
(RAKERCAB) dan Dewan Pimpinan Cabang
(5) Di tingkat Desa, perangkat organisasi adalah Musyawarah
Ranting (MUSRAN) dan Rapat Kerja Ranting (RAKERTING)
dan Dewan Pimpinan Ranting.

Pasal 13
MITRA KERJA
(1) Mitra Kerja GERBANGSARI tidak termasuk dalam struktur
organisasi Dewan Pimpinan Nasional, namun merupakan
mitra dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi
(2) Mitra Kerja GERBANGSARI adalah unsur pembangun desa
dan perdesaan yang terkait dengan program serta
kegiatan GERBANGSARI.
(3) Mitra Kerja GERBANGSARI, dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas organisasi dalam pelaksanaan
program melalui kegiatan diskusi, seminar, dan lain
sebagainya..
(4) Mitra Kerja untuk pertama kalinya ditetapkan oleh Dewan
Pendiri
(5) Mitra Kerja selanjutnya ditetapkan berdasarkan
Memorandum Of Understanding dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS)

Pasal 14
PELINDUNG DAN DEWAN PEMBINA
(1) Pelindung GERBANGSARI adalah Kepala Negara yaitu
Presiden RI
(2) Dewan Pembina GERBANGSARI merupakan badan yang
memberikan pembinaan kepada seluruh pengurus dan

13
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

anggota organisasi massa GERBANGSARI agar eksistensi


dan kinerjanya terus meningkat sesuai dengan visi dan misi
yang telah ditetapkan.
(3) Dewan Pembina terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua
dan beberapa anggota
(4) Dewan Pembina untuk pertama kalinya ditetapkan oleh
Dewan Pendiri, selanjutnya diusulkan dan ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional (MUNAS)

Pasal 15
DEWAN PENGARAH
(1) Dewan Pengarah GERBANGSARI berada ditingkat Dewan
Pimpinan Nasional.
(2) Dewan Pengarah GERBANGSARI merupakan badan yang
memberikan arahan yang terkait dengan kelangsungan
organisasi dengan dinamika ekonomi-sosio-politik Nasional
kepada Dewan Pimpinan pusat.
(3) Dewan Pengarah Nasional ditetapkan untuk pertama
kalinya oleh Dewan Pendiri, selanjutnya diusulkan dan
ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS)
(4) Dewan Pengarah terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua
dan beberapa anggota

Pasal 16
DEWAN PAKAR
(1) Dewan Pakar GERBANGSARI berada ditingkat Dewan
Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Pimpinan Daerah.
(2) Dewan Pakar Nasional untuk pertama kalinya ditetapkan
oleh Dewan Pendiri , selanjutnya diusulkan dan ditetapkan
dalam Musyawarah Nasional (MUNAS)
(3) Dewan Pakar Wilayah diusulkan dan ditetapkan dalam
Musyawarah Wilayah (MUSWIL)
(4) Dewan Pakar Daerah ditetapkan diusulkan dan ditetapkan
dalam Musyawarah Daerah (MUSDA)

14
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(5) Dewan Pakar GERBANGSARI merupakan badan yang


memberikan arahan tehnik yang terkait dengan kegiatan
organisasi di bidang pemerintahan, infrastruktur,
pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan sumber daya
alam desa

Pasal 17
MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI
(1) Majelis Pertimbangan Organisasi berada ditingkat Dewan
Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan
Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang;
(2) Majelis Pertimbangan Organisasi terdiri dari seorang Ketua,
Wakil Ketua dan beberapa orang anggota;
(3) Majelis Pertimbangan Nasional ditetapkan untuk pertama
kalinya oleh Dewan Pendiri, selanjutnya diusulkan dan
ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS)
(4) Majelis Pertimbangan Wilayah diusulkan dan ditetapkan
dalam Musyawarah Wilayah (MUSWIL)
(5) Majelis Pertimbangan Daerah diusulkan dan ditetapkan
dalam Musyawarah Daerah (MUSDA)
(6) Majelis Pertimbangan Cabang diusulkan dan ditetapkan
dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB)
(7) Majelis Pertimbangan Organisasi merupakan lembaga yang
bekerja secara kolektif dan bertugas memberikan
pertimbangan, nasehat dan saran yang terkait dengan
dinamika organisasi baik diminta maupun tidak kepada
Dewan Pimpinan Nasional;
(8) Pertimbangan, nasehat dan saran sebagaimana dimaksud
ayat 7 pasal ini harus mendapat perhatian sungguh-
sungguh dari pengurus pada setiap tingkatan.

15
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 18
Musyawarah Nasional
(1) Musyawarah Nasional merupakan kekuasaan tertinggi
organisasi diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali, untuk
memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:
a. Hasil Penilaian laporan pertanggung jawaban Dewan
Pimpinan Nasional,
b. Penetapan eksistensi, pedoman organisasi dan
konsep-kerangka organisasi
c. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga kepada Rapat Pimpinan Nasional.
d. Penetapan Pelindung, Mitra Kerja, Dewan Pembina,
Dewan Pengarah, Dewan Pakar dan Majelis
Pertimbangan
e. Pemilihan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional
f. Penetapan tata tertib Musyawarah Nasional
(2) Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Nasional;
(3) Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan bila
dianggap perlu atas permintaan tertulis dari lebih dari 2/3
(dua pertiga) jumlah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan
ditambah lebih dari ½ (seperdua) jumlah Dewan Pimpinan
Daerah (DPD)
(4) Ketentuan-ketentuan tentang Musyawarah Nasional
berlaku bagi Musyawarah Nasional luar biasa.

Pasal 19
RAPAT PIMPINAN NASIONAL (RAPIMNAS)
(1) Rapat Pimpinan Nasional merupakan rapat khusus Dewan
Pendiri dan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN)
(2) Rapat Pimpinan Nasional merupakan lembaga tertinggi
organisasi setelah Musyawarah Nasional.
(3) Rapat Pimpinan Nasional paling sedikit diadakan 5 (lima)
tahun sekali, atau apabila ada permintaan dari Dewan
Pendiri.

16
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(4) Rapat Pimpinan Nasional diperlukan untuk mengambil


keputusan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
eksistensi, pedoman dan konsep-kerangka kerja
organisasi;
(5) Rapat Pimpinan Nasional menetapkan gerakan stratgeis
organisasi yang wajib dilaksanakan oleh seluruh jajaran
organisasi GERBANGSARI.
(6) Rapat Pimpinan Nasional dapat dilaksanakan atas prakarsa
Dewan Pendiri.

Pasal 20
DEWAN PIMPINAN NASIONAL
(1) Dewan Pimpinan Nasional terdiri dari atas seorang Ketua
Umum, dibantu beberapa orang Ketua-Ketua sesuai
dengan bidang tugasnya masing-masing; seorang
Sekretaris Jenderal dibantu beberapa orang Wakil
Sekretaris Jenderal, seorang Bendahara Umum dibantu
beberapa orang Wakil Bendahara Umum; dan Ketua-Ketua
Departemen
(2) Dewan Pimpinan Nasional melaksanakan keputusan-
keputusan Musyawarah Nasional ,Rapat Pimpinan
Nasional, dan Rapat Kerja Nasional serta menentukan
kebijaksanaan organisasi sehari-hari;
(3) Dewan Pimpinan Nasional dipilih untuk masa jabatan 5
(lima) tahun atau antara 2 (dua) Musyawarah Nasional dan
dapat dipilih kembali setelah bertanggung jawab kepada
Musyawarah Nasional;
(4) Dewan Pimpinan Nasional melakukan pengesyahan dan
pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah dan atau
Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 21
RAPAT KERJA NASIONAL (RAKERNAS)
(7) Rapat Kerja Nasional merupakan rapat kerja yang dihadiri
oleh seluruh Dewan Pimpinan Nasional, Para Pendiri,

17
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Dewan Pengarah, Dewan Pertimbangan,Dewan Pakar dan


utusan Dewan Pimpinan Wilayah serta diadakan setiap dua
tahun sekali.
(8) Rapat Kerja Nasional merupakan perangkat organisasi
untuk mengambil keputusan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan
Rapat Pimpinan Nasional dan pembahasan hasil
monitoring dan evaluasi pelaksanaan program organisasi
serta hal-hal lain yang dianggap mendesak;
(9) Rapat Kerja Nasional dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Nasional;

Pasal 22
DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW)
(1) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) terdiri dari atas seorang
Ketua, dibantu oleh beberapa Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, dibantu beberapa orang Wakil Sekretaris,
seorang Bendahara, dan beberapa orang Wakil Bendahara;
serta Ketua –Ketua Biro
(2) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) melaksanakan
keputusan-keputusan : Musyawarah Nasional ,Rapat
Pimpinan Nasional, Rapat Kerja Nasional, dan keputusan
Musyawarah Wilayah serta menentukan kebijakan
organisasi sehari-hari;
(3) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dipilih untuk masa jabatan
5 (lima) tahun antara 2 (dua) Musyawarah Wilayah dan
dapat dipilih kembali;
(4) Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah ( MUSWIL);
(5) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) melakukan pembentukan
dan pengesahan pengurus Dewan Pimpinan Daerah
(DPD).

