Anda di halaman 1dari 16

HUKUM JAMINAN

Budiman Setyo Haryanto, S.H., M.H.


FH. UNSOED
BAG I
HUKUM JAMINAN
(PRINSIP UMUM)
Pengertian :
Peraturan hukum yang mengatur tentang jaminan
piutang seorang kreditur terhadap debiturnya (J.
Satrio).

Istilah Jaminan merupakan terjemahan dari bahasa


Belanda, yaitu ”Zekerheid”, sedangkan istilah
”Zekerheidsrechten” digunakan untuk hukum jaminan
atau hak jaminan. Ind, jaminan = tanggungan =
agunan, dll.

Upaya memberikan perlindungan hukum (jaminan)


kepada kreditur dalam mempertahankan dan
melaksanakan haknya guna mendapatkan pelunasan
piutangnya dari seorang debitur.
Jaminan (zekerheid) adalah macam-macam
cara agar kreditur dapat terjamin dalam
pemenuhan tuntutan piutangnya.

Dengan demikian yang dimaksud dengan


hukum jaminan adalah peraturan hukum yang
memberikan perlindungan, memberikan
kemudahan-kemudahan ataupun sarana-
sarana bagi kreditur untuk mendapatkan
pememuhan piutangnya dari seorang debitur.
accessoire verbintenis

Perikatan jaminan disebut sebagai perikatan acessoir,


yaitu perikatan tambahan yang bersangkutan dengan
suatu perikatan pokok, yang diadakan sebagai jaminan
pemenuhan dari perikatan pokok itu.

J. Satrio menyebutkan bahwa perikatan asessoir


adalah perikatan yang adanya (lahir), berpindah dan
hapusnya mengikuti perikatan pokoknya
KREDITUR PERIKATAN POKOK DEBITUR

A B

B
A
KEWAJIBAN
HAK PERIKATAN JAMINAN
UTANG
PIUTANG TAGIHAN
HAK TAGIH SCHULD
VORDERING HAFTUNG
PENGERTIAN KREDIT
UU NO.10 TAHUN 1998

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan


yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Perjanjian Kredit adalah perjanjian pemberian
kredit antara pemberi kredit (Bank) dan
penerima kredit (Nasabah).
PERBANDINGAN
Perjanjian Kredit Pinjam Meminjam

1. Bentuk Tertulis 1. Bentuk bebas

2. Konsensuil, 2. Riil
obligatoir
JAMINAN KREDIT
Jaminan diperlukan untuk mengurangi risiko kredit
berupa kegagalan peminjam membayar kewajibannya
kepada bank.
Jaminan Pokok Dan Jaminan Tambahan :
1. Jaminan pokok adalah barang atau objek yang
dibiayai dengan kredit. Misalnya saja jaminan
pembelian rumah dengan kredit (kredit pemilikan
rumah) maka yang dijaminkan adalah rumah yang
dibeli tersebut.
2. Jaminan Tambahan merupakan barang atau
benda yang dijadiman jaminan untuk menambah
jaminan pokok. Hal ini diperlukan apabila bank
menilai jaminan pokok dianggap nilainya masih
kurang.
Kegunaan jaminan diantaranya :
1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapat
pelunasan dari hasil penjualan barang-barang jaminan tersebut, apabila
debitur melakukan cidera janji, yaitu untuk membayar kembali utangnya
pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian;
2. Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai
usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau
proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat
dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk berbuat demikian
dapat diperkecil;
3. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya,
khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat
yang telah disetujui agar debitur dan atau pihak ketiga yang ikut
menjamin tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada
bank.
FUNGSI JAMINAN KREDIT :
1. Jaminan sebagai pengaman perlunasan kredit;
2. Jaminan sebagai pendorong motivasi debitur;
3. Fungsi yang terkait dengan pelaksanaan ketentuan
perbankan.
UU No.10 Tahun 1998

BANK Bank adalah badan usaha


yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan-
nya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan
MASYARAKAT taraf hidup rakyat banyak
PRINSIP KEHATI-HATIAN, FORMULA 5C

Bank-bank dalam menilai suatu permintaan kredit wajib


berpedoman kepada 5 faktor, formula 5 C yaitu :

1. Watak (character)
2. Kemampuan (capacity)
3. Modal (capital)
4. Jaminan (collateral) dan
5. Kondisi ekonomi (condition of economy).
SK Direksi BI No 27/ 162/ KE/ DIR.

Semua Bank umum wajib untuk memiliki dan


menerapkan Kebijaksanaan Perkreditan Bank
(disingkat KPB) dalam pelaksanaan kegiatan
perkreditannya dan juga melampirkan Pedoman
Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank (PPKPB)

1. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan.


2. Organisasi dan manajemen perkreditan.
3. Kebijaksanaan persetujuan kredit.
4. Dokumentasi dan administrasi kredit.
5. Pengawasan kredit.
6. Penyelesaian kredit yang bermasalah.
PENGATURAN 1
BUKU II KUH PERDATA :

Bab XIX : Tentang piutang2 yang diistimewakan.


Bab XX : Tentang gadai.
Bab XXI : Tentang hipotik.

BUKU III KUH PERDATA

Bab XVII : Tentang penanggungan (borgtocht)


PENGATURAN 2

DI LUAR KUH PERDATA :

UU 4/1996 : Hak Tanggungan


UU 42/1999 : Fidusia

Fatwa Dewan Syariah Nasional no 25/DSN-MUI/III/2002


tanggal 26 Juni 2002 : Rahn
Pandhuis Reglement (Aturan Dasar Pegadaian/ADP),
Staatsblad Tahun 1928 Nomor 81.

Anda mungkin juga menyukai