Aulia Nurhikmah Tesis
Aulia Nurhikmah Tesis
TESIS
Oleh :
Aulia Nurhikmah
2190010001
PASCASARJANA
2022 M/ 1442 H
ANALISIS ARGUMENTASI SECARA HISTORIS, FILOSOFIS, YURIDIS,
DAN SOSIOLOGIS TERHADAP USULAN PERUBAHAN NAMA DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
TESIS
Oleh :
AULIA NURHIKMAH
NIM. 2190010001
PASCASARJANA
BANDUNG
2022 M / 1442 H
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“kami rela Allah membagikan ilmu untuk kami dan membagikan harta
untuk musuh kami. Harta akan binasa dalam waktu singkat dan ilmu akab
abadi dan tidak akan musnah”
(Ali bin Abi Thalib)
“Kehidupanmu adalah buah dari tindakan yang kamu lakukan. Tidak ada
yang bisa disalahkan selain dirimu sendiri”
(Joseph Campbell)
iv
ABSTRAK
AULIA NURHIKMAH : ANALISIS ARGUMENTASI SECARA HISTORIS, FILOSOFIS, YURIDIS, DAN
SOSIOLOGIS TERHADAP USULAN PERUBAHAN NAMA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.
Proses usulan perubahan nama daerah Provinsi Jawa Barat dalam ketentuannya sudah ada didalam aturan
Permendagri No 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Nama Daerah, Pemberian Nama Ibu Kota, Perubahan
Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, dan Pemindahan Ibu Kota. Sedangkan pengusulan nama daerah bisa dilihat
pada Pasal 3 ayat (2) penamaan sudah sesuai:a) faktor sejarah;b) budaya;c) adat istiadat dan/atau;d) adanya nama
yang sama, Pasal 4 dimaksud dalam Pasal 3 persyaratan meliputi:a) aspirasi masyarakat;b) naskah akademik,dst.
Tentunya harus menggunakan kaidah toponimi baik berupa buatan alam atau buatan manusia, istilah ini dikenal
dengan rupa bumi PP No 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi. Usulan perubahan nama daerah
ini, mengambalikan jatidiri yang memunculkan rasa etnonasional untuk memperukat identitas etnisintas (karakter)
masyarakat di daerah tersebut. Penamaan west java adalah warisan dari kolonial yang tidak ada unsur nama
kebudayaan, penjelasan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yuridis yang telah berlaku.
Penelitian ini bertujuan untuk:1)Untuk menganalisis tatacara tentang pengusulan nama daerah Provinsi Jawa
Barat secara administrasi dan yuridis.;2) Untuk menganalisis aturan hukum-hukum yang berlaku yang melandasi
usulan perubahan nama Provinsi Jawa Barat;3) Untuk menganalisis hasil riset Naskah Akademik yang dibuat pada
tahun 2015 yang sesuai dengan aspek Historis, Filosofis, Yuridis, dan Sosiologis terhadap pengusulan nama daerah
Provinsi Jawa Barat.;4) Untuk menganalisis hasil survei aspirasi masyarakat Jawa Barat yang dilakukan oleh
Paguyuban Pasundan mengenai pergantian nama Provinsi Jawa Barat.
Metode penelitian jenis Kualitatif yang dimana peneliti memegang kunci instrumen penting teknik
pengumpulan data dari studi kasus. Metode deskriptif-analisis, penelitian ini menjelaskan dan menganalisis
fenomena-fenomena dinamika sosial dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap sesuatu. Pendekatan yuridis-
normatif, dalam pendekatan perbandingan hukum aturan hukum yang lama dan yang berlaku untuk pengusulan nama
daerah Provinsi Jawa Barat, pendekatan Historis, Filosofis, Yuridis, dan Sosiologis.
Teori penelitian ini ialah:1)teori konsep penamaan Jawa Barat dan Sunda;2) teori pemerintahan daerah;3) teori
kaidah toponimi (penamaan daerah sesuai bentuk wilayah).
Hasil penelitian menunjukan: 1) Tata cara secara administrasi dan yuridis terhadap usulan nama daerah Prov
Jabar sesuai dengan Permendagri No 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Nama Daerah, Pemberian Nama
Ibu Kota, Perubahan Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, dan Pemindahan Ibu Kota pasal 3&pasal 4. 2) Aturan-
aturan yang berlaku sudah lengkap hanya saja harus ditempuhi secara proses politik, maka dengan adanya usulan
perubahan nama daerah ini dilakukan dengan berbagai macam tahapan secara administrasi. Acuan utama aturan yang
berlaku berada di Permendagri No 30 Tahun 2012 Pasal 3&Pasal 4. 3) Dari hasil riset naskah akademik terhadap
pengusulan nama daerah Prov Jabar adalah, historis sudah sangat jelas bahwa penamaan wilayah harus ada unsur
budaya dan penamaan west java warisan dari Kolonial Belanda, filosofis bahwa penamaan yang berkarakter
menentukan kemajuan terhadap daerahnya, yuridis Permendagri No 30 Tahun 2012 pada Pasal 3& Pasal 4,
sosiologisnya berdampak pada masyarakat yang mulai tergerus jati diri akan cinta budaya daerahnya yang
menyebabkan daya saing menjadi pemimpin orang Sunda semakin sedikit.4). Berdasarkan hasil survei dan kuesioner
Pergantian Nama Daerah Provinsi Jawa Barat yang dilakukan oleh Paguyuban Pasundan 58.4% yang tidak setuju
yang alasanya bahwa penamaan Provinsi sunda terlalu explisit menyatakan suatu suku dan Panitia Kongres Sunda
rata-rata setuju dengan adanya pergantian nama yang berjati diri.
Kata kunci: Payung Hukum Usulan Perubahan Nama Daerah, Jawa Barat, Kaidah Toponimi.
ABSTRACT
The process of proposing a change in the name of the West Java Province in its provisions already exists
in the regulation of the Minister of Home Affairs No. 30 of 2012 concerning Guidelines for Giving Regional Names,
Giving Capital City Names, Changing Regional Names, Changing Capital City Names, and Moving Capital City.
While proposing regional name can be seen in Article 3 paragraph (2) naming is appropriate: a) historical factors; b)
culture; c) customs and/or; d) the existence of the same name, Article 4 referred to in Article 3 requirements include:
a) community aspirations; b) academic texts, etc.
Certainly, you have to use toponym rules, either natural or man-made, this term is known as topography, Government
Regulation No. 2 of 2021 concerning the Implementation of Topographical Names.
The proposal of changing the name of this area restores identity that creates an ethno national sense to strengthen the
ethnic identity (character) of the people in the area. The naming of West Java is a legacy from colonialism which
does not contain elements of a cultural name; the explanation is not in accordance with the applicable juridical
provisions.
This research aims to: 1) To analyze the procedures for proposing the name of the West Java Province
administratively and juridically.; 2) To analyze the applicable laws that underlie the proposal to change the name of
the West Java Province; 3) To analyze the results of the Academic Paper research made in 2015 in accordance with
the Historical, Philosophical, Juridical, and Sociological aspects of the naming proposal for the West Java
Province; 4) To analyze the results of a survey of aspirations of the people of West Java conducted by Paguyuban
Pasundan regarding the name change of West Java Province.
The research method is a qualitative type in which the researcher holds the important key instrument of
data collection techniques from case studies. Descriptive-analytical method of this research explains and analyzes
the phenomena of social dynamics and the perception of a person or group towards something. The juridical-
normative approach, in the comparative legal approach of the old and applicable laws to the naming proposal of the
West Java Province, the Historical, Philosophical, Juridical, and Sociological approaches.
The theories of this research are: 1) the theory of West Java and Sunda naming concepts; 2) the theory of
regional government; 3) the theory of toponym rules (naming regions according to the shape of the region).
The results of the study show: 1) Administrative and juridical procedures for the proposed regional name
of West Java Province are in accordance with the Minister of Home Affairs Regulation No. 30 of 2012 concerning
Guidelines for Giving Regional Names, Giving Capital City Names, Changing Regional Names, Changing Capital
City Names, and Transferring Capital City Articles 3 & 4. 2) The applicable regulations are complete, but they must
be followed through a political process, therefore with the proposed change in the name of the region, it is carried
out in various administrative stages.
The main reference for the applicable rules is in Minister of Home Affairs Regulation No. 30 of 2012
Articles 3 & 4. 3) From the results of research on academic texts on the proposal for the name of the West Java
Province, historically it is very clear that the naming of areas must have cultural elements and the naming of West
Java inherited from the Dutch Colonial , philosophically that naming with character determines the progress of the
region, juridical Minister of Home Affairs Regulation No. 30 of 2012 on Article 3 & Article 4, sociologically it has
an impact on people who are starting to erode their identity for the love of their regional culture which causes less
competitiveness as a leader of the Sundanese. 4). Based on the results of the survey and questionnaire on the Regional
Name Change of West Java Province conducted by Paguyuban Pasundan 58.4% who disagreed that the reason was
that the naming of the Sunda Province was too explicit to state a tribe and the Sundanese Congress Committee on
average agreed with the change of name with an identity.
Keywords: Legal Umbrella Proposal of Regional Name Change, West Java, Toponymous Principle.
أوليا نورهيكما:
تحليل الحجج التاريخية والفلسفية والقانونية واالجتماعية بشأن التغييرالمقترح السم مقاطعة
جاوا الغربية
إن عملية اقتراح تغيير اسم مقاطعة جاوا الغربية في أحكامها موجودة بالفعل في قرار وزير
الداخليةرقم ٣٠لعام ٢٠١٢بشأن المبادئ التوجيهية إلعطاءاسم العاصمة ،وإعطاء اسم
القرية،وتغيير اسم العاصمة ،ونقل العاصمة
بينما يمكن رؤية االسم القرية المقترح في المادة 3الفقرة ()2
أ)التسميةمناسبة العوامل ب)التاريخية ج)الثقافةالعادات د)أو وجود نفس االسم
المادة 4المشار إليها في المادة 3متطلبات تشمل :أ)تطلعات المجتمع
ب)نصوص أكاديمية إلخ.
بالطبع ،يجب عليك استخدام قواعد األسماء الجغرافية ،سواء كانت طبيعية أو من صنع اإلنسان،
يعرف هذا المصطلح باسم شكل األرض PPرقم 2لعام 2021بشأن تنفيذ األسماءوجه األرض. ُ
ًا لتقويةالتغيير المقترح في اسم هذه المنطقة ،يعيد الهوية النفسية التي تولد إحساسًا عرقي
الهوية العرقية (الشخصية) للناس في تلك المنطقة .تسمية جاوا الغربية هي إرث من االستعمار
الذي ال يحتوي على عناصر السم ثقافي والبيان على ذلك ال يتوافق مع األحكام القانونية المعمول
بها.