18
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 23
MUSYAWARAH WILAYAH (MUSWIL)
(1) Musyawarah Wilayah adalah musyawarah di tingkat
provinsi, diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:
a. Laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan
Wilayah (DPW),
b. Program perjuangan organisasi untuk masa 5 (lima)
tahun mendatang,
c. Penyempurnaan tata organisasi tingkat provinsi,
d. Memilih Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) baru,
(2) Musyawarah Wilayah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Wilayah (DPW);
(3) Sidang-sidang Musyawarah Wilayah di pimpin oleh peserta
Musyawarah Wilayah yang dipilih secara musyawarah dan
mufakat.
(4) Musyawarah Wilayah menetapkan Majelis Pertimbangan
dan Dewan Pakar.

Pasal 24
RAPAT KERJA WILAYAH (RAKERWIL)
(1) Rapat Kerja Wilayah merupakan rapat kerja yang dihadiri oleh
Dewan Pimpinan Nasional, Seluruh Dewan Pimpinan
Wilayah , Dewan Pengarah, Dewan Pertimbangan,Dewan
Pakar tingkat Wilayah dan utusan Dewan Pimpinan Daerah
serta diadakan setiap dua tahun sekali.
(2) Rapat Kerja Wilayah merupakan perangkat organisasi untuk
mengambil keputusan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Dewan Pimpinan
Nasional, Rapat Kerja Nasional dan pembahasan hasil
monitoring dan evaluasi pelaksanaan program organisasi
serta hal-hal lain yang dianggap mendesak;
(3) Rapat Kerja Wilkayah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Wilayah

19
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 25
DEWAN PIMPINAN DAERAH (DPD)
(1) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) terdiri dari atas seorang
Ketua, dibantu oleh beberapa orang Wakil Ketua; seorang
Sekretaris, dibantu oleh beberapa orang Wakil Sekretaris;
seorang Bendahara dibantu beberapa Wakil Bendahara;
dan Ketua-Ketua Bagian,
(2) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) melaksanakan keputusan-
keputusan : Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan
Nasional, Keputusan Rapat Kerja Nasional dan keputusan
Musyawarah Daerah serta menentukan kebijakan
organisasi sehari-hari;
(3) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dipilih untuk masa jabatan
5 (lima) tahun atau antara 2 (dua) Musyawarah Daerah dan
dapat dipilih kembali;
(4) Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
ditetapkan oleh Musyawarah Daerah (MUSDA);
(5) Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Pimpinan
Daerah (DPD) dapat membentuk Bagian-bagian yang
disesuaikan dengan kebutuhan di kabupaten/kota dan
mengacu pada Biro-Biro yang dibentuk pada Dewan
Pimpinan Wilayah.
(6) Mensyahkan komposisi dan personalia Pengurus Dewan
Pimpinan Cabang (DPC).

Pasal 26
MUSYAWARAH DAERAH (MUSDA)
(1) Musyawarah Daerah adalah musyawarah di tingkat
kabupaten , diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:
a. Laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah
(DPD),
b. Program perjuangan organisasi untuk masa 5 (lima)
tahun mendatang,
c. Penyempurnaan tata organisasi tingkat kabupaten/kota,
d. Memilih Dewan Pimpinan Daerah (DPD) baru,

20
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(2) Musyawarah Daerah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan


Daerah (DPD);
(3) Sidang-sidang Musyawarah Daerah di pimpin oleh peserta
Musyawarah Daerah secara musyawarah dan mufakat
(4) Musyawarah Daerah menetapkan Majelis Pertimbangan
dan Dewan Pakar.

Pasal 27
RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA)
(1) Rapat Kerja Daerah merupakan rapat kerja yang dihadiri oleh
Dewan Pimpinan Wilayah, Seluruh Dewan Pimpinan
Daerah,Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar tingkat
Daerah dan utusan Dewan Pimpinan Cabang serta diadakan
setiap dua tahun sekali.
(2) Rapat Kerja Daerah merupakan perangkat organisasi untuk
mengambil keputusan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Dewan Pimpinan
Nasional, Rapat Kerja Nasional , Rapat Kerja Wilayah dan
pembahasan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program organisasi serta hal-hal lain yang dianggap
mendesak;
(4) Rapat Kerja Daerah dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Wilayah

Pasal 28
DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC)
(1) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) terdiri dari atas seorang
Ketua, dibantu oleh beberapa orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, dibantu oleh beberapa orang Wakil Sekretaris,
seorang Bendahara dibantu beberapa Wakil Bendahara;
dan Ketua-Ketua Seksi
(2) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) melaksanakan keputusan-
keputusan : Musyawarah Nasional ,Rapat Pimpinan
Nasinal,, Rapat Kerja Nasional , keputusan Musyawarah

21
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Wilayah, Keputusan Musyawarah Daerah dan Musyawarah


Cabang serta menentukan kebijakan organisasi sehari-hari;
(3) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dipilih untuk masa jabatan
5 (lima) tahun atau antara 2 (dua) Musyawarah Cabang dan
dapat dipilih kembali;
(4) Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
ditetapkan oleh Musyawarah Cabang (MUSCAB);
(5) Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Pimpinan
Cabang (DPC) dapat membentuk seksi-seksi yang
disesuaikan dengan kebutuhan di Kecamatan dan mengacu
pada bagian-bagian yang dibentuk Dewan Pimpinan Daerah
(6) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) melakukan pembentukan
dan pengesahan pengurus Dewan Pimpinan Ranting
(DPRt).

Pasal 29
MUSYAWARAH CABANG (MUSCAB)
1) Musyawarah Cabang adalah musyawarah di tingkat
Kecamatan, diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:
a) Laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan
Cabang (DPC),
b) Program perjuangan organisasi untuk masa 5 (lima)
tahun mendatang,
c) Penyempurnaan tata organisasi tingkat Kecamatan,
d) Memilih Dewan Pimpinan Cabang (DPC) baru,
2) Musyawarah Cabang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Cabang (DPC);
3) Sidang-sidang Musyawarah Cabang di pimpin oleh peserta
Musyawarah Cabang secara musyawarah dan mufakat.
4) Musyawarah Daerah menetapkan Majelis Pertimbangan.

22
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 30
RAPAT KERJA CABANG (RAKERCAB)
Rapat Kerja Cabang dapat dilaksanakan sewaktu-waktu
atas keputusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
1) Rapat Kerja Cabang merupakan rapat kerja yang dihadiri oleh
Dewan Pimpinan Daerah, Seluruh Dewan Pimpinan
Cabang,Dewan Pimpinan Ranting , Dewan Pertimbangan di
tingkat Cabang dan diadakan setiap dua tahun sekali.
(2) Rapat Kerja Cabang merupakan perangkat organisasi untuk
mengambil keputusan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Dewan Pimpinan
Nasional, Rapat Kerja Nasional , Rapat Kerja Wilayah,
Rapat Kerja Daerah dan pembahasan hasil monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program organisasi serta hal-hal lain
yang dianggap mendesak;
(5) Rapat Kerja Cabang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Cabang

Pasal 31
DEWAN PIMPINAN RANTING (DPRt)
(1) Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) terdiri dari atas seorang
Ketua, dibantu oleh beberapa orang Wakil Ketua; , seorang
Sekretaris, dibantu oleh beberapa orang Wakil Sekretaris,
seorang Bendahara dibantu beberapa Wakil Bendahara;
dan Ketua –Ketua Kelompok Kerja
(2) Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) melaksanakan semua
keputusan-keputusan Organisasi baik di tingkat Nasional
sampai ditingkat Daerah serta menentukan kebijakan
organisasi sehari-hari;
(3) Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) dipilih untuk masa jabatan
5 (lima) tahun atau antara 2 (dua) Musyawarah ranting dan
dapat dipilih kembali;
(4) Tata cara pemilihan Dewan Pimpinan Ranting (DPRt)
ditetapkan oleh Musyawarah Ranting (MUSRAN);

23
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(5) Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Pimpinan


Ranting (DPRt) dapat membentuk Keompok-Kelompok
Kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan di Desa dan

Pasal 32
MUSYAWARAH RANTING (MUSRAN)
(1) Musyawarah Ranting adalah musyawarah di tingkat Desa
dan Kelurahan, diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang:
a) Laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Ranting
(DPRt),
b) Program perjuangan organisasi untuk masa 5 (lima)
tahun mendatang,
c) Penyempurnaan tata organisasi tingkat kecamatan,
d) Memilih Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) baru,
(2) Musyawarah Ranting dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Ranting (DPRt);
(3) Sidang-sidang Musyawarah Ranting di pimpin oleh Dewan
Pimpinan Ranting (DPRt);

Pasal 33
RAPAT KERJA RANTING (RAKERTING)
Rapat Kerja Daerah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu
atas keputusan Dewan Pimpinan Ranting (DPRt).

Pasal 34
KUORUM DAN HAK SUARA
(1) Musyawarah Nasional
a. Munas adalah sah apabila dihadiri lebih dari 1/2 (satu
perdua) jumlah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan
lebih dari ½ (seperdua) jumlah Dewan Pimpinan
Daerah (DPD),
b. Pengaturan hak suara akan diatur dalam Tata Tertib
Munas.

