Anda di halaman 1dari 11

Nama : Putri Zahari Shofa

NIM : E1A020039

Quis 1
Rangkuman Materi
Latar Belakang UUPA menurut UU No 5 Tahun 1960, yaitu:
a) Hukum agraria yang berlaku sekarang ini sebagian tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-
sendi dari pemerintah jajahan, dan sebagian lainnya lagi dipengaruhi olehnya, hingga
bertentangan dengan kepentingan rakyat dan Negara didalam melaksanakan
pembangunan semesta.
b) Sebagai akibat dari politik-hukum pemerintah jajahan itu hukum agraria tersebut
mempunyai sifat dualisme, yaitu dengan berlakunya peraturan-peraturan dari hukum adat
di samping peraturan-peraturan dari dan yang didasarkan atas hukum barat, selain
menimbulkan berbagai masalah antar golongan yang serba sulit, juga tidak sesuai dengan
cita-cita persatuan Bangsa.
c) Bagi rakyat asli hukum agraria penjajahan itu tidak menjamin kepastian hukum.

Tujuan UUPA
1. meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional, yang akan merupakan alat
untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi Negara dan rakyat,
terutama rakyat tani, dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur.
2. meletakan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan ke- sederhanaan dalam hukum
pertanahan.
3. meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah
bagi rakyat seluruhnya.

Adapun Hubungan antara latar belakang dan tujuan dari UUPA sendiri yaitu :
1. UUPA bertujuan untuk meletakkan dasar-dasar Hukum Agraria Nasional karena Hukum
Agraria yang lama masih tersusun berdasarkan tujuan dan sendi-sendi dari pemerintah jajahan
dan bahkan sebagian terpengaruh olehnya.
2. UUPA bertujuan untuk meletakkan dasar-dasar untuk kesatuan dan kesederhanaan hukum
dikarenakan hukum agraria lama bersifat dualisme bahkan pluralisme.
3. UUPA bertujuan untuk meletakkan dasar-dasar kepastian hukum bagi seruluh rakyat karena
hukum agraria lama tidak menjamin kepastian gukum bagi rakyat seluruhnya.

Dualisme Tanah
Yang dimaksud dengan dualisme hukum pertanahan sebelum UUPA adalah merujuk
pada masa di mana Indonesia masih di bawah kekuasaan kolonial barat. Hukum pertanahan
saat itu disebut dualisme karena diberlakukan atas dua hukum yang berbeda, yaitu atas hukum
adat dan atas hukum barat. Kebijakan tersebut diaplikasikan oleh para koloni hanya untuk
memenuhi kepentingan mereka dengan mengesampingkan kepentingan rakyat Indonesia.
Secara rinci, dualisme tersebut tergambar dalam pengaturan hak eigendom. Di mana pada
Pasal 51 ayat 7 Indische Staatsregeling pada Stb.1872 No. 117 tentang Agraris Eigendom
Recht, memberi hak eigendom (hak milik) pada orang Indonesia. Sementara, pada Buku II
KUHP diatur hal serupa, yatu tentang hak eigendom, namun tidak diperuntukkan untuk orang-
orang Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa telah terjadi pembedaan aturan hukum bagi
orang Indonesia dan bukan orang Indonesia terkait hak atas tanah. Seiring dengan terjadinya
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dalam penyusunan hukum pertanahan terdapat dua arti
penting, yaitu bangsa Indonesia tidak lagi mengakui hukum pertanahan kolonial dan
menyusun hukum pertanahannya sendiri. Yang sekarang dikenal dengan Undang-Undang
Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960.
Jadi Dualisme adalah berlakunya dua macam kaidah Hukum yang mengatur tanah, yaitu
Hukum tanah Barat (Contoh Tanah Barat : Eigendom, erfpacht, Opstal) dan Hukum Tanah Adat
(Contoh : Tanah Milik, Pekulen Yasan, Gogol, Ulayat). Akibat adanya Dualisme maka
menimbulkan ketidakpastian Hukum terutama untuk Tanah Adat.

