SATUAN PENDIDIKAN
TK PURI ANANDA
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
i
LEMBAR PENETAPAN
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal, 12 Juli 2022
Mengetahui
ASKINI, M.Pd,
NIP. 19650703198603201
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM OPERASIONAL TK PURI ANANDA
Melalui diskusi, proses sosialisasi, monitoring, dan evaluasi, maka dokumen Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan TK PURI ANANDA dengan ini dinyatakan sah.
Disahkan di : Jakarta
Tanggal : 01 September 2022
Mengetahui,
iii
KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH
TK PURI ANANDA
TENTANG
Memperhatikan : Saran, usul dan masukan dari Pengawas Sekolah dan Komite TK PURI ANANDA;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan
kepada anggaran yang sesuai;
KEEMPAT : Apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : JAKARTA
iv
Lampiran : Surat Keputusan
Kepala Sekolah TK PURI ANANDA
No. 007/TKPA/VII/Tahun 2022
TIM PENGEMBANG
KURIKULUM OPERASIONAL TK PURIANANDA
v
SURAT KEPUTUSAN KEPALA TK PURI ANANDA
Nomor : 03/KUR/TK/IX/2022
TENTANG
PEMBERLAKUAN KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
TK PURI ANANDA
TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023
Memperhatikan : a. Hasil Rapat Dinas TK PURI ANANDA pada tanggal 03 Juli 2022 ;
b. Saran, usul, dan masukan dari Pengawas Sekolah dan Komite Sekolah TK PURI
ANANDA;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada
anggaran yang sesuai;
KEEMPAT : Apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : JAKARTA
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasihNya
maka tim pengembang kurikulum TK Puri Ananda telah berhasil menyelesaikan Kurikulum
Operasional TK Puri Ananda tahun ajaran 2022/2023.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan kurikulum ini.
Dokumen Kurikulum Operasional TK Puri Ananda ini merupakan pegangan bagi
guru untuk melaksanakan segala kegiatan yang terkait dengan pembelajaran.
Kurikulum Operasional TK Puri Ananda ini dikembangkan mengacu pada kebijakan
pemerintah tentang Penguatan Profil Pelajar Pancasila. disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah dalam upaya pemulihan pembelajaran. TK Puri Ananda melakukan persiapan Implementasi
Kurikulum Merdeka dengan kategori Merdeka Belajar berupaya ke arah pembelajaran yang
menerapkan prinsip-prinsip pendidikan sesuai paradigma baru menuju perwujudan Profil Pelajar
Pancasila. Oleh karena itu, penyempurnaan kurikulum menjadi suatu keharusan.
Kurikulum Operasional TK Puri Ananda ini disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum
(TPK) tingkat satuan pendidikan yang dikoordinasi dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan Provinsi
DKI Jakarta melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Administrasi Jakarta Selatan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
viii
LEMBAR PENETAPAN .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
SK TIM PENGEMBANG KURIKULUM.......................................................... iii
SK KEPALA SEKOLAH PEMBERLAKUAN KURIKULUM ........................ iv
KATA PENGANTAR......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Prinsip dan Proses Penyusunan Kurikulum..................................................... 1
B. Karakteristik Satuan Pendidikan...................................................................... 2
Karakteristik Lingkungan Belajar.................................................................... 3
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi............................................................................................................ 4
B. Misi............................................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................ 4
D. Motto…………………………………………………………………….
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Intrakurikuler………………………………………………………………
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila…………………………………
C. Ekstrakurikuler…………………………………………………………….
BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Capaian Pembelajaran........................................................................................
B. Tujuan pembelajaran..........................................................................................
C. Metode Pembelajaran.........................................................................................
D. Asesmen Capaian Pembelajaran.........................................................................
E. Pelaporan Hasil Belajar.......................................................................................
BAB V EVALUASI, PENDAMPINGAN , DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
A. Evaluasi Kurikulum Opersional Satuan Pendidikan…………………………….
B. Pendampingan dan Pengembangan Profesional………………………………...
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
ix
BAB I
PENDAHULUAN
TK Puri Ananda berdiri diatas lahan seluas 1050 m2, dengan bangunan lantai 2 yang terdiri
dari ruang kepala sekolah, 5 ruang kelas, 2 kamar mandi, 1 ruang UKS/ruang tidur, 1 dapur dan
1 gudang, Aula, Area main di dalam dan di Luar.
TK Puri Ananda saat ini kami memiliki 3 orang guru, 1 orang kepala sekolah dan 1 orang
tenaga administrasi yang sabar dan sangat cinta pada dunia Pendidikan anak usia dini. Pada
tahun ajaran 2022/2023 murid kami sangat menurun tajam , kami memiliki 27 orang peserta
didik, dengan perincian Kelompok Bermain : 5 anak, TK A : 8 anak dan TK B: 14 anak.
Sebagai lembaga pendidikan swasta yang berada di kompleks Departemen Kesehatan,
sekolah kami memiliki daya tarik tersendiri dimana peserta didik kami awalnya adalah cucu -
cucu dari warga kompleks yang berasal dari berbagai etnis dan budaya, dan agama dimana
masyarakatnya saling menghormati dan bertoleransi terhadap keberagaman tersebut.
Para pendiri TK Puri Ananda bercita-cita untuk memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas bagi anak-anak usia 2 – 6 tahun yang berada di lingkungan kami. Segala fasilitas dan
industri yang muncul di lingkungan kami dapat kami gunakan untuk memperkaya aktifitas
kurikulum TK Puri Ananda.
Impian kami adalah mewujudkan profil lulusan yang mandiri, berbudi pekerti yang luhur,
berkarakter sesuai budaya Indonesia, peduli lingkungan dan berteknologi sesuai jamannya
Pengembangan kurikulum di sekolah kami mengacu pada tujuan pendidikan nasional
dengan memperhatikan budaya lokal, karakteristik dan kondisi satuan pendidikan, serta
kebutuhan peserta didik. Untuk mewujudkan hal ini, maka dibentuklah Tim Pengembang Kurikulum
Operasional yang terdiri dari : pengurus yayasan, guru, kepala sekolah dan komite sekolah.
Tim pengembang kurikulum TK Puri Ananda menggunakan analisis konteks sebagai dasar
pengembangan kurikulum yang berfokus pada:
1. Keberagaman agama, etnis dan budaya yang dituangkan dalam muatan pembelajaran karakter, agama,
pengembangan diri dalam seni budaya serta kecakapan hidup.
2. Potensi lingkungan sebagai keunggulan lokal.
Kurikulum Operasional TK Puri Ananda menggunakan prinsip pembelajaran yang berpusat pada
anak. Prinsip ini selaras dengan prinsip Merdeka Bermain Merdeka Belajar dimana guru berperan sebagai
2
fasilitator anak dalam belajar. Guru memfasilitasi anak agar dapat berfikir logis, kritis dan kreatif. Selain
itu guru juga perlu menstimulasi anak supaya dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya.
3
Landasan Pengembangan Kurikulum
Visi adalah rangkaian kata yang didalamnya terdapat impian yang harus dicapai,
cita-cita, dan inti harapan dari suatu organisasi. Adapun visi Taman Kanak-kanak
Puri Ananda adalah:
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
5
Pengorganisasian pembelajaran di TK Puri Ananda yaitu capaian pembelajaran
meliputi tiga elemen capaian pembelajaran nilai agama dan budi pekerti, jati diri, literasi, dan
STEAM.
TK Puri Ananda melaksanakan 5 hari belajar efektif dalam 1 minggu yaitu Senin sampai
dengan Jum’at. Jadwal masuk sekolah untuk Kelompok A dan Kelompok B hari Senin – Kamis pukul
08.00 – 11.00 WIB dan Jum’at pukul 08.00 - 10.45 WIB.
A.PROGRAM INTRAKURIKULER
Topik-topik yang dipersiapkan, disesuaikan dengan minat anak
Catatan:
Topik pembelajaran masih dapat disesuaikan dengan minat anak yang muncul dan
mempertimbangkan hasil evaluasi pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran masih dapat disesuaikan dengan minat anak yang muncul dan
mempertimbangkan hasil evaluasi pembelajaran.
Durasi pelaksanaan setiap topik pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak.
B . PROGRAM KOKURIKULER
6
kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk
memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Terdapat prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar
Pancasila yaitu bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan
eksploratif . Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi
peserta antara lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi
sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam
berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap
isu di sekitar.
Adapun 4 tema besar yang sudah ditentukan adalah :
a. Aku Cinta Indonesia
b. Aku Sayang Bumi
c. Bermain dan Bekerja Sama
d. Imajinasiku
Topik dan Alokasi
Semester II
Topik: 4 Minggu
1. Aku Sayang Bumi
(Penguatan Profil Pelajar
Pancasila)
B. PROGRAM EKSTRAKURIKULER
Kurikulum TK Puri Ananda juga memuat program pengembangan diri
peserta didik dan keunggulan/kekhasan lembaga. Program pengembangan diri
ini terdiri dari kegiatan ektrakurikuler yaitu : English Class, mengaji Iqro,
taekwondo, drumband. Kegiatan dijadwalkan untuk setiap kelompok usia agar
anak-anak mendapatkan kesempatan yang sama. Melalui kegiatan ini diharapkan
dapat memfasilitasi keberminatan dan potensi yang terdapat pada setiap diri
anak.
Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan.
BAB IV
7
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran jenjang PAUD menjabarkan capaian yang diharapkan terjadi
di akhir di fase fondasi. Capaian Pembelajaran memberikan kerangka pembelajaran yang
memandu pendidik di satuan dalam memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh anak usia
dini. Capaian Pembelajaran PAUD secara spesifik menekankan pentingnya pendampingan
anak dalam menemukan jati dirinya, serta menguatkan pemahaman anak terhadap dunianya
melalui eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.
1. Rasional Capaian Pembelajaran
Berikut adalah sejumlah rasional yang mendasari penyusunan Capaian Pembelajaran
di jenjang PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA):
Pertama, memberikan lebih banyak ruang kemerdekaan bagi satuan PAUD untuk
menetapkan kebutuhan pengajaran dan pembelajaran. Kebutuhan belajar mengajar
PAUD(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus didasarkan kepada kebutuhan anak.Ini
membutuhkan pertimbanagan kemampuan fisik, sosial, moral, linguiistik, dan kognitif
anak serta penyediaan berbagai lingkungan yang menantang dengan dukungan pendidik ke
tiap anak yang memadai untuk memastikan potesi belajar anak terwujud. Lingkungan
PAUD perlu ramah dan dekat dengan anak agar ia merasa cukup percaya diri untuk dapat
bermain dan menjelajah di dalamnya. Ini berarti pertimbangan harus diberikan pada
konteks sosial dan budaya anak dan sumber daya yang tersedia. Orang tua/wali juga harus
dilibatkan dalam kegiatan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), sehingga mereka dapat
mendukung pembelajaran anak tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka serta anak
dapat memperluas eksplorasi. Pertimbangan juga harus diberikan pada sumber daya
ekonomi dan masyarakat yang mungkin tersedia di lingkungan rumah dan satuan PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk dapat memberikan dukungan yang memadai.
Beragamnya keadaan sosial budaya ekonomi dan sumber daya masyarakat
Indonesia adalah sinyal bahwa penjabaran mengenai apa yang perlu dipelajari di satuan
8
PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus tetap menyediakan ruang kemerdekaan bagi
satuan pendidikan dan ekosistemnya untuk menentukan bagaimana mereka akan
menggunakan sumber dayanya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Capaian
Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) merupakan fase fondasi, yang artinya
fase ini merupakan pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan tujuannya adalah
memfasilitasi tumbuh kembang anak secara optimal, yang tidak hanya siap bersekolah,
namun lebih siap menempuh perjalanannya dalam berkembang dan berperan di komunitas,
negara, dan dunia. Selaras dengan semangat Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak, Capaian Pembelajaran tidak preskriptif (secara mengikat memberikan ketentuan
baku) membatasi ragam laju dan kebutuhan anak dalam belajar berdasarkan usia (karena
anak unik dan tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya) – dan juga tidak
preskriptif membatasi rangkaian pembelajaran yang dapat dilakukan satuan.
9
Ketiga, menguatkan artikulasi penanaman literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan
seni sejak di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA). Literasi dan matematika awal tersirat di
dalam kurikulum terdahulu namun dalam pelaksanaannya, masih ada satuan yang menghindari
penggunaan aspek pembelajaran ini ditengarai karena kekhawatiran terjadinya schoolification
(anak belajar secara klasikal di mana fokus lebih ke muatan pembelajaran di ruangan kelas
dalam waktu lama dengan kertas dan pensil), sementara penting dalam pembelajarannya anak
usia dini untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan. Pengenalan pada sains, matematika,
teknologi, rekayasa, dan seni dihadirkan di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk
membantu anak memecahkan masalah dan berkreasi. Kemampuan literasi dan matematika di
sini tidaklah diartikan sebagai keharusan membaca, menulis, atau berhitung karena semua
pendidikan di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) kembali pada prinsip berpusat pada
kebutuhan anak. Artinya, kemampuan literasi dan matematika adalah kemampuan dasar yang
dibutuhkan anak untuk dapat memahami dunia, serta dapat menggunakan kemampuan tersebut
dalam kegiatan sehari-harinya. Agar anak memiliki kemampuan literasi dan matematika awal
dalam makna yang luas, maka penggunaan metode drilling yang secara sempit memaknai
kemampuan ini sebagai kemampuan baca, tulis, hitung – harus dihindarkan. Hal yang diperlukan
adalah pemahaman yang meluas di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan komunitas
orang tua mengenai perkembangan literasi dini, matematika awal, sains, teknologi, rekayasa, dan
seni dalam PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) yang mencakup pengembangan:Kemampuan
menyimak dan mengolah informasi.
Keterampilan keaksaraan awal PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus fokus pada
pengembangan keterampilan bahasa lisan. Anak perlu meningkatkan perbendaharaan kata
dan keterampilan berbicara serta menyimak, dengan cara terlibat dalam percakapan dengan
pendidik dan orang tua/wali. Percakapan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
bahasa lisan reseptif dan ekspresif anak.
10
Peran pendidik, sekali lagi, untuk terlibat dalam percakapan empat mata dengan setiap
anak, setiap hari mencari tahu apa yang sedang dieksplorasi oleh anak, apa yang membuat
mereka penasaran dan menanyakan jenis pertanyaan yang akan mendorong anak untuk
mengeksplorasi lebih banyak dan memikirkan tentang hasilnya.
Keempat, lebih memberikan pijakan bagi anak untuk memahami dirinya dan dunia. Hasil
pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) menekankan pentingnya untuk membantu
anak-anak memahami dan bangga akan identitas mereka, dan untuk memperkuat pemahaman
mereka tentang dunia dimulai dengan menjelajahi lingkungan sekitarnya. Anak-anak
membutuhkan kepercayaan diri dan kepercayaan pada kemampuan mereka agar dapat secara
efektif menjelajahi dan belajar tentang dunia mereka. Mereka perlu merasa bangga terhadap
dirinya sendiri, budaya asal mereka, penampilan dan cara hidup mereka. Pendidik perlu
mendukung anak-anak untuk mengembangkan identitas yang kuat dan positif dengan
menghormati dan menyambut masing-masing keunikan anak serta latar belakang sosial dan
budaya mereka.
Relevansi PAUD sangat ditentukan oleh manfaat yang dirasakan secara konkret oleh
keluarga dan anak. Keluarga perlu melihat jejak serta dampak dari partisipasi anak-anaknya di
PAUD (Smith, 1996), karenanya tujuan dari setiap pembelajaran perlu dikaitkan dengan
pengalaman anak sehari-hari dan kontekstual (selaras dengan nilai sosial budaya lingkungan)
sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungannya serta
meningkatkan kompetensi dirinya untuk dapat berperan dalam kegiatan sehari- hari. Capaian
Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) secara spesifik menekankan pentingnya
pendampingan anak dalam menemukan jati dirinya, serta menguatkan pemahaman anak
terhadap dunianya melalui eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.
2. Tujuan Capaian Pembelajaran
Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan semua aspek perkembangan anak dengan penekanan pada
kesejahteraannya. Tujuan capaian pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
adalah memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan anak pada semua aspek
perkembangan anak (nilai agama-moral, fisik motorik, emosi-sosial, bahasa, dan kognitif)
dan menarasikan kompetensi pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.
11
c. Mendorong rasa ingin tahu anak.
d. Menyesuaikan dengan usia, tahap perkembangan, minat dan kebutuhan
anak.
e. Memberikan stimulasi secara holistik integratif.
f. Memberikan tantangan, bimbingan, dan dukungan pada pembelajaran tiap
anak melalui percakapan dan interaksi bermakna dengan tiap anak.
g. Melibatkan keluarga sebagai mitra.
h. Memanfaatkan lingkungan dan teknologi sebagai sumber belajar.
i. Menggunakan penilaian otentik (penilaian yang diperoleh bersamaan dengan
berlangsungnya proses pembelajaran
2. Jati diri
12
Anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta membangun hubungan
sosial secara sehat. Anak mengenal dan memiliki perilaku positif terhadap diri dan
lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai
anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan,
aturan, dan norma yang berlaku. Anak menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus,
dan taktil) untuk mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar
sebagai bentuk pengembangan diri.
Keenam dimensi profil pelajar Pancasila perlu dilihat secara utuh sebagai
satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidik perlu
mengembangkan keenam dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan
anak usia dini. Selain itu, untuk membantu pemahaman yang lebih menyeluruh
tentang dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila, maka setiap dimensi dijelaskan
maknanya dan diurutkan perkembangannya sesuai dengan tahap perkembangan
psikologis dan kognitif anak dan remaja usia sekolah. Selanjutnya, setiap dimensi
profil pelajar Pancasila terdiri dari beberapa elemen dan sebagian elemen dijelaskan
lebih konkrit menjadi subelemen. Berikut uraian terkait profil pelajar Pancasila.
13
1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia
14
Elemen Subelemen Perkembangan akhir PAUD
a.Akhlak beragama Mengenal dan Mencintai Tuhan Mengenal adanya Tuhan Yang Maha Esa
Yang Maha Esa melalui sifat- sifat-Nya
c. Akhlak kepada manusia Mengutamakan persamaan dengan Mengenali hal-hal yang sama dan berbeda
orang lain dan menghargai yang dimiliki diri dan temannya dalam
perbedaan berbagai hal.
e. Akhlak bernegara Melaksanakan Hak dan kewajiban Mengenali hak dan tanggungjawab nya di
sebagai Warga Negara Indonesia rumah dan sekolah, serta kaitannya dengan
keimanan kepada Tuhan YME.
b. Komunikasi dan interaksi Berkomunikasi antar budaya Menggunakan berbagai macam cara yang
antar budaya bermakna untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran.
d. Berkeadilan Sosial Aktif membangun masyarakat yang Menjalin pertemanan tanpa memandang
inklusif, adil, dan berkelanjutan perbedaan diri dan temannya
15
Berpartisipasi dalam proses Mulai berpartisipasi menentukan beberapa
pengambilan keputusan bersama pilihan untuk keperluan bersama dalam
lingkungan kecil
4. Dimensi Mandiri
b. Regulasi Diri Regulasi emosi Mengenali emosi- emosi yang dirasakan dan
situasi yang menyebabkan-nya, serta mulai
belajar mengeskpresikan emosi secara wajar
16
a. Memperoleh dan memproses Mengajukan pertanyaan Bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu
informasi dan gagasan terhadap diri dan lingkungannya.
b. Menganalisis dan Melakukan analisis serta evaluasi Menyebutkan alasan dari pilihan atau
mengevaluasi penalaran dan dari gagasan dan informasi keputusannya
prosedurnya
6. Dimensi Kreatif
C. Tujuan Pembelajaran
Satuan PAUD dapat langsung menurunkan dari struktur kurikulum tanpa menyusun
alur tujuan pembelajaran. Struktur kurikulum mengandung intrakurikuler dan projek
penguatan profil Pancasila. Dalam konteks projek penguatan profil pelajar Pancasila, tujuan
pembelajaran dimaknai sebagai tujuan projek yang dapat diambil dari dimensi, elemen atau
sub elemen profil pelajar Pancasila. Esensi alur tujuan pembelajaran adalah
pengorganisasian tujuan pembelajaran berdasarkan laju perkembangan anak dan
dikembangkan oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai Capaian Pembelajaran.
17
mulai mengenal dan mempraktikkan ajaran 2. Mengenal ajaran agama
pokok sesuai dengan agama dan 3. Mempraktikan ajaran agama
kepercayaanNya.
2 Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga 1. Menjaga kebersihan diri sendiri
kebersihan, kesehatan dan keselamatan diri 2. Menjaga keselamatan
sebagai bentuk rasa sayang terhadap dirinya
dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa.
3 Anak menghargai sesama manusia dengan 1. Menghargai perbedaan
berbagai perbedaannya dan mempraktikkan 2. Perilaku baik
perilaku baik dan berakhlak mulia. 3. Berakhlak mulia
4 Anak menghargai alam dengan cara 1. Merawat alam
merawatnya dan menunjukkan rasa sayang 2. Sayang ciptaan Tuhan
terhadap makhluk hidup yang merupakan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
CP 2 Jati Diri
No Elemen No Tujuan Pembelajaran
1 Anak mengenali, mengekspresikan, dan 1. Mampu bersosialisasi dengan teman
mengelola emosi diri serta membangun 2. Senang berteman
hubungan sosial secara sehat. 3.
2 Anak mengenal dan memiliki perilaku positif 1. Memiliki keinginan untuk mencoba terlibat
terhadap diri dan lingkungan (keluarga, 2. dalam berbagai kegiatan di lingkungannya
sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta 3.
rasa bangga sebagai anak Indonesia yang 4.
berlandaskan Pancasila.
3 Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, 1. Mampu menggunkan anggota tubuh untuk
aturan, dan norma yang berlaku. Anak 2. melakukan gerakan terkoordinasi
menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, 3.
halus, dan taktil) untuk mengeksplorasi dan 4
memanipulasi berbagai objek dan lingkungan
sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.
CP 3. Dasar -dasar Literasi, Matematika. Sains, Teknologi, Rekayasa dan Seni;
No Elemen No Tujuan Pembelajaran
1 Anak mengenali dan memahami berbagai 1. Komunikasi/kolaborasi
informasi, mengomunikasikan perasaan dan 2. Dapat memberi informasi secara lisan
pikiran secara lisan, tulisan, atau menggunakan 3. Dapat mencerita kembali
berbagai media serta membangun percakapan.
2 Anak mengenali dan menggunakan konsep 1. Pramatematika
pramatematika untuk memecahkan masalah di 2. Dapat berhitung menggunakan benda sekitar
dalam kehidupan sehari-hari.
3 Anak menunjukan kemampuan dasar berpikir 1. Kritis
kritis, kreatif, dan kolaboratif. 2. Kerjasama
4 Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan 1. Literasi
partisipasi dalam kegiatan pramembaca dan 2
pramenulis.
5 Anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui 1. Sains (alam , sosial)
observasi, eksplorasi, dan eksperimen dengan 2. Mengekplorasi bahan alam yang ada disekitar
menggunakan lingkungan sekitar dan media sekolah
sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan
gagasan mengenai fenomena alam dan sosial.
6 Anak menunjukkan kemampuan awal 1. Teknologi, rekayasa
menggunakan dan merekayasa teknologi serta 2. Melakukan uji coba terhadap bahan alam
mencari informasi, gagasan, dan keterampilan yang ada disekitar sekolah
secara aman dan bertanggungjawab.
7 Anak mengeksplorasi berbagai proses seni, 1. Seni
mengekspresikannya serta mengapresiasi 2. Dapat menghargai hasil karya sendiri maupun
karya seni. orang lain
1. Aku anak Indonesia 1.Nilai Agama dan Budi pekerti 1. Anak percaya kepada Tuhan 5 Minggu
(Pendekatan projek) 2.Jati Diri YME, mulai mengenal, dan
3.Dasar-dasar literasi, mempraktikan ajaran pokok
Matematika, sesuai dengan agama dan
18
Sains,Teknologi,Rekayasa dan kepercayaannya
Seni 2. Bangga menjadi anak Indonesia
3. Anak menunjukan kemampuan
dasarberpikir kritis, kreatif, dan
kolaboratif.
2. Tanaman Herbal 1.Nilai Agama dan Budi pekerti 1. Anak menghargai alam dengan 8 Minggu
2.Jati Diri cara merawat dan menunjukan
3.Dasar-dasar literasi, rasa syang terhadap makhluk
Matematika, hidup yang merupakan ciptaan
Sains,Teknologi,Rekayasa dan Tuhan Yang Maha Esa.
Seni 2. Anak menggunakann fungsi gerak
(motoric kasar, halus, dan taktil)
3. Anak memunjukan rasa ingin
tahu melalui observasi,
eksplorasi, dan eksperimen
dengan menggunakan lingkungan
sekitar.
3. Aku bisa membuat jamu 1.Nilai Agama dan Budi pekerti 1. Anak menghargai alam dengan 4 Minggu
2.Jati Diri cara merawat dan menunjukan
3.Dasar-dasar literasi, rasa syang terhadap makhluk
Matematika, hidup yang merupakan ciptaan
Sains,Teknologi,Rekayasa dan Tuhan Yang Maha Esa.
Seni 2. Anak menggunakann fungsi gerak
(motorik kasar, halus, dan taktil)
3. Anak memunjukan rasa ingin
tahu melalui observasi,
eksplorasi, dan eksperimen
dengan menggunakan lingkungan
sekitar.
1. Aku beda tapi bisa 1.Nilai Agama dan Budi 1. Anak dapat menghargai sesama 5 Minggu
Bekerjasama (Pendekatan pekerti manusia dengan berbagai
projek) 2.Jati Diri perbedaannya
3.Dasar-dasar literasi,
2. Anak mengenali,
Matematika,Sains,Teknol
mengekspresikan dan mengelola
ogi,Rekayasa dan Seni
emosi diri serta membangun
hubungan social secara sehat.
3.Anak memunjukan rasa ingin tahu
melalui observasi, eksplorasi, dan
eksperimendengan menggunakan
lingkungan sekitar.
3. Matahari sumber kehidupanku 1.Nilai Agama dan Budi 1. Anak percaya kepada Tuhan YME, 6 Minggu
pekerti mulai mengenal, dan mempraktikan
2.Jati Diri ajaran pokok sesuai dengan agama
3.Dasar-dasar literasi,
dan kepercayaannya
Matematika,Sains,Teknol
2. Anak mengenali,
ogi,Rekayasa dan Seni
mengekspresikan dan mengelola
emosi diri serta membangun
hubungan social secara sehat.
3.Anak memunjukan rasa ingin tahu
melalui observasi, eksplorasi, dan
eksperimendengan menggunakan
lingkungan sekitar.
3.Aku bisa menjadi orang 1.Nilai Agama dan Budi 1. Anak percaya kepada Tuhan YME, 6 Minggu
berguna pekerti mulai mengenal, dan mempraktikan
2.Jati Diri ajaran pokok sesuai dengan agama
3.Dasar-dasar literasi,
dan kepercayaannya
Matematika,Sains,Teknol
2. Anak mengenali,
ogi,Rekayasa dan Seni
mengekspresikan dan mengelola
emosi diri serta membangun
hubungan social secara sehat.
3.Anak memunjukan rasa ingin tahu
melalui observasi, eksplorasi, dan
eksperimendengan menggunakan
lingkungan sekitar.
19
Tema/ Dimensi Tujuan Pembelajaran Alokasi Waktu
Sub Tema
1. Aku Cinta 1. Berkebhinekaan 1. Membiasakan untuk menghormati 4 Minggu
Indonesia global budaya-budaya yang berbeda dari
2. Bergotong royong dirinya.
3. Bernalar Kritis 2. Terbiasa bekerjasama dalam
4. Kreatif melakukan kegiatan dengan kelompok
(melibatkan dua atau lebih orang)
3. Bertanya untuk memenuhi rasa
ingin tahu terhadap diri dan
lingkungannya
4. Mengeksplorasi dan
mengekspresikan pikiran dan/atau
perasaannya dalam bentuk karya
dan/atau tindakan sederhana serta
mengapresiasi karya dan tindakan
yang dihasilkan.
D. Metode Pembelajaran
TK Puri Ananda berpedoman kepada prinsip pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka .
Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran yang diharapkan dapat memandu pendidik dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif,
berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik
diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu
perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya.
saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/
didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi atau metode lainnya yang sesuai.
bermakna dan menyenangkan; • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan
pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didik, atau
pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan
pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh
Kemendikbudristek.
• Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan
agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
20
b. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan
membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu
sepanjang hayat; dikembangkan.
• Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung
yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus
belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang
menstimulasi pemikiran yang mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif
agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah
ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri
dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong
peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui
d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai
dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan,
peserta didik, serta melibatkan orang tua dan dan budaya yang menarik minat peserta didik.
komunitas sebagai mitra; • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk
memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu,
dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama
peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
• Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas,
organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber
untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang
relevan.
• Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan
komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik.
• Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan
multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan,
utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas
yang menggunakan bahasa lokal.
• Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau
tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang
sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan
budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi
oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki
pengalaman di dunia kerja yang relevan.
• Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan
pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa
industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran
industri (teaching factory).
e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan
berkelanjutan. keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan
pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai
dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap
lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.),
mengurangi
21
sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari
bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu
mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari
solusisolusi
permasalahan di keseharian yang sesuai dengan
tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar
Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi
peserta didik sebagai warga dunia masa depan.
Kegiatan yang dipilih dan disajikan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus dapat
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Untuk mencapai hal tersebut,
pendidik dapat:
• menggunakan berbagai sumber belajar yang nyata dan ada di lingkungan sekitar. Sumber belajar yang
tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacaan anak
Metode pembelajaran dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di TK Puri Ananda adalah
dengan cara :
• Mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil dan kontekstual dalam bentuk projek.
• Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta didik untuk bekerja mandiri dan fleksibel.
• Dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek.
• Bekerja secara kolaboratif dan terencana.
• Khusus satuan PAUD kegiatan ini dilaksanakan minimal 2x setahun, serta dilaksanakan dalam konteks
perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional dengan menggunakan empat (4) pilihan
tema besar yang sudah ditetapkan.
• Terdiri atas ekstrakurikuler yang dapat di pilih berupa kegiatan yang dikembangkan dan
diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik.
• Mengacu pada prinsip partisipasi aktif dan menyenangkan.
• Melibatkan pendidik dan narasumber profesional dalam melatih keterampilan tertentu.
E. Assesmen Pembelajaran
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan proses
pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara pembelajaran dan
asesmen, digambarkan dan diilustrasikan melalui ilustrasi berikut:
22
Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel,
sederhana, dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian Pembelajaran dengan
mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus memastikan
tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus. Dalam prosesnya,
pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun
dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh karena
itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk membantu
keberhasilan peserta didik di dalam kelas.
1.Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang
pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan
informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk peserta didik.
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk
memandu mereka dalam menentukan strategi pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan
pembelajaran selanjutnya; balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk
perbaikan kedepannya.
• Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan
untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan
asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman,
refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
• Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka,
serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut
berdasarkan hasil asesmen.
• Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta
didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen
dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang
membangun
• Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai
aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh
kembang anak secara keseluruhan.
23
b.Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat
fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal
agar efektif mencapai tujuan pembelajaran; pembelajaran.
• Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam
sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari
asesmen formatif digunakan untuk umpan balik
pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
c. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar
dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan
kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang hanya untuk kepentingan menguji.
langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program • Pendidik menentukan kriteria sukses dan
pembelajaran yang sesuai selanjutnya; menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka
memahami ekspektasi yang perlu dicapai.
• Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen
sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan
sesuai dengan tujuan asesmen.
• Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan
tindak lanjut pembelajaran.
d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara
didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting
informasi yang bermanfaat tentang karakter dan untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua.
kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama
beserta orang tua.
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca,
pendidik, menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen.
tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik
pembelajaran. dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
• Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada
peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama
orang tua.
Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan
pembelajaran. Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen-asesmen berikut ini:
1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
pendidik danpeserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk
mempelajarimateri ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini
termasuk dalam kategoriasesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang
pembelajaran, tidak untukkeperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam
rapor.
b. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk
mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya
asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga
dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen
formatif.
2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan
sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan
24
kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian
dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atauakhir jenjang.
Instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik,yaitu:
Rubrik
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik
sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja.
Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang
harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai
yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Ceklis
Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
Catatan Anekdotal
Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku
yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi
yang dilakukan.
Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
pendidik. Teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu :
Observasi
Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui
untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat dilakukan dalam
Kinerja
Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat
portofolio.
Projek
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tes Tertulis
Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau
25
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik.
Tes Lisan
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan,dan dapat
diberikan secara klasikal ketika pembelajaran.
Penugasan
Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta
didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.`
Portofolio
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat
mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya
menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan. • Untuk PAUD tidak memiliki
evaluasi untuk kelulusan, tetapi diharapkan anak yang telah menyelesaikan fase pondasi
(PAUD) dapat mencapai profil peserta didik yang tergambar dalam STPPA.
Perencanaan Ruang lingkup kelas meliputi penyusunan modul ajar atau rencana
pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai
faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan
26
sarana dan prasarana pembelajaran, dan lainlain. Setiap pendidik perlu memiliki rencana
pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana
pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal sebagai
RPP atau (2) dalam bentuk modul ajar. Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia
tidak perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen-
komponen dalam RPP atau lebih lengkap daripada RPP. Komponen yang dimaksud tertera pada
Tabel . berikut ini
Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
Modul Ajar
pelaksanaan pembelajaran
• Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan • Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur
dalam alur tujuan pembelajaran). tujuan pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya
• Langkah-langkah atau kegiatan untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu
atau lebih pertemuan.
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih
• Rencana asesmen untuk di awal
pertemuan.
pembelajaran beserta instrumen dan cara
• Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen penilaiannya.
untuk di awal pembelajaran dan rencana • Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek
asesmen di akhir pembelajaran untuk ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran. cara penilaiannya.
• Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya
bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik.
BAB V
27
Evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum operasional satuan pendidikan dilakukan
secara mandiri dan berkala oleh satuan pendidikan. Evaluasi pembelajaran secara menyeluruh
bertujuan untuk mengukur keberhasilan pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran. Evaluasi
kurikulum operasional satuan pendidikan bertujuan untuk mengukur keberhasilan kepala satuan
pendidikan dan pendidik dalam menjalankan seluruh program pendidikan yang direncanakan dengan
tujuan untuk memahami apakah visi, misi dan tujuan satuan pendidikan telah tercapai.
Evaluasi pembelajaran menjadi salah satu bagian penting dari evaluasi kurikulum
operasional satuan pendidikan Kedua proses ini saling berkaitan, tetapi mempunyai sasaran evaluasi
yang berbeda. Sasaran langsung dari evaluasi pembelajaran adalah peserta didik dan pendidik,
sedangkan sasaran utama evaluasi kurikulum operasional satuan pendidikan adalah kepala satuan
pendidikan dan pendidik, di mana peserta didik menjadi sasaran tidak langsung. Proses ini dikelola
oleh para kepala satuan pendidikan dan/atau pendidik yang dianggap sudah mampu untuk melakukan
peran ini. Evaluasi dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara
berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.
Per hari. Pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar
berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan
belajar.
Per Unit Belajar. Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun tim, pendidik bisa
mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian
terhadap proses belajar.
Per Semester. Setelah 1 semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat kontinum pencapaian.
Per Tahun. Evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun dapat
dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek dan bagaimana hal tersebut
berkontribusi dengan visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan.
Alur pembelajaran, mutu, dan relevansi hasil belajar dan prosesnya untuk menentukan
tujuan pembelajaran berikutnya
Kompetensi utuh peserta didik yang memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan dituju (mengacu kepada profil pelajar Pancasila)
Asesmen pembelajaran
Sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, dan kesesuaian dengan tahapan
28
perkembangan anak.
Persepsi peserta didik dalam menjalani proses belajar.
Peningkatan kompetensi dan pengelolaan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan agar
mereka dapat bekerja dengan efektif
Proses dan program yang dianggap paling berhasil serta indikator keberhasilannya
Proses dan program apa yang masih perlu dan paling penting untuk dikembangkan
Evaluasi dilaksanakan dengan cara
Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan
berdasarkan bukti.
Berpusat pada peserta didik: Mengedepankan kepentingan peserta didik dalam mengambil
kesimpulan maupun keputusan.
• Pelatihan: proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan kinerja, dengan narasumber internal atau eksternal (menyesuaikan dengan kemampuan satuan
pendidikan).
2. Menetapkan ruang lingkup pendampingan dan pengembangan profesional. Menentukan area yang
perlu diperbaiki apakah dari perencanaan program atau pelaksana program.
3. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara terencana dan strategis untuk
mencapai suatu tujuan dalam jangka waktu tertentu, dan orang yang tepat untuk melakukan aktivitas
pembinaan tersebut.
4. Pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi
peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.
5. Pendampingan dan pengembangan profesional adalah sebuah proses kolaboratif dalam satuan
pendidikan antara pendamping dan pendidik, demi tercapainya tujuan bersama.
BAB VI
PENUTUP
Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, adalah suatu proses yang
kompleks. Pemerintah memandang bahwa implementasi kurikulum adalah suatu proses pembelajaran
yang panjang sehingga pendidik dan satuan pendidikan diberikan kesempatan untuk
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing. Seperti halnya
peserta didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan dan tahap capaian mereka, pendidik dan satuan
pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-
masing, dan berangsur-angsur semakin mahir dalam menggunakannya.
30
Tahapan tahapan implementasi kurikulum awal,berkembang, siap,dann mahir
dikembangkan untuk membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi
Kurikulum Merdeka. Kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu
tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan percaya diri mencoba
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Rasa percaya diri yang dimaksud merupakan keyakinan
bahwa pendidik dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk melakukan yang
terbaik dalam mengimplementasikan kurikulum. Kemampuan untuk terus belajar merupakan modal
penting bagi pendidik, termasuk dalam mengimplementasikan kurikulum. Ia tidak harus langsung fasih
dalam menerapkannya, melainkan melalui tahapan-tahapan.
31
32