24
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(2) Rapat Pimpinan Nasional


a. Rapat Pimpinan Nasional adalah sah apabila dihadiri
oleh ½ (seperdua Dewan Pendiri dan Dewan Pimpinan
Nasional
b. Setiap anggota Dewan Pendiri dan Dewan Pimpinan
Nasional memiliki hak 1 (satu) suara
(3) Rapat Kerja Nasional:
a. Rapat Kerja Nasional adalah sah apabila dihadiri lebih
dari ½ (seperdua) jumlah Dewan Pimpinan Wilayah
(DPW),
b. Pengaturan hak suara akan diatur dalam Tata Tertib
Rapat Kerja Nasional
(4) Musyawarah Wilayah:
a. Musyawarah Wilayah adalah sah apabila dihadiri lebih
dari ½ (seperdua) jumlah Dewan Pimpinan Daerah
(DPD) dalam propinsi yang bersangkutan,
b. Pengaturan hak suara akan diatur dalam Tata Tertib
Musyawarah Wilayah
(5) Musyawarah Daerah:
a. Musyawarah Daerah adalah sah apabila dihadiri lebih
dari ½ (seperdua) jumlah anggota Dewan Pimpinan
Cabang (DPC), dikabupaten / kota.
b. Pengaturan hak suara akan diatur dalam Tata Tertib
Musyawarah Daerah
(6) Musyawarah Cabang:
a. Musyawarah Cabang adalah sah apabila dihadiri lebih
dari ½ (seperdua) jumlah Dewan Pimpinan Ranting
dikecamatan yang bersangkutan.
b. Pengaturan hak suara akan diatur dalam Tata Tertib
Musyawarah Cabang
(7) Musyawarah Ranting:
a. Musyawarah ranting adalah sah apabila dihadiri lebih
dari ½ (seperdua) jumlah pengurus ditingkat Ranting,
b. Pengaturan hak suara akan diatur dalam Tata Tertib
Musyawarah Ranting

25
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 35
KEPUTUSAN
(1) Pada dasarnya setiap keputusan diambil secara
musyawarah mufakat. Apabila tidak tercapai, maka
dilakukan pemungutan suara (voting);
(2) Keputusan adalah sah apabila telah disetujui oleh lebih dari
½ (seperdua) jumlah suara yang hadir;
(3) Dalam hal perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, maka keputusan dianggap sah apabila
disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat) jumlah suara yang
hadir.

Pasal 36
KEUANGAN ORGANISASI
Keuangan organisasi diperoleh dari:
(1) Iuran anggota
(2) Sumbangan sukarela anggota;
(3) Sumbangan yang tidak mengikat;
(4) Usaha Organisasi yang sah dan halal;
(5) Bantuan dari negara atau pemerintah Indonesia
berdasarkan peraturan pemerintah atau undang-undang.
(6) Bantuan Luar Negeri baik dari perseorangan, negara atau
Non Goverment Organization (NGO)

. Pasal 37
SEKRETARIAT ORGANISASI
(1) Untuk menyelenggarakan administrasi organisasi
ditetapkan sebuah Sekretariat Organisasi;
(2) Khususnya untuk DPN menyelenggarakan Cyber Centre
GERBANGSARI yang bertugas sebagai data base,
hompage, email dan website organisasi.
(3) Sekretariat Organisasi meliputi pelayanan tugas pimpinan
(4) Struktur Organisasi, badan-badan kelengkapan dan tata
kerja sekretariat ditetapkan oleh masing-masing hierarki
organisasi (DPN, DPW, DPD, DPC dan DPRt).

26
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 38
PEMBUBARAN ORGANISASI
Organisasi hanya dapat dibubarkan melalui
Musyawarah Nasional Luar Biasa yang khusus diadakan untuk
keperluan itu

Pasal 39
PENUTUP
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga;
(2) Anggaran Dasar ini dituangkan dalam Akta Notaris
Pendirian Organisasi dan berlaku sejak disahkan Akta
Notaris nomor : 01,tanggal 1 Maret 2007., di Semarang ,
dan berlaku sejak disahkan Pejabat Notaris dan PPAT,
Mustari Sawilin, SH.
(3) Agar setiap anggota organisasi mengetahuinya, maka
kepada Dewan Pimpinan Nasional diwajibkan menyebar
luaskan Anggaran Dasar ini kepada setiap anggota
organisasi;
(4) Menyimpang dari pasal 20 ayat 4 untuk pertama kalinya
Pengurus Dewan Pimpinan Nasional dibentuk dan
ditetapkan oleh Dewan Pendiri.

27
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

KANTOR DEWAN PIMPINAN NASIONAL :


Jl. Kramat Raya 5-E, Kramat Senen, Jakarta Pusat,
10450
Telp. : (021) 390 9392 – Fax. : (021) 315 5135
Website : www.gerbangsari.org
E-Mail : dpngerbangsari2007@gmail.com

28
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

ANGGARAN RUMAH TANGGA


GERBANGSARI

Pasal 1
LAMBANG DAN ATRIBUT
Ketentuan-ketentuan tentang pemakaian lambang dan
atribut ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.
(1) Lambang :
a) Bulatan kepulauan Indonesia, mengandung arti
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
b) 4 lembar pilar daun kehidupan , mengandung arti,:
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika
yang diperjuangkan TETAP UTUH dan tak dapat
dipisahkan.
c) Warna Merah – Putih pada dasar bulatan mengandung
arti, bahwa Gerbangsari berniat memperkuat persatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia

(2) Warna :
a ) Merah, artinya keberanian mengutarakan kebenaran
b ) Putih, artinya setiap pola pikir didasari kesucian hati
c ) Hijau, artinya berpola pikir religius

(3) Guna Lambang :


Lambang GERBANGSARI dapat digunakan untuk kegiatan
kesekretariatan, pembuatan bendera, papan nama, dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan organisasi.

(4) Ukuran Lambang :


a) DPN (Dewan Pimpinan Nasional)
Papan nama : 180 x 110 Cm
Bendera : 120 x 80 Cm
b) DPW (Dewan Pimpinan Wilayah)
Papan nama : 160 x 100 Cm
Bendera : 120 x 80 Cm
c) DPC (Dewan Pimpinan Cabang)

29
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Papan nama : 120 x 90 Cm


Bendera : 110 x 90 Cm
d) DPRt (Dewan Pimpinan Ranting)
Papan nama : 100 x 80 Cm
Bendera : 120 x 80 Cm

Pasal 2
KEANGGOTAAN
Macam keanggotaan organisasi:
(1) Anggota Pendiri, adalah pribadi-pribadi pengurus atau
pimpinan organisasi-organisasi Masyarakat desa,atau
perseorangan yang bergabung pertama kali untuk
menandatangani pendirian GERBANGSARI;
(2) Anggota Biasa, adalah perseorangan yang memiliki
komitmen terhadap Visi dan Misi GERBANGSARI yang
dapat diangkat oleh Dewan Pimpinan Nasional, Dewan
Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Cabang.
(3) Anggota Kehormatan, adalah seseorang yang di angkat
menjadi anggota organisasi oleh Dewan Pimpinan Nasional
berdasarkan pertimbangan ketokohan atau kepakarannya,
atau jasa-jasa yang dapat dibaktikan kepada organisasi;
(4) Anggota Luar Biasa, adalah yang belum memenuhi semua
persyaratan keanggotaan organisasi, tetapi telah diangkat
menjadi anggota organisasi oleh Pimpinan Nasional.

Pasal 3
PERSYARATAN KEANGGOTAAN ORGANISASI
Untuk dapat menjadi anggota penuh GERBANGSARI, adalah:
(1) Warga Negara Indonesia yang telah berusia 17 (tujuh
belas) tahun atau telah menikah;
(2) Menyetujui dan menerima sepenuhnya Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan GERBANGSARI
serta bersedia setiap saat menjalankan tugas
keorganisasian yang diamanatkan oleh dewan pimpinan
pusat.

30
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(3) Mengisi dan menandatangani formulir keanggotaan.

Pasal 4
KEWAJIBAN ANGGOTA
(1) Kewajiban anggota GERBANGSARI:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta peraturan-peraturan lain yang
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional,
b. Aktif dalam kegiatan, melaksanakan dan bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang ditugaskan oleh
Dewan Pimpinan ditingkatan organisasi
c. Menghindari segala perbuatan yang dapat merugikan
kehormatan dan kepentingan serta nama baik
GERBANGSARI,
d. Membayar uang pangkal dan uang iuran.
(2) Yang dapat menjadi pengurus organisasi adalah anggota
organisasi yang telah memenuhi semua persyaratan
keanggotaan dan atau sebagai anggota pendiri organisasi.

Pasal 5
HAK ANGGOTA ORGANISASI
(1) Menghadiri rapat-rapat, mengeluarkan pendapat,
mengajukan usul dan saran serta kritik dan pelaksanaan
kepengurusan organisasi dan tentang segala hal yang
berhubungan dengan keberadaan organisasi;
(2) Memilih dan dipilih menjadi anggota pimpinan atau
menduduki suatu jabatan yang ditetapkan oleh organisasi;
(3) Memperoleh pendidikan dan bimbingan;
(4) Mendapat perlindungan hukum dan pembelaan dari
organisasi atas segala perbuatan sahnya dalam
melaksanakan kegiatan organisasi.

31
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 6
GUGURNYA KEANGGOTAAN
Keanggotaan organisasi gugur, karena
(1) Meninggal dunia;
(2) Atas permintaan sendiri secara tertulis;
(3) Diberhentikan.