Alasan Kepastian Hukum Tanah Barat Terjamin sedangkan Tanah Adat Kurang Terjamin
Tanah hak barat dapat terjamin kepastian hukumnya, sebab mengenai tanah-tanah hak
barat diatur oleh hukum barat yang berbentuk tertulis, yaitu dengan adanya : Agrarische Wet,
KUHPerdata yang mengatur mengenai tanah yaitu pada buku II KUHPerdata, dan Agrarische
Besluit serta adanya Pendaftaran Tanah yang memberikan jaminan kepastian hukum terhadap
tanah-tanah hak barat. Dengan adanya pengaturan hukum tertulis tersebut, hukum tanah barat
lebih tersusun, tertata, dan terjamin kepastian hukumnya, sebab ada bukti nyata secara tertulis
yang memberikan pengaturan mengenai tanah-tanah adat. Sedangkan tanah-tanah adat diatur
oleh hukum adat ( hukum asli bangsa Indonesia) yang bentuknya tidak tertulis. Bentuknya
tidak tertulis itu lah yang tidak bisa memberikan jaminan kepastian hukum terhadap tanah
adat Indonesia, sebab tidak ada pembuktian nyata mengenai pengaturan tanah adat. Tanah
adat hanya disandarkan pada kebiasaan atau adat istiadat masyarakat Indonesia saja yang
memiliki corak tersendiri masing-masing wilayah. Selain itu, sebelum berlakunya UUPA dan
adanya dualisme hukum agraria, pengaturan mengenai tanah masih didahulukan bagi tanah-
tanah barat. Ditambah lagi, hukum tanah Barat saat itu memiliki kedudukan yang tinggi
dibandingkan dengan hukum adat, sehingga tanah adat tidak terjamin kepastian hukumnya.

Contoh Tanah Adat yang Recht Kadaster :


a. Pendaftaran tanah mengenai tanah-tanah Subak di Bali yang diselenggarakan oleh pengurus
subak berdasarkan hukum adat setempat;
b. Pendaftaran tanah yang diselenggarakan di kepulauan Lingga berdasarkan peraturan yang
dikeluarkan oleh Sultan Soleiman (Pendaftaran tanah ini dihapuskan Pemerintah tahun
1913);
c. Pendaftaran tanah mengenai tanah-tanah hak grant di Medan berdasarkan peraturan
Gemeente (Kotapraja) Medan;
d. Pendaftaran tanah di Yogyakarta berdasarkan peraturan yang dikeluarkan Sultan Yogyakarta
(diumumkan dalam Rijksblad Kasultanan tahun 1926 No. 13);
e. Pendaftaran tanah di Surakarta berdasarkan peraturan yang dikeluarkan Sunan Surakarta
(diumumkan dalam Rijksblad Kasunanan tahun 1938 No 14).

Definisi dan Latar Belakang Agrarische Eigendom


Agrarisch Eigendom adalah hak atas masyarakat Indonesia yang berasal dari Hak atas
tanah adat diakui dan didaftarkan oleh pemerintah kolonial dan inilah yang disebut sebgai
Agrarisch Eigendom, yang mana berdasarkan Pasal 51 ayat (7) Indische staatsregelling,
staatsblad 1870 No. 117, maka rakyat Indonesia asli yang memiliki hak atas tanah dapat
mengajukan permohonan pendaftaran tanah untuk diberikan kepadanya dengan hak eigendom
disertai syarat pembatasan yang akan diatur dalam undang-undang (ordonatie) dan yang harus
tercantum dalam surat tanda eigendom itu, yakni mengenai kewajiban-kewajiban kepada negara
dan desa dan juga tentang hak untuk menjualnya kepada orang yang tidak termasuk golongan
rakyat asli. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa hak agrarisch eigendom merupakan
hak eigendom yang diberikan kepada masyarakat Indonesia asli atas tanah miliknya.
Latar Belakang Argarische Eigendom adalah adanya penyeludupan hak untuk mensiasati
larangan pengasingan tanah dari tanah adat dialihkan menjadi tanah barat. Tanah agrarische
Eigendom ini apabila nanti beralih karena warisan misalnya menyadi kepunyaan orang belanda
maka otomatis menjadi tanah Eigendom. Dengan demikian Tanah-tanah orang pribumi tidak
boleh dipindah tangankan kepada non pribumi (misal dengan warisan, jual beli, sewa) berati
tidak ada tanah pribumi dijual kepada orang asing, sehingga Belanda masih bisa menggunakan
politik tanam paksa. Larngan pengasingan tanah ini mengatur / membedakan antara pribumi dan
non pribumi, sedangkan dalam UUPA mengaturnya dengan WNI dan WNA
Quis 2
Pertemuan 3
01/11/2021

