Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Moh. Rosyadi, 2014,“Pelaksanaan Gadai Tanah Di Masyarakat Desa Sanalaok,


Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan Dalam Perspektif Fiqih
Syafi’iyyah.”Skripsi, Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyah, Jurusan Syari’ah,
STAIN Pamekasan, Pembimbing: H. Fahruddin Ali Sabri, S.H.I., M.A
Kata Kunci: Pelaksanaan, Gadai, tanah, Perspektif, Fiqih Syafi’iyyah.
Gadai tanah adalah penyerahan harta benda sebagai jaminan utang, yang
hak pemilikannya bisa diambil alih ketika sulit melunasinya. Dengan demikian,
makna gadai dalam pernyataan fuqahah madzhab syafi’i adalah penggadaian
barang kepemilikan.
Berkaitan dengan konteks tersebut ada tiga permasalahan yang menjadi
kajian pokok dalam penelitian ini. Pertama, Bagaimana Pelaksanaan Gadai
Tanah Di Masyarakat Desa Sanalaok Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan;
Kedua, Apa yang melatar belakangi terjadinya gadai tanah dan akibat yang
ditimbulkan; Ketiga, Bagaimana tinjauan Fiqih Syafi’iyyah tentang gadai tanah
yang dilaksanakan masyarakat Desa Sanalaok, Kacamatan Waru, Kabupaten
Pamekasan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kualitatif dengan jenis
Penelitian Studi Kasus. Data ini diperoleh melalui observasi non partisipan,
wawancara dengan masyarakat yang ada dilokasi penelitian dan dokumentasi dari
data dilokasi serta beberapa buku rujukan yang berkenaan dengan judul yang
diambil oleh peneliti yakni Pelaksanaan Gadai Tanah Dimasyarakat Desa
Sanalaok Kecamatan waru Kabupaten Pamekasan dalam perspektif fiqih
syafi’iyyah. Yang mana wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara
tidak terstruktur, karena penggunaan cara tersebut lebih efektif digunakan agar
orang yang diwawancarai tidak kaku dalam menjawab. Namun, yang dilakukan
tetap mengikat Ialur yang telah dipersiapkan garis besarnya. Penelitian ini
berlangsung selama kurang lebih dua bulan setelah mendapat surat izin
penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan gadai tanah di masyarakat Desa Sanalaok Kac.
Waru Kab. Pamekasan masih ada penyimpangan dari ketentuan hukum yang
berlaku terutama dari fiqih syafi’iyyah. Salah satu yang menjadi faktornya adalah
adanya hutang yang berbunga dan adanya jaminan pada saat hutang, karena
faktor pendidikan yang rendah (yang berbeda dengan sekarang ini) serta kurang
adanya sosialisasi dan pembinaan dari pihak yang perpendidikan tinggi (Serjana)
dan para ulama’.
Agar pelaksanaan gadai tanah ini sesuai dengan fiqih syafi’iyyah, maka
perlu adanya penyuluhan terhadap masyarakat terutama pelaksana gadai yang
dilakukan oleh tokoh pasyarakat dan orang yang lebih mampu dan memahami
tentang gadai tanah yang sesuai dengan fiqih syafi’iyyah.

Anda mungkin juga menyukai