Pasal 7
PEMBERHENTIAN
(1) Seorang anggota organisasi dapat diberhentikan
sementara atau diberhentikan karena yang bersangkutan
ternyata melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga atau
peraturan organisasi atau dengan sengaja tidak
melaksanakan kewajiban yang dapat menghambat
pelaksanaan kegiatan organisasi;
(2) Keputusan pemberhentian diputuskan oleh Pimpinan
Nasional sedangkan pemberhentian sementara diputuskan
oleh Pimpinan Wilayah sesudah yang bersangkutan diberi
peringatan tertulis sebanyak tiga kali oleh Dewan Pimpinan
Daerah (DPD);
(3) Seorang anggota yang menjabat suatu jabatan dalam
pimpinan organisasi seperti Dewan Pimpinan Wilayah
(DPW)/Daerah/Cabang, Majelis Pertimbangan dan
lembaga-lembaga diluar organisasi, maka pember
hentiannya ditetapkan oleh Pimpinan Nasional;
(4) Seorang anggota organisasi yang diberhentikan sementara
dan atau diberhentikan berhak mengajukan peninjauan
kembali atas keputusan tersebut ketingkat pimpinan yang
lebih tinggi sampai ke MUNAS

32
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 8
PIMPINAN
Ayat 1
Seorang anggota organisasi dapat dipilih dan diangkat
menjadi anggota Pimpinan organisasi, dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
(1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia, memiliki kualitas dan prestasi,
dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi;
(2) Tidak pernah melakukan hal-hal yang melanggar atau
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta peraturan organisasi.

Ayat 2
(1) Dalam hal lowongan jabatan Ketua Umum /Ketua atau
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Pimpinan Nasional, maka
jabatan tersebut hanya dapat di isi oleh pengurus harian
sebagai pejabat yang diputuskan dalam Rapat Pimpinan
Nasional;
(2) Dalam hal tidak mungkin memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini, bagi Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah
(DPD), maka pergantian Pimpinan ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan Nasional.

Ayat 3
(1) Dalam hal terjadi lowongan lebih dari separuh jabatan di
suatu Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), penggantinya
ditetapkan Dewan Pimpinan Nasional setelah mendengar
pertimbangan anggota Pimpinan yang ada;
(2) Dalam hal terjadi lowongan lebih dari separuh jabatan pada
suatu Dewan Pimpinan Daerah (DPD), penggantinya
ditetapkan Pimpinan Nasional setelah mendengar
pertimbangan anggota Pimpinan yang ada dan
direkomendasi oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).

33
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 9
DEWAN PIMPINAN NASIONAL
Ayat 1
Umum
(1) Dewan Pimpinan Nasional (DPN) adalah pimpinan tertinggi
di dalam organisasi yang dipilih oleh MUNAS untuk
melaksanakan keputusan-keputusan MUNAS dan
Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) serta memimpin
organisasi dalam tindakan-tindakan keluar;
(2) DPN mewakili GERBANGSARI dalam tindakan-tindakan ke
luar.

Ayat 2
Kewajiban
(1) Melaksanakan keputusan-keputusan MUNAS, dan
Musyawarah Kerja Nasional;
(2) Menetapkan strategi perjuangan organisasi dan memimpin
pelaksanaan garis-garis kebijakan organisasi;
(3) Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada Dewan
Pimpinan Wilayah( DPW ) dan Dewan Pimpinan Daerah (
DPD ) organisasi di dalam melaksanakan keputusan-
keputusan dan kebijaksanaan serta ketentuan-ketentuan
organisasi;
(4) Mengatur keseragaman kerjasama dan koordinasi
perjuangan organisasi di dalam dan di luar lembaga-
lembaga negara;
(5) Menyampaikan laporan lengkap kepada Musyawarah Kerja
Nasional tentang seluruh kebijaksanaan Pimpinan Nasional
baik ke dalam maupun ke luar;
(6) Menyampaikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah
Nasional tentang pelaksanaan keputusan-keputusan
organisasi yang telah diamanatkan pada Pimpinan
Nasional, baik ke dalam maupun ke luar.

34
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 3
Hak
(1) Membuat peraturan-peraturan pelaksanaan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan garis-garis
kebijaksanaan bagi kelancaran usaha-usaha organisasi
dalam rangka pelaksanaan keputusan-keputusan MUNAS
(2) Memberikan pengesahan atas susunan Dewan Pimpinan
Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD);
(3) Mengambil tindakan pemberhentian terhadap seorang
anggota atau anggota organisasi di semua tingkatan;
(4) Membatalkan suatu keputusan yang diambil oleh Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
atau keputusan Musyawarah Wilayah atau Musyawarah
Daerah. Apabila keputusan tersebut nyata-nyata
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta peraturan organisasi atau dapat
membahayakan kemaslahatan organisasi;
(5) Bertindak mewakili organisasi keseluruhan dalam
menghadapi masalah-masalah nasional dan mengadakan
hubungan kerjasama dan persahabatan internasional.

Ayat 4
Kepengurusan
Kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional GERBANGSARI
yang dipimpin oleh Ketua Umum dan dibantu oleh beberapa
unsur Ketua, Sekretarius Jendral dan beberapa wakil sekretaris
Jendral, Bendahara Umum dan beberapa wakil bendahara umum
serta Ketua – Ketua Departemen seperti :
(1) Departemen Pemerintahan Desa dan Otonomi Daerah.
(2) Departemen Program dan Penggalangan Dana
(3) Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri
(4) Departemen Penelitian dan Pengembangan
(5) Departemen Organisasi dan Kaderisasi
(6) Departemen Seni-Budaya dan Pariwisata
(7) Departemen Tata Ruang, Infrastruktur dan Lingkungan
(8) Departemen Pemuda dan Keamanan Swakarsa
(9) Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan

35
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(10) Departemen Kependudukan dan Tenaga Kerja


(11) Departemen UKM dan Kewiraswastaan
(12) Departemen Agribisnis
(13) Departemen Agroindustri
(14) Departemen Pemberdayaan Teknologi Kelompok Tani dan
Nelayan
(15) Departemen Pengembangan Pranata Desa
(16) Departemen Advoksasi dan Kesetaraan Jender

Kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional dapat


dikembangkan melalui Rapat Pimpinan Nasional sesuai
kebutuhan organisasi.

Pasal 10
PELINDUNG DAN DEWAN PEMBINA NASIONAL
(1) Pelindung adalah Pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Negara yaitu Presiden
Republik Indonesia.
(2) Dewan Pembina adalah adalah persona-persona yang
memiliki pengalaman sosio-ekonomi-politik berskala
nasional.
(3) Dewan Pembina untuk pertama kali ditetapkan oleh Dewan
Pendiri bersama Dewan Pimpinan Nasional, selanjutnya
ditetapkan melalui Musyawarah Nasional
(4) Dewan Pembina berkewajiban memberikan pembinaan
kepada Dewan Pimpinan Nasional diminta maupun tidak
diminta mengenai semua permasalahan organisasi yang
terkait dengan kondisi sosio-ekonomi-politik nasional
berdasarkan perundangan dan peraturan nasional yang
berlaku
(5) Komposisi struktur dan jumlah persona Dewan Pembina
ditetapkan berdasarkan kebutuhan

36
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 11
DEWAN PENGARAH
(1) Dewan Pengarah adalah adalah persona-persona yang
memiliki pengalaman sosio-ekonomi-politik berskala
nasional.
(2) Untuk pertama kalinya Dewan Pengarah ditetapkan oleh
Dewan Pendiri bersama Dewan Pimpinan Nasional
selanjutnya ditetapkan melalui Musyawarah Nasional
(3) Komposisi struktur dan jumlah persona Dewan Pengarah
ditetapkan berdasarkan kebutuhan
(4) Dewan Pengarah berkewajiban memberikan pengarahan
kepada Dewan Pimpinan Nasional mengenai semua
permasalahan organisasi yang terkait dengan kondisi
sosio-ekonomi-politik nasional berdasarkan perundangan
dan peraturan nasional yang berlaku

Pasal 12
MAJELIS PERTIMBANGAN NASIONAL (MPN)
(1) Majelis Pertimbangan Nasional adalah persona-persona
yang berpengalaman dalam pengembangan administrasi
dan manajemen organisasi berskala nasional.
(2) Untuk pertama kalinya Majelis pertimbangan Nasional
dityetapkan oleh Dewan Pendiri dan Depan Pimpinan
Nasional , selanjutnya ditetapkan melalui Musyawarah
Nasional
(3) Komposisi struktur dan jumlah persona Majelis
Pertimbangan Nasional ditetapkan berdasarkan kebutuhan.
(4) Majelis Pertimbangan Nasional berkewajiban memberikan
pertimbangan-pertimbangan kepada Dewan Pimpinan
Nasional mengenai semua permasalahan administrasi dan
manajemen orgnisasi berdasarkan pada Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga dan perundang-undangan
yang berlaku, serta keputusan-keputusan hasil konggres
dan Musyawarah Kerja Nasional;

37
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 13
DEWAN PIMPINAN WILAYAH (DPW)
Ayat 1
Kewajiban
(1) Mengusahakan terlaksananya tujuan dan usaha-usaha
organisasi di wilayah, menjalankan keputusan-keputusan
dan garis-garis kebijaksanaan organisasi ataupun instruksi-
instruksi yang diberikan Pimpinan Nasional dan
menjalankan keputusan Musyawarah Wilayah;
(2) Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) di dalam wilayahnya dalam
menunjang garis-garis kebijakan organisasi;
(3) Mengambil keputusan tentang pencalonan atau
penggantian anggota-anggota yang ditugaskan pada
lembaga-lembaga di luar GERBANGSARI di tingkat wilayah
setelah berkonsultasi dengan Dewan Pimpinan Nasional;
(4) Menyampaikan laporan kepada Pimpinan Nasional
mengenai:
a. Perkembangan organisasi di propinsi yang
bersangkutan.
b. Fakta-fakta dan data-data tentang perkembangan
sosial, ekonomi, politik dan lain-lainnya dipropinsinya.
(5) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan
Nasional atas hasil keputusan Musyawarah Daerah tentang
susunan personalia Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

Ayat 2
Hak
(1) Membuat peraturan-peraturan yang perlu bagi kelancaran
usaha organisasi didaerahnya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan atau peraturan
yang lebih tinggi;
(2) Memberikan rekomendasi atas susunan Dewan Pimpinan
Daerah ( DPD ) kepada Dewan Pimpinan Nasional;
(3) Mewakili wilayah dalam tindakan-tindakan organisasi keluar
yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
wilayahnya.

