Anda di halaman 1dari 40

PLTA Tiga Dihaji

KELOMPOK 1

Abby Dermawan Atlan (2306291623)


Anwar Eko Yulianto (2306291825)
Karissa Fathrani Sukma (2206012676)
M. Rezki Mulyono (2306313196)
Nisriena Rachmi Putri (2206012700)
Yahya Abdurrahman Ramadhan (2306185334)
A LONG WAY TO GO IN SHORT PERIOD OF TIME
2023 SDGs INDONESIA REPORT

Pembangunan
PLTA setidaknya
memberikan 4 poin
kontribusi terhadap
percepatan
pencapaian SDGs
Goal Indonesia
Latar Belakang
Pemerintah Indonesia
berkomitmen Pemerintah akan mempercepat
untuk berkontribusi dalam Paris pemanfaatan air untuk sumber daya
Agreement dan CPOP26 terkait Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA)
ekonomi hijau yang
diusungkan pada G20 th 2022

Bendungan Tiga Dihaji di Provinsi


Program Pemerintah untuk Percepatan Sumatera Selatan saat ini sedang dalam
Pemanfaatan SDA dengan PLTA proses pembangunan yang berada di
• Porsi pemanfaatan Tenaga bawah Kementerian PUPR
Air dalam Bauran Energi Program 1: Pembangunan PLTA Karangkates
Nasional masih rendah IV & V, Kesamben dan Lodoyo

• Alternatif sumber tenaga


listrik yang environment Program 2: Pengembalian kapasitas PLTA yang
friendly, sustainable dan mengalami derating ke kapasitas terpasang Berpotensi untuk dibangun PLTA
untuk jangka panjang biaya melalui pengerukan dan/atau refurbishment yang memanfaatkan debit irigasi
O&M jauh lebih rendah komponen PLTA sebesar 51 m3/s dengan head berkisar
108 m, sehingga mampu menghasilkan
Program 3: Rapid assesment potensi kapasitas daya listrik sebesar 4 x 10 MW
PLTA dari 239 waduk milik Kementerian PUPR

Program 4: Percepatan perizinan pembangunan


waduk dan PLTA yang sedang berjalan

Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/3241497/proyek-plta-kayan-cascade-bakal-jadi-legacy-jokowi-untuk-energi-bersih#mobile-nav
https://ekon.go.id/publikasi/detail/2497/pembangunan-plta-siap-penuhi-kebutuhan-listrik-negara
Akses Menuju Lokasi
Lokasi PLTA Tiga Dihaji pada
Bendungan Tiga Dihaji
Kabupaten OKU Selatan
Provinsi Sumatera Selatan

S
Layout Plan Bendungan & PLTA
Lokasi
PLTA/Power
House Bangunan
Pelimpah

Bangunan
Pengambilan

Bangunan Bendungan
Fasilitas Tumpuan Bendungan
Kiri Tumpuan
Kanan

Bangunan
Pengelak
Sungai
Selabung
Layout Lokasi PLTA

Area
pembangunan
PLTA
5.302 m2

Area pembangunan PLTA terletak di sisi hilir bendungan tepatnya pada


sisi hilir bangunan pengambilan (intake)
Benchmark
Studi Kelayakan
PLTA Kalibeber PLTA Rajamandala
Kabupaten Wonosobo

Studi Kelayakan
Pembangkit Listrik
Tenaga Air Undip II, PLTA Mentarang Induk
Semarang
Regulasi
No Peraturan Perundangan-undangan Tentang Keterangan
Pembangkit listrik diperbolehkan menjual
tenaga listriknya kepada badan usaha selain
1 Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2009 Ketenagalistrikan Perusahaan Listrik Negara, dengan
ketentuan Pembangkit Listrik PLN telah
mendapat alokasi wilayah usaha tertentu.
Mengatur tentang kewenangan pemerintah
2 Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2019 Sumber Daya Air
dalam pengelolaan sumber daya air
Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Pembangkitan tenaga listrik termasuk bidang
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun Penanaman Modal Di Bidang-bidang usaha tertentu dan terikat aturan negara
3
2015 Usaha Tertentu Dan Atau Di Daerah- dalam penentuan pajak penghasilan untuk
daerah Tertentu penanaman modal
Mengatur dasar penyelenggaraan
pengusahaan sumber daya air, jenis,
Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun
4 Pengusahaan Sumber Daya Air perizinan, pengusahaan sumber daya air yang
2015
meliputi satu wilayah sungai serta
pengawasan.
PLTA Tiga Dihaji dengan kapasitas 40 MW
Percepatan Pengembangan Energi tergolong pada PLTA dengan patokan harga
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun
5 Terbarukan Untuk Penyediaan pembelian tahun 1 s/d 10 sebesar (8,86 x f)
2022
Tenaga Listrik cent USD/kWh dan tahun ke 11 s/d 30
sebesar 5,54 cent USD/kWh
Regulasi
No Peraturan Perundangan-undangan Tentang Keterangan
Menetapkan batas maksimum kepemilikan
asing untuk berbagai kategori kegiatan usaha.
Pembangkit hingga 95 persen kepemilikan
Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup
asing diizinkan untuk proyek pembangkit
Dan Bidang Usaha Yang Terbuka
7 Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 listrik di atas 10MW. Proyek pembangkit listrik
Dengan Persyaratan Di Bidang
di atas 10MW juga dimungkinkan untuk dimiliki
Penanaman Modal
100 persen oleh investor asing dengan
syarat proyek tersebut menggunakan skema
kemitraan pemerintah dan swasta (KPS).
Dalam peraturan ini PLTA harus memiliki
Peraturan Presiden Republik Indonesia Percepatan Penyediaan Infrastruktur infrastruktur prioritas yaitu, pembangkit,
8
Nomor 122 Tahun 2016 Prioritas transmisi, gardu, jaringan atau distribusi
tenaga listrik, dan sumur eksplorasi
Penetapan Peraturan Pemerintah Proyek PLTA Tiga dihaji mengambil asumsi
9 Undang-undang No.2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara Pajak penghasilan dari peraturan UU No.2
dan Stabilitas Sistem Keuangan Tahun 2020 sebesar 20%
Stakeholder
No Stakeholder Peran Stakeholder
1 Kementerian PUPR Merumuskan sekaligus menerbitkan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air (SDA),
memanfaatkan infrastruktur SDA, operator dan pengelolaan bendungan
dan mengawasi penyelenggaraan proyek
2 Kementerian LHK Menetapkan lokasi lahan pembangunan dan proses pengadaan tanah

3 Kementerian PPN/ Menyusun rencana pembangunan PLTA ke dalam Masterplan Wilayah


Bappenas Pengembangan
4 Kementerian Keuangan Mengusulkan peraturan/ kebijakan mengenai tarif layanan (listrik) yang berlaku
5 Kementerian ESDM Menetapkan peraturan/ kebijakan dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan
untuk penyediaan tenaga listrik, serta pokok-pokok dalam perjanjian jual-beli tenaga
listrik
6 Pemerintah Daerah Investasi melalui BUMD, memastikan dukungan dari masyarakat, menyediakan
(Provinsi dan Kabupaten) insentif tingkat wilayah, serta fasilitas investasi dan berbagai langkan afirmasi
strategis guna membangkitkan bisnis EBT di daerah
Stakeholder
No Stakeholder Peran Stakeholder
7 PT. PLN (Persero) Bertanggung jawab untuk menyerap listrik yang dihasilkan, melakukan pembayaran sesuai
tarif dan kapasitas penyaluran listrik yang disepakati
8 Kontraktor Melakukan pengadaan dan konstruksi PLTA

9 Investor Mendanai modal usaha (asumsi 70% ekuitas)

10 Vendor Turbin dan Generator Melakukan pengadaan dan pengoperasian turbin dan generator untuk PLTA

11 Lender Memberikan pinjaman usaha

12 Founder Inisiator Usaha dengan modal yang terbatas (asumsi 30% ekuitas)
Kepemilikan
Kepemilikan pembangkit listrik dibagi menjadi lima, yaitu:

• Anak Usaha BUMN = aset milik negara (PLN), memiliki 11 anak usaha BUMN yang terdiri dari PT PLN Indonesia
Power, PT PLN Nusantara Power, PT PLN Energi Primer Indonesia, PT PLN Icon Plus, PT PLN Batam, PT PLN
Tarakan, PT Haleyora Power, PT PLN Enjiniring, PT Energy Management Indonesia, PT Mandau Cipta Tenaga
Nusantara, dan Majapahit Holding BV.

• Independent Power Producer (IPP) = pengembang swasta yang memperoleh IUPTL dari Pemerintah, beberapa di
antaranya menggunakan skema PPA dengan PLN

• Sewa = jika sedang dibutuhkan saja, misalkan terjadi pemadaman berkepanjangan karena masalah teknis, atau
pengurangan pembangkit listrik di sistem tenaga listrik tertentu. Skemanya berupa menyewa genset, pembangkit
listrik sementara atau kapal pembangkit listrik yang sumbernya dapat berasal dari pihak swasta atau bahkan dari
luar negeri

• Impor = interkoneksi sistem tenaga listrik lokal dengan sistem tenaga listrik negara lain melalui jalur transmisi listrik

• Excess Power = secara teknis bukan termasuk pemilik pembangkit listrik, namun disebutkan di dalam RUPTL bahwa
adanya golongan kepemilikan dengan status produksi tenaga listrik berlebih bagi pemegang IUKS kepada PLN,
pemegang IUPTL ataupun masyarakat.
Potensi Investor
Foreign ownership prospect:

Daftar Investasi Negatif memperbolehkan kepemilikan asing hingga 49% untuk proyek dengan kapasitas 1-10MW dan hingga 95% untuk proyek di atas 10MW. Kepemilikan asing penuh
dimungkinkan untuk proyek yang menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). (PP 39 th 2014)

JOINT VENTURE
Strategi Prospek Sponsorship – Skema Investor
(& foreign ownership)

Bentuk kerja sama dengan pemanfaatan penggunaan Pemanfaatan join saham dengan pembagian ekuitas 49:51%
produk hydro, pump & storage
berbasis di Jerman ini, salah satu
penyedia peralatan hidro terbesar di
dunia dan memiliki pengalaman
dalam proyek-proyek hidro
internasional.

Investor pada salah satu PLTA di Indonesia, PLTA


Rajamandala

Pemanfaatan produk asing untuk penyediaan komponen vital turbine, hydro pump & layanan service
operational & maintenance
Reference: PLTA KAYAN CASCADE

Penjualan Pembangkit Listrik dan IPP: Pembangkit listrik diizinkan untuk menjual listrik ke entitas selain PLN jika diberikan area bisnis tertentu. Meskipun masih masih lebih umum dijual ke PLN, dimana
mereka akan mendapatkan proyek Pembangkit Listrik Swasta Mandiri (IPPs) melalui berbagai program bisnis tertentu. Proyek selanjutnya dapat mengambil manfaat dari jaminan pemerintah dan
bantuan pengadaan lahan, khususnya di bawah program KPBU.
Potensi Lender
Procurement methods and tender process
Strategi seleksi langsung. Proses tender berfokus pada harga di mana listrik akan dijual, dengan beberapa peraturan yang menetapkan atau membatasi harga untuk
berbagai sumber.

Kerjasama dengan perusahaan lokal yang memiliki pengalaman dan pemahaman terhadap regulasi serta kondisi pasar Indonesia.
Bentuk Kerjasama dengan Perusahaan local juga dapat tergabung dalam sistem joint venture dengan Perusahaan asing dengan pembagian
ekuitas terhadap Perusahaan local yang lebih tinggi

Strategi Prospek Sistem Lender

Skema peminjaman dana dengan sistem


lender dengan Perusahaan finance dalam
bidang infrastruktur dan energi atau
dengan bank BUMN. Serta Lembaga
Keuangan asing yang memiliki historis
sebagai lender di bidang energi.
Project Financing

Skema 1 Skema 2
Interest rate = 7% Interest rate = 2,5%

Equity 70% Rp 1.035.959.232.000,00 Equity 70% Rp 1.035.959.232.000,00


USD 66.790.881,59 USD 66.790.881,59

Debt 30% Rp 443.982.528.000,00 Debt 30% Rp 443.982.528.000,00


USD 28.624.663,54 USD 28.624.663,54

Investment 100% Rp 1.479.941.760.000,00 Investment 100% Rp 1.479.941.760.000,00

* Menggunakan interest rate mengacu pada * Menggunakan interest rate negara jepang
Peraturan Menteri dan Proyek-proyek PLTA di terhadap mata uang USD, Lembaga Keuangan
Indonesia sebelumnya Jepang sebagai lendernya (JBIC / Mizuho)
Investor dan Lender
Perusahaan Referensi Persentase Keterangan
Investor 70,00%

Asumsi persentase
Ranau Hydro Power SPV (Perusahaan Proyek) 40,00%
perusahaan pemilik

Nilai persentase
Update Adaro (ADRO) soal PLTA Terbesar 1.375 merupakan asumsi
Adaro Energy 25,00%
MW, Investasi Rp40 Triliun (bisnis.com) berdasarkan
referensi
Nilai persentase
N dan Rajamandala bangun PLTA US$ 150 Juta
merupakan asumsi
KPIC Netherlands (kontan.co.id) Pemegang saham Rajamandala 35,00%
berdasarkan
adalah Adaro Enery dan KPIC Netherland
referensi
Lender 30,00%
Obligasi JBIC tawarkan bunga sekitar 2,5%
Nilai persentase
(tribunnews.com) ; JBIC Kucurkan 2 Milyar Yen
merupakan asumsi
JBIC Untuk Proyek PLN, Pinjaman 2 Milyar Yen itu 51,00%
berdasarkan
dibebani Suku Bunga 1,58% per tahun
referensi
(Beritasatu.com)
Project financing for Rajamandala Hydro Power Nilai persentase
Plant Project In Indonesia (jbic.go.jp) : JBIC Sign merupakan asumsi
Mizuho Bank Tokyo 49,00%
Loan Agreement. The Loan is cofinanced with berdasarkan
Sumber: Mizuho Bank,Ltd referensi
¹ https://industri.kontan.co.id/news/pln-dan-rajamandala-bangun-plta-us-150-juta#google_vignette
² https://www.jbic.go.jp/en/information/press/press-2014/0625-22435.html
Skema Pembiayaan Investasi

Lender Investor
PLTA Tiga Dihaji
Skema Biaya Investasi % % Terhadap komposisi
Investor
Ranau Hydro Power 414.383.692.800,00 28,00% 40,00%
Adaro Energy 258.989.808.000,00 17,50% 25,00%
KPIC Netherland 362.585.731.200,00 24,50% 35,00%
Total Investor 1.035.959.232.000,00 70,00% 100,00%
Lender
JBIC 226.431.089.280,00 15,30% 51,00%
Mizuho Bank Tokyo 217.551.438.720,00 14,70% 49,00%
Total Lender 443.982.528.000,00 30,00% 100,00%
Total Investasi 1.479.941.760.000,00 100,00%
Asumsi – Asumsi yang digunakan
1. Biaya land acquisition (referensi harga lahan dari Kementerian Agraria / Badan Pertanahan Nasional) di
Area Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan
2. Komponen harga untuk peralatan pabrikan yang bersifat import (Turbin dan
generator beserta kelengkapannya) diperhitungkan berdasarkan nilai mata uang asing (US $) yang
disetarakan dengan nilai tukar rupiah saat ini.
3. Biaya kontruksi PLTA (pekerjaan beton, baja, mekanikal, elektrikal) mengikuti referensi harga pasar
di sekitar wilayah Bendungan Tiga Dihaji, Kabupaten OKU Selatan dan pekerjaan kontruksi PLTA lain
yang sudah selesai.
4. Asumsi tingkat suku bunga per tahun 7 % (Skema 1 : suku bunga mengacu pada Peraturan Menteri) dan
suku per tahun 2,5 % (Skema 2 : suku bunga negara Jepang terhadap mata uang USD).
5. Asumsi pemakaian turbin sebesar 59,71% dari total daya turbin.
Desain Kapasitas dan Optimasi Energi

Optimasi kapasitas terpasang dilakukan


dengan metode membandingkan indeks
biaya produksi energi untuk variasi
kapasitas dari 30 MW hingga 45 MW
Resume Optimasi Kapasitas dengan perubahan setiap 5 MW

Berdasarkan grafik Cost Index vs


Kapasitas, indeks biaya produksi energi
optimal terjadi di kapasitas 40 MW, yaitu
sebesar Rp. 434,39 /kWh. Sehingga
pengembangan PLTA Tiga Dihaji
direkomendasikan pengembangan untuk
kapasitas 40 MW
Perbandingan indeks biaya energi untuk variasi kapasitas pembangkitan
Komponen Biaya Investasi
Civil Works Land Acquisition

Mechanical & Office Consumable


Electrical BIAYA BIAYA TIDAK
PLTA
Works LANGSUNG LANGSUNG Study & Reporting

Construction
Engineering Right Permits & Legal
Cost

BIAYA OWNER

Bank Provision Credit Commitment Fee Sinking Fund

Interest During Construction


Rincian Biaya Investasi
Sumber : Pedoman Investasi Pembangkit
Listrik Tenaga Aneka ET (Direktorat Jenderal
Energi Baru, Terbarukan dan Konversi
Energi, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral dan United Nations
Development Program, 2021

Dari Perhitungan Kapasitas Desain PLTA terhadap Pedoman diperoleh Total Biaya
Investasi PLTA Tiga Dihaji dengan kapasitas terpasang 40 MW adalah sekitar 93,67 juta
USD atau sekitar Rp. 1,48 Triliun
Tarif Jual Listrik ke PLN
Perpres No 112 Tahun 2022 tentang Percepatan
Pengembangan Energi Terbarukan Untuk
Penyediaan Tenaga Listrik
• Kapasitas PLTA sebesar 4 x 10 MW

Harga jual listrik berdasarkan Perpres No 112 Tahun


2022,
• 10 Tahun pertama (asumsi 1 USD = 15.000 IDR)
((8,86 x 0,8 x 1,1) x 15.000) : 100 = 1.169,52 Rupiah/kWh

• Tahun 11 s.d 30 :
((5,54 x 0,8) x 15.000) : 100 = 664,8 Rupiah/kWh
Prediksi Produksi & Pendapatan
Listrik PLTA Tiga Dihaji
Tahun Tarif (Rp/kWh) Estimasi Produksi kWH/bulan Estimasi Produksi kWH Pendapatan (Rp) Kapasitas (kW) 40.000
3 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960 Kapasitas Faktor 0,5971
4 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960
5 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960 Jumlah Hari 365
6 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960 Jumlah Jam 24
7 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960
8 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960
9 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960
10 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960
11 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960
12 1169 17.435.320 209.223.840 244.582.668.960
13 664 17.348.143 208.177.721 138.230.006.611
14 664 17.261.403 207.136.832 137.538.856.578
15 664 17.175.096 206.101.148 136.851.162.295
16 664 17.089.220 205.070.642 136.166.906.484
17 664 17.003.774 204.045.289 135.486.071.951
18 664 16.918.755 203.025.063 134.808.641.592
19 664 16.834.161 202.009.937 134.134.598.384
20 664 16.749.991 200.999.888 133.463.925.392
21 664 16.666.241 199.994.888 132.796.605.765
22 664 16.582.909 198.994.914 132.132.622.736
23 664 16.499.995 197.999.939 131.471.959.622
24 664 16.417.495 197.009.939 130.814.599.824
25 664 16.335.407 196.024.890 130.160.526.825
26 664 16.253.730 195.044.765 129.509.724.191
27 664 16.172.462 194.069.542 128.862.175.570
28 664 16.091.599 193.099.194 128.217.864.692
FIXED OPERATION &MAINTANANCE
OPERATION & MAINTENANCE COST

DESCRIPTION QUANTITY UNIT PRICE INDEX TOTAL


I PERSONNEL/LABOUR
Komisaris 2 20.000.000 14 560.000.000
Direktur 2 35.000.000 14 980.000.000
a Project Manager 1 personel 20.000.000 14 280.000.000
b Head of Technician 1 personel 17.000.000 14 238.000.000
c Head of Administration 1 personel 13.500.000 14 189.000.000
d Operator 36 personel 12.000.000 14 6.048.000.000
e Teknisi 12 personel 12.500.000 14 2.100.000.000
e Finance staff 1 personel 8.500.000 14 119.000.000
f Security 8 personel 6.000.000 14 672.000.000
g Cleaning service 8 personel 4.000.000 14 448.000.000

II NON Personal COST


a Office running cost 1 Bulan 50.000.000 12 600.000.000
b Etc Non Personal Cost 1 Bulan 10.000.000 12 120.000.000
c Jasa Operasi 1 Rp/KWh 20 1 -

III CSR (Corporate Social Responsibility) 1 Rp/KWh 5 209.224 1.046.119.200

IV Insurance 1 30 0 -

TOTAL
FIXED OM
77 13.400.119.200
Pengeluaran (Setelah Proyek Beroperasi)
Component
Tahun Fixed O&M Variable O&M NPAP Retribusi Air Permukaan Pajak Total
3 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 - Rp22.872.228.057,16
4 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 - Rp22.872.228.057,16
5 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 - Rp22.872.228.057,16
6 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 - Rp22.872.228.057,16
7 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 - Rp22.872.228.057,16
8 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 - Rp22.872.228.057,16
9 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 - Rp22.872.228.057,16
10 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 Rp24.458.266.896,00 Rp47.330.494.953,16
11 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 Rp24.458.266.896,00 Rp47.330.494.953,16
12 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.092.238.400,00 Rp5.230.596.000,00 Rp48.916.533.792,00 Rp71.788.761.849,16
13 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.081.777.208,00 Rp5.204.443.020,00 Rp48.916.533.792,00 Rp71.752.147.677,16
14 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.071.368.321,96 Rp5.178.420.804,90 Rp48.916.533.792,00 Rp71.715.716.576,02
15 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.061.011.480,35 Rp5.152.528.700,88 Rp27.646.001.322,24 Rp50.408.935.160,62
16 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.050.706.422,95 Rp5.126.766.057,37 Rp27.507.771.315,63 Rp50.234.637.453,10
17 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.040.452.890,83 Rp5.101.132.227,08 Rp27.370.232.459,05 Rp50.061.211.234,12
18 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.030.250.626,38 Rp5.075.626.565,95 Rp27.233.381.296,76 Rp49.888.652.146,24
19 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.020.099.373,25 Rp5.050.248.433,12 Rp27.097.214.390,27 Rp49.716.955.853,79
20 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp2.009.998.876,38 Rp5.024.997.190,95 Rp26.961.728.318,32 Rp49.546.118.042,81
21 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.999.948.882,00 Rp4.999.872.205,00 Rp26.826.919.676,73 Rp49.376.134.420,88
22 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.989.949.137,59 Rp4.974.872.843,97 Rp26.692.785.078,35 Rp49.207.000.717,06
23 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.979.999.391,90 Rp4.949.998.479,75 Rp26.559.321.152,95 Rp49.038.712.681,76
24 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.970.099.394,94 Rp4.925.248.487,36 Rp26.426.524.547,19 Rp48.871.266.086,64
25 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.960.248.897,97 Rp4.900.622.244,92 Rp26.294.391.924,45 Rp48.704.656.724,49
26 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.950.447.653,48 Rp4.876.119.133,69 Rp26.162.919.964,83 Rp48.538.880.409,16
27 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.940.695.415,21 Rp4.851.738.538,03 Rp26.032.105.365,01 Rp48.373.932.975,40
28 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.930.991.938,13 Rp4.827.479.845,34 Rp25.901.944.838,18 Rp48.209.810.278,81
29 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.921.336.978,44 Rp4.803.342.446,11 Rp25.772.435.113,99 Rp48.046.508.195,70
30 Rp13.400.119.200,00 Rp2.149.274.457,16 Rp1.911.730.293,55 Rp4.779.325.733,88 Rp25.643.572.938,42 Rp47.884.022.623,01
Skema 1
Perhitungan WACC, IRR dan NPV
Bunga Bank 7%
Pajak 20%
Rf (Risk Free Rate) 2,89%
Rm (Return History Market) 7,89%
ß 1

Financing Komposisi (%) Cost of capital WACC


WACC dihitung berdasarkan cost of
Debt 30% 5,60% 1,68%
capital dengan komposisi debt dan
Equity 70% 7,89% 5,52% equity. Didapatkan WACC sebesar
Total 7,20% 7,20%

Perhitungan IRR dan NPV didapatkan


dengan menggunakan rumus excel
IRR 7,49%
terhadap cash flow investasi PLTA
NPV Rp1.534.904.321.865,04
BCR 2,03
Tiga Dihaji. Didapatkan IRR sebesar
WACC 7,20% 7,49% > WACC 7,20 % sehingga
investasi masih layak
diimplementasikan.
Skema 1
Cash Flow Investasi PLTA Tiha dihaji
Tahun ke- Tahun Kegiatan Tarif Produksi Listrik Cost Cicilan Debt
Capex Opex
0 -Rp 1.479.941.760.000,00
1 2023 Masa Rp 808.048.200.960,00
2 2024 Pembangunan Rp 671.893.559.040,00
3 2025 Operasional 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 60.677.612.160,00
4 2026 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 56.430.179.308,80
5 2027 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 52.480.066.757,18
6 2028 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 48.806.462.084,18
7 2029 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 45.390.009.738,29
8 2030 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 42.212.709.056,61
9 2031 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 39.257.819.422,65
10 2032 1169 209.223.840 Rp 47.330.494.953,16 Rp 36.509.772.063,06
11 2033 1169 209.223.840 Rp 47.330.494.953,16 Rp 33.954.088.018,65
12 2034 1169 209.223.840 Rp 71.788.761.849,16 Rp 31.577.301.857,34
13 2035 664 208.177.721 Rp 71.752.147.677,16 Rp 29.366.890.727,33
14 2036 664 207.136.832 Rp 71.715.716.576,02 Rp 27.311.208.376,41
15 2037 664 206.101.148 Rp 50.408.935.160,62 Rp 25.399.423.790,07
16 2038 664 205.070.642 Rp 50.234.637.453,10 Rp 23.621.464.124,76
17 2039 664 204.045.289 Rp 50.061.211.234,12 Rp 21.967.961.636,03
18 2040 664 203.025.063 Rp 49.888.652.146,24
19 2041 664 202.009.937 Rp 49.716.955.853,79
20 2042 664 200.999.888 Rp 49.546.118.042,81
21 2043 664 199.994.888 Rp 49.376.134.420,88
22 2044 664 198.994.914 Rp 49.207.000.717,06
23 2045 664 197.999.939 Rp 49.038.712.681,76
24 2046 664 197.009.939 Rp 48.871.266.086,64
25 2047 664 196.024.890 Rp 48.704.656.724,49
26 2048 664 195.044.765 Rp 48.538.880.409,16
27 2049 664 194.069.542 Rp 48.373.932.975,40
28 2050 664 193.099.194 Rp 48.209.810.278,81
29 2051 664 192.133.698 Rp 48.046.508.195,70
30 2052 664 191.173.029 Rp 47.884.022.623,01
Total Rp 1.256.130.647.412,34 Rp 574.962.969.121,35
Skema 1
Cash Flow Investasi PLTA Tiha dihaji
Tahun ke- Tahun Kegiatan Sisa Pokok Pendapatan Cashflow Cumulative cashflow

0 -Rp 1.479.941.760.000,00
1 2023 Masa
2 2024 Pembangunan Rp 443.982.528.000,00 -Rp 1.479.941.760.000,00
3 2025 Rp 383.304.915.840,00 Rp 244.582.668.960,00 Rp 161.032.828.742,84 -Rp 1.318.908.931.257,16
4 2026 Rp 326.874.736.531,20 Rp 244.582.668.960,00 Rp 165.280.261.594,04 -Rp 1.153.628.669.663,11
5 2027 Rp 274.394.669.774,02 Rp 244.582.668.960,00 Rp 169.230.374.145,66 -Rp 984.398.295.517,45
6 2028 Rp 225.588.207.689,84 Rp 244.582.668.960,00 Rp 172.903.978.818,66 -Rp 811.494.316.698,79
7 2029 Rp 180.198.197.951,55 Rp 244.582.668.960,00 Rp 176.320.431.164,56 -Rp 635.173.885.534,23
8 2030 Rp 137.985.488.894,94 Rp 244.582.668.960,00 Rp 179.497.731.846,24 -Rp 455.676.153.688,00
9 2031 Rp 98.727.669.472,29 Rp 244.582.668.960,00 Rp 182.452.621.480,20 -Rp 273.223.532.207,80
10 2032 Rp 62.217.897.409,23 Rp 244.582.668.960,00 Rp 160.742.401.943,78 -Rp 112.481.130.264,02
11 2033 Rp 28.263.809.390,59 Rp 244.582.668.960,00 Rp 163.298.085.988,20 Rp 50.816.955.724,18
12 2034 -Rp 3.313.492.466,76 Rp 244.582.668.960,00 Rp 141.216.605.253,50 Rp 192.033.560.977,68
13 2035 -Rp 32.680.383.194,08 Rp 138.230.006.611,20 Rp 37.110.968.206,72 Rp 229.144.529.184,40
14 2036 -Rp 59.991.591.570,50 Rp 137.538.856.578,14 Rp 38.511.931.625,71 Rp 267.656.460.810,12
15 2037 -Rp 85.391.015.360,56 Rp 136.851.162.295,25 Rp 61.042.803.344,57 Rp 328.699.264.154,68
16 2038 -Rp 109.012.479.485,32 Rp 136.166.906.483,78 Rp 62.310.804.905,91 Rp 391.010.069.060,59
Operasional
17 2039 -Rp 130.980.441.121,35 Rp 135.486.071.951,36 Rp 63.456.899.081,21 Rp 454.466.968.141,80
18 2040 Rp 134.808.641.591,60 Rp 84.919.989.445,36 Rp 539.386.957.587,16
19 2041 Rp 134.134.598.383,64 Rp 84.417.642.529,85 Rp 623.804.600.117,01
20 2042 Rp 133.463.925.391,73 Rp 83.917.807.348,91 Rp 707.722.407.465,92
21 2043 Rp 132.796.605.764,77 Rp 83.420.471.343,88 Rp 791.142.878.809,81
22 2044 Rp 132.132.622.735,94 Rp 82.925.622.018,88 Rp 874.068.500.828,69
23 2045 Rp 131.471.959.622,26 Rp 82.433.246.940,50 Rp 956.501.747.769,18
24 2046 Rp 130.814.599.824,15 Rp 81.943.333.737,51 Rp 1.038.445.081.506,69
25 2047 Rp 130.160.526.825,03 Rp 81.455.870.100,54 Rp 1.119.900.951.607,23
26 2048 Rp 129.509.724.190,91 Rp 80.970.843.781,75 Rp 1.200.871.795.388,98
27 2049 Rp 128.862.175.569,95 Rp 80.488.242.594,55 Rp 1.281.360.037.983,53
28 2050 Rp 128.217.864.692,10 Rp 80.008.054.413,30 Rp 1.361.368.092.396,83
29 2051 Rp 127.576.775.368,64 Rp 79.530.267.172,94 Rp 1.440.898.359.569,77
30 2052 Rp 126.938.891.491,80 Rp 79.054.868.868,79 Rp 1.519.953.228.438,56
Total Rp 4.830.988.604.972,25
Skema 2
Perhitungan WACC, IRR dan NPV
Bunga Bank 2,5%
Pajak 20%
Rf (Risk Free Rate) 2,89%
Rm (Return History Market) 7,89%
ß 1

Financing Komposisi (%) Cost of capital WACC WACC dihitung berdasarkan cost of
Debt 30% 2,00% 0,60%
capital dengan komposisi debt dan
Equity 70% 7,89% 5,52%
Total 6,12%
equity. Didapatkan WACC sebesar
6,12%

Perhitungan IRR dan NPV didapatkan


IRR 8,04% dengan menggunakan rumus excel
NPV Rp1.593.230.098.735,25 terhadap cash flow investasi PLTA
BCR 2,07 Tiga Dihaji. Didapatkan IRR sebesar
WACC 6,12% 8,04% > WACC 6,12 % sehingga
investasi masih layak
diimplementasikan.
Skema 2
Cash Flow Investasi PLTA Tiha dihaji
Tahun ke- Tahun Kegiatan Tarif Produksi Listrik Cost Cicilan Debt
Capex Opex
0 -Rp 1.479.941.760.000,00
1 2023 Masa Rp 808.048.200.960,00
2 2024 Pembangunan Rp 671.893.559.040,00
3 2025 Operasional 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 40.698.398.400,00
4 2026 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 39.680.938.440,00
5 2027 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 38.688.914.979,00
6 2028 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 37.721.692.104,53
7 2029 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 36.778.649.801,91
8 2030 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 35.859.183.556,86
9 2031 1169 209.223.840 Rp 22.872.228.057,16 Rp 34.962.703.967,94
10 2032 1169 209.223.840 Rp 47.330.494.953,16 Rp 34.088.636.368,74
11 2033 1169 209.223.840 Rp 47.330.494.953,16 Rp 33.236.420.459,53
12 2034 1169 209.223.840 Rp 71.788.761.849,16 Rp 32.405.509.948,04
13 2035 664 208.177.721 Rp 71.752.147.677,16 Rp 31.595.372.199,34
14 2036 664 207.136.832 Rp 71.715.716.576,02 Rp 30.805.487.894,35
15 2037 664 206.101.148 Rp 50.408.935.160,62 Rp 30.035.350.696,99
16 2038 664 205.070.642 Rp 50.234.637.453,10 Rp 29.284.466.929,57
17 2039 664 204.045.289 Rp 50.061.211.234,12 Rp 28.552.355.256,33
18 2040 664 203.025.063 Rp 49.888.652.146,24
19 2041 664 202.009.937 Rp 49.716.955.853,79
20 2042 664 200.999.888 Rp 49.546.118.042,81
21 2043 664 199.994.888 Rp 49.376.134.420,88
22 2044 664 198.994.914 Rp 49.207.000.717,06
23 2045 664 197.999.939 Rp 49.038.712.681,76
24 2046 664 197.009.939 Rp 48.871.266.086,64
25 2047 664 196.024.890 Rp 48.704.656.724,49
26 2048 664 195.044.765 Rp 48.538.880.409,16
27 2049 664 194.069.542 Rp 48.373.932.975,40
28 2050 664 193.099.194 Rp 48.209.810.278,81
29 2051 664 192.133.698 Rp 48.046.508.195,70
30 2052 664 191.173.029 Rp 47.884.022.623,01
Total Rp 1.256.130.647.412,34 Rp 514.394.081.003,13
Skema 2
Cash Flow Investasi PLTA Tiha dihaji
Tahun ke- Tahun Kegiatan Sisa Pokok Pendapatan Cashflow Cumulative cashflow

0 -Rp 1.479.941.760.000,00
1 2023 Masa
2 2024 Pembangunan Rp 443.982.528.000,00 -Rp 1.479.941.760.000,00
3 2025 Rp 403.284.129.600,00 Rp 244.582.668.960,00 Rp 181.012.042.502,84 -Rp 1.298.929.717.497,16
4 2026 Rp 363.603.191.160,00 Rp 244.582.668.960,00 Rp 182.029.502.462,84 -Rp 1.116.900.215.034,31
5 2027 Rp 324.914.276.181,00 Rp 244.582.668.960,00 Rp 183.021.525.923,84 -Rp 933.878.689.110,47
6 2028 Rp 287.192.584.076,48 Rp 244.582.668.960,00 Rp 183.988.748.798,32 -Rp 749.889.940.312,15
7 2029 Rp 250.413.934.274,56 Rp 244.582.668.960,00 Rp 184.931.791.100,93 -Rp 564.958.149.211,22
8 2030 Rp 214.554.750.717,70 Rp 244.582.668.960,00 Rp 185.851.257.345,98 -Rp 379.106.891.865,24
9 2031 Rp 179.592.046.749,76 Rp 244.582.668.960,00 Rp 186.747.736.934,90 -Rp 192.359.154.930,34
10 2032 Rp 145.503.410.381,01 Rp 244.582.668.960,00 Rp 163.163.537.638,10 -Rp 29.195.617.292,24
11 2033 Rp 112.266.989.921,49 Rp 244.582.668.960,00 Rp 164.015.753.547,32 Rp 134.820.136.255,08
12 2034 Rp 79.861.479.973,45 Rp 244.582.668.960,00 Rp 140.388.397.162,81 Rp 275.208.533.417,89
13 2035 Rp 48.266.107.774,11 Rp 138.230.006.611,20 Rp 34.882.486.734,71 Rp 310.091.020.152,60
14 2036 Rp 17.460.619.879,76 Rp 137.538.856.578,14 Rp 35.017.652.107,78 Rp 345.108.672.260,37
15 2037 -Rp 12.574.730.817,23 Rp 136.851.162.295,25 Rp 56.406.876.437,64 Rp 401.515.548.698,01
16 2038 -Rp 41.859.197.746,80 Rp 136.166.906.483,78 Rp 56.647.802.101,10 Rp 458.163.350.799,11
Operasional
17 2039 -Rp 70.411.553.003,13 Rp 135.486.071.951,36 Rp 56.872.505.460,90 Rp 515.035.856.260,02
18 2040 Rp 134.808.641.591,60 Rp 84.919.989.445,36 Rp 599.955.845.705,38
19 2041 Rp 134.134.598.383,64 Rp 84.417.642.529,85 Rp 684.373.488.235,23
20 2042 Rp 133.463.925.391,73 Rp 83.917.807.348,91 Rp 768.291.295.584,14
21 2043 Rp 132.796.605.764,77 Rp 83.420.471.343,88 Rp 851.711.766.928,03
22 2044 Rp 132.132.622.735,94 Rp 82.925.622.018,88 Rp 934.637.388.946,90
23 2045 Rp 131.471.959.622,26 Rp 82.433.246.940,50 Rp 1.017.070.635.887,40
24 2046 Rp 130.814.599.824,15 Rp 81.943.333.737,51 Rp 1.099.013.969.624,91
25 2047 Rp 130.160.526.825,03 Rp 81.455.870.100,54 Rp 1.180.469.839.725,45
26 2048 Rp 129.509.724.190,91 Rp 80.970.843.781,75 Rp 1.261.440.683.507,20
27 2049 Rp 128.862.175.569,95 Rp 80.488.242.594,55 Rp 1.341.928.926.101,75
28 2050 Rp 128.217.864.692,10 Rp 80.008.054.413,30 Rp 1.421.936.980.515,04
29 2051 Rp 127.576.775.368,64 Rp 79.530.267.172,94 Rp 1.501.467.247.687,99
30 2052 Rp 126.938.891.491,80 Rp 79.054.868.868,79 Rp 1.580.522.116.556,78
Total Rp 4.830.988.604.972,25
Perbandingan Skema

Skema 1 Skema 2
Equity 70% Equity 70%

Debt 30% Debt 30%

Interest rate 7% Interest rate 2,5%


NPV Rp 1.534.904.321.865,04 NPV Rp 1.593.230.098.735,25

IRR 7,49% IRR 8,04%

WACC 7,20% WACC 6,12%


Payback Period 11 tahun Payback Period 11 tahun

Dipilih sebagai skema


pembiayaan
Identifikasi Risiko (Tahap Pengembangan)
No. Tujuan No. Identifikasi Risiko
1.1 Tidak layak
1.2 Data Soil Investigasi terbatas
1.3 Data Topografi tidak lengkap
1 Studi Kelayakan 1.4 Desain sebagian peralatan PLTA merupakan desain pelengkap bendungan
1.5 Lahan Transmisi
1.6 Jalan Akses
1.7 Jadwal dan Metode Konstruksi
2.1 Pembentukan KPBU
2.2 Ijin lintas dan tebang jalur transmisi tidak disetujui
2 Dokumen-dokumen 2.3 Studi Interkoneksi tidak terpenuhi
2.4 Tidak memperoleh PPA
2.5 IMB tidak disetujui
3.1 Tidak ada anggaran atau tidak ada yang memberikan pinjaman
3.2 Anggaran proyek terbatas
3 Investasi 3.3 Fluktuasi nilai tukar mata uang
3.4 Pajak dan Bea
3.5 Inflasi yang tinggi
Kontrak-kontrak 4.1 Kontraktor EPC tidak mampu
4 dan perjanjian-
perjanjian 4.1 Kontraktor O&M tidak setuju dengan persyaratan-persyaratan tender
Identifikasi Risiko (Tahap Konstruksi)

No. Tujuan No. Identifikasi Risiko


1 Financial Closing 1.1
Financial closing terlambat dari jadwal
2 Soil Condition 2.1
Memerlukan metode konstruksi khusus
3 Proses Engineering 3.1
Proses Engineering terlambat dari jadwal
4.1
Peralatan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
4 Procurement / Pengadaan 4.2
Peralatan dalam kondisi rusak
4.3
Pengiriman peralatan utama tertunda
5.1
Peralatan yang terkirim tidak lengkap
Erection and Installation (Pembangunan
5 Jadwal pengiriman tidak sesuai dengan jadwal
dan Instalasi) 5.2
pembangunan
Pengujian kinerja dan garansi kerja 6.1 Pembangkit tidak mencapai kinerja
6 (Performance Test and performance
guarantee ) 6.2 Testing and Comissioning tidak disetujui
Identifikasi Risiko (Tahap Operasional & Pemeliharaan)
No. Tujuan No. Identifikasi Risiko
1.1 SDM tidak tersedia
1.2 Suplai air terbatas (mengikuti pola operasi irigasi)
1 Risiko-risiko operasional 1.3 Perawatan di luar jadwal
1.4 Kegagalan operasional peralatan
1.5 Gangguan dari jaringan PLN
2.1 Kegagalan Cash flow
2 Risiko-risiko strategis
2.2 Permintaan daya turun. Capacity factor terlalu rendah.
3.1 Risiko lingkungan
Selama kontruksi, akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan
3.2
kesehatan
3 Risiko-risiko eksternal 3.3 Masalah emisi selama masa operasional
3.4 Regulasi dan hukum yang tidak jelas
3.5 Perang
3.6 Terorisme
Mitigasi Risiko

Tingkat Investasi Rendah Investasi Sedang Investasi Besar


Risiko (Low Investment ) (Moderate Investment) (Huge Investmemt)
X meminimalkan risiko meminimalkan risiko dipertimbangkan
H meminimalkan risiko dipertimbangkan dipertimbangkan
M dipertimbangkan dipertimbangkan dapat dikenakan
L dipertimbangkan dapat dikenakan dapat dikenakan
Analisis Risiko
No. Tipe Risiko No. Identifikasi Risiko Reduksi atau Mitigasi Risiko
Menggunakan 30% non resource debt dan 70% equity.
Artinya pemberi pinjaman (30%) dan equity (70%).
1 Risiko investasi 1 Pendanaan proyek terbatas
Ketika risiko meningkat, sebaiknya dilakukan
renegosiasi.
Kekurangan sumber daya Pelatihan karyawan dan penyewaan teknologi yang
2.1
manusia mencukupi.
2 Risiko operasional
Suplai air terbatas (Musim Monitoring inflow irigasi. Verifikasi FDC dengan
2.2
Kemarau) instansi terkait.
AF dan CF terlalu rendah.
AF dan CF PLTA dirancang dengan skema yang
3 Risiko strategi/bisnis 3 Permintaan listrik menurun
konservatif. Perlu ada perjanjian jual beli listrik.
signifikan.
Selama konstruksi, berupa Memperbarui AMDAL untuk melanjutkan solusi lebih
Risiko
4 4 dampak langsung pada kerusakan baik pada prosedur mitigasi lingkungan. Perbaikan
eksternal/lingkungan
lingkungan. kondisi lingkungan setelah/dalam masa konstruksi.

AF : Analisis Finansial
CF : Cash Flow
FDC : Flow Duration Curve
Kesimpulan

✓ Proyek PLTA Tiga Dihaji berlokasi di Kabupaten OKU Selatan Provinsi


Sumatera Selatan dengan memanfaatkan bendungan Tiga Dihaji. PLTA
berkapasitas 4x10 MW.

✓ Analisa pembiayaan proyek direncanakan dengan 2 skema dengan


persentase ekuitas dan debt untuk 2 skema sama, perbedaan terletak
pada asumsi interest rate.

✓ Skema 2 menghasilkan persentase IRR dan NPV yang lebih besar


dibandingkan skema 1, persentase WACC skema 2 yang lebih rendah
dibandingkan dengan skema 1.

✓ Analisa risiko dan mitigasi risiko Proyek PLTA Tiga Dihaji juga dilakukan
dengan identifikasi risiko pada tahap pengembangan, tahap kontruksi,
dan tahap operasional dan pemeliharaan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai