Kewenangan Presiden (Pertemuan 1)
Kewenangan Presiden (Pertemuan 1)
4/Sept-Des/2018
35
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
haruslah berdasarkan aliran pengertian Negara pada tahun 1949 dan kemudian kembali
Persatuan (paham unitarismus) yang berubah menjadi kesatuan kembali pada tahun
berlandaskan Pancasila sebagai dasar Negara.6 1950.
Pengertian sistem pemerintahan adalah Sedangkan untuk sistem dari
sebuah sistem atau tatanan yang bersifat utuh pemerintahan di Indonesia sendiri sempat
yang digunakan untuk mencapai tujuan dari beberapa kali terjadi perubahan. Pada saat
pemerintahan. Sistem tersusun dari berbagai pertama kali negara Republik Indonesia
komponen yang saling bekerja sama dan diproklamasikan, republik ini menganut sistem
memiliki fungsinya masing-masing. Dalam presidensial. Kemudian saat terjadi konferensi
praktek dan fungsinya, tiap komponen tersebut meja bundar karena ditetapkannya konstitusi
memiliki sifat saling bergantung dan RIS, secara otomatis Indonesia berubah bentuk
mempengaruhi satu sama lain. Hal yang perlu menjadi negara serikat dan menerapkan sistem
dicermati adalah berbeda arti antara istilah parlementer pada pemerintahannya. Setelah
sistem dengan dan bentuk pemerintahan, berlakunya UUDS 1950, maka Republik
karena memiliki makna yang berbeda pula. Ada Indonesia kembali berbentuk negara kesatuan
banyak sistem pemerintahan yang dipakai oleh namun masih menggunakan sistem
berbagai negara di seluruh dunia, tentu saja parlementer. Baru setelah keluarnya Dekrit
dengan sifat, komponen, dan tatalaksana Presiden pada 5 Juli 1959, sistem pemerintahan
sistem yang berbeda-beda pula. Sistem di Indonesia kembali menjadi presidensial. Hal
pemerintahan parlementer adalah sistem di tersebut karena Dekrit Presiden 1959 berisi
mana parlemen memiliki pengaruh yang sangat bahwa UUDS 1950 tidak lagi berlaku dan
kuat dalam pemerintahan. Parlemen adalah kembali ke UUD 1945, serta pembubaran
komponen yang berwenang untuk mengangkat konstituante karena gagal membuat konstitusi
perdana menteri bahkan melengserkan yang baru.
pemerintahan yang sedang berjalan. 2. Tugas Dan Kewenangan Presiden
Sistem selanjutnya adalah presidensiil, “Presiden Republik Indonesia
yang juga dipakai sebagai sistem pemerintahan memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Indonesia. Sistem ini memiliki batasan jelas Undang Undang Dasar.”Demikian bunyi Pasal 4
antara kekuasaan eksekutif dan juga legislatif. Ayat (1) UUD 1945 yang menjadi dasar presiden
Pemilihan kekuasaan eksekutif dipilih oleh dalam menyelenggarakan pemerintahan. Pasal
rakyat dengan sistem pemilu. Presiden memiliki tersebut sama sekali tidak mengalami
tugas rangkap, sebagai kepala negara sekaligus perubahan.7
kepala pemerintahan, yang berhak untuk Menurut Bagir Manan, ditinjau dari
mengangkat pejabat pemerintahan yang teori pembagian kekuasaan yang dimaksud
terkait. Bentuk dari sistem pemerintahan kekuasaan pemerintahan adalah kekuasaan
selanjutnya adalah semi-presidensial, komunis, eksekutif. Sebagai kekuasaan dibedakan antara
demokrasi liberal, dan yang terakhir adalah kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan
liberal. Namun, jenis-jenis sistem tersebut yang bersifat umum dan kekuasaan
relatif sudah sedikit yang mempraktekannya penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat
sebagai sistem dari pemerintahan negaranya. khusus:
Sebagian besar negara di dunia menganut 1. Kekuasaan Penyelenggaraan Pemerintahan
sistem presidensial, parlementer monarki, dan yang Bersifat Umum
juga parlementer republik. Hal yang Bahwa Presiden sebagai penyelenggara
membedakan parlementer monarki dengan pemerintahan memiliki kekuasaan
parlementer republik adalah dalam hal kepala menyelenggarakan fungsi administrasi negara.
negara. Sepanjang sejarah, pemerintahan Presiden adalah pimpinan penyelenggaraan
Indonesia mengalami pergantian sistem administrasi negara tertinggi. Penyelenggaraan
maupun bentuk pemerintahan Indonesia. administrasi negara meliputi lingkup tugas dan
Pergantian bentuk negara hanya pernah terjadi wewenang yang sangat luas, yaitu setiap
dua kali, yaitu dari kesatuan menjadi federasi bentuk perbuatan atau kegiatan administrasi
6
C.S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta,
7
Aksara Baru, 1978, hal. 34. Abdul Ghoffar, opcit., hal. 98.
36
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
negara. Lingkup tugas dan wewenang ini makin kepala pemerintahan sudah diatur dalam
meluas sejalan dengan makin meluasnya tugas- Undang Undang Dasar 1945 sesudah
tugas dan wewenang negara atau pemerintah, perubahan, yaitu;
yaitu: a. Kekuasaan penyelenggaraan
9
a. Tugas dan wewenang menyelenggarakan pemerintahan
tata usaha pemerintahan mulai dari surat- b. Kekuasaan mengajukan RUU, dan
menyurat sampai kepada dokumentasi dan membahasnya bersama dengan DPR10
lain-lain. c. Kekuasaan membentuk Peraturan
b. Tugas dan wewenang menyelenggarakan Pemerintah sebagai Pengganti Undang
tata usaha pemerintahan mulaid ari surat- Undang (Perppu)11
menyurat sampai kepada dokumentasi dan d. Kekuasaan menetapkan Peraturan
lain-lain. Pemerintah12
c. Tugas dan wewenang administrasi negara e. Kekuasaan memberikan grasi, amnesti,
di bidang pelayanan umum. abolisi, dan rehabilitasi13
d. Tugas dan wewenang administrasi negara f. Kekuasaan mengadakan perjanjian dengan
di bidang penyelenggaraan kesejahteraan negara lain14
umum. g. Kekuasaan mengadakan perdamaian
2. Kekuasaan Penyelenggaraan Pemerintahan dengan negara lain15
yang bersifat khusus h. Kekuasaan mengangkat dan menerima
Tugas-tugas penyelenggaraan duta dan konsul16
pemerintahn yang bersifat khusus adalah i. Kekuasaan menyatakan keadaan bahaya17
penyelenggara tugas dan wewenang j. sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
pemerintahan yang secara konstitusional ada angkatan bersenjata18
pada Presiden pribadi yang memiliki sifat k. Kekuasaan memberi gelar dan tanda
prerogatif (di bidang pemerintahan). Tugas dan kehormatan lainnya19
wewenang tersebut adalah Presiden sebagai l. Kekuasaan membentuk Dewan
pimpinan tertinggi angkatan perang, hubungan Pertimbangan Presiden20
luar negeri, dan hak memberi gelar dan tanda m. Kekuasaan mengangkat dan
jasa.8 memberhentikan menteri-menteri21
3. Presiden Sebagai Kepala Negara sekaligus n. Kekuasaan meresmikan anggota Badan
Kepala Pemerintahan Republik Indonesia Pemeriksa Keuangan (BPK)22
Dalam sistem pemerintahan Republik
Indonesia jabatan kepala negara dan kepala
pemerintahannya hanyalah dijabat oleh satu
9
orang yang sama, yaitu Presiden. Di dalam Pasal 4 Ayat (1) UUD 1945
10
suatu negara pada umumnya kepala negara Pasal 5 UUD 1945 Perubahan Pertama
11
Pasal 22 Ayat (1) UUD 1945
adalah simbol dari suatu negara, sedangkan 12
Pasal 5 Ayat (2) UUD 1945
kepala pemerintahan yang menjalankan 13
Pasal 14 UUD 1945 Perubahan Pertama, grasi dengan
kekuasaan eksekutif. Berdasarkan Pasal 1 Ayat memperhatikan pertimbangan mahkamah agung.
1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara Amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan 14
Pasal 11 Ayat (2) UUD 1945 Perubahan Ketiga
hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara 15
Pasal 11 UUD 1945 Perubahan Ketiga
16
Indonesia adalah kesatuan dan bentuk Pasal 13 UUD 1945
17
pemerintahannya adalah republik. Sehingga Pasal 12 UUD 1945
18
Presiden Republik Indonesia memegang Pasal 10 UUD 1945
19
Pasal 15 UUD 1945 Perubahan Pertama
kekuasaan sebagai kepala negara sekaligus 20
Pasal 16 UUD 1945 Perubahan Ketiga, dulunya adalah
kepala pemerintahan. dewan pertimbangan
Maka dari itu, dalam hal menjalankan agung
21
fungsi Presiden sebagai kepala negara sekaligus Pasal 17 Ayat (2) UUD 1945 Perubahan Pertama
22
Pasal 23F UUD 1945 Perubahan Ketiga, anggota BPK
dipilih oleh DPR dengan
8
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jurnal memperhatikan pertimbangan DPD. Sementara itu
Konstitusi. Volume 7, Nomor 5, Pimpinan BPK dipilih dari dan
Jakarta, Oktober 2010, hal. 19. oleh anggota
37
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
o. Kekuasaan untuk menetapkan calon hakim menyebut dengan istilah pemerintah bukan
agung23 presiden karena menteri dilekatkan sebagai
p. Kekuasaan untuk mengangkat dan bagian dari pemerintahan.27 Pasal 20 ayat (5)
memberhentikan anggota Komisi Yudisial24 UUD 1945: “Dalam rancangan Undang-Undang
q. Kekuasaan untuk mengusulkan dan yang telah disetujui bersama tersebut tidak
menetapkan hakim konstitusi25 disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh
hari semenjak rancangan undang-undang
B. Kewenangan Presiden dalam Bidang tersebut sah menjadi Undang-Undang dan
Legislatif setelah Perubahan UUD 1945 wajib diundangkan.”Proses pembentukan suatu
1. Kewenangan Presiden Dalam UU setidaknya meliputi kegiatan pengusulan
Pembentukan Peraturan Perundang- suatu RUU, pembahasan, persetujuan, dan
undangan Menurut UUD 1945 pengesahan. Sebuah RUU baik itu yang
Pasal 5 ayat (1) UUD 1945: “Presiden diusulkan oleh DPR maupun oleh presiden
berhak mengajukan rancangan Undang-Undang harus dibahas bersama DPR dengan presiden
kepada Dewan Perwakilan Rakyat.” Pasal 20 untuk mendapatkan persetujan bersama.
ayat (2) UUD 1945: “Setiap rancangan undang- Dalam proses persetujuan tentunya ada pilihan
Undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk setuju atau tidak setuju, sehingga
dan Presiden untuk mendapat persetujuan melekat hak presiden untuk tidak memberikan
bersama.” Ketentuan Pasal 20 ayat (2) persetujuan atas suatu RUU yang diajukan oleh
menyebutkan secara tegas kata 'presiden' DPR. Dalam proses pembahasan suatu RUU,
sebagai pejabat ataupun lingkungan jabatan kedudukan DPR dengan presiden adalah sejajar
yang membahas bersama dan menyetujui yang memungkinkan salah satu pihak tidak
bersama DPR suatu rancangan undang-undang memberikan persetujuannya atas suatu RUU
(RUU), ketentuan tersebut mendapat kritik dari yang diajukan, walaupun dalam praktik
kalangan akademisi yang mengatakan bahwa pembahasan yang dilakukan bersama sampai
dalam praktik pembahasan suatu RUU tidak dicapai kesepakatan mengenai isi RUU.
pernah presiden yang langsung hadir dalam Apabila dalam 30 hari setelah suatu
rapat pembahasan dan memang akan sangat RUU disetujui bersama tetapi presiden tidak
sulit bila presiden (dalam arti pejabat) secara juga melakukan pengesahan suatu RUU atau
pribadi yang harus hadir dalam rapat-rapat dengan perkataan lain melekat hak presiden
pembahasan RUU di DPR mengingat pekerjaan untuk tidak mengesahkan suatu UU, walaupun
tersebut merupakan pekerjaan yang akan RUU itu tetap sah menjadi undang-undang
menyita waktu yang sangat banyak, padahal seperti halnya undang-undang lainnya yang
tugas utama presiden justru melaksanakan UU disahkan oleh presiden dan harus diundangkan
dan tugas pemerintahan lainnya justru lebih oleh menteri, walaupun logikanya bahwa suatu
banyak lagi. Presiden mempunyai menteri- yang sudah disetujui bersama tidak selayaknya
menteri yang bertugas membantu dalam untuk tidak disahkan oleh presiden.Pasal
berbagai urusan pemerintahan26 sehingga lebih Pengajuan RUU Anggaran Pembelanjaan dan
efektif justru presiden diwakili menterinya atau Belanja Negara (APBN) ini tentunya disertai
pejabat di lingkungan kementeriannya untuk dengan kewenangan presiden untuk menyusun
pembahasan suatu RUU. RUU ABPN.28
Sehingga muncul saran bahwa Pasal yang memberikan kewenangan
seharusnya Pasal 20 ayat (2) lebih tepat pada presiden untuk mengajukan RUU APBN ini
dalam UUD 1945 diletakkan pada Bab Hal
23 Keuangan, yang tentunya menjadi salah satu
Pasal 24 Ayat (1) UUD 1945 Perubahan Ketiga, usulan
Komisi Yudisial yang kewenangan presiden dalam bidang
telah disetujui DPR administrasi.
24
Pasal 24B Ayat (3) UUD 1945 Perubahan Ketiga, dengan 2. Pembentukan Undang-Undang Yang
persetujuan DPR Berasal Dari RUU Usulan Presiden
25
Pasal 24C UUD 1945 Perubahan Ketiga, sembilan hakim
konstitusi; 3 calon
27
usulan MA, 3 calon usulan DPR dan 3 calon usulan dari Pasal 17 ayat (3) UUD 1945: “Setiap Menteri
Presiden membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan”
26 28
Pasal 17 ayat (1) dan (3) UUD 1945 Pasal 23 ayat (2) UUD 1945.
38
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
Ada tiga lembaga yang memiliki otoritas memberikan pertimbangan dan paraf
untuk melakukan perancangan sekaligus persetujuan dalam jangka waktu paling
mengusulkan rancangan undang-undang (RUU) lama 14 (empat belas) hari kerja sejak
yaitu Presiden, DPR dan DPD. Selanjutnya RUU diterima
Peraturan Presiden No. 68 Tahun 2005 6. Apabila upaya penyelesaian tidak
membagi proses perancangan undang-undang memberikan hasil, maka Menteri
di intern pemerintah dalam dua macam, yaitu Kehakiman dan HAM melaporkan secara
perancangan RUU berdasarkan proregnas dan tertulis kepada Presiden untuk
perancangan RUU yang tidak berdasarkan memperoleh keputusan dan perumusan
prolegnas. ulang RUU dilakukan oleh pemrakarsa
Perancangan RUU yang berdasarkan bersama-sama dengan Menteri
prolegnas dilakukan dengan tahapan sebagai Kehakiman dan HAM.
berikut: 7. Apabila upaya penyelesaian tidak
1. Pemrakarsa dalam menyusun RUU memberikan hasil, maka Menteri
dapat terlebih dahulu menyusun Naskah Kehakiman dan HAM melaporkan secara
Akademik yang dilakukan secara tertulis kepada Presiden untuk
bersama-sama dengan Departemen memperoleh keputusan dan perumusan
yang tugas dan tanggungjawabnya di ulang RUU dilakukan oleh pemrakarsa
bidang peraturan perundang-undang bersama-sama dengan Menteri
(Departemen Kehakiman dan HAM). Kehakiman dan HAM
Pelaksanaan penyusunan naskah 8. Apabila RUU tersebut tidak memiliki
akademik dapat diserahkan kepada permasalahan lagi baik dari segi
perguruan tinggi atau pihak ketiga yang substansi maupun dari segi perancangan
mempunyai keahlian perundang-undangan, pemrakarsa
2. Dalam penyusunan RUU, pemrakarsa mengajukan RUU tersebut kepada
membentuk panitia antar departemen Presiden guna disampaikan kepada DPR
yang terkait dengan lingkup substansi dengan tembusan kepada Menteri
RUU. Dalam rangka pembentukan Kehakiman dan HAM.
panitia antar departemen, pemrakarsa 9. Setelah Presiden menerima RUU
mengajukan surat permintaan tersebut dan jika Presiden berpendapat
keanggotaan panitia antar departemen bahwa RUU tersebut masih
kepada Menteri Kehakiman dan H AM mengandung permasalahan , maka
dan menteri/pimpinan lembaga terkait Presiden menugaskan Menteri
3. Ketua panitia antar departemen Kehakiman dan HAM dan pemrakarsa
melaporkan perkembangan penyusunan untuk mengkoordinasikan kembali
RUU dan/atau permasalahan yang penyempurnaan RUU tersebut dalam
dihadapi kepada pemrakarsa untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
memperoleh keputusan atau arahan hari kerja sejak diterimanya penugasan
4. Ketua panitia antar departemen tersebut.29
menyampaikan perumusan akhir RUU 3. Kewenangan Presiden Indonesia setelah
kepada pemrakarsa disertai dengan perubahan UUD 1945
penjelasan secukupnya. Pemrakarsa Setelah perubahan UUD 1945 sebanyak
dapat menyebarluaskan RUU kepada empat kali sejak tahun 1999-2002, terjadi
masyarakat dalam rangka banyak perubahan terhadap kekuasaan
penyempurnaan oleh panitia antar konstitusional Presiden RI. Pertama, terjadi
departemen pengurangan dalam bidang pembuatan
5. Pemrakarsa menyampaikan RUU kepada undang-undang. Pada perubahan pertama,
Menteri Kehakiman dan HAM dan
menteri/ pimpinan lembaga terkait 29
Robby Aneuknangroe ,Diakses dari
dalam rangka harmonisasi konsepsi dan https://masalahukum.wordpress.com/2013/09/27/
teknik perancangan peraturan proses-pembentukan-undang-undang-yang-berasal-dari-
perundang-undangan dan selanjutnya ruu-usulan-presiden/ pada tanggal 27-nov-2018, pkl 13:52
Wita
39
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
ditegaskan bahwa kekuasaan membentuk ketentuan seperti itu tidak ada. Dengan
undang-undang ada ditangan Dewan keharusan diatur dengan undang-undang,
Perwakilan Rakyat (Pasal 20 Ayat (1) UUD pelaksanaan dari kekuasaan tersebut harus
1945), bukan lagi di tangan presiden (Pasal 5 mengacu pada undang-undang tersebut.
Ayat (1) UUD 1945 sebelum perubahan). Selain Pembuatan undang-undang dilakukan oleh DPR
itu, ketika Rancangan Undang-Undang sudah dan presiden yang tentunya harus
memperoleh persetujuan bersama DPR dan mengakomodir kepentingan DPR agar terjadi
presiden, maka dalam jangka 30 hari sejak persetujuan bersama (Pasal 15).
persetujuan bersama, RUU tersebut akan sah Kelima, terjadi sedikit pengurangan
menjadi undang-undang dan wajib kekuasaan presiden dalam hal
diundangkan meskipun tidak disahkan oleh pembentukan,pengubahan, dan pembubaran
presiden. Hal tersebut berbeda dengan Kementerian Negara yaitu dengan adanya
sebelum perubahan UUD 1945, di mana setiap pengaturan oleh undang-undang. Sebelum
rancangan undang-undang baru bisa menjadi perubahan, ketentuan seperti itu tidak diatur di
undang-undang kalau sudah disahkan oleh dalam UUD 1945
presiden. yang dalam praktiknya dianggap sebagai hak
Kedua, terjadi sedikit pengurangan prerogatif presiden dalam rangka menjalankan
dalam kekuasaan hubungan luar negeri, yaitu program yang direncanakannya sebagaimana ia
dalam hal mengangkat duta, presiden mempunyai kekuasaan untuk mengangkat dan
memperhatikan pertimbangan DPR. Begitu juga memberhentikan menteri negara. Namun,
dalam hal presiden menerima penempatan setelah perubahan, hal tersebut tidak bisa lagi
duta negara lain, di mana presiden dilakukan karena harus sesuai dengan undang-
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13). undang yang mengatur hal tersebut.
Sebelum perubahan, Presiden tidak Keenam, setelah perubahan keempat,
memerlukan pertimbangan DPR dalam presiden mendapat kekuasaan konstitusional
melaksanakan kekuasaan tersebut. Begitu juga “tambahan” untuk membentuk dewan
dalam hal kekuasaan membuat perjanjian pertimbangan yang bertugas memberikan
internasional. Setelah perubahan, ketentuan nasihat dan pertimbangan kepada presiden
mengenai perjanjian internasional diharuskan (Pasal 16) Sebelum perubahan, secara
diatur lebih lanjut dengan undang-undang. konstitusional presiden tidak memiliki
Sebelum perubahan, ketentuan seperti itu tidak kekuasaan tersebut, meskipun begitu dalam
ada (Pasal 11). praktiknya dahulu, presiden mempunyai
Ketiga, terjadi sedikit pengurangan kekuasaan mengangkat dan memberhentikan
dalam hal kekuasaan yudisial. Dalam hal anggota dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung
presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan (DPA).
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Ketujuh, secara konstitusional, presiden
Agung (Pasal 14 Ayat (1)). Sebelum perubahan, juga mendapatkan kekuasaan tambahan, yaitu
tidak ada kewajiban bagi presiden untuk mempunyai kekuasaan untuk meresmikan
meminta pertimbangan kepada Mahkamah Anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah
Agung ketika akan memberi grasi dan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
rehabilitasi. Begitu juga dalam hal kekuasaan Memperhatikan Pertimbangan Dewan
memberi amnesti dan abolisi, presiden Perwakilan Daerah, menetapkan Calon Hakim
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 Agung usulan dari Komisi Yudisial yang telah
Ayat (2)). Sebelum perubahan, presiden tidak disetujui oleh DPR, mengangkat dan
memerlukan pertimbangan dari DPR ketika memberhentikan anggota Komisi Yudisial
akan memberi amnesti dan rehabilitasi. dengan persetujuan DPR, serta mengusulkan
Keempat, terjadi sedikit pengurangan tiga hakim konstitusi dan menetapkan Sembilan
dalam hal kekuasaan presiden memberi gelar, hakim konstitusi yang diusulkan masing-masing
tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan. tiga dari Mahkamah Agung, tiga dari DPR, dan
Setelah perubahan pertama, diharuskan tiga dari presiden sendiri. Kekuasaan-kekuasaan
ketentuan tersebut diatur dengan undang- yang berkaitan dengan Mahkamah Konstitusi
undang, padahal sebelum perubahan, dan Komisi Yudisial adalah kekuasaan yang baru
40
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
karena sebelum perubahan UUD 1945, lembaga 1. Presiden di samping memimpin eksekutif
tersebut tidak ada. Sementara kekuasaan yang tertinggi, juga memiliki kekuasaan legislatif;
berkaitan dengan peresmian anggota BPK dan 2. Presiden disamping memimpin eksekutif
penetapan anggota Mahkamah Agung, dalam tertinggi juga memiliki kekuasaan yudikatif;
praktiknya sudah dimiliki presiden sebelum 3. Presiden mempunyai kekuasaan untuk
terjadi perubahan UUD 1945. membentuk peraturan pemerintah untuk
4. Kewenangan Presiden Dalam Bidang menjalankan undang-undang (pouvoir
Legislatif Setelah Perubahan UUD 1945 reglementair);
Pada sistem ketatanegaraan Indonesia, 4. Undang-undang yang mengatur seluruh
sebelum diadakannya perubahan terhadap lembaga tinggi negara lainnya dapat dibuat
UUD 1945, kekuasaan legislatif tidak hanya Presiden.
terletak pada DPR (Pasal 21 ayat 1) tetapi juga Mengenai kuatnya kedudukan dan
memberikan kekuasaan legislatif kepada peran Presiden dalam bidang legislatif selain
Presiden (Pasal 5 ayat 1). karena ketentuan UUD 1945, juga oleh karena
Akan tetapi, UUD 1945 memberikan penguasaan informasi dan mekanisme
kekuasaan legislatif kepada Presiden lebih pengambilan keputusan di kalangan
besar daripada DPR. Selain mempunyai pemerintah. Bagir manan, mengemukakan tiga
kekuasaan membentuk undang-undang faktor penyebab, yakni:
bersama DPR, dalam kondisi kegentingan yang 1. Eksekutif sebagai pihak yangmerumuskan
memaksa Presiden juga mempunyai kekuasaan kebijaksanaan dan menjalankan
membentuk Peraturan Pemerintah Pengganti pemerintahan, maka dengan sendirinya
Undang-Undang (Perpu), serta berhak pemegang kekuasaan eksekutif lebih
menetapkan Peraturan Pemerintah untuk mengetahui dan mengalami secara konkret
menjalankan undang-undang. Menurut Pasal 5 berbagai undang- undang yang diperlukan
ayat (1) UUD 1945, Presiden memegang pengaturannya, yakni untuk menjalankan
kekuasaan membentuk undang-undang dengan kebijaksanaan dan penyelenggaraan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan pemerintahan.
demikian setiap produk perundang-undangan 2. Eksekutif lebih mempunyai kesempatan
harus mendapat persetujuan dari DPR, yang untuk mendapatkan tenaga yang memiliki
diperkuat dengan pasal 20 ayat (1) bahwa tiap- keahlian untuk menyusun RUU; dan
tiap undang-undang menghendaki persetujuan 3. Eksekutif memiliki tata kerja yang
DPR. Akan tetapi, seperti yang telah memungkinkan pengambilan keputusan
diungkapkan sebelumnya bahwa pasal-pasal secara cepat (single executive), sedangkan
dalam UUD 1945 terlalu “luwes” sehingga DPR bersifat kolegial.30
dapat menimbulkan lebih dari satu tafsiran Setelah Perubahan UUD 1945, terlihat telah
(multitafsir). terjadi pergeseran pemegang kekuasaan
Ini dapat terlihat dari kata membentuk undang-undang. Pergeseran ini
“menghendaki persetujuan DPR” yang selama terjadi dalam perubahan UUD 1945, yang
masa praamandemen sama sekali tidak terlihat menempatkan DPR sebagai pemegang
akibat dari besarnya kekuatan Presiden dalam kekuasaan membentuk undang-undang.
bidang legislatif yang memiliki hak untuk Penempatan tersebut tercermin pada Pasal 20
menolak suatu rancangan undang-undang Ayat (1) UUD 1945 yang menegaskan: “Dewan
walaupun telah disetujui oleh DPR, dan apabila Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
dilihat dari penjelasan Pasal 20 ayat (1) DPR membentuk undang-undang”.31
seakan-akan dipaksa untuk harus menyetujui Pergeseran kekuasaan pembentukan
setiap RUU dari Presiden. undang-undang itu dapat dibaca dengan
Menurut Inu Kencana Syafiie mengutip
pendapat Muhammad Ridhwan Indra,
30
menyatakan bahwa akan halnya besar Pataniari Siahaan, Politik Hukum Pembentukan
Undang-undang Pasca Amandemen UUD 1945. Konstitusi
kekuasaan Presiden dalam UUD 1945 itu Press, Jakarta, 2012, Hal. 282 - 283
terlihat karena : 31
Perubahan Tahap Pertama UUD 1945 yang ditetapkan
dalam Sidang Umum (SU) MPR-RI pada bulan oktober
1999
41
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
adanya perubahan radikal Pasal 5 Ayat (1) UUD Presiden masih dilibatkan dalam
1945 dari Presiden memegang kekuasaan mekanisme pembentukan undang-undang.
membentuk undang-undang dengan Keterlibatan Presiden disini, terlihat dari setiap
persetujuan DPR, menjadi Presiden berhak tahap dalam mekanisme pembentukan undang-
mengajukan rancangan undang-undang kepada undang oleh DPR. Pertama, Presiden diberi hak
DPR. Akibat dari pergeseran itu, hilangnya untuk mengajukan rancangan undang-undang
dominasi Presiden dalam proses pembentukan kepada DPR (Pasal 5 ayat 1). Kedua, Presiden
undang-undang. Perubahan ini penting artinya ikut serta membahas rancangan undang-
karena undang-undang adalah produk hukum undang dengan DPR untuk mendapat
yang paling dominan untuk menerjemahkan persetujuan bersama (Pasal 20 ayat 2). Ketiga,
rumusan-rumusan normatif yang terdapat terhadap rancangan undang-undang yang telah
dalam UUD 1945.32 disetujui bersama, maka untuk menjadi
Perubahan Pasal 5 ayat (1), memiliki undang-undang memerlukan pengesahan
dasar pemikiran yang kuat, secara logis Presiden (Pasal 20 ayat 4).
memang harus demikian adanya guna Menurut Jimly Asshiddiqie, tindakan
menghindari implikasi yuridis berupa duplikasi pengesahan Presiden sebagaimana yang
kekuasaan kelembagaan negara. Pasal 5 ayat dimaksud oleh pasal 20 ayat (4) UUD 1945
(1) memang harus dirumuskan bahwa Presiden tersebut hanyalah bersifat administrative
bukan sebagai pemegang kekuasaan, sebab belaka, karena secara materiil rancangan
Presiden sebagai lembaga yang menjalankan undang-undang yang telah mendapat
undang-undang, karena itu Presiden dari persetujuan bersama antara DPR dan Presiden
perspektif kekuasaan tepat diberikan “Presiden yang diputuskan dalam rapat Paripurna DPR-RI
berhak mengajukan rancangan undang-undang adalah tindakan pengesahan yang bersifat
kepada DPR”.33 materiil, sedangkan pengesahan oleh Presiden
Kemudian, perubahan Pasal 5 ayat (1) sebagaimana dimaksud oleh pasal 20 ayat (4)
diikuti dengan mengamandemen Pasal 20 UUD UUD 1945 tersebut adalah pengesahan yang
1945 menjadi: (1) DPR mempunyai kekuasaan bersifat formil. Apalagi dengan adanya
membentuk undang-undang; (2) setiap ketentuan Pasal 20 Ayat (5) yang menentukan
rancangan undang-undang dibahas oleh DPR jika dalam waktu 30 hari sejak mendapat
dan Presiden untuk mendapat persetujuan persetujuan dari Presiden, maka rancangan
bersama; (3) jika rancangan undang-undang undang-undang itu sah menjadi undang-
tidak mendapat persetujuan bersama, undang. Sehingga bisa dipastikan rancangan
rancangan undang-undang itu tidak boleh undang-undang yang telah mendapat
diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu; persetujuan bersama pasti akan menjadi
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang- undang-undang.35
undang yang telah disetujui bersama untuk Walaupun kekuasaan membentuk
menjadi undang-undang: (5) dalam hal undang-undang telah berada di DPR, dalam hal-
rancangan undang-undang yang telah disetujui hal tertentu Presiden juga diberikan kekuasaan
bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam menetapkan Peraturan Pemerintah
dalam waktu tiga puluh hari sejak rancangan Pengganti Undang-Undang. Peraturan
undang-undang itu disetujui, rancangan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
undang-undang tersebut sah menjadi undang- derajatnya sama dengan undang-undang.
undang dan wajib diundangkan.34 Dalam UUD 1945, kekuasaan Presiden dalam
menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, terdapat pada Pasal 22 yang
32
Saldi Isra, Dewan Perwakilan Daerah : Antara menegaskan:
Keterbatasan Dan Akuntabilitas, 1. Dalam hal ihwal kegentingan yang
https://www.saldiisra.web.id/ , diakses pada tgl 06-feb- memaksa, Presiden berhak menetapkan
2019, pkl 12:46 Wita
33
Pataniari Siahaan, Op.Cit, Hal. 284
34
Sebelum diamandemen Pasal 20 UUD 1945 rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam
menyatakan: (1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki persidangan DPR masa itu.
35
persetujuan DPR, dan (2) jika sesuatu rancangan undang- Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang – Undang, Konstitusi
undang tidak mendapat persetujuan DPR, maka Press, Jakarta, 2006, Hal.297
42
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
43
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
44
Lex Administratum, Vol. VI/No. 4/Sept-Des/2018
Rahardjo Sajipto, Sisi-sisi Lain dari Hukum di usulan-presiden/ pada tanggal 27-nov-
Indonesia, Jakarta, Penerbit Buku 2018, pkl 13:52 Wita
Kompas, 2006.
Anonim,
Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara. PT http://peraturan.go.id/welcome/index/
Raja Grafindo Persada. Jakarta 2013. prolegnas_pengantar. html pada
tanggal 06-nov-2018, pkl 21:51 Wita
Riyanto Astim, Teori Konstitusi, Bandung: Yape
mdo, 2000. Anonim, https://guruppkn.com/konstitusi-
yang-pernah-berlaku-diindonesia pada
Siahaan Pataniari, Politik Hukum Pembentukan tanggal 24-nov-2018, pkl 12:14 Wita
Undang-undang Pasca Amandemen
UUD 1945. Konstitusi Press, Jakarta, Anonim, https://guruppkn.com/tugas-fungsi-
2012. dan-wewenang-presiden-dan-wakil-
presiden pada tanggal 25-nov-2018, pkl
Sidharta Bernard Arief, Ilmu Hukum Indonesia, 16.26 Wita
Bandung, FH Unika Parahyangan, 2010.
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang_Undang_
Soemantri Sri, Sistem Pemerintahan Negara- Dasar_Negara_Republik_Indone-sia_
negara ASEAN, Bandung, Tarsito, 1976. Tahun_1945 pada tanggal 23-nov-2018,
pkl 23:18 Wita
Stroink F.A.M. dalam Abdul Rasyid Thalib,
Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Isra Saldi, Dewan Perwakilan Daerah : Antara
Aplikasinya dalam Sistem Keterbatasan Dan Akuntabilitas,
Ketatanegaraan Republik Indonesia, https://www.saldiisra.web.id/ , diakses
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006. pada tgl 06-feb-2019, pkl 12:46 Wita.
Internet
Aneuknangroe Robby,
https://masalahukum.wordpress.com/
2013/09/27/ proses-pembentukan-
undang-undang-yang-berasal-dari-ruu-
45