Pendaftaran Tanah
BAIK MARI KITA DISKUSIKAN MATERI HARI INI. UNSUR POKOK PENDAFTARAN TANAH(PT)
ADALAH ADANYA DATA FISIK DAN DATA YURIDIS. NEGARA MANAPUN YG
MENYELENGGARAKAN PENDAFTARAN TANAH (PT) PASTI KEGIATAN UTAMANYA
ADALAH PENGUMPULAN DATA FISIK DAN DATA YURIDIS. DATA FISIK ADALAH DATA YG
MENJELASKAN TENTANG LETAK,BATAS, LUAS DAN ADAKAH BANGUNAN/TANAMAN YG
BERADA DIATAS TANAH TSB. PENYEBUTANNYA HARUS URUT TIDAK BOLEH DIBOLAK
BALIK, MISAL DATA FISIK ADALAH DATA YG MENJELASKAN TTG LUAS, LETAK BATAS
DST HAL INI ADALAH SALAH. KEMUDIAN YG DIMAKSUD DATA YURIDIS ADALAH DATA
MENJELASKAN TTG STATUS TANAH/HAKNYA, SUBYEK/PEMEGANG HAK/PEMILIK, BEBAN2
DIATAS TANAH TSB . HAL INI JUGA TIDAK BOLEH TERBOLAK BALIK DL
PENYEBUTANNYA. KALAU SDR LIHAT RUMUSAN PENGERTIAN PT DL PP NO 24 TH 1997,
COBA SDR CARI UNSUR2 POKOK PT MINIMAL 6. WAKTU 20 MENIT

Unsur-unsur Pokok Pendaftaran Tanah


1. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan
dan hak pakai;
2. Tanah hak pengelolaan;
3. Tanah wakaf;
4. Hak milik atas satuan rumah susun;
5. Hak tanggungan;
6. Tanah Negara.

Unsur Pokok Kadaster (Universal)


1. Pengumpulan data fisik
 Letak
 Batas-batas
 Luas
 Bangunan dan tanaman di atasnya.
2. Pengumpulan data yuridis
 Status tanah/hak-haknya
 Subyek dan hak2 pihak lain
 Beban2 lain yg membebaninya

Unsur-unsur dari pendaftaran tanah yaitu: (JURNAL HUKUM)


1. Rangkaian kegiatan, bahwa kegiatan yang dilakukan dalam pendaftaran tanah adalah,
kegiatan mengumpulkan baik data fisik, maupun data yuridis dari tanah.
2. Oleh pemerintah, bahwa dalam kegiatan pendaftaran tanah ini terdapat instansi khusus yang
mempunyai wewenang dan berkompeten, BPN (Badan Pertanahan Nasional).
3. Teratur dan terus menerus, bahwa proses pendaftaran tanah merupakan suatu kegiatan yang
didasarkan dari peraturan perundang-undangan, dan kegiatan ini dilakukan secara terus-
menerus, tidak berhenti sampai dengan seseorang mendapatkan tanda bukti hak.
4. Data tanah, bahwa hasil pertama dari proses pendaftaran tanah adalah, dihasilkannya data
fisik dan data yuridis. Data fisik memuat data mengenai tanah, antara lain, lokasi, batas-
batas, luas bangunan, serta tanaman yang ada di atasnya. Sedangkan data yuridis memuat
data mengenai haknya, antara lain, hak apa, pemegang haknya, dll.
5. Wilayah, bisa merupakan wilayah kesatuan administrasi pendaftaran, yang meliputi seluruh
wilayah Negara.
6. Tanah-tanah tertentu, berkaitan dengan oyek dari pendaftaran tanah.
7. Tanda bukti, adanya tanda bukti kepemilikan hak yang berupa sertifikat

Unsur-Unsur Pokok pendaftaran tanah:


1 Adanya serangkaian kegiatan
2 Dilakukan oleh pemerintah
3 Secara terus menerus atau berkesinambungan
4 Dilakukan Secara teratur
5 Bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun.
6 Pemberian surat tanda bukti hak.
7 Hak-hak tertentu yang membebaninya.
YANG DIMAKSUD RANGKAIAN KEGIATAN ADALAH BANYAKNYA KEGIATAN DALAM PT
MULAI DARI PENGUMPULAN SAMPAI DG PEMELIHARAAN DATA YANG KESEMUANYA ITU
BERMUARA PADA PENGUMPULAN DATA FISIK DAN DATA YURIDIS, SELANJUTNYA UNSUR
YG KE 2 DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH

Dilakukan oleh Pemerintah maksudnya penyelenggaraan pendaftaran tanah dalam masyarakat


modern merupakan tugas negara yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi kepentingan rakyat
dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan. Instansi
pemerintah yang menyelenggarakan pendaftaran tanah adalah Badan Pertanahan Nasional
(BPN).

Jawaban Bagus menurut dosen


Dilakukan oleh pemerintah maksudnya adalah penyelenggaraan pendaftaran tanah menjadi
tugas dan tanggung jawab Badan Pertanahan Nasional sebagai lembaga pemerintahan yang
terjamin kepastian hukumnya.

Dilakukan oleh pemerintah berarti dalam penyelenggaraan pendaftaran tanah menjadi


tanggung jawab pemerintah melalui lembaga yang diberikan wewenang, dan lembaga itu
adalah instansi Badan Pertahanan Nasional (BPN) yang bertugas mengurusi semua hal tentang
pertanahan

YA JADI DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH MAKSUDNYA BHW PT ADALAH MERUPAKAN


KEWAJIBAN PEMERINTAH, DASAR HKNYA PASAL 19 UUPA MENYATAKAN : "Untuk menjamin
kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia
menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah", SIAPA PEMERINTAH DL HAL
INI ? ATR-BPN (AGRARIA TATA RUANG DAN PBADAN PERTANAHAN NASIONAL). SEDANG
YG MELAKSANAKAN KANTOR ATR -BPN KABUPATEN/KOTAMADYA.

LANJUT APAKAH PENDAFTARAN ITU HANYA MERUPAKAN KEAWAJIBAN PEMERINTAH


SAJA ?
Jawaban
Pendaftaran tanah selain menjadi kewajiban bagi pemerintah, juga menjadi kewajiban untuk pemegang hak
atas tanah agar tanah yang dimiliki pemegang hak tersebut pada akhirnya memiliki kekuatan hukum dan
tercipta kepastian hukum

Hak milik yang perlu didaftarkan menurut pasal 23, 32, dan 38 UUPA yaitu Hak Milik, HGU,
HGB demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan pembebanannya dengan hak-hak lain harus
didaftarkan menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Pasal 19.

Jawaban Bagus
Pemegang hak atas tanah yang wajib melakukan pendaftaran:
1. Hak milik (Pasal 23 UUPA)
2. Hak guna usaha (Pasal 32 UUPA)
3. Hak guna bangunan (Pasal 38 UUPA)

BAGI PEMERINTAH KAPAN KEWAJIBAN ITU TIMBUL? YAITU SEJAK DIUNDANGKANNYA


UUPA 24 SEPTEMBER 1960 MK PEMERINTAH WAJIB MELAKUKAN PT. LALU BAGI
PEMEGANG/SUBYEK/PEMILIK HAK (HM,HGU DAN HGB) KAPAN KEWAJIBAN ITU TIMBUL

Kewajiban melakukan PT bagi pemegang/subyek/pemilik hak atas tanah timbul ketika diundangkannya
UUPA dan/atau ketika terjadinya peralihan hak-hak atas tanah tersebut kepada yang bersangkutan.

Jawaban Bagus
Kewajiban pendaftaran tanah bagi Hak atas tanah (Hak milik, HGU, HGB) apabila terjadinya
peralihan, pembebanan, dan hapusnya hak atas bidang tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun wajib didaftar.

DALAM REDAKSI YG SAMA MAKA MENURUT PS 23,32,38 UUPA: HM,HGU,HGB DEMIKIAN


PULA SETIAP PERALIHAN HAPUS DAN PEMBEBANANNYA HARUS DIDAFTARKAN. JADI
BETUL BAGI PEMEGANG HAK2 TSB WAJIB MELAKUKAN PT APABILA TERJADI PERALIHAN,
HAPUS DAN PEMBEBANAN.
APA PENGERTIAN PERALIHAN?
Jawaban
Peralihan hak atas tanah merupakan perpindahan hak atas tanah dari pemegang hak yang
lama kepada pemegang hak yang baru secara sah berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

PERALIHAN MENGANDUNG DUA ARTI : 1. BERALIH(ADA PERISTIWA HK, CONTOH


PEWARISAN) DAN 2. DIALIHKAN/PEMINDAHAN HAK CONTOH :JUAL BELI, TUKAR
MENUKAR,HIBAH. JADI KEWAJIBAN PT ITU BUKAN HANYA PADA PEMERINTAH SAJA TAPI
JUGA PARA PEMEGANG HAK. PEMEGANG HAK SJ BUKAN HANYA PEMEGANG HAK ATAS
TANAH TAPI JUGA HAK2 LAIN
Hak apa lagi sebagai Objek PT ?
Jawaban
Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang : Pendaftaran Tanah, Hak lain
sebgai objek Pendaftaran Tanah yaitu:
1. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan
dan hak pakai;
2. Tanah hak pengelolaan;
3. Tanah wakaf;
4. Hak milik atas satuan rumah susun;
5. Hak tanggungan;
6. Tanah Negara.

YA JADI SEMUA OBYEK ITU NANTI KALAU SUDAH DIDAFTAR AKAN DIBERI STBH(SURAT
TANDA BUKTI HAK) BERUPA SERTIPIKAT KECUALI TANAH NEGARA. SEBAGAI PENUTUP
COBA SDR CARI APA ITU SERTIPIKAT DITINJAU DARI SUDUT ISINYA MAUPUN DARI SUDUT
KEKUATAN PEMBUKTIANNYA,

Jawaban
Dalam UUPA No. 5 Tahun 1960 disebutkan bahwa pendaftaran tanah dilakukan untuk
memberikan atau menjamin kepastian hukum dan perlindungan hukum. Pendaftaran tanah
bertujuan untuk mendapatkan surat tanda bukti berupa sertifikat hak atas tanah yang dikeluarkan
atau diterbitkan oleh badan pertanahan nasional. Bentuk pembuktian berupa sertifikat dapat
memberikan perlindungan hukum bagi pemegang hak dan sebagai pembuktian alat bukti yang
kuat (pasal 19 undang undang pokok Agraria). Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah akan memberikan perlindungan, kepastian, dan kekuatan hukum bagi orang
yang tercantum namanya di dalam sertifikat tersebut.
Sertifikat hak atas tanah sebenarnya tidak lain terdiri dari dua bagian, yaitu salinan buku
tanah dan surat ukur. Adapun buku tanah bukanlah buku dalam artian biasa, tetapi adalah
lembaran, daftar yang memuat keterangan mengenai nama kepemilikan hak atas tanah, subyek
pemegang hak milik atas tanah, asal usul tanah, peralihan hak atas tah dan pembebanannya jika
ada. Jadi, fungsi sertifikat hak atas tanah adalah sebagai bukti kepemilikan dan sesuatu jaminan
kekuatan dan kepastian hukum terhadap orang maupun badan hukum sebagai pemegang hak atas
tanah. Dengan adanya sertifikat hak atas tanah berarti bukti hak telah didaftarkan atas tanah yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Dengan
demikian, sudah sewajarnya sertifikat hak atas tanah itu menjadi pegangan utama bagi seseorang
atau badan hukum sebagai pemegang hak yang mempunyai sesuatu hak atas tanah.
Selanjutnya, dengan melihat ketentuan ketentuan pasal 19 UUPA tersebut khususnya ayat
(1) dan (2), dalam melakukan pelaksanaan pendaftaran tanah, diberikan alat bukti hak yang lebih
dikenal dengan sebutan sertifikat hak atas tanah yang berlaku sebagai alat bukti yang kuat atas
pemegangan sebidang tanah tersebut. Sertifikat hak atas tanah pertama-tama berfungsi dalam
bidang pembuktian. Kepemilikan hak atas tanah dapat dibuktikan dengan sertifikat hak atas
tanah itu memuat:
1. Orang atau badan hukum yang disebutkan di dalamnya adalah pemegang hak yang sah dari
hak yang diuraikan di dalamnya, dan
2. Batas-batas bidang tanah yang menjadi objek hak itu yang diuraikan dalam bagian surat
ukurannya adalah batas-batas yang sah menurut hukum
Dalam fungsinya, sertifikat hak atas tanah sebagai alat bukti dapat juga ditinjau dari segi
hukum yang berlaku. Jadi, dalam hal seseorang mempunyai sebidang tanah atau hak atas tanah,
maka orang tersebut harus dapat menunjukkan suatu alat bukti, yaitu alat bukti yang menjadikan
haknya, sertifikat. Kemudian apabila telah dapat menunjukan alat bukti itu, orang tersebut diakui
sebagai pemilik atau yang berhak atas tanah, mengingat dasar-dasar pembuatan sertifikat sebagai
tertera di atas.

Berdasarkan PP no 24 tahun 1997 Sertifikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud
dalampasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas
satuan rumah susun dan haktanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanahyang
bersangkutan.
Berdasarkan pasal 30 ayat (1) Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak
yangbersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telahdidaftar dalam buku tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30ayat (1).

Ditinjau dari isinya sertifikat merupakan surat tanda bukti hak atas tanah yang dikeluarkan
atau diterbitkan oleh badan pertanahan nasional. Bentuk pembuktian berupa sertifikat dapat
memberikan perlindungan hukum bagi pemegang hak dan sebagai pembuktian alat bukti yang
kuat (pasal 19 undang undang pokok Agraria). Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah akan memberikan perlindungan, kepastian, dan kekuatan hukum bagi orang
yang tercantum namanya di dalam sertifikat tersebut. Jika ditinjau dari pembuktiannya menurut
pasal 32 ayat (1) Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yangtermuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data
yuridis tersebutsesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hakyang bersangkutan.
Sertifikat hak atas tanah sebagai alat bukti dapat juga ditinjau dari segi hukum yang berlaku.
Jadi, dalam hal seseorang mempunyai sebidang tanah atau hak atas tanah, maka orang tersebut
harus dapat menunjukkan suatu alat bukti, yaitu alat bukti yang menjadikan haknya, sertifikat.
Kemudian apabila telah dapat menunjukan alat bukti itu, orang tersebut diakui sebagai pemilik
atau yang berhak atas tanah, mengingat dasar-dasar pembuatan sertifikat sebagai tertera di atas.

Anda mungkin juga menyukai