38
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 3
Kepengurusan
Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah GERBANGSARI
yang dipimpin oleh Ketua Wilayah dan dibantu oleh beberapa
Wakil Ketua, Seorang Sekretaris dibantu beberapa wakil
sekretaris, seorang bendahara dibantu beberapa wakil
bendahara dan Ketua – Ketua Biro . Macam dan jumlah biro
mengacu pada departemen yang ada di Dewan Pimpinan
Nasional serta menyesuaikan dengan kebutuhan wilayah

Pasal 14
DEWAN PIMPINAN DAERAH ( DPD )
Ayat 1
Kewajiban
(1) Mengusahakan terlaksananya tujuan dan usaha-usaha
organisasi didaerahnya, menjalankan keputusan-keputusan
dan garis-garis kebijaksanaan organisasi ataupun instruksi-
instruksi yang diberikan Dewan Pimpinan Nasional, Dewan
Pimpinan Wilayah ( DPW ) dan menjalankan keputusan
Musyawarah Daerah;
(2) Menyampaikan laporan kepada Dewan Pimpinan Nasional
dan Dewan Pimpinan Wilayah mengenai :
a ) Perkembangan organisasi didaerahnya,
b ) Fakta-fakta dan data-data tentang perkembangan
sosial, ekonomi, politik dan lain-lainnya didaerahnya.

Ayat 2
Hak
(1) Membuat peraturan-peraturan yang perlu bagi kelancaran
usaha organisasi didaerahnya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan yang lebih tinggi;
(2) Mewakili daerah dalam tindakan-tindakan organisasi keluar
yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
daerahnya

39
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 3
Kepengurusan
Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah GERBANGSARI
yang dipimpin oleh Ketua daerah dan beberapa wakil ketua,
seorang sekretaris dibantu beberapa wakil sekretaris, seorang
bendahara dibantu beberapa wakil bendahara serta ketua-ketua
bagian . Macam dan jumlah Bagian mengacu pada Biro yang ada
di Dewan Pimpinan Wilayah serta menyesuaikan dengan
kebutuhan daerah.

Pasal 15
DEWAN PIMPINAN CABANG ( DPC )
Ayat 1
Kewajiban
(1) Mengusahakan terlaksananya tujuan dan usaha-usaha
organisasi didaerahnya, menjalankan keputusan-keputusan
dan garis-garis kebijaksanaan organisasi ataupun instruksi-
instruksi yang diberikan Dewan Pimpinan Nasional, Dewan
Pimpinan Wilayah ( DPW ), Dewan Pimpinan Daerah dan
menjalankan keputusan Musyawarah Cabang;
(2) Menyampaikan laporan kepada Dewan Pimpinan Nasional
dan Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan
Daerah mengenai :
(a) Perkembangan organisasi didaerahnya,
(b) Fakta-fakta dan data-data tentang perkembangan
sosial, ekonomi, politik dan lain-lainnya didaerahnya.

Ayat 2
Hak
(1) Membuat peraturan-peraturan yang perlu bagi kelancaran
usaha organisasi didaerahnya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan yang lebih tinggi;
(2) Mewakili daerah dalam tindakan-tindakan organisasi keluar
yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
daerahnya.

40
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 3
Kepengurusan
Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang GERBANGSARI
yang dipimpin oleh Ketua Cabang , diabntu beberapa wakil ketua
Cabang, seorang sekretaris dibantu beberapa wakil sekretaris,
seorang bendahara dibantu beberapa wakil bendahara serta
Ketua-Ketua Seksi. Macam dan jumlah Seksi mengacu pada
Bagian yang ada di Dewan Pimpinan Daerah serta
menyesuaikan dengan kebutuhan Cabang

Pasal 16
DEWAN PIMPINAN RANTING ( DPRt )
Ayat 1
Kewajiban
(1) Mengusahakan terlaksananya tujuan dan usaha-usaha
organisasi didaerahnya, menjalankan keputusan-keputusan
dan garis-garis kebijaksanaan organisasi ataupun instruksi-
instruksi yang diberikan Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan
Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
dan menjalankan keputusan Musyawarah Ranting;
(2) Menyampaikan laporan kepada Dewan Pimpinan Wilayahl
dan Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan
Cabang mengenai :
a. Perkembangan organisasi didaerahnya,
b. Fakta-fakta dan data-data tentang perkembangan
sosial, ekonomi, politik dan lain-lainnya didaerahnya.

Ayat 2
Hak
(1) Membuat peraturan-peraturan yang perlu bagi kelancaran
usaha organisasi didaerahnya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan atau peraturan-
peraturan yang lebih tinggi;
(2) Mewakili daerah dalam tindakan-tindakan organisasi keluar
yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
daerahnya.

41
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 3
Kepengurusan
(1) Kepengurusan Dewan Pimpinan Ranting GERBANGSARI
yang dipimpin oleh Ketua Ranting dan dibantu oleh
beberapa ketua yang membawahi Ketua Kelompok Kerja
kegiatan sesuai kebutuhan didesa / kelurahan tersebut
seorang sekretaris dan wakil sekretaris dan seorang
bendahara dan wakil bendahara.
(2) Sebutan Ketua Kelompok Kerja untuk membawahi kegiatan
–kegiatan di desa/kelurahan tersebut sesuai kebutuhan
Dewan Pimpinan Ranting yang mengacu kepada Seksi
yang ada di Dewan Pimpinan Cabang

Pasal 17
Musyawarah Nasional
Ayat 1
Peserta
Peserta MUNAS, terdiri dari:
(1) Dewan Pembina dan anggota
(2) Dewan Pimpinan Nasional;
(3) Majelis Pertimbangan Nasional;
(4) Utusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) terdiri : Ketua ,
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Wakil Ketua
yang membidangi Organisasi dan Kaderisasi. Dalam hal
ketua atau sekretaris berhalangan, maka penggantinya
adalah Wakil Ketua atau Wakil Sekretaris yang dipilih oleh
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW),
(5) Utusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) terdiri dari :Ketua
,Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Wakil
Ketua yang membidangi Organisasi dan Kaderisasi. Dalam
hal ketua atau sekretaris berhalangan, maka penggantinya
adalah Wakil Ketua atau Wakil Sekretaris yang dipilih oleh
Dewan Pimpinan Daerah (DPD),
(6) Utusan yayasan, badan-badan dan lembaga lainnya yang
dibentuk oleh Pimpinan Nasional di tingkat pusat.

42
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 2
Pemilihan Dewan Pimpinan Nasional
(1) Pemilihan Dewan Pimpinan Nasional dalam MUNAS
dilakukan secara bebas dan rahasia;
(2) Tata tertib pemilihan Dewan Pimpinan Nasional ditentukan
oleh MUNAS

Ayat 3
Rancangan dan Pimpinan Munas
(1) Rancangan materi MUNAS disiapkan oleh Pimpinan
Nasional dan di kirim kepada seluruh Dewan Pimpinan
Wilayah (DPW) atau Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum MUNAS
berlangsung;
(2) Pimpinan sidang-sidang MUNAS dipilih dari dan oleh
peserta MUNAS

Pasal 18
RAPAT KERJA NASIONAL
Ayat 1
Peserta
Peserta Rapat Kerja Nasional:
(1) Pimpinan Nasional;
(2) Majelis Pertimbangan Pusat;
(3) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW);
(4) Utusan yayasan/badan/lembaga yang dibentuk oleh
Pimpinan Nasional di tingkat pusat;
(5) Peninjau ditentukan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

Ayat 2
Materi rapat dan Sidang-Sidang
(1) Rancangan materi Rapat Kerja Nasional disiapkan oleh
Dewan Pimpinan Nasional disampaikan kepada seluruh
peserta sebelum Musyawarah Kerja Nasional berlangsung;
(2) Sidang-sidang Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Nasional.

43
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 19
MUSYAWARAH WILAYAH
Ayat 1
Peserta
Paserta musyawarah Wilayah, terdiri dari:
(1) Dewan Pimpinan Wilayah( DPW );
(2) Utusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Wakil Ketua yang membidangi organisasi dan
kaderisasi. Dalam hal Ketua dan Sekretaris berhalangan
maka penggantinya adalah Wakil Ketua atau Wakil
Sekretaris yang dipilih oleh Dewan Pimpinan Daerah
(DPD);
(3) Peninjau ditentukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).

Ayat 2
Pemilihan Dewan Pimpinan Wilayah
(1) Pemilihan mengenai kandidat ketua DPW dalam
Musyawarah Wilayah dilakukan secara bebas dan rahasia;
(2) Tata tertib pemilihan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
ditetapkan Musyawarah Wilayah.

Pasal 20
MUSYAWARAH KERJA WILAYAH (MUKERWIL)
Ayat 1
Peserta
Peserta Musyawarah Kerja Wilayah terdiri dari:
(1) Pimpinan Wilayah;
(2) Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD);
(3) Peninjau ditentukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah;
(4) Utusan yayasan, badan dan lembaga lain yang dibentuk
oleh Dewan Pimpinan Nasional yang ada di wilayah;
(5) Wakil dari Dewan Pimpinan Nasional.

44
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 2
Rancangan dan Tata Tertib
Rapat Kerja Wilayah diadakan oleh Dewan Pimpinan
Pimpinan ( DPW );
(1) Rancangan materi Rapat Kerja Wilayah disiapkan Dewan
Pimpinan Wilayah (DPW) disampaikan kepada seluruh
peserta sebelum Rapat Kerja Wilayah berlangsung;
(2) Sidang-sidang Rapat Kerja Wilayah dipimpin oleh Peserta
Musyawarah Wilayah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW);
(3) Acara dan tata tertib Rapat Kerja Wilayah ditetapkan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).

Pasal 21
MUSYAWARAH DAERAH (MUSDA)
Ayat 1
Peserta
(1) Peserta Musyawarah Daerah adalah Dewan Pimpinan
Daerah (DPD);
(2) Peninjau ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD);
(3) Musyawarah Daerah dihadiri oleh Dewan Pimpinan Wilayah
(DPW) dan apabila di anggap perlu dihadiri pula oleh
Dewan Pimpinan Nasional;
(4) Utusan yayasan, badan, lembaga lain yang dibentuk oleh
Pimpinan Nasional yang ada di daerah.

Ayat 2
Pemilihan Dewan Pimpinan Daerah
(1) Pemilihan mengenai kandidat ketua DPD dalam
Musyawarah Daerah dilakukan secara bebas dan rahasia;
(2) Tata tertib pemilihan Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
ditetapkan oleh Musyawarah Daerah.

45
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Pasal 22
Musyawarah Cabang
Ayat 1
Peserta
(1) Peserta Musyawarah Cabang adalah Dewan Pimpinan
cabang (DPC);
(2) Peninjau ditentukan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC);
(3) Musyawarah cabang dihadiri oleh Dewan Pimpinan daerah
(DPD) dan apabila di anggap perlu dihadiri pula oleh Dewan
Pimpinan Wilayah.
(4) Utusan yayasan, badan, lembaga lain yang dibentuk oleh
Dewan Pimpinan Nasional yang ada di Cabang.

Ayat 2
Pemilihan Dewan Pimpinan Cabang
(1) Pemilihan mengenai kandidat ketua DPC dalam
Musyawarah Cabang dilakukan secara bebas dan rahasia;
(2) Tata tertib pemilihan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
ditetapkan oleh Musyawarah Cabang

Pasal 23
MUSYAWARAH RANTING (MUSRAN)
Ayat 1
Peserta
(1) Peserta Musyawarah Ranting adalah Dewan Pimpinan
Ranting (DPRt);
(2) Peninjau ditentukan oleh Dewan Pimpinan ranting (DPRt);
(3) Musyawarah Ranting dihadiri oleh Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) dan apabila di anggap perlu dihadiri pula oleh Dewan
Pimpinan Daerah.
(4) Utusan yayasan, badan, lembaga lain yang dibentuk oleh
Dewan Pimpinan Nasional yang ada di tingkat Ranting

46
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ayat 2
Pemilihan Dewan Pimpinan Ranting
(1) Pemilihan mengenai kandidat ketua DPRt dalam
Musyawarah Ranting dilakukan secara bebas dan rahasia;
(2) Tata tertib pemilihan Dewan Pimpinan Ranting (DPRt)
ditetapkan oleh Musyawarah Ranting

Pasal 24
RAPAT-RAPAT
Jenis-jenis rapat:
(1) Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS). Diselenggarakan
untuk membahas dan mengkoordinasi pelaksanaan
berbagai keputusan organisasi yang bersifat khusus antara
Pimpinan Nasional dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW);
(2) Rapat Pimpinan Wilayah (RAPIMWIL). Diselenggarakan
untuk membahas dan mengkoordinasi pelaksanaan
berbagai keputusan organisasi yang bersifat khusus antara
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan
Daerah (DPD);
(3) Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA). Diselenggarakan
untuk membahas dan mengkoordinasi pelaksanaan
berbagai keputusan organisasi yang bersifat khusus ;
(4) Rapat Harian Pimpinan adalah rapat yang diadakan
sekurangnya dalam 3 (tiga) bulan dan dihadiri anggota
pimpinan menurut tingkatannya;
(5) Rapat Paripurna Pimpinan adalah rapat yang diadakan
sekurangnya dalam 6 (enam) bulan dan dihadiri anggota
pimpinan menurut tingkatannya pada pimpinan
Departemen/biro /bagian/seksi;
(6) Rapat Koordinasi Pimpinan adalah rapat yang diadakan
pimpinan sewaktu-waktu bila di pandang perlu, yang
dihadiri oleh seluruh /sebagian anggota pimpinan menurut
tingkatannya;
(7) Rapat Departemen/Biro/Bagian/Seksi adalah rapat yang
diadakan oleh Departemen /Biro/Bagian/Seksi sekurangnya
dalam 6 (enam) bulan sekali ;

47
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(8) Rapat Majelis Pertimbangan adalah rapat yang diadakan


pimpinan Majelis Pertimbangan sekurangnya sekali dalam
6 (enam) bulan, dan dihadiri oleh seluruh anggota majelis;

Pasal 25
KEUANGAN ORGANISASI
Hal-hal yang menyangkut keuangan GERBANGSARI
dipertanggungjawabkan oleh Bendahara sekurangnya satu kali
dalam tahun buku yang bersangkutan kepada pimpinan menurut
tingkatannya

Pasal 26
HAL-HAL LAIN
(1) Hal-hal yang belum disebut dalam Anggaran Rumah
Tangga ini diatur dalam peraturan organisasi atau pedoman
organisasi yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional;
(2) Perubahan-perubahan dalam Anggaran Rumah Tangga
hanya dapat dilakukan oleh Munas

Pasal 27
PENUTUP
(1) Anggaran Rumah Tangga dituangkan dalam Akta Notaris
Nomor: 01, pada tanggal,1 Maret 2007 di Semarang dan
berlaku sejak disahkan oleh Pejabat Notaris dan PNAT,
Mustari Sawilin,SH
(2) Agar setiap Anggota GERBANGSARI mengetahuinya,
maka kepada Dewan Pimpinan Nasional diwajibkan
menyebarluaskan Anggaran Rumah Tangga ini kepada
setiap anggota organisasi.
(3) Perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga ini dapat
dilaksanakan dalam Munas GERBANGSARI .
(4) Sebelum dilaksanakan Konggres I GERBANGSARI , maka
Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh TIM PENDIRI.

48
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

PROGRAM PERJUANGAN ORGANISASI


DAN PROGRAM KERJA
DEWAN PIMPINAN NASIONAL
GERBANGSARI
Periode Tahun 2007-2011

KANTOR DEWAN PIMPINAN NASIONAL :


Jl. Kramat Raya 5-E, Kramat Senen, Jakarta Pusat,
10450
Telp. : (021) 390 9392 – Fax. : (021) 315 5135
Website : www.gerbangsari.org
E-Mail : dpngerbangsari2007@gmail.com

49
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

PROGRAM PERJUANGAN ORGANISASI

Didasarkan pada situasi nyata kaum Masyarakat desa


IIndonesia secara luas, maka menjadi penting dan strategis
untuk menyusun program perjuangan organisasi yang menjadi
panduan kerja secara umum bagi semua tingkatan pengurus dan
anggota GERBANGSARI.
1. Mengkritisi dan memberikan respon terhadap setiap
kebijakan dan tindakan pemerintah yang bertentangan
dengan upaya kemandirian desa;
2. Secara aktif melakukan pendampingan dan advokasi
tentang kebijakan Pemerintah dengan menuntut
dilaksanakannya Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5
tahun 1960 serta menuntut untuk dibentukan Departemen
dan diangkatnya Mentri Pembangunan Perdesaan .
3. Mendorong kebangkitan kekuatan ekonomi perdesaan
yang mandiri dengan mendukung terwujudnya badan
hukum desa yang terkait dengan upaya peningkatan sosio-
ekonomi perdesaan seperti Badan Usaha Milik Desa,
Koperasi, Lembaga Keuangan Mikro Desa dan lain
sebagainya;
4. Melakukan pendidikan lapang non formal bagi masyarakat
desa (petani, buruh tani, peternak, nelayan dan elemen
masyarakat desa lainnya) untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia didesa dengan kurikuler yang
mampu meningkatkan produktivitas secara langsung.;
5. Melakukan berbagai studi, riset, pengkajian, pelatihan
penerapan informasi dan teknologi tepat guna dengan cara
meningkatkan partisipasi stakeholder desa dalam bentuk
keswakarsaan
6. Menggalang dan menarik dukungan yang lebih luas dalam
membentuk kawasan agropolitan di Kabupaten /Kota
sehingga mampu menarik, menghela kemandirian
perekonomian desa.
7. Mendukung terwujudnya Forum pengembangan Kawasan
Agropolitan di Kabupaten/Kota menuju pada terwujudnya

50
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

front dan aliansi perjuangan masyarakat desa untuk


kemandirian dibidang sosial-politik-ekonomi dan budaya
serta keswakarsaan keamanan
8. Secara aktif terlibat dalam penggalangan sinergitas
pemasaran produksi desa baik pada tingkat lokal, regional,
nasional maupun internasional.
9. Menggalang dan menjaga independensi masyarakat desa
dalam bidang sosial-politik-ekonomi dan budaya serta
keswakarsaan keamanan namun segera memihak ketika
bangsa dan negara membutuhkannya.
10. Memberikan penyajian data dan informasi kewaspadaan
dini yang bersifat netral;, tajam dan dapat berguna dalam
menentukan ambang toleransi suatu keadaan didesa dari
gejala yang mengarah pada tingkat konflik / krisis, dimana
kemungkinan adanya bahaya atau terjadinya ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan dapat memiliki daya
tangkal dalam memberikan tanggapan awal secara tepat.

PROGRAM KERJA
Program kerja merupakan panduan operasional untuk
menyusun berbagai aktivitas organisasi.

BIDANG PENGUATAN KEDAULATAN POLITIK


(1) Membangun kerjasama dengan organisasi-organisasi
massa yang berorientasi pada pembangunan desa, buruh,
masyarakat kota, mahasiswa, pemuda, NGO dan
organisasi-organisasi massa lainnya untuk bersama-sama
memperjuangkan kepentingan masyarakat desa, bangsa
dan negara.
(2) Membangun kerjasama dengan Partai Politik maupun
pihak-pihak yang diharapkan mampu membawakan agenda
perjuangan kedaulatan masyarakat desa dalam bidang
politik.;

51
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

(3) Memperjuangkan aspirasi masyarakat desa berkenaan


dengan penyusunan rencana, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan perdesaan.;
(4) Memperjuangkan keberpihakan pemerintah terhadap
ekonomi kerakyatan.;
(5) Memperjuangkan aspek pelaksanaan Undang-Undang
Pokok Agraria Nomor: 5 tahun 1960 dan menolak kebijakan
hukum lainnya yang bertentangan dengan UUPA.

BIDANG EKONOMI
(1) Memfasilitasi unit-unit ekonomi produksi perdesaan yang
diharapkan mampu dijadikan sebagai model pembangunan
kegiatan usaha ekonomi produktif desa;
(2) Melakukan konsultasi kemitraan dan advokasi kerjasama
dengan pihak perbankan, lembaga-lembaga keuangan
serta pihak-pihak yang diharapkan mampu untuk
membantu menyediakan permodalan untuk masyarakat
desa baik dari kegiatan produksi, distribusi maupun yang
lainnya;
(3) Melakukan konsultasi kemitraan dan advokasi pendirian
Badan Usaha Milik Desa
(4) Terlibat dalam berbagai institusi tata niaga dan
mengusulkan regulasi kepada Pemerintah Kabupaten /Kota
yang berorientasi pada peningkatan efisiensi dan
ketahanan ekonomi desa.

BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL


Menjalin kerjasama dan memperjuangkan keikutsertaan
GERBANGSARI untuk bisa masuk dalam organisasi masyarakat
desa regional dan internasional secara bebas dan aktif.

52
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

BIDANG ORGANISASI DAN KADERISASI TOKOH DESA


(1) Melakukan proses peningkatan keanggotaan dan
memperluas kepengurusan organisasi masyarakat desa
baik dalam wilayah propinsi, kabupaten dan desa, melalui
pembentukan asosiasi agribisnis dan kemasyarakatan;
(2) Memperkuat dan memperluas dukungan keanggotaan dari
organisasi masyarakat desa yang independent
(3) Mengakumulasi tokoh desa (mantan kepala desa, anggota
BPD, ulama dan tokoh agama lainnya) menjadi anggota.

BIDANG AGRIBISNIS & AGROINDUSTRI FARMING


(1) Menyelenggarakan dan memfasilitasi pendidikkan non
formal dan pelatihan secara rutin baik dalam peningkatan
kelembagaan agribisnis desa.
(2) Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, inkubasi,
konsultasi, demplot berkenaan dengan kegiatan farming
(pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan
perikanan) di perdesaan;
(3) Mengikat investor ke farmingan dalam bidang agribisnis
terutama agroindustri.

BIDANG JARINGAN DAN DISTRIBUSI KE LINI IV

Melakukan kajian-kajian yang bersifat konseptual mengenai


kebijakan dan perundang-undangan maupun masalah-masalah
aktual lainnya yang berkaitan dengan jaringan dan distribusi
bahan makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari hingga ke lini
IV (perdesaan; pondok pesantren; dan pasar tradisional)
.
(1) Mengadakan kegiatan diskusi, seminar, maupun workshop
untuk kegiatan terkait jaringan dan distribusi bahan
makanan pokok dan kebutuhan sehari-hari hingga ke lini IV
(perdesaan; pondok pesantren; dan pasar tradisional).
(2) Mengikat investor stockies dalam jaringan distribusi.
(3) Melakukan riset-riset, pengkajian dan penerapan
pengetahuan terkait dengan pemasaran produk desa.

53
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

BIDANG PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN DAN


MONETESI DESA
(1) Membantu mendirikan BUMDes terkait Lembaga Keuangan
desa. Mengatasi persoalan-persoalan Lembaga Keuangan
Desa;
(2) Menggerakan masyarakat desa untuk menggunakan modal
dari Lembaga Keuangan Desa untuk meningkatkan
pendapatan.
(3) Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Badan
Pemusyawaratan Desa dalam rangka meningkatkan
pengawasan keuangan desa,.

BIDANG HUKUM DAN ADVOKASI


(1) Melakukan advokasi dan mediasi hukum terhadap
pemerintahan dan masyarakat desa;
(2) Memberikan konsultasi aspek hukum dalam proses
kegiatan ekonomi perdesaan
(3) Mendorong adanya kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik
negara untuk “pembangunan NKRI berbasis desa”.

BIDANG PROPAGANDA PROGRAM PEMERINTAH


(1) Mengkampanyekan program-program pemerintah dan
organisasi kepada masyarakat desa .
(2) Membuat dan menyelenggarakan radio-radio komunitas di
perdesaan ;
(3) Membuat buletin, buku dan media publikasi lainnya untuk
internal organisasi dan masyarakat perdesaan
(4) Pelaksanaan TAP MPR no. 15/2006 tentang
Penyelenggaran Jaringan dan Distribusi nasional menuju
ke lini IV
(5) Menjadi konsultan pengembangan kawasan agropolitan
dan minapolitan
(6) Melakukan penyuluhan program prona untuk meningkatan
lahan bersertifikat di pedesaan.

54
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

PENUTUP
Demikian pemaparan atas program perjuangan yang
secara kongkrit menjadi tugas dan amanat luhur yang harus
segera kita laksanakan. Semoga bisa membantu dan mendorong
kebangkitan serta kemandirian masyarakat desa.

Selamat bekerja dan berjuang

Ir. JOKO WANDYATMOKO FERIYANSYAH, SH., MH, CPLCE


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

55
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

CAKUPAN MITRA KERJA ORGANISASI


DAN PERSONALIA DEWAN PENGARAH,
MAJELIS PERTIMBANGAN, DEWAN PAKAR
SERTA STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN
KEBANGKITAN DESA MANDIRI
(GERBANGSARI)
Periode 2019 – 2024

PELINDUNG : PRESIDEN RI

CAKUPAN MITRA KERJA (PARTNERTSHIP SCOUP) :

 FORUM REKTOR INDONESIA


 HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA
 HIMPUNAN NELAYAN SELURUH INDONESIA
 INDUK KOPERASI UNIT DESA
 INDUK KOPERASI TANI
 ASSOSIASI PEMERINTAHAN DESA SELURUH INDONESIA
 ASSOSIASI BADAN PERWAKILAN DESA SELURUH INDONESIA
 KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PUSAT DAN DAERAH
 BADAN USAHA MILIK NEGARA
 DEPARTEMEN PERTANIAN
 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN
 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
 DEPARTEMEN DALAM NEGERI
 KEMENTERIAN DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRAS.
 BADAN URUSAN LOGISTIK (BULOG)
 PT. POS INDONESIA
 PT. BOGASARI
 PT. INDOFOOD
 PT. WINGS
 PT. UNILEVER
 PERSERO LAIN YANG DIBUTUHKAN.

56
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

DEWAN PENDIRI

Ketua
IR. JOKO WANDYATMOKO, MSI
Sekretaris
SOLEH SOESETYA, WA (PENDIRI ABPEDSI) ALM
Bendahara
DRS. SUWARJO HENDROWIJOYO (PENDIRI APDESI)
Anggota
DRS. FADLOLY (DPR RI)
DRS. JAROT NOGROHO
WISNUTOMO
DR. MUHHAMAD FAUZAN, MS
IR. SUMARDI, MP (ALM)
DRS. JONI RAHARJO
SUSENO, BBA

DEWAN PENASEHAT

Ketua
DR. MOORYATI SOEDIBYO, SH., MLL

Wakil Ketua
Dr. KH. NURIL ARIFIN, MBA

Anggota
RICKY SUTANTO, MIB.

Anggota
SUJADI, SE

Anggota
IR. PURNOMO

57
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

DEWAN PEMBINA

Ketua
DR. MOCHTAR SANY F. BADRIE

Wakil Ketua
MAYOR JENDRAL TNI (PURN.). SAURIP KADI

Anggota
IRJEN POL. (P) DR. RASYID RIDLO

Anggota
DR. HONO SEJATI, SH., MH

Anggota
DR. SUGIYANTO, SH., MH

DEWAN PAKAR PERTANIAN

Ketua
PROF.Dr.Ir. ACHMAD YUNUS, MSc.

Wakil Ketua
DR. SRI BUDI WAHYUNINGSIH, MP

Anggota
DR. NUGRAENI WIDYAWATI, MP

Anggota
PROF. DR SIH WINARTI, MP

Anggota
IR. BOYKE BUDIONO, MBA

58
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

DEWAN PAKAR PETERNAKAN DAN PERIKANAN

Ketua
DR. SULISTYOWATI, MP

Wakil Ketua
Ir. WIHARSO, MP

Anggota
Ir. SUTOPO, MP

Anggota
Ir. SAPARTO, MP

Anggota
Ir. EDY WIBOWO, MS

DEWAN PAKAR PEMERINTAHAN DESA

Ketua
Prof. DR. PAIMAN RAHARJO, SH., MH.

Wakil Ketua
Prof. DR. BAMBANG SAPUTRA, SH., MH

Anggota
ALWI ALAYDRU

Anggota
RUDI WAGE SOEPARMAN, SE

59
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

Ketua Umum
Ir. JOKO WANDYATMOKO, M.Si.

Wakil Ketua
SARIDA MINARNI, SE., Msi

Wakil Ketua
NUJMAN HADI, SE

Ketua I (Bidang Pengembangan Kedaulatan Politik)


PROF. DR. DJASIO SARONPIE, MSc

Ketua II (Bidang Lembaga Keuangan Desa)


KURNIA SARI DEWI, S.Ak, MBA., MSi

Ketua III (Bidang Hubungan Antar Lembaga


dan Luar Negeri)
ILONA M. TAYLOR, SH., LLM

Ketua IV (Bidang Agribisnis & Agroindustri Farming)


IR. GOIB SUBROTO

Ketua V (Bidang Organisasi dan Kaderisasi Tokoh Desa)


DADY MUSTAFA

Ketua VI (Bidang Balai Pemuda & Seni-Budaya)


DANENDRA PRAWISUMA, SE

Ketua VII (Bidang Jaringan dan Distribusi Lini IV)


DR. DANIL KEMAS

Ketua VII (Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga)


DR. DAHLAN GUNAWAN, M.Kes

60
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Ketua IX (Bidang Mekanisasi dan Sarana Produksi)


Ir. PURNOMO

Sekretaris Jenderal
FERIYANSAH, SH., MH. CPCLE

Wakil Sekretaris I
KUSUDIYANTO, ST

Wakil Sekretaris II
EDY ZUBAEDI

Wakil Sekretaris III


ZAMRONY, SE

Wakil Sekretaris IV
NURJAMAN

Wakil Sekretaris V
MUHAMMAD TAUFIK

Bendahara Umum
BAMBANG HERMANTO

Wakil Bendahara I
NANIK SULISTYOWATI, SE

Wakil Bendahara II
PUTI YODIYOSA, SE

Wakil Bendahara III


ANRY SANDYA WICAKSONO, SE

61
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Wakil Bendahara IV
IR. BAYU PRUNOMO

Wakil Bendahara V
ZULKIFLI ARIE SYAHBANA

Departemen Otonomi dan UU Desa


Ketua : ALIYANTO, SH
Wakil Ketua : DOVI FERNANDO, SH

Departemen Lembaga Keuangan Desa


Ketua : NOVA SASRANUSDILA
Wakil Ketua : DENNY PATRIA KRESNA

Departemen Hubungan Antar Lembaga & Luar Negeri


Ketua : EEN NATAWIJAYA
Wakil Ketua : RONNY TONGKANG

Departemen Jaringan & Distribusi Ke Lini IV


Ketua : MAULANA HASAN, SE., MBA
Wakil Ketua : DR. DAHLAN

Departemen Organisasi dan Kaderisasi Tokoh Desa


Ketua : DRS. LASIMAN
Wakil Ketua : MARHENDRO, SE

Departemen Balai Pemuda & Seni-Budaya dan Pariwisata


Ketua : BENEMAY, SH
Wakil Ketua : TONY DARSONO, ST

Departemen Agropilitan dan Minapolitan


Ketua : Ir.SAMUEL WUNGO
Wakil Ketua : .Ir. AGUNG PRATOMO

62
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Departemen Bela Negara


Ketua : ASEP SOFIAN
Wakil Ketua : RUDY PURBA, SH

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan


Ketua : dr. WINDA PURNOMO DEWI, SPJK
Wakil Ketua : dr. DHANDY AGUNG RAHMADI.

Departemen Hukum dan Advokasi


Ketua : SETIA MAHARANTO, SH
Wakil Ketua : SYAIFUL HIDAYAT, SH., MH.

Departemen Koperasi UKM dan Kewiraswastaan


Ketua : H A B I B I
Wakil Ketua : KERMAN SINABAREBA

Departemen Farming
Ketua : MARDIYANTO
Wakil Ketua : SLAMET WAHYUONO, SP

Departemen Advokasi dan Kesetaraan Jender


Ketua : NI MADE SETIASIH
Wakil Ketua : SHOLI, SH., MH

GERBANGSARI Centre
Ketua: ADITYA DEWANTO, STkom
Wakil Ketua: DANY ALAMSYAH

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tgl : 20 Mei 2012

Ir. JOKO WANDYATMOKO FERIYANSYAH, SH., MH., CPLE


Ketua Umum Sekretaris Jendral
63
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

KANTOR DEWAN PIMPINAN NASIONAL :


Jl. Kramat Raya 5-E, Kramat Senen, Jakarta Pusat,
10450
Telp. : (021) 390 9392 – Fax. : (021) 315 5135
Website : www.gerbangsari.org
E-Mail : dpngerbangsari2007@gmail.com

64
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Lampiran : PAPAN NAMA DAN BENDERA

PAPAN NAMA

DEWAN PIMPINAN WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH


GERAKAN KEBANGKITAN DESA MANDIRI
(GERBANGSARI )
Jl. Tambra Raya No. 35 Semarang, Telp. (024)-3553176

UKURAN 160 X 90 CM

BENDERA

UKURAN 160 X 90 CM

65
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Lampiran : KOP SURAT DAN STEMPEL

KOP SURAT
Ukuran kop surat A4 (21x29,7 cm)

DEWAN PIMPINAN NASIONAL

Jl. Kramat Raya 5-E, Kramat Senen, Jakarta Pusat, 10450

DEWAN PIMPINAN DAERAH

KABUPATEN SEMARANG
Jl. Kabupaten Semarang No. 9 Ungaran

DEWAN PIMPINAN WILAYAH

PROPINSI JAWA TENGAH


Jl. Tambra Raya No. 35 Semarang, Telp. (024) 3553176

STEMPEL (4 X 6 cm)

Stampel Kantor Pimpinan


Nasional/Wilayah/Daerah/Cabang/
Ranting dibedakan dengan tulisan
DPN/DPW/DPD di bawah simbol

66
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Lampiran : BENDERA DUAJA DAN PATAKA


BENDERA ; UKURAN120 X 80 CM

PATAKA ; UKURAN 90 X 60 CM

67
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

Lampiran : KARTU ANGGOTA

BAGIAN DEPAN
9 cm

6 cm

BAGIAN
BELAKANG

68
AD – ART Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri

STRUKTUR ORGANISASI GERBANGSARI Periode 2007 – 2012

DEWAN PENASEHAT PELINDUNG

 BENDAHARA
 WAKIL BENDAHARA
DEWAN PAKAR
KETUA UMUM MITRA KERJA

DEWAN PEMBINA  SEKJEN


 WAKIL SEKJEN

Ketua I Ketua II Ketua III Ketua IV Ketua V Ketua VI

DEP. GS DEP. DEP. DEP. DEP.


UU DESA MART HUMAS FARMIN ORG SENI
G & PARI
KADER
DEP DEP. DEP. DEP. DEP.
L K D. JARDIS PKK AGROP PEMUDA
LINI iv DEP. &
DESA BELA
DEP. DEP. DALAM NEGARA
DEP. JEN MINAP ANGKA
KOP & DER- (GS-
UKM PKK CENTRE)

69

Anda mungkin juga menyukai