تهدف هذه اإلستقراء إلى:
ً
ً وقضائيا)١تحليل إجراءات اقتراح اسم مقاطعة جاوا الغربية إداريا
)٢لتحليل قواعد القوانين المعمول بها التي تكمن وراء تغيير االسم المقترح لمقاطعة
جاواالغربية
)٣لتحليل نتائج البحث عن المخطوطات األكاديمية التي تم إجراؤها في عام ٢٠١٥والتي تتوافق
مع الجوانب التاريخية والفلسفية والقانونية واالجتماعية لالسم المقترح لمقاطعة جاوا الغربية
)٤لتحليل نتائج استطالع الطموح لمجتمع جاوا الغربية الذي أجراه مجتمع باسوندان فيما يتعلق
بتغييراسم مقاطعة جاوا الغربية
طريقة البحث هي نوع يمتلك فيه الباحث األداة الرئيسية وهي أداة مهمة لتقنيات جمع البيانات
من دراسات الحالة .المنهج الوصفي التحليلي ،يشرح هذا البحث ويحلل ظواهر الديناميكيات
االجتماعية وإدراك شخص أو مجموعة لشيء ما .النهج القانوني المعياري ،في النهج المقارن
للقوانين واللوائح القديمة المطبقة على االقتراح الخاص باسم مقاطعة جاوا الغربية،وهي:
المناهج التاريخية والفلسفية والقانونية واالجتماعية.
نظريات هذا البحث ههي:
)١نظرية مفاهيم تسمية جاوا الغربية و سوندا
)٢نظرية الحكومة المنطقة
ًا لشكل المنطقة). )٣نظرية قواعد أسماء المواقع الجغرافية (تسمية المناطق وفق
تظهر نتائج اإلستقراء:
)١اإلجراءات اإلدارية والقضائية لالسم اإلقليمي المقترح لمقاطعة جاوا الغربية متوافقة مع
حكومية دستورية رقم ٣٠لعام ٢٠١٢بشأن المبادئ التوجيهية إلعطاء األسماء اإلقليمية ،وإعطاء
أسماء العاصمة ،وتغيير األسماء اإلقليمية ،وتغيير أسماء عاصمة ،ونقل العاصمة وهي فصل ٣و
الفصل ٤
)٢النظوم المعمول بها كاملة ،ولكن يجب اتباعها من خالل عملية سياسية ،لذلك مع التغيير
المقترح في اسم المنطقة ،يتم تنفيذه في مراحل إدارية مختلفة .المرجع الرئيسي للقواعد
المعمول بها في حكومية دستورية رقم ٣٠لعام ٢٠١٢الفصل ٣والفصل ٤
ًا أن )٣من نتائج البحث األكاديمي حول اقتراح اسم مقاطعة جاوا الغربية ،من الواضح تاريخي
تسمية المنطقة يجب أن تحتوي على عناصر ثقافية وأن تسمية جاوا الغربية موروثة من المستعمرة
الهولندية ،تلك التسمية الفلسفية ذات الطابع يحدد التقدم نحو المنطقة ،الترخيص القانوني
رقم ٢٠١٢بشأن الفصل ٣والفصل .٤
من الناحية االجتماعية ،له تأثير على األشخاص الذين بدأوا يفقدون هويتهم بسبب حبهم لثقافتهم
دا وهذا يكون قليال للشعب المحلية مما يؤدي إلى انخفاض القدرة التنافسية لكونهم قائً
السونداني.
دا إلى نتائج المسح واالستبيان حول تغيير االسم اإلقليمي لمقاطعة جاوا الغربية الذي )٤استناً
أجراه باجويوبان باسوندان ٪٥٨،٤ ،ممن لم يوافقوا على أن السبب هو أن تسمية مقاطعة سوندا
دا بحيث ال يمكن ذكر القبيلة ولجنة مؤتمر سوندوية بشأن متوسط يتفق مع تغيير كانت صريحة جً
االسم بهوية.
الكلمات المفتاحية :المظلة القانونية لتغيير االسم اإلقليمي المقترح ،جاوة الغربية ،قاعدة
األسماء
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas
Taufiq dan Hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada baginda alam Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya yang insya Allah selalu mengikuti sunnahnya.
1. Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, selaku Rektor UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
2. Prof. Dr. H. Supiana, M. Ag, selaku Direktur Pascasarjana UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
3. Dr. H. UU Nurul Huda, S. Ag., S.H., M.H, selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
4. Dr. Hj. Aah Tsamrotul Fuadah, M.Ag, selaku Pembimbing I.
5. Dr. H. Utang Rosidin, S.H.., M.H, selaku Pembimbing II.
6. Papah Deni Poniman, Mamah Almh. Entin Sutini yang telah senang di
syurga-Nya, Kakak Dr. Muhammad Nurzaman, M. Pd., AIFO, yang telah
memberikan motivasi serta doanya semoga mereka senantiasan mendapatkan
kemuliaan dari-Nya. Seluruh keluarga besar yang memberikan dorongan
semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Para Dosen di lingkungan Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
beserta staf yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan perkuliahan dan tesis ini.
8. Para Pakar Tokoh-tokoh Sunda Se-Jawa Barat,yang telah memberikan do’a
motivasi dan dukungan untuk penulis. Semoga Allah Swt senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya.
9. Para Pakar Akademis Se-Jawa Barat yang selalu memberikan arahan dan
dukungan terhadap penulis agar terus lanjut untuk melanjutkan perkuliahan
akhir yaitu ke jenjang Doktoral. Semoga kebaikan Bapak/Ibu dibalas oleh
Allah SWT. Aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal Alamiin.
Bandung
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
yang menarik untuk dibahas. Dikarenakan, usulan ini mengacu pada penamaan yang
sifatnya unsur budaya yaitu Sunda. Lalu, jika dilihat dari aspek sejarahnya bahwa
penamaan Jawa Barat hasil dari warisan pemerintahan Kolonial Belanda yaitu “West
Java”. Sehingga dengan adanya ini, menimbulkan para tokoh sunda mengupayakan
penamaan di daerah Jawa Barat ingin penamaan ada unsur budaya Sunda. Dampak
orang Sunda melemah, karena hilangnya jati diri orang Sunda kebudayaan Sunda
makin hilang.
kemajuan”. Secara aturan yuridisnya, penamaan daerah atas dasar Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Nama Daerah,
Pemberian Nama Ibu Kota, Perubahan Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, dan
Pemindahan Ibu Kota, pada Pasal 3 ayat (2) penamaan itu harus berdasarkan atas: a.
Faktor Sejarah; b. Budaya; c. Adat Istiadat; dan/atau d. Adanya nama yang sama.
Berdasarkan penjelasan dari aturan ini sudah seharusnya penamaan wilayah ada unsur
sejarah dan unsur budayanya. Bahasa dan budaya tidak bisa dipisahkan karena
1
berkaitan dengan identitas diri seseorang. Hanya saja, persoalan usulan penamaan
daerah Provinsi Jawa Barat masih belum terjadi. Padahal pada tahun 1926 oleh
Java”.
Kewilayahan Jawa Barat pada saat itu bagian dari Republik Indonesia Serikat
(RIS) bersarkan hasil konferensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949 yang
memberikan pengakuan “De Jure” kepada Indonesia yang telah dinyatakan merdeka,
diakui secara Internasional. Peristiwa pasca Mosi Integral 1 M. Nasir 3 April 1950,
menjadikannya bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari hasil
Dalam uraian diatas maka penulis menjelaskan secara rinci maksud dan tujuan
pengusulan nama daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan: Historis, Filosofis, Yuridis,
dan Sosiologis. Yang sesuai dengan intruksi Dirjen Bina Administrasi Kemendagri
Syaffrijal bahwa untuk pergantian nama sah-sah saja asalkan menggunakan kaidah
Toponimi serta nama yang diusulkan harus berlandaskan kajian Naskah Akademik dan
Aspirasi Masyarakat.
1
Mosi Integral adalah sebuah keputusan Parlemen mengenai kesatuan Negara. Mosi Integral
Natsir merupakan hasil keputusan Parlemen mengenai bersatunya kembali Sistem Pemerintahan
Indonesia dalam sebuah kesatuan yang digagas oleh Mohammad Natsir
2
Menurut Mikihiro Moriyama Guru Besar Departemen of Asian Studies Nanzan
University, Jepang. Ia mengatakan bahwa Bahasa itu mencerminkan jati diri bangsa
yang berakar pada abad 19-20 pemikiran sunda dan bahasa yang dipelopori oleh
Memed. Lalu untuk memahami bahasa yang menjadikan acuan seorang pemimpin di
Suku bangsa adalah golongan sosial yang askriptif berdasarkan atas keturunan
dan tempat asalnya. Dengan demikian, jati diri suku bangsa atau kesukubangsaan
adalah jati diri yang askriptif yang didapat bersamaan dengan kelahiran seseorang atau
tempat asalnya. Kesukubangsaan berbeda dari berbagai jati diri lainnya yang dipunyai
oleh seseorang, karena kesukubangsaan bersifat primordial (yang pertama didapat dan
menempel pada diri seseorang sejak masa kanak-kanaknya dan utama dalam
Das Sollen : kondisi yang diharapkan ialah sudah seharusnya terwujud usulan
perubahan nama karena sudah sesuai administrasi Permendagri Nomor 30 Tahun 2012
tentang Pedoman Pemberian Nama Daerah, Pemberian Nama Ibu Kota, Perubahan
Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota dan Pemindahan Ibu Kota. Pasal 3 ayat (2)
penamaan sudah sesuai dengan kriteria:a) faktor sejarah;b) budaya;c) adat istiadat
2
Webinar Internasional, Aktualisasi Pemikiran Politik Sunda, Program Studi Ilmu Politik Fisip
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dilaksanakan pada Rabu 23 Juni 2021.
3
Parsudi Suparlan, Bhineka Tunggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa atau Kebudayaan?,
(Indonesia: Antropologi 72, 2003), Hal 28.
3
dan/atau; d) adanya nama yang sama, jika dilihat secara geografis posisi Barat sudah
masuk Banten hal ini sudah tidak sesuai dengan kaidah Toponimi atau asal-usul
Menteri Dalam Negeri. Usaha yang dilakukan sudah dilakukan pada tahun 2012 ke
DPRD, lanjut 2015 Naskah Akademik ke DPRD, sampai acara di Tahura 25 Januari
2022 Gubernur menjawab pertanyaan dari Adji Esa Poetra isi dari jawabannya ialah
“semoga perubahan nama daerah dapat dilakukan oleh Gubernur selanjutnya” dan pada
hari yang sama Gubernur meminta Naskah Akademik yang sudah lama dibuat pada
tahun 2015 diperbaharui tajun 2019. Upaya terus dilakukan melalui surat elektronik
untuk audensi, serta segala upaya dilakukan oleh tokoh sesepuh Sunda. Hanya belum
ada respon, tata cara yang dilakukan secara resmi ialah :1) Gubernur dan DPRD
Provinsi Jawa Barat yang sesuai Permendagri nomor 30 Tahun 2012 dan/atau ;2) DPD
RI ke Presiden pada saat acara Maklumat Sunda 2-2-2022. Ketua Forkodetada H. Holil
Aksan Umarzein sebagai foeum yang mengkoordinasi soal penataan daerah yang siap
menindaklanjuti kembali bersama LAK Galuh Pakwan. Gerpis, secara administrasi dan
Berkaitan dengan identitas politik bahwa mitos adalah lapisan cerita, logos
adalah pemikiran, dan etos adalah tindakan. Hal inilah yang menjadikan adanya
4
perdebatan antara adanya Mitos dan Realitas. Adanya alasan dalam pasal 3 dan pasal
perubahan nama. Pertama, dalam pasal 3 hambatan yang didapatkan ialah berupa
daerah Provinsi Jawa Barat baru diusulkan oleh kalangan Masyarakat saja. Kedua,
dalam pasal 4 hambatan yang didapatkan poin (a) yang menjelaskan aspirasi
masyarakat tidak menjelaskan secara rinci berapa persen masyarakat mendukung atas
perubahan nama daerahnya. Hal ini yang menyebabkan ketertarikan Pemerintah belum
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925
Soendalanden atau Pasoendan. Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi
bagian dari Republik Indonesia (RI). Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat
menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik
Indonesia Serikat (RIS) sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja
Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda.
Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950. Setelah
politik dengan sejarah pembentukan Negara Pasundan sampai dengan Tahun 1950
5
terbentuk adanya Provinsi Jawa Barat yang berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun
1950.4 Setelah terbentuknya Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 resmi memiliki
penetapan hari jadi Jawa Barat tertuang dalam Peraturan Daerah No. 26 Tahun 2010.5
dan tertua merupakan sebuah anomali, jika dilihat dari sifat individual orang Sunda
seharusnya sudah lama hilang namun hingga saat ini masih bisa menemukan alasan
untuk bertahan dijaman era milenial. Padahal saat pada jaman Jepang organisasi
dibubarkan pada tanggal 08 Maret 1942 disambung pada masa revolusi 1949
paguyuban ini bangkit menjadi nama Partai Kebangsaan Indonesia (Parki), lalu pada
Kusnaka Adimihardja dalam Pandangan Hidup Orang Sunda seperti Tercemin dalam
tradisi Lisan dan Sastra Sunda (1987), asal-usul masyarakat sunda dalam lingkungan
huma. Sifat individual dan kepemimpinannya seperti ayam yang susah diatur dalam
Pasundan masih bertahan hingga saat ini menepis asumsi orang yang melihat
paguyuban pasundan atau orang sunda tidak pandai mengatur dan mengelola konflik.
Hal ini memerlukan cara padandang baru yang perlu dilihat adalah fenomena
4
Undang-Undang Nomor. 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Barat yang
berlaku pada tanggal 04 Juli 1950, Otonomi Daerah dan Pemerintahan Daerah.
5
Sobirin, Pasundan Sebagai Bentang Ekoregion Berbasis Kekuatan Kearifan Lokal, (Bandung:
Naskah Akademik Provinsi Sunda, 25 Oktober 2019), Hal 61.
6
yang terdidik dan bisa mengordinasi kelompok paguyuban tersebut. Paguyuban Sunda
menjadi wahana penggodokan elite baru Sunda pendidikan dan organisasi menjadikan
mobilitas vertikal kelas menengah bahwa organisasi ini menjadikan urusan utama
Sunda melalui tiga layanan seperti: pendidikan; sosial-ekonomi; dan politik. Dalam
perjalanan Paguyuban adanya Kongres di Bogor pada tahun 1931 secara khusus
membahas soal bentuk negara jika Indonesia merdeka bisa diraih. Kongres ini
mengundang dua orang narasumber yang mewakili dua pemikiran besar yaitu, Mr.
peserta Kongres pada tawaran konseptual. Lalu atara tahun 1946-1948 ada tiga pihak
yang telah menggunakan Pasundan. Pertama, Partai Rakyat Pasundan (PRP) sebagai
partai politik, Kedua Negara Pasundan yang didirikan dan adanya dukungan Belanda
yang didirkan oleh Moesa Soeria Karta Legawa atas dukungan Belanda, dan Ketiga
Sebelum Jepang datang bahwa organisasi ini sudah mapan yang memiliki 50 sekolah
dasar dan menengah lalu sebuah bank pusat, koperasi disetiap cabang, klinik dan
masyarakat, paguyuban ini menyalurkan aspirasi yang dapat dipercaya publik pada
jaman itu. Namun setelah revolusi kemampanan itu tidak berlangsung lama,
7
B. Rumusan Masalah.
Jawa Barat?
3. Bagaimana hasil riset Naskah Akademik yang dibuat pada tahun 2015 yang
4. Bagaimana hasil survei aspirasi masyarakat Jawa Barat yang dilakukan oleh
Paguyuban Pasundan dan hasil angket dari Panitia Kongres Sunda mengenai
C. Tujuan penelitian.
8
3. Untuk menganalisis hasil riset Naskah Akademik yang dibuat pada tahun 2015
yang sesuai dengan aspek Historis, Filosofis, Yuridis, dan Sosiologis terhadap
4. Untuk menganalisis hasil survei aspirasi masyarakat Jawa Barat yang dilakukan
D. Kegunaan Penelitian.
Sebagai bukti orsinilitas pada penelitian yang akan dikaji, penulis menjadikan
9
Rakyat Di Indonesia. Perbedaanya adalah disertasi ini berfokus pada
Pemerintahan Daerah.
dan Sosiologis.
10
yang dilihat dari aturan hukum PP No 2 Tahun 2021 tentang
dalam mempertajam fokus penelitian. Selain itu, penulis juga tidak menemukan
kesamaan baik dalam judul maupun rumusan masalah dengan rancanggan penelitian
F. Kerangka Pemikiran.
1. Grand theory, teori Konsep penamaan Jawa Barat dan Sunda, dilihat dari
Kerajaan Sunda Wilayah yang dimaksud dibatasi oleh Sungai Cimanuk dari
arah barat, sedangkan Sungai Cimanuk jika diambil dari hulu sungai yaitu
jawa. jika berpatokan dimana wilayah Sunda dan Jawa hanya dibatasi Sungai
11
Sumedang Jawa, dan hal tersebut menjadikan polemik wilayah. Dengan
demikian, yang dimaksud Tome Pires adalah Kerajaan Sunda yang dibatasi
oleh Sungai Cimanuk ada di wilayah seberang Cirebon, maka tidak semua
saja tidak digubris. Makan konsep teori dasar Usulan Perubahan Nama
Daerah harus mengenal penamaan Jawa Barat dan Sunda dari masa lampau
Permendagri No. 30 Tahun 2012 Pasal 3 ayat (2) Faktor Sejarah, Budaya,
yang disebut dalam Bab II tentang Pembentukan Daerah dan Kawasan Khusus.
undang tersendiri. Ketentuan ini tercantum dalam Pasal 4 ayat (l) dan ayat (2)
12
Undang-undang pembentukan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (l) antara
dalam pasal yang sama pada ayat berkutnya (ayat 3) yang menyatakan bahwa:
Pembentukan Daerah dapat berupa penggabungan daerah menjadi dua daerah atau
lebih” dan ayat (4) menyebutkan” Pemekaan dari satu daerah menjadi 2 (dua)
daerah atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan setelah
usulan dari berbagai daerah untuk membentuk pemekaran daerah otonomi baru,
administratif teknis dan fisik kewilayahan. Bagi Propinsi syarat administrasi yang
persetujuan DPRD provinsi induk dan gubernur, serta rekomendasi dari Menteri
Dalam Negeri. Sedangkan untuk kabupaten/kota syarat adminstrasi yang juga harus
pembentukan daerah baru harus meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan
13
a. Kemampuan ekonomi;
b. Potensi daerah;
c. Sosial budaya;
d. Kependudukan;
e. Luas daerah;
f. Pertahanan;
g. Keamanan;
syarat fisik yang dimaksud harus meliputi paling sedikit lima kabupaten/kota
zaman Mesir kuno. Untuk memberikan keterangan (nama) pada unsur yang
digambarkan pada peta diperlukan suatu usaha untuk ‘merekam’ dari bahasa
verbal (lisan) ke dalam bentuk tulisan atau simbol. Sejarah mencatat nama-
nama Comtey de Volney (1820), Alexander John Ellis (1848), Sir John
Herschel (1849) dan Theodore W. Erersky (1913) yang terus berusaha untuk
14
membentuk United Nations Group of Experts on Geographical Names
diatur dalam suatu cabang ilmu yang dikenal sebagai Toponimi. Ilmu ini
Kebudayaan.
Kajian pendukung ini didasari data dari naskah akademik yang dibuat oleh
paguyuban Kongres Sunda data dan pendapat penting para tokoh diantaranya:
1. Pendapat David Ogilvy, Tokoh ikon dunia periklanan modern yang paling
sendiri;
merupakan Suku yang paling kurang populer di dunia dan sering dikira sebagai
15
4. Pendapat Dr. Ir. Rizal Ramli, M.A, mengatakan bahwa Nama Jawa Barat jauh
6. Menurut prof. Dr. Koesoemah Geolog dari ITB mengatakan nama Sunda lebih
populer di dunia keilmuan karena sering dijadikan istilah dalam ilmu geologi.
Payung hukum pada masa sidang Meja Bundar BPUPKI sambung Panitia
sebelum dan sesudah Amandemen yang isinya tentang Pemerintahan Daerah. Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat 4 Juli 1950
jo, Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan
Tahun 2007 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4791 jo, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah jo, dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pemberian Nama Daerah, Pemberian Nama Ibu Kota, Perubahan Nama
Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, dan Pemindahan Ibu Kota Pasal 3 ayat (2).6
6
Panitia Kongres Sunda, K. Pasundan Sebagai Bentang Ekoregion Berbasis Kekuatan
Kearifan Lokal, Naskah Akademik, (Bandung: 25 Oktober 2019), Hal 80.
16
BAB II
KAJIAN TEORITIS
jika kewargaan demokratis (democratic citizenship) bisa menjamin bukan saja hak-hak
sipil dan politik setiap individu (individual rights), tetapi hak-hak sosial-budaya
“Warga harus dapat mengalami nilai keadilan dari hak-haknya juga dalam bentuk
keamanan sosial dan pengakuan secara timbal balik di antara berbagai bentuk budaya
yang berbeda dari kehidupan” (The citizen must be able to experience the fair value of
their rights akso in the from of social security and the reciprocal recognition of diffent
1. Penamaan Sunda.
mengemukakan adanya penamaan Sunda oleh Ptolemaeus awal abad ke-2 (500M)
yang dilihat bagian timur sebelah India ada tempat yang bernama Sindae dan Jabadiba.
Dilanjutkan oleh Tome Pires Suma Oriental seorang ilmuwan dari Protugis yang
menggunakan nama Sunda sampai Nusantara, yang disebut Sunda besar dan Sunda
7
Yudi Latif, Negara Paripurna Historis, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2011), Hal 365.
17
Kecil. Dalam keilmuan Geologi dikenal dengan sebutan Sunda Islands ARC, Grosse
Sunda Inseln, Sunda Shelf, Sunda Trpugh, Soenda Plat, dan sebagainya. 8
Tatar Sunda dikenal sebagai wilayah geografis yang memiliki ragam bentuk
bentang alam yang mempesona, mulai dari pesisir Selatan yang seakan memiliki “aura
mistis” daratan rendah luas di pantai utara serta rangkaian pegunungan yang sambung
menyambung di bagian tengah. Pesona bentang alam ini juga diakui memiliki
kompleksitas geologis dan geomorfologis yang telah banyak menarik pperhatian para
nilai-nilai dan makna budaya mengenai alam sekitarnya. Budaya masyarakat Sunda
yang masih berlangsung pada saat ini dipengaruhi oleh pesona bentang alam dengan
berbagai macam peristiwa dari pergerakan lempengan bebatuan, letusan gunung api,
Sunda.9 Dan adanya penamaan Sunda besar dan Sunda kecil, pada tahun 1958
penamaan Sunda menunjukan sebuah wilayah Nusa Tenggara Timur adalah Sunda
Undang Darurat No. 9 Tahun 1954 tentang Perubahan Nama Propinsi Sunda Kecil
8
Bahan Diskusi Kadamas, KASANG TUKANG (UPAMI) BADÉ GENTOS NAMI PROPINSI,
Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA.
9
Seminar Perubahan Bentang Alam Tatar Sunda dalam Dimensi Spasial dan Temporal, Jum’at
17 September 2021.
18
menjadi Propinsi Nusa Tenggara (Lemmbaran Negara Tahun 1954 No. 66) sebagai
Undang-Undang)10
bahwa nama Sunda harum dalam ilmu pengetahuan Geologi. Wilayahnya juga luas
yang bermula perairan Timur Pulau Mindanau (Filipina) sampai ke laut Sulawesi, Selat
Pemahaman Sunda sebagai etnis: 1). Satu kelompok etnis masyarakat tertentu
yang mendiami pulau Jawa bagian Bawat. Yang memiliki bahasa etnis Sunda sebagai
bahasa Ibu serta huruf dan atau Aksara dimana ciri-ciri etnis tersebut masih digunakan
oleh masyarakat tersebut secara turun menurun hingga saat ini; 2). Pemahaman tenis
menyimpulkan bahwa mereka yang secara turun menurun menggunakan bahasa Sunda
adalah etnis Sunda. Pemahamah wilayah geografis: 1). Pemahaman ini berlandaskan
bahwa Sunda adalah wilayah yang terhampar meliputi Sunda besar dan Sunda kecil.
Bahwa wilayah pengaruhnya meliputi Paparan Sunda (Sunda Plateau) yang dahulu
wilayahnya terbentang antara Asia dan Australia; 2). Secara Geografis pemahaman ini
melahirkan inklisifitas akan Sunda sebagai ruang hidup berbagai etnis dan budaya yang
10
Undang-Undang No 8 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun
1954 tentang Perubahan Nama Propinsi Sunda Kecil menjadi Propinsi Nusa Tenggara (Lemmbaran
Negara Tahun 1954 No. 66) sebagai Undang-Undang).
11
Seminar Keurseus Bahasa Sunda Tatar Sunda Tina Sawangan Geologi, Kamis 26 Agustus
2021.
19
Pemahaman Sunda sebagai wilayah hidup dan ruang bersama harus dijaga dengan baik
secara ekologis, budaya maupun ekonomi yang saling berkaitan. Dan pemahaman nilai
filososfis: 1). Pemahaman Sunda sebagai Nilai Filosofis yang berarti Herang, Bodas
dan sampurna...Sunda dimaknai sebagai nilai hidup bersama yang ekologis, welas asih
dan saling menjaga baik antar manusia dengan manusia lain, manusia dengan alam
ekologisnya hingga hubungan manusia di Buana Panca tengah/Bumi dan dimensi saat
ini demham Buana Nyungcung (Alam transenden, pasca kehidupan) juga dengan
Buana Handap (Buana Larang); 2). Pemahaman sunda sebagai nilai-nilai filosofis ini
bersifat Inklusif dan jauh dari primodial. Sehingga sebagai Nilai dasar pembentuk
Berawal dari historis atau sejarah awal kewilayahan di Pulau Jawa Barat, dari
Cina: Arab (Islam); dan Barat (terutama Belanda) (lihat Lombard 2000a; 2000b;
dengan munculnya berbagai kerajaan, seperti Taruma Negara, Sunda, Galuh, dan
Pakuan Pajajaran.
12
Seminar Alam Pikir dan Pola Hidup Masyarakat Sunda, Lembaga Kajian Pendidikan dan
Moderasi Beragama Indonesia (LKPMB), Sabtu 18 September 2021.
20
Rundnayan Silsilah Raja Sunda tahun 669-1311, keberadaan Kerajaan Sunda
seolah hanya keberadaan Srijayabupati yang terkenal dengan prasasti Cibadak, bahkan
Pleyte (1915), menulis khusus artikel Maharaja Cri Jayabupati Sunda’s Oudst
Bekende Vorst, karena memang pertanda jaman baru bisa dibaca dari prasasti tersebut,
sehingga benang merah rundayan ki Sunda terputus. Sosok Sanjaya terkenal sebagai
Raja Mataram yang gagah berani, padal dia nenek moyangnya Sri Jayabupati yaitu
Raja Kerajaan Sunda yang ke 2 tahun 723-732 M, hampir 3,5 abad sebelum Sri
Perlu digaris bawahi bahwa wilayah kekuasaan Kerajaan Islam Pajajaran dan
Kerajaan Hindu Daha berbeda. Dalam buku Tome Pires yang berasal dari Negara
Protugis ia telah mengunjugi daerah Jawa dan Sumatra dan membuat tulisan yang
berjudul Suma Oriental. Wilayah Pajajaran dibagi menjadi 3 daerah yang disebut
Pajajaran Barat, Pajajaran Tengah, dan Pajajaran Timur. Pajajaran Timur terletak di
Timur terbentang antara Banten dan Banyumas. Batas wilayah timur Kerajaan Sunda
dibatasi sungai Cimanuk. Nama Pakwan Pajajaran mengarah pengertian kota atau pusat
kota kerajaan dan bukan nama dari kerajaan itu sendiri walaupun tidak jarang nama
13
Ace Setiadhikusumah, BABON SEJARAH KI SUNDA: Rundayan Silsilah Raja-Raja Di Tatar
Sunda Tahun 130-1579 M, , I(ndramayu: Ketua Himpunan Pengusaha KOSGORO 1957, 2006), Hal
VII-I.
21
sebuah negara dikenal dengan nama ibukotanya. Demikian istilah Pajajaran haruslah
syahbandar atau nahkoda. Mereka bertanggung jawab kepada raja dan bertindak
sebagai wakil raja di wilayah yang mereka kuasai. Dalam pelaksanaan tugas sehari-
nunggangan. Untuk mengurus daerah-daerah yang luas Raja dibantu oleh beberapa
Raja Daerah. Raja-raja derah tersebut dalam melaksanakan tugasnya bertindak sebagai
raja yang merdeka, tetapi mereka tetap mengakui Raja Sunda yang bertahta di Pakwan
Kelapa (Calapa), dan Cimanuk (Chemano). Pate yang berkuasa atas Japura merupakan
seorang ksatria, ia adalah sepupu tertua Pate Rodim alias Raden Fatah dan letak Japura
adalah setelah Cirebon dan sebelum Tegal. Tulisan Tome Pires tahun 1513 bahwa Kota
Dato adalah tempat di mana raja paling banyak menghabiskan waktunya dalam
setahun. Menurut Barros, kota utama di Kerajaan Sunda ini disebut Daio terletak agak
pedalaman. Perjalanan ke kota ini memakan waktu 2 hari dari pelabuhan utama
14
Sartono Kartodidjo dkk, Sejarah Nasional Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Jilid 2, 1977),
Hal 226-233.
15
Ibid, Hal 230-240.
16
Tome Pires, Suma Oriental Perjalanan Dari Laut Merah Ke Cina & Buku Francisco
Rodrigues, Ed: Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Ombak Anggota IKAPI, 2014), Hal 232-256. 256-235.
22
Struktur kerajaan Sunda dalam naskah aslinya tertulis bahwa Raja berbakti
kepada Dewata, Dewata berbakti kepada Hyang. Julukan Dewata dan Hyang belum
tentu identik dengan Tuhan bagi agama Hindu. Dalam naskah tersebut menjelaskan
struktur kewarganegaraan. Oleh sebab itu, tidak ada kaitannya dengan makna
keyakinan. Urutan tertinggi dari Raja-raja Sunda adalah bergelar Hyang atau Maharaja
atau Maha Prabu, Batara atau Dewata (setingkat Gubernur), dan Prabu atau Raja
menjadi Maharaja Sunda, Sunan Rumenggong pernah bertahta sebagai Raja Bawahan
atau Batara di Mandala atau Sindangkasih. Sebagaimana dijelaskan bahwa Raja Sunda
dibagi menjadi 3 yaitu Sunda wilayah timut,tengah dan barat. Maka Demak adalah
wilayah Kerajaan Sunda yang berada di timur dengan rajanya yaitu Prabu
sebutan dari Kerajaan Timur Sunda, sedangkan Kerajaan Sunda Barat bernama
Surosowan Banten.17
Pada tahun 1528 dan 1529 daerah Majalengka (Talaga dan Rajagaluh) telah
dikuasi oleh tentara Islam Cirebon. Daerah pedalam Priangan seperti Ukur,
17
Nafida Febrina Syafaaty, Raden Fatah Dan Hubungan Dengan Kerajaan Islam Sunda
Padjajaran Tesis, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2020), Hal 62.
23
lebih dahulu sejak tahun 1521 oleh Sunan Gunung jati. Penyebrangan agama Silam ke
memegang kekuasaan sebagai Bupati Banten (1526-1552) dan sebagai Sultan Banten
(1552-1570). Dengan demikian agama Islam masuk dan berkembang di Jawa Barat
melalui dua arah, yaitu timur melalui Cirebon dan barat melalui Banten. 18
Wilayah kekuasaan Pati Unus berhasil diperluas sampai sebrang laut, sampai
meskupin ia mesih mengakui Raja Demak sebagai atasanya. 19 Dilihat dari bidang
diplomasi Kesultan Demak selalu mengusahakan kerjasama yang baik dengan daerah-
daerah di pantai utara Pulau Jawa yang telah menganut agama Islam, sehingga
Islam ini merupakan faktor yang menjadi unsur pemersatu yang menimbulkan
penduduknya beragama Islam. Sehingga akan dianggap anomali jika ada orang Sunda
yang tidak beragama Islam. Tokoh Sunda mengatakan “Islam itu Sunda dan Sunda itu
Islam”, peryataan ini tentu kontroversial karena mereduksi Islam yang bersifat samawi
18
Rusnanto dkk, PASUNDAN, (Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa
Barat Balai Pengelola Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional,2005), Hal 29.
19
H.J De Graaf dan TH Piegeud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa Tinjauan Sejarah Politik
Abad XV dan XVI, (Yogyakarta: Mata Bangsa 2019), Hal 49.
24
dengan kesundaan yang bersifat terbatas dan etnis (ardhi). Oleh karena itu Ajip Rosidi
pertama-tama orang Sunda harus Islam dahulu, dan segala sesuatu yang Sunda dan tak
bertentangan dengan Islam dapat menjadikan seorang Sunda Islam menjadi Sunda. Dan
dikalangan masyarakat Sunda, terlihat bahwa dua kekuatan ini mempengaruhi perilaku
dan orientasi hidupnya, ada yang lebih kuat keislamannya dan sebagian warga lain di
daerah-daerah lebih kuat pengaruh sistem Sunda wiwitan dari pengaruh Hindu-
sesederhana itu karena masing-masing terjadi perbauran. Muncul dugaan, Greertz ingin
Golongan priayi menempati posisi teratas, kaun santri di bagian tengah, dan golongan
Uraian Tome Pires mengenai Raja Sunda dimana mereka memegang tradisi
bangsawan akan membakar diri ketika sang raja mangkat. Tradisi yang sama
berlaku juga pada kasta rendah. Mereka melakukan ini bukan atas dasar
20
Asep Salahudin, SUFISME SUNDA: Hubungan Islam dan Budaya dalam Masyarakat Sunda,
(Bandung: NUASA Cet I, 2017), Hal 10.
25
menjalankannya aka dianggap sebagai beguine (tidak harus diartikan wanita
yang mengabdikan diri kepada agama dan masyarakat tetapi pada zaman
Tome Pires wanita yang hidup dalam kemiskinan dan upaya penebusan dosa)
yang harus tinggal menyendiri dan tidak boleh dinikahi oleh siapapun.
terasing di negeri tersebut. Sang Raja memiliki dua permaisuri yang berasal
2. Tradisi di atas sesuai dengan tradisi yang dimiliki oleh Raja-raja Pedalaman
di wilayah Jawa yang dikuasai oleh Guste Pate. Adat mengenai kematian
sudah menjadi kebiasaan di Jawa ketika sang raja mangkat, para permaisuri
beberapa bawahannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kaum pagan dan
bukan oleh orang-orang Jawa beragama Moor. Wanita yang memilih untuk
musik dan pesta. Apabila suami yang meninggal merupakan peting atau
bangsawan, maka para pria dan wanita yang ingi mengikutinya akan
membunih diri menggunakan keris, begitu juga orang-orang busa akan bunuh
diri dengan cara menenggelamkan diri di lautan atau membakar diri. Selain
dimaksud dalam bukunya Tome Pires lebih menunjukan bahwa Sunda yang
26
1. Kerajaan Sunda menguasai setengah Pulau Jawa. sebagian orang lain
bagian pulau. Keterangan yang valid menurut penulis berasal dari orang-
sepertiga atau seperdelapan dari luas Pulau Jawa. tambahan bukti bahwa
a) Kerajaan Sunda yang dikuasai oleh Raja adalah seorang pagan, begitu pula
b) Wilayah yang dimaksud dibatasi oleh Sungai Cimanuk dari arah barat,
sedangkan Sungai Cimanuk jika diambil dari hulu sungai yaitu Garut,
jawa. jika berpatokan dimana wilayah Sunda dan Jawa hanya dibatasi
Dengan demikian, yang dimaksud Tome Pires adalah Kerajaan Sunda yang
27
dibatasi oleh Sungai Cimanuk ada di wilayah seberang Cirebon, maka tidak
pelabuhan yang keenam. Pelabuhan ini bukanlah tempat bagi jung untuk
Wilayah kekuasaan menurut Prof. Dr. C.C Berg menyatakan pendapat bahwa
wilayah Kerajaan Majapahit hanya meliputi wilayah Jawa Timur, Bali dan Madura.
1. Daha (Kadiri)
2. Jagaraga
4. Tanjungpura
5. Pajang
6. Kambangjenar
7. Wengker
21
Tome Pires Op.Cit, Hal 233-246.
22
Hasan Djafar, Masa Akhir Majapahit: Girindrawarddhana dan Masalahnya, (Depok:
Komunitas Bambu, 2009), Hal 53-56.
28
8. Kabalan
9. Tumapel (Senguruh)
10. Singhapura
11. Matahun
12. Wirabhumi
13. Keling
14. Kalingapura
15. Pandansalas
16. Paguhan
17. Pamotan
18. Mataram
19. Lasem
20. Perkembangan
21. Pawwanawwan
Adapun tempat mengenai luas kekuasaan Daha, yang dituli dalam buku Suma
29
6. Negeri Tidunan, dibawah kekuasaan Islam Pajajaran/Majapahit
Mengenai Raja Sunda yang pagan dan mempunyai tradisi yang sama dengan
pate-pate pagan di Jawa adalah Raja Sunda Pedalaman. Tome Pires tidak meneliti
dan menulis lebih lanjut wilayah Sunda bagian barat secara tuntas, sehingga
Portugis selalu gagal untuk bisa masuk dan menguasai Pulau Jawa. Ia menduga
kekuatan Pati Unus hanya terletak di sekitar Jepara dan Demak, padahal kekuatan
utama Pati Unus sesungguhnya berada di tempat leluhur Raden Fatah yaitu Sunda
Banten. Dari 17 wilayah hanya ada 6 wilayah yang dikuasi oleh Guste Pate. Artinya
tidak semua wilayah Jawa Timur dibawah kekuasaan Hindu Daha/Guste Pate. Luas
30
kekuasaan Hindy Daha hanya sebagian wilayah Jawa Timur ditambah Pulau Bali.
Sedangkan kekuasaan Islam Sunda Pajajaran semua wilayah Jawa Tengah dan
sebagian Jawa Timur ditambah Madura. Wilayah kekuasaan Hindu Daha memang
cukup luas dan kuat akan tetapi tidak sekuat kekuasaan Islam Sunda Pajajaran
wilayah timur atau Majapahit. Berbeda dengan Kerajaan Sunda Pedalaman dimana
mereka sudah menjadi kaum minoritas sehingga mereka memilih dalam dan
setelah kemerdekaan.
Dalam sejarah Sunda dimulai sejak abad ke-5 atau sejak ditemukannya prasasti
rentang waktu yang panjang tersebut tentu bukanlah merupakan hal yang mudah untuk
bisa mengenal dengan baik Sejarah Sunda. Sejarah Sunda bisa dapat didekati dengan
membaginya dalam dua periodisasi besar, yakni masa sebelum kemerdekaan dan masa
sesudah kemerdekaan.
Hindu-Budha, masa Islam, masa penetrasi Barat, dan masa penetrasi Jepang. Masa
Hindu Budha ditandai oleh munculnya dua kerajaan besar, yakni kerajaan
Tarumanegara (Abad V-VII) dan kerajaan Sunda (VII-XVI). Masa Islam antara lain
23
Tesis Navida, Op.Cit Hal 75-87.6789
31
ditandai oleh munculnya dua kesultanan besar, yakni kesultanan Cirebon dan
kesultanan Banten. Masa penetrasi Barat di tatar Sunda ditandai munculnya rezim
penguasa Barat, mulai dari VOC, Inggris, hingga pemerintahan kolonial Belanda. Masa
Sunda.
Jawa Barat masih bagian Republik Indonesia Serikat (RIS) hasil dari konferensi Meja
Bundar 27 Desember 1949 memberikan pengakuan “de jure” terhadap Indonesia yang
telah merdeka telah diakui secara Internasional yang mana pada perirtiwa pasca Mosi
Integral M. Nasir 3 April 1950, Perdana Menteri Negara Pasundan Adil Puradiredja
Republik Indonesia (NKRI), dari hasil Negara Pasundan membubarkan diri dan masuk
tahun 1950 pada tanggal 4 Juli 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)
Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai
32
Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4010), setelah Jakarta menjadi daerah Ibukota
Negara disusul oleh pembentukanya Provinsi Banten. Akan tetapi Provinsi Jawa Barat
tidak begitu saja melepas, dikarenakan Provinsi Jawa Barat adalah Provinsi induk yang
harus membimbing Jakarta dan Banten agar bisa menjalankan Otonomi dengan baik,
maka dari itu disebut dengan istilah PLT/PJS yang fungsinya untuk mempersiapkan
Sunda yang berani dan juga responsif dengan perkembangan yang terjadi. Peristiwa
dari otonomi daerah, sejarah Sunda juga diwarnai oleh munculnya upaya-upaya
rekonstruksi sejarah daerah, baik kota maupun kabupaten. Bisa dipastikan hasil
berbahasa Belanda, baik dari masa VOC maupun pemerintahan Hindia Belanda.
33
Keterbatasan sumber pribumi dalam sejarah Sunda besar kemungkinan berkorelasi
dengan rendahnya budaya tulis pada masyarakat Sunda. Padahal dalam sejarah
membuktikan urang Sunda termasuk etnis tertua yang pertama kali melek huruf.
Permasalahan yang paling kontemporer adalah rendahnya kesadaran urang Sunda akan
pentingnya sejarah Sunda. Akibatnya tidak mengherankan urang Sunda saat ini tampak
seperti kehilangan jati dirinya, tidak jelas lagi siapa dirinya dan bagaimana bumi tempat
Jawa yang menjadi pertanda tentang tingginya peradaban urang Sunda. Keunggulan
peradaban urang Sunda dibuktikan adanya realitas yang tak terbantahkan bahwa urang
Sunda merupakan salah satu etnis pertama di nusantara yang bersentuhan dengan
tulisan. Kerajaan Sunda mampu mewariskan ideologi Sunda, yakni berupa nilai luhur
kerohanian dan tipe ideal budaya yang dianut oleh urang Sunda, ideologi Sunda produk
kerajaan Sunda tersebut antara lain berwujud aksara, bahasa, etika, adat istiadat
Jan Breman adalah pakar ahli sosiologi Belanda, pusat perhatiannya adalah para
kuli, buruh tani, atau orang-orang terdahulu. Karyanya berjudul Kolonial Profijt Van
24
Reza D. Dienaputra, SUNDA Sejarah Budaya dan Politik, (Bandung: Sastra Unpad Press,
Cet I, 2011), Hal 15-21
34
(2010), diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Keuntungan Kolonial
dari Kerja Paksa: Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa, 1720-1870 (2014).
Kolonial Profijt Van Onvrije Arbeid menelaah ‘Sistem Priangan’ (Preanger Stelsel)
di Asia Tenggara, lebih mengarah sistem ekonomu politik yang memaksa petani dan
buruh tani untuk mengerahkan tenaga dan menyediakan lah mereka bagi buudidaya
tanaman tertentu seperti kopi yang laku di pasar Eropa merupakan contoh kasusnya.
Dari telaah Berman kita dapat memahami arti dalam istilah kultur yang diserap ke
dalam bahasa Indonesia mula-mula melalui bahasa Belanda: cultuur. Seperti yang
diterangkan oleh Terry Eagleton dalam The Idea of Culture (2000), istilah culture
terpaut erat pada beberapa istilah Latin yang menjadi cikal bakalnya: colere-colonus-
cultus. Penelitian Berman menunjukan betapa ertatnya pertautan antara ‘kultur’ dan
‘kolonialisme’.25
mengatakan berasal dari bahasa Sunda yaitu ngabandung, yang artinya berhadap-
hadapan. Pada masa Kerajaan Mataram masih di bawah kekuasaan Sultan Agung,
Bandung dan sekitarnya yaitu daerah priangan, mejadi wilayah yang potensial secara
Compagnie (VOC) di Batavia. Hal ini menunjukan bahwa secara geografis Mataram
25
Hawe Setiawan, Tafsir Atas Ilustrasi-Ilustrasi Junghuhn: SUNDA ABAD KE-19,
(Yogyakarta: Cantrik Pustaka, 2019), Hal 21.
35
menganggap penting wilayah Priangan sebagai daerah untuk menyerang VOC.
Bandung kini adalah Banndung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat. Struktur
bergitupun dengan golongan masyarakatnya. Berbagai ras dan etnik yang berbeda
seolah berkumpul di kota ini. Meskipun demikian, rasa persatuan saat mendukung
perjuangan menuju kemerdekaan sangat kental dimiliki penduduknya 26 Awal abad ke-
2. Keresidenan Jakarta;
sosial-budaya, lalu berubah menjadi organisasi politik. kegiatan politik antara lain
dilihat pada waktu Pemerintahan Hindia Belanda yang akan membentuk Propinsi Jawa
Barat pada tahun 1925. Dalam hubungan ini Pagoejoeban Pasoendan berusaha agar
Kota Bandung dijadikan ibu kotanya, dan “Pasundan” sebagai nama propinsi itu.
26
Ratnayu Sitaresmi dkk, Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung Untuk
Kedaulatan, (Bandung: Penerbit Bunaya, Cet I 2002 Cet II 2013), Hal 11.
27
Bayu Suryaningrat, Sejarah Pemerintahan di Indonesia Babak Hindia Belanda dan Jepang,
(Jakarta: Dewaruci Press, 1981), Hal 76.
36
Karena anggota-anggota terpilih menjadi anggota pada Dewan Propinsi dan Dewan-
dalam kongresnya di Tasikmalaya pada tahun 1925 tidak lepas dari persoalan politik.
28
Tatar Sunda dikenal sebagai wilayah geografis yang memiliki ragam bentuk bentang
alam yang mempesona, mulai dari pesisir Selatan yang seakan memiliki “aura mistis”
daratan rendah luas di pantai utara serta rangkaian pegunungan yang sambung
menyambung di bagian tengah. Pesona bentang alam ini juga diakui memiliki
kompleksitas geologis dan geomorfologis yang telah banyak menarik pperhatian para
nilai-nilai dan makna budaya mengenai alam sekitarnya. Budaya masyarakat Sunda
yang masih berlangsung pada saat ini dipengaruhi oleh pesona bentang alam dengan
berbagai macam peristiwa dari pergerakan lempengan bebatuan, letusan gunung api,
Sunda.29 Dan adanya penamaan Sunda besar dan Sunda kecil, pada tahun 1958
penamaan Sunda menunjukan sebuah wilayah Nusa Tenggara Timur adalah Sunda
Undang Darurat No. 9 Tahun 1954 tentang Perubahan Nama Propinsi Sunda Kecil
28
Suharto, Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942: Profil Pergerakan Etnonasionalieme,
(Bandung: Lembaga Kajian Strategis Paguyuban Pasunndan Satya Historika, 2002), Hal 20.
29
Seminar Perubahan Bentang Alam Tatar Sunda dalam Dimensi Spasial dan Temporal,
Jum’at 17 September 2021.
37
menjadi Propinsi Nusa Tenggara (Lemmbaran Negara Tahun 1954 No. 66) sebagai
Undang-Undang)30
menuntut pemisahan diri dari pemerintah pusat, seperti RMS (Republik Maluku
Kartosuwiryo di Jawa Barat yang meluas ke berbagai daerah lain (Finaldin, Tom, dan
Sali, 2006:32). Hampir setiap hari banyaknya kabar kampung yang dibakar sampai
memunculkan suatu pameo di kalangan orang Sunda “Pa Karto perang jeung Pa
Karno, nu jadi korbanna Mang Karta jeung Mang Karna” yang dalam arti Pak
Karto(Suwiryo) bertikai dengan Pak (Su)Karno yang diartikan sebagai orang Jawa,
yang menjadi korban Mang Karta dan Mang Karna yang diartikan sebagai orang
Sunda. Hal ini yang menjadi faktor kuat memuncaknya pergerakan organisasi-
bidang ekonomi dan keamanan, munculnya rasa tidak puas maka muncullah
etnosentrisme Sunda. Pada tanggal 17 dan 18 Maret 1956, sekitar 50 orang dari
berbagai utusan organisasi diantaranya Pemuda Sunda, Putra Sunda Bogor, dan Daja
30
Undang-Undang No 8 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun
1954 tentang Perubahan Nama Propinsi Sunda Kecil menjadi Propinsi Nusa Tenggara (Lemmbaran
Negara Tahun 1954 No. 66) sebagai Undang-Undang).
38
Nonoman Sunda Djakarta, serta perseorangan yang terkait mengadakan pertemuan di
mempersatukan usaha semua organisasi pemuda Sunda dan cara mengangkat derajat
Suku Sunda. Pertemuan tersebut adalah cetusan jiwa pemuda-pemuda Sunda yang
telah lama tertekan akibat kepincangan dan ketidakadilan (Sjafari Irvan, 2014). Putera
Sunda didirikan di Bogor oleh Saikin Suriawidjaja dan anggota-anggotanya terdiri dari
pada 13 Oktober 1952 di Bandung dan Mitra Sunda pada 5 Oktober 1952 di kota yang
Musyawarah Pemuda Sunda dan Front Pemuda Sunda. Badan Musyawarah Pemuda
Sunda diketuai oleh R. Muh Apit S.K dari Bandung dan wakilnya adalah Adeng S.
perseorangan dan membicarakan keadaan Suku Sunda (Pikiran Rakyat, 20 Maret 1956;
dalam artikel Sjafari Irvan, 2013). Munculnya kesadaran putra daerah yang
kedaerahan. Orang sunda lebih senang berada di lingkaran Sunda, namun hal ini tidak
jaringan politik menjadi tempat hubungan sosial dan kerjasama, berkompetisi dan
39
berkonflik dalam perebutan sumberdaya politik dan ekonomi serta arena ekspresi
B. Pemerintahan Daerah.
menjelaskan sebagian dari risalah sidang BPUPKI yang berfokus pada pembentukan
Sidang pertama
Tentang Pemerintahan Daerah, di sini hanya ada satu pasal, yang berbunyi
telah dipakai untuk negara itu juga harus dipakai untuk Pemerintah Daerah, artinya
40
Pemerintahaan Daerah harus juga bersifat permusyawaratan, dengan lain perkataan
Dalam risalah sidang BPUPKI sidang kedua rapat besar hari Miggu 19 Agustus
(sekarang Dep. Luar Negeri) acara: Prioritas Program dan Pembicaraan tentang
Susunan Daerah yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakil ketua ileh Drs. Moh. Hatta.
Paduka Tuan Ketua yang mulia! Panitia Kecil yang diperintahkan oleh Paduka
yang meminta perhatian yang sepenuhnya untuk waktu yang akan datang, telah
Menurut Komisi hendaknya yang harus mendapat perhatian lebih dulu ialah
hal-hal vang berkenaan dengan urusan rakyat. Ini yang harus dikemukakan. Nomor 2
prajaan. Nomor 3 yaitu pimpinan kepolisian. Nomor 4 yaitu yang berhubungan dengan
tentara kebangsaan.
Paduka Tuan Ketua yang mulia, biarpun tadi saya sudah memajukan suatu
saya akan membacakan rencara daftar seperti yang telah diselenggarakan oleh komisi
41
Sidang di gedung Dewan Sanyo, tanggal 18/19 bulan 8 tahun 2605, keputusan-
keputusan:
1. Tanah Jawa dibagi atas 3 daerah yaitu daerah Jawa Barat, daerah Jawa Tengah,
Jawa Timur. Tiap-tiap daerah propinsi dikepalai oleh seorang Mangkubumi (ini
Nasional). Tiap-tiap daerah terdiri dari beberapa Syuu (dengan nama baru
kantor boleh diadakan oleh Adipati dengan diakui sah oleh pusat. Tentang
sekarang. Paduka Tuan Ketua yang mulia, buat daerah Kaigun pembagiannya
42
oleh Komite Nasional. Calon-calon untuk jabatan Gubernur adalah sebagai
berikut: Untuk Gubernemen Borneo diusulkan Ir. Pangeran Moh. Noor, untuk
Sulawesi Dr. Ratulangie untuk Maluku Mr. J. Latuharhary, dan jika tidak ada
kemungkinan untuk berhubungan atau sebab yang lain, diusulkan E.U Pupella
Rapat Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 18-8-
1945 di Jakarta.
II. Telah memilih sebagai Presiden Republik Indonesia Paduka Tuan Ir. Soekarno dan
31
Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945, (Jakarta:
Sekretariatan Negara Republik Indonesia,1998), Hal 579.
43
tersebut ialah:1) Jawa Barat;2) Jawa Tengah;3) Jawa Timur ;4) Sumatra;5)
Dalam Propinsi dibagi dalam Keresidenan yang dikepalai Oleh seorang Residen.
Gubernur dan Residen dibantu oleh Komite Nasional Daerah. Pembagian seterusnya
sekarang.
sekarang.32
Indonesia adalah negara multi-kultural yang terdiri dari berbagai macam suku
hukumnya sendiri. Terdapat kurang lebih 1.340 suku bangsa di Indonesia berdasarkan
sensus (BPS, 2010), pengakuan dan perlindungan terhadap keberadaan suku bangsa
32
Ibid Hal 634
33
Zulkarnaen dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Konstitusi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012,
Hal 137.
44
dengan segala atribut sosial, politik, budaya dan hukumnya penting untuk mendorong
rasa menjadi bagian bangsa Indonesia. perbedaan ini mendorong terjadinya pergesekan
antara tatanan sosial-politik, ekonomi, dan hukum pemerintah Indonesia dan tatanan
sosial-politik, ekonomi dan hukum masyarakat adat. Esensi pengaturan bagi suku
suku bangsa/masyarakat adat untuk menjalankan tatanan sosial, politik, hukum dan
budayannya yang berbeda dengan tatanan sosial, politil, hukum pemmerintah, terdiri
bersifat “khusus” atau bersifat “istimewa” yang diatur dengan Undang-undang (Pasal
18 B ayat (1)). Khusus dan istimewa ini bersifat pemerintahan politik dalam kerangka
Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Undang-undang 21 tahun 2001 tentang Otsus Papua
yang sudah diubah untuk keduakalinya dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 2001.
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang (Pasal
45
18B ayat (2) UUD 1945. Putusan Mahkamah Konstitusi MK 35/PUU-X/2012 perkara
hutan adat bukanlah hutan negara yang mengindikasikan adanya hak otonom dari
masyarakat adat dari kontrol nnegara dalam pengelolaan hutan adat, Pengaturan
Kedepan RUU tentang Masyarakat Adat, Aspek ulayat adalah pengelolaan yang
berbada terhadap aspek hukum lingkungan hidup, utamanya sistem hukum pengelola
Kawasan Hutan;
Susunan kata Pasal 18 UUD 1945 yang mengatur tentang pemerintahan daerah
ditambahkan pada isi Pasal 18 setelah reformasi konstitusi 1945. Sejarah Pembentukan
UUD 1945 UUD sebagai konstitusi negara disusun pada tanggal 18 Agustus 1945 pada
sidang pertama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada saat itu, UUD
1945 memiliki rumusan awal yang terdiri dari pembukaan, badan (16 bab dengan 37
pasal, aturan peralihan dan aturan umum) dan catatan penjelasan setelah pengakuan
34
Seminar Susi Dwi Harijanti, Sekeseler Tina Sawangan Hukum Tata Negara, (Bandung:
Keurseus Budaya Sunda UNPAD Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda, 2021).
46
kedaulatan Belanda kepada Indonesia pada 27 Desember. 1949Dari pengakuan
menerapkan Konstitusi RIS sebagai konstitusi negara, tulis Retno Widyani dalam Teks
dan Konteks Hukum Tata Negara Indonesia (2015). Setelah RIS bubar pada 17 Agustus
tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah eksekutif pada tanggal 5 Juli
1959 yang isinya memerintahkan untuk diundangkan dan disahkan oleh Dewan
C. Kaidah Toponimi.
Dalam kaidah toponimi dari waktu ke waktu tradisi penamaan tempat bisa
dicatat dengan sejumlah pola. Lazimnya sebuah tempat dinamai dengan istilah dari
bahasa setempat. Contohnya, Lemahabang di Bekasi timbul dari bahasa Sunda yang
berarti “tanah merah”. Adapula penamaan yang selaras dengan karakteristik bentang
Ciwidey. Ilmu pengetahuan yang terpaut dengan bidang kebumian dan kebudayaan,
mengandalkan kesadarab mitologis seperti yang tercemin dari cerita rakyat, kita juga
harus mengandalkan nalalr ilmiah yang mengolah data dari berbagai gejala alam dan
kebudayaan.
Istilah Toponimi serapan dari bahasa Inggris Toponymy. Isitlah ini lazim
digunakan untuk menunjuk telaah mengenai nama tempat. Dari asal-usulnya, kita tahu
47
bahwa kata topos dalam bahasa Yunani berarti “tempat”. Menurut Bachtiar dengan
terbitnya buku mengenai toponimi tepat, karena di tengah perubahan ekologi yang
diakibatkan oleh kebijakan tata ruang dan pembangunan bidang properti yang tidak
peka budaya, tidak sedikit tempat yang namanya diubah-ubah. Dengan akibat tersebut
bisa memupus kisah setempat baik sasakala tradisional maupun sasakala geografi
Menurut Prof. EM. DR. Koesoemadinata guru besar geologi fakultas ilmu
kebumian ITB, bahwa nama Sunda harum dalam ilmu pengetahuan Geologi.
Wilayahnya juga luas yang bermula perairan Timur Pulau Mindanau (Filipina) sampai
ke laut Sulawesi, Selat Makasar, Selat Lombok, Samudera Indonesia. Akan tetapi,
bahwa bahasa satu bangsa atau satu suku bangsa mencerminkan budaya masyarakat
tersebut. Bahasa pada satu waktu merupakan perwujudan budaya pada waktu itu.37
Orang Sunda dilahirkan, dibesarkan, dan hidup dalam lingkungan sosial budaya
35
T. Bachtiar, Toponimi Susur Galur Nama Tempat Di Jawa Barat, (Torogong kidul Garut:
Layung, 2019), Hal v-vii.
36
Seminar Keurseus Bahasa Sunda Tatar Sunda Tina Sawangan Geologi, Kamis 26 Agustus
2021.
37
Mumuh Mushin Z., dkk., Identifikasi Budaya Sunda Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa yang
akan Datang, (Jawa Barat: Sastra Unpad Press, 2011), Hal 10.
48
kebudayaan, bahwa adanya dinamika yang hidup, tumbuh, dan berkembang di
kalangan orang Sunda yang pada umumnya berdomisili di Tanah. Penamaan west java
oleh Belanda dalam pembagian wilayah atas Pulau Jawa demi kempentingan
(1825-1830) penguasaan Hindia Belanda membagi Pulau Jawa menjadi tiga daerah
Militer diantaranya:
38
Edi S. Ekadjati, Kebudayaan Sunda Suatu Pendekatan Sejarah, (Bandung: PT Dunia Pustaka
Jaya, 2014), Hal 8.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskritif, ialah data yang
sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.Moelong, penelitian kualitatif ialah prosedur
dalam penelitian yang akan menghasilkan data secara deskritif yang berupa kata-kata
sesuatu. Maka dalam proses ini menyusun asumsi dasar atau aturan berpikir yang akan
baik fenomena yang alamiah maupun rekayasa yang dibuat oleh manusia.41 Adapun
tujuan penelitian deskritif adalah untuk membuat pemaparan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai adanya fakta dan sifat populsi tertentu. Di dalam penelitian
39
Sudarman Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodelogi, Persentasi dan
Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Sosial, Pendidikan dan
Humaniora, (Bandung: Refikaa Aditama,2009), Hal 2
40
Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000), Hal 3.
41
Ibid, Hal 17.
50
hukum, dipergunakan pula data primer dan sekunder, yang dari sudut kekuatanya
B. Metode pendekatan.
perbandingan hukum aturan hukum yang lama dan yang berlaku untuk pengusulan
nama daerah Provinsi Jawa Barat, pendekatan Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Sosiologis.
research), maka penulis mengunjugi perpustakaan untuk mencari data atau sumber
Kota, mengikuti rapat Usulan Perubahan Nama Daerah di Pusat Digitalisasi dan
Pengembangan Budaya Sunda UNPAD di jalan Dipati Ukur No.46, Lebakgede, Kota
Bandung. Kediaman Adji Esa Poetra di Jl. Moch Ramdan Kota Bandung, dan
Pascasarjan UNPAS di Jl. Sumatra No. 41. Bandung Jawa Barat dan penelitian ini pada
42
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), Hal 51.
51
D. Sumber Data.
Lalu sumber data dalam penelitian subjek dimana data dapat diperoleh yang
baik secara tertulis maupun lisan. Jika menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau
berupa:
Provinsi Jawa Barat, maka sumber datanya adalah Peraturan Menteri Dalam
Nama Ibu Kota, Perubahan Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, dan
Pemindahan Ibu Kota. Yang dibahas dalam Permendagri ini adalah merujuk
2. Secara hasil riset naskah akademik tentang Usulan Perubahan Nama Daerah
Provinsi Jawa Barat ke Provinsi Sunda yang dibuat pada tahun 2015 yang
penulis mendatangi yang menyusun naskah akademik yaitu Adji Esa Poetra
43
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Hal 107.
52
3. Secara hasil survei aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh Paguyuban
Pasundan, maka penulis mendatangi Dr. Yaya Mulyana Aziz, M.Si yang
lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Teknik ini menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai menjadi teori yang grounded. Data
normatif, dilakukan adanya pembedahan bahan pustaka yang meliputi bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier dari tiga bahan hukum ini
meliputi reduksi data, serta penarikan kesimpulan atau verivikasi dari bahan-bahan
Paguyuban Pasundan, dan secara resmi ikut menjadi salah satu Panitia sebagian Acara
44
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabta, 2008), Hal 335-336.
45
Soerdjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: raja Grafindo Persada, 1994), Hal 19.
53
(studi kasus fenomena yang dapat ditangkap). Lalu, interview bebas mengumpulan
hasil wawancara secara langsung dengan Informan. Metode kuesioner tipe pilihan
yang diberikan kesempatan oleh Panitia Kongres Sunda untuk mengkaji tentang
54
BAB IV
Konsep penamaan Jawa Barat dan Sunda dalam perubahan nama daerah
Provinsi Jawa Barat pertama ialah Ptolemaeus abad ke-2 bahwa ada tempat disebelah
timur India yang bernama Sindae dan Jabadiba. Dalam karangan Tomi Pires Suma
Oriental, bahwa penduduk orang Sunda telah muncul pada masa Kerajaan yang
meliputi wilayah dari Pakwan Bogor (Ibu Kota) sampai dibatasi oleh Sungai Cimanuk
yang pelabuhan utamanya ialah Sunda Kalapa. terjadinya perang antar kerajaan sampai
pasca Gianti yang menjadi daerah utama dari Netherland (VOC) pada tahun 1925,
Paguyuban Pasundan pada masa Kolonial 1925. Dilanjut Meja Bundar pada tahun 1948
yang memberikan pengakuan “de Jure” bahwa Indonesia Merdeka yang diakui secara
kesatuan). Maka pada masa itu juga Perdana Menteri Negara Pasundan membubarkan
11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat, yang dimana pada saat
pasca Jakarta menjadi Ibu Kota dan disusul Banten menjadi Provinsi (Provinsi Jawa
Barat adalah Provinsi Induk) karena harus mengarahkan setingkat Provinsi Kota/Kab
(plt/pjs yang fungsinya menyiapkan infrastruktur dan pemilu yang akan dilantik).
55
B. Pemerintahan Daerah.
Dari hasil sidang BPUPKI UUD 1945 Pasal 18 sebelum amandemen dan
Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
pembantuan.
56
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki
Pemerintah Pusat.
undang-undang.
PASAL 18 A
provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota,
keragaman daerah.
undang.
57
PASAL 18B
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-
undang.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Jawa Barat berperan
penting dalam kontribusi terhadap negara, hanya saja syarat akan daerah istimewa dan
daerah khusus tidak termasuk kategori. Padahal jika dilihat dari sejarah, budaya, dan
adat istiadatnya, Jawa Barat. Bahkan pada masa Hindia Belanda pada tahun 1907
sudah ada Walikota Bandung, akan tetapi pada masa itu belum mengetahui yang
menduduki posisi Gubernur siapa?, gubernur pada saat itu sudah ada pada tahun 1945.
adanya Maklumat Sunda yang menjadikan daeah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten
58
b. Teks Maklumat Sunda.
PASAL, 18A (1,2) , PASAL 18 B AYAT (1,2), PASAL 28A, PASAL 28C AYAT
59
KEARIFAN LOKAL YANG MEMADUKAN PENGETAHUAN LOKAL
RAKYAT SUNDA.
60
WIDODO. HATURNUHUN.
SUBANG, 2
PEBRUARI 2022
GERAKAN PILIHAN
SUNDA
PUPUHU
PUPUHU
Berdasrkan dari uraian teks Maklumat Sunda, untuk penamaan yang berunsur
Budaya bisa saja termasuk dalam Permendagri Nomor 30 Tahun 2012. Akan tetapi hal
ini menjadikan permasalahan yang sangat penting dibahas karena Jakarta, Jabar, dan
Banten termasuk daerah Tatar Sunda. Jika dilihat dari sistem Pemerintah Daerah,
Jakarta, Jabar, Banten masih menjalankan otonomi daerah dengan baik. Akan tetapi
pasca IKN berpindah ke Kalimantan dampak yang akan terjadi kita tidak mengetahui
tatanan daerah infrastruktur, status daerahnya, dan yang paling penting tonggak
Ekonominya. Maka penulis, mewawancarai salah satu Anggota DPD RI Jawa Barat
yaitu Bunda Eni Sumarni, menanyakan sudah sejauh mana DPD RI dalam
menyampaikan teks Maklumat Sunda ke Presiden. Sejauh ini, isi teks tersebut sudah
61
disampaikan kepada Presiden oleh Ketua DPD RI akan tetapi masih menunggu hasil
C. Kaidah Toponimi.
Perlu kita ketahui berkaitan dengan Pengusulan Perubahan Nama Daerah, harus
dilihat dari aspek alamnya (tanah, air, udara, gunung, hutan, pantai, sungai dan lainnya)
atau sesuatu yang dibuat oleh manusia (gedung, jembatan, bendungan). Jika dilihat dari
geografis Jawa Barat sudah bukan bagian barat, dikarenakan posisi rupa bumi daerah
bagian barat ialah Banten. Kaidah inipun dijelaskan oleh Dirjet Permendagri mengenai
Pengusulan Nama Daerah asalkan menggunakan kaidah Toponimi. Hanya saja, harus
diukur wilayahnya sampai mana daerah Tatar Sunda. Oleh pakar geografisnya.
perubahan nama daerah salah satunya. Hal ini diterangkan pada Bagian Kedua
62
Pasal 3
nama daerah, pemberian nama inu kota, perubahan nama daerah, atau
a. Faktor sejarah;
b. Budaya;
Pasal 4
a. Aspirasi masyarakat;
c. Surat gubernur kepada DPRD Provinsi untuk daerah provinsi, atau surat
63
e. Surat bupati/walikota kepada Gubernur; dan
Korelasi Pergantian Nama dengan Tujuan NKRI sebagaimana yang termaktub pada
Barat.
Daerah, Pemberian Nama Ibu Kota, Perubahan Nama Daerah, Perubahan Nama
46
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Nama
Daerah, Pemberian Nama Ibu Kota, Perubahan Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, Dan
Pemindahan Ibu Kota.
47
Naskah Akademik, Op.Cit, Hal 29.
64
Rumusan dalam UU Pemerintahan Daerah diatas dibagi menjadi dua bentuk
ialah:
Daerah.
alam/buatan manusia; 2). Masyarakat; 3). Budaya; dan 4). Akibat dari
daerah hanya saja proses politik harus tetap dilakukan. Lembaga-lembaga politik
daerah adalah pintu utama Preasure Group membentuk DPRD suatu kelompok untuk
oleh suatu masyarakat daerah yang akan dilakukan perubahan nama daerah.
Secara sosio-kultular untuk usulan penamaan itu sudah ada yaitu SUNDA, akan
tetapi Tatar Sunda dikenal secara budaya tertentu, kendalanya adalah banyaknya
kerajaan-kerajaan Sunda. Jadi, secara penamaan yuridis yaitu Sunda Kalapa, lalu
secara penamaan politik yaitu Padjajaran. Secara yuridis akar budaya untuk usulan
penamaan yang berbudaya akar dari historis, filosofis, yuridis, dan sosiologis meliputi
65
daerah akar budaya Sunda, Betawi, dan Cirebon. Akan tetapi, ketiga unsur akar budaya
ini sudah pecah. Maka secara usulan penamaan daerah dilihat dari kacamata yuridis
Pada saat jaman Belanda sub-kultur dikuasi oleh orang-orang Sunda, hanya saja
Belanda tidak ingin memperkejakan orang-orang Sunda. Maka dari penjelasan tersebut
muncul daerah yang suku-sukunya bukan orang Sunda, daerah ini berada di Soenda
Kalapa. Dalam hal ini perjuangan DPRD bisa disinergiskan dengan DPD, tentunya
proses politik harus diawal. Proses ini sudah dilakukan, akan tetapi tidak ada respontif
oleh DPRD. Adanya Naskah Akademik yang sangat penting untuk usulan peruabahan
nama daerah Provinsi Jawa Barat. Jika dilihat dari proses yuridis sudah lengkap segala
aturan yang ada, akan tetapi proses politik dilakukan secara rimba. Jadi jika ingin
tercapai harus melewati proses-proses politik terlebih dahulu dan hukum secara
yuridisnya sudah lengkap, tentu dengan adanya aturan yang sudah lengkap dan sesuai,
lalu adanya Naskah Akademik untuk usulan perubahan nama daerah yang dilengkapi
dengan hasil penelitian atau tesis/disertasi yang bisa menambah penguatan secara
dari draf naskah akademik pada tanggal 27-29 Mei 2022, berdasarkan isi dari naskah
pembentukan RUU tentang Provinsi Jawa Barat adanya kekosongan hukum terhadap
48
Wawamcara dengan Prof. Indra Perwira, S.H., M.H.
66
dasar hukum pembentukan Provinsi Jawa Barat. Hal ini didasarkan karena dasar
pembentukan Provinsi Jawa Barat yang dibentuk melalui UU No 11 Tahun 1950 telah
tidak berlaku atau kadaluarsa, sehingga perlu ada beberapa penyesuaian pengaturan
dianggap kadaluarsa, maka sah-sah saja untuk mengusulkan perubahan nama daerah
dalam penamaan yang dibuat oleh Belanda, tetapi tindakan ini tidak digubril oleh
Belanda.
2. Tahun 1956 pernah diajukan oleh Pemuda Sunda yang diantaranya:1) pembuatan
daerah. Akibat isu tersebut menjadikan Cirebon akan membuat Provinsi. Pada
49
Draf Naskah Akademik TOR, RUU tentang Provinsi Jawa Barat, Badan Keahlian Sekretariat
Jenderal DPR RI, Kota Bandung 27-29 Mei 2022, Hal 4.
67
3. Tahun 2010 di Gedung Wisma Karya Subang puluhan tokoh Sunda diantaranya
dengan Pupuhu Pangabuan Ki Sunda Evi Silviadi dan Ki Sunda Diki berserta
deklerasi.
4. Tahun 2000-an Prof. Didi Turmidzi pernah mengajukan usulan nama yang
5. – Tahun 2002 Seminar Jati Diri Bangsa di Gedung YPKP Adji Esa Poetra, Prof.
Asep Muhtadi, dan Prof. Rusly dkk. Awal muncul gagasan ide terhadap karakter
Tahun 2012 Adji, Acil Bimbo, Dhani Wisnu, Dina, Deni, dkk yang terdiri dari
kalangan HMI dan Tadjimalela. Mengajukan ke DPRD pada saat itu diterima
oleh Hasbi Reza, Aep Saepudin, Uu Rukmana, upaya ini sudah resmi secara
konstitusi akan tetapi terhambat konflik sosiologis yang dimana ketua dewan
diantaranya:
Tim Penyusun
68
1. Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, M.A., Pakar Ilmu Komunikasi Politik
5. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati, S.E., M.Si., Pakar Ekonomi dan Bisnis
6. Dr. Wahyu Wiriadinata, S.H., M.H., Pakar Ilmu Hukum dan Kebudayaan
Bandung.
7. Dr. M.Ag Yeni Nuraeni, S.Ag., Akademisi Ilmu Agama Lulusan UIN
69
Kontributor Kajian Filosofis:
Kalangan Praktisi:
- Tahun 2022 Adji Esa Poetra melakukan zoom meeting dengan beberapa
pengkaji, yang dihadiri oleh fraksi PKS dan termasuk yang tidak menyetujui
Usulanpun ikut hadir di zoom meeting. Kelanjutan ini akan ada rencana untuk
datang ke kantor PKS bersama Dr. Wahyu, Prof. Asep Muhtadi, dan Adji Esa
Poetra.
70
6. 27 Januari 2022 dalam pertemuan Jabar di Tahura menjawab pertanyaan
7. – