ARTIKEL
ARTIKEL
Pamekasan
ABSTRAK
Mufarrohah, 2015, Pelaksanaan Putusan Pengadilan Agama Tentang
Pemenuhan Kewajiban Nafkah bagi Anak di desa Larangan Badung
Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan. Skripsi, Jurusan
Syariah, Program Studi Al-Ahwal Al-Syahshiyyah, Pembimbing Dra.
Hj. Siti Musawwamah. M. Hum.
Kata kunci : Pelaksanaan Putusan Pengadilan Agama, Pemenuhan, Nafkah anak
Persoalan dalam suatu keluarga ada yang bisa diselesaikan secara baik
dan bijaksana. Ada juga yang ada dalam suatu keluarga terkadang tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik
berkibat pada putusnya suatu perkawinan yaitu perceraian antara suami istri.
Masyarakat Larangan Badung terjadi kelalaian orang tua dalam memenuhi
kewajibannya dalam memberi nafkah kepada anaknya setelah terjadi perceraian
terutama kepada seorang bapak yang tidak memenuhi kebutuhannya anaknya.
Apabila sudah terjadi perceraian persoalan yang sering kali muncul adalah
penentuan siapakah yang lebih berhak mengasuh dan memelihara anak di
bawah umur. Penyelesaiannya menurut UUP maupun KHI adalah pemeliharaan
anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya,
pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk
memilih diantara ayah atau ibunya sebagi pemegang hak pemeliharaannya dan
biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya. PA sering memutuskan bahwa
nafkah anak yang masih di bawah umur menjadi tanggung jawab bapaknya.
Dari kontek diatas ada tiga pembahasan yang menjadi kajian pokok dalam
penelitian ini. Pertama, Pelaksanaan putusan PA tentang pemenuhan kewajiban
nafkah bagi anak di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan Kabupaten
Pamekasan Kedua, Kendala pelaksanaan putusan PA tentang pemenuhan
kewajiban nafkah bagi anak di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan, Ketiga, Pandangan hukum Islam mengenai pemenuhan
kewajiban nafkah bagi anak di Desa Larangan Badung Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data
diskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat
1
diamati. Sedangkan Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini
adalah para informan baik mantan isteri maupun mantan suami yang dapat
menjelaskan tentang pemenuhan nafkah bagi anak.
Apabila sudah terjadi perceraian antara suami istri persoalan yang sering kali
pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah
kepada anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagi pemegang hak
juga yang sering diputusakan oleh Pengadilan Agama (PA) bahwa nafkah anak
1
Kompilasi Hukum Islam Di Lengkapi Undang-Undang Perkawinan, hlm. 32
2
Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan, pihak mantan suami, enggan
sudah ditetapkan harus dipatuhi dan dijalankan oleh semua pihak yang
kekuatan untuk dilaksanakannya apa yang ditetapkan oleh putusan itu secara
paksa oleh alat-alat negara. Oleh sebab itulah muncul persoalan baru mengenai
seorang bapak jika sudah bercerai maka bapak wajib untuk memberi nafkah
(ibu dan bapak) yang lebih baik dan lebih pandai untuk mendidik anak di
bawah umur itu, maka si anak di bawah umur hendaklah diserahkan kepada
yang lebih cakap untuk mengatur kemaslahatan anak dibawah umur itu. Atas
Pamekasan”.
3
Fokus Penelitian
kabupaten Pamekasan?
Tujuan Penelitian
berikut:
4
3. Untuk mendiskripsikan pandangan hukum Islam mengenai pelaksanaan
Kegunaan Penelitian
dengan ketentuan syari’ah yang ada supaya tidak ada anak yang terlantar
anak.
Definisi Istilah
5
dipertimbangkan dengan masak-masak yang dapat berbentuk putusan
3. Nafkah anak adalah belanja untuk hidup sehari-hari karena orang tua
Kajian Pustaka
merupakan Masdar dari kata ’’al hadhanah’’ yang berarti mengasuh atau
Keberadaan anak bagi keluarga juga menjadi suatu hal yang terpenting dalam
keutuhan rumah tangga antara suami isteri yang telah melakukan ikatan
pernikahan. Maka akibat adanya perkawinan tidak lepas juga tanggung jawab
Sehingga dalam hal tanggung jawab untuk memelihara anak ialah orang tuanya,
baik kedua orang tuanya masih hidup rukun atau terjadi perceraian. Jika
pemeliharaan anak setelah terjadi perceraian dilakukan oleh ibu, maka tanggung
6
jawab biaya pemeliharaan anak tetap menjadi tanggung jawab ayahnya.
Tanggung jawab terhadap anak bila terjadi perceraian. Pemeliharaan itu pada
sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok anak karena terjadi perceraian maka
hanya dibatasi terhadap keduanya, maka bagi suami hanya dapat memberikan
nafkah terhadap anak di bawah asuhan isteri secara berlanjut. Adapun dalam
KHI pasal 156 (d) dengan jelas bahwa semua biaya hadhonah dan nafkah anak
berarti sudah menyelesaikan perkara secara tuntas, akan tetapi perkara akan
dianggap selesai apabila ada pelaksanaan putusan atau eksekusi. Dalam artian
pencari keadilan mempunyai tujuan akhir, yaitu agar segala hak-haknya yang
2
Kompilasi Hukum Islam, hlm. 48
7
tersebut, perlu tindak lanjut yang dikenal dengan permohonan pelaksanaan
tidak dapat dirubah lagi itu, ditaati secara sukarela oleh pihak yang bersengketa.
Jadi dalam makna perkataan eksekusi sudah mengandung arti pihak yang kalah
(tergugat), mau tidak mau harus mentaati putusan Hakim secara sukarela,
yang di jatuhkan secara mandiri tanpa harus melalui bantuan pengadilan negeri.
Hal ini berlaku setelah ditetapkannya UU No. 7/1989. Dan sebagai akibat dari
melaksanakan putusan-putusannya.
hakim (eksekusi) dapat secara sukarela, atau secara paksa dengan menggunakan
alat negara, apabila pihak terhukum tidak mau melaksanakan secara sukarela.
3
Subekti, Hukum Acara Perdata, (Bandung: Bina Cipta, 1989), hlm. 130
8
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 4 Putusan hakim
kontistutif.
Metode Penelitian
penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang dan perilaku yang dapat diamati.5 Pendekatan kualitatif cenderung
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu
Kehadiran Peneliti
dari penelitian tersebut bahwa kehadiran peneliti ini penting untuk memperoleh
4
Eka Susilawati, Buku Ajar: Hukum Acara Perdata, (Pamekasan: STAIN Pamekasan, Press, 2006)
hlm. 68
5
Lexi J. Meleong, Metode Penelitian Kualittatif, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 4
9
seperangkat data, informasi, dan dukumentasi yang dibutuhkan oleh peneliti
Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Larangan Badung
Badung ini terajdi kelalaian orang tua dalam memenuhi kewajibannya dalam
Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain 6. Sumber data
menjadi dua bagian yaitu, sumber data primer dan sumber data sekunder.
Wawancara
sejumlah pertanyaaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.7 Dalam
Observasi
6
Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hlm 157
7
Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 165
10
observasi yang digunakan peneliti adalah observasi berperan serta pasif. Dalam
hal ini peneliti berada dilokasi penelitian sebagai seorang mahasiswa yang
sedang melakukan penelitian. Jadi, dalam hal ini penelitian ini peneliti turut
berperan dan ambil bagian meskipun dalam peneliti ini hal ini hanyalah sebagai
adalah melarang, menasehati, apalagi merubah, atau yang sejenisnya. Selain itu,
Dokumentasi
Dokumentsi adalah cara pengumpulan data dengan mencatat data yang sudah
ada. Diantara sekian banyak kegiatan dalam mencari data mengenai segala hal
yang terkait dengan penelitian, maka data atau variabel dokemntasi tersebut
dapat berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen
rapat, legger, agenda, dan sebagainya,8 sehingga dalam pengertian yang luas
dokumentasi dapat dikaitkan dengan segala hal yang telah ada dan tersebar di
lokasi penelitian.
Analisis Data
penelitian. Analisis data akan dapat dilakukan setelah seperangkat data dan
11
eksploratif. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tesedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah
gambar, foto dan lain sebagainya.9 Dengan demikain maka analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data non statistik, sehingga
Tahap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah checking organizing.
Dalam mengecek keabsahan data yang diperoleh dari lokasi penelitian, peneliti
kewajiban nafkah bagi anak tersebut. Untuk menguji keabsahan temuan dari
dapat dilakukan dengan beberapa cara atau langkah. Teknik yang digunakan
Tahap-Tahap Penelitian
Agar suatu penelitian dapat dilakukan dengan baik dan teratur, maka perlu
dalam penelitian ini adalah: Pertama, tahap pra lapangan. Kedua, tahap
9
Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, hlm. 247
12
pekerjaan lapangan. Ketiga, tahapan analisis data; Keempat, tahap penulisan
laporan.
salah satu dari mantan suami yang memberikan uang, namun itu hanya
sekedarnya saja dan hanya cukup untuk uang jajan. Ada juga sebagian mantan
suami membelikan baju untuk anaknya pada waktu hari lebaran saja. Dalam
melaksanakan semua hak dan kewajiban yang memang wajib dilaksanakan oleh
mereka. Diataranya kewajiban yang tidak dilaksanakan oleh mantan suami ialah
dengan tidak memenuhi nafkah bagi anak, padahal memenuhi kewajiban nafkah
demi kebaikan kehidupan seorang anak, baik dalam hal kebutuhan pokok
hidupnya dan yang terpenting pendidikannya, namun yang terjadi akibat dari
kelalaian orang tuanya anak menjadi terlantar karena kurang kasih sayang dan
13
dinilai kurang konsisten dan kurang mengamalkan ilmu yang di dapat. Apabila
terjadi perceraian antara kedua orang tua maka bersama siapapun dia tinggal
seorang bapak, baik dalam hukum agama maupun hukum positif. Biaya
mengasuh anak harus ditanggung oleh ayah, karena termasuk kewajiban yang
mantan suami tidak mampu untuk memberi nafkah kepada anaknya, dan ada
juga karena sikap yang tidak menghargai dari mantan isteri terhadap pemberian
terhadap mantan isteri, apalagi seorang ibu yang bekerja dan meninggalkan
tindakan seperti itu tidak sesuai dengan hukum Islam maupun UUP/KHI,
karena bagaimanapun yang terjadi seorang anak berhak atas pengasuhan yang
langsung dalam UUP dan KHI yang mengatur tentang hal itu akan tetapi isi dari
pada UUP maupun KHI itu adalah serapan dari ajaran inti agama Islam yaitu
Al-quran dan Hadits. Dan tentunya sebagai masyarakat yang salah satu
14
Kelalaian yang terjadi pada masyarakat Larangan Badung terhadap
kelalaiannya terhadap nafkah anak sesuai dengan hukum Islam dan Undang-
undang yang mengaturnya tidak dapat dibenarkan kecuali alasan seorang bapak
tidak mampu dan atas kesabaran dan sikap menerimanya seorang ibu yang tidak
menafkahi anaknya adalah suatu yang dianjurkan dalam Islam karena alasan
agar keutuhan dau keluarga antara mantan suami isteri tetap terjaga demi
kemaslahatan bersama.
Kesimpulan
sebagai berikut:
Seorang mantan suami langsung memberikan uang kepada mantan isteri untuk
bagi anak yang masih duduk di bangku sekolah dan ada yang tidak melalui
15
Selain cara yang di atas, ada seorang anak disuruh minta pergi kerumah
bapaknya dan cara tersebut tentuya bagi anak yang sudah baligh dan memilih
hari besar agama Islam biasanya dikasih beras dan baju baru untuk anaknya.
Tidak selamanya yang diberikan kepada anaknya berupa uang, yang banyak
Ada yang mempunyai alasan kebencian terhadap mantan suami yang dipicu
masalah perceraian sehingga bapak bersikap cuek dan tidak memberi nafkah
tehadap anaknya. Adapun sikap tidak menghargai dari mantan isteri tehadap
pemberian dari bapak kepada anaknya, sehingga muncul rasa malu untuk
bersamanya dan bapak tersebut harus memberi nafkah, pastinya bapak lebih
16
jawabnya dari pada anak yang tinggal bersama ibunya karena lebih
membutuhkannya.
Pamekasan.
Di dalam hukum Islam telah ditetapkan kewajiban orang tua untuk menafkahi
anaknya, dan hal ini merupakan perkara yang wajib dan tidak boleh
ditinggalkan atau melalaikan kewajibannya karena hal itu merupakan dosa, baik
bapak maupun ibu yang utuh ataupun yang sudah bercerai, tetapi bapaklah yang
betanggung jawab atas nafkah anaknya. Akan teapi yang terjadi tidak sesuai
dengan hukum Islam pemberian nafkah yang seharusnya diberikan oleh suami,
ternyata bapak malah melalaikan kewajibannya dan isteri ikut mencari nafkah
untuk anaknya.
Saran
17
Daftar Rujukan
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Kencana, Cet, II, 2003
Karya, 2008
Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 3, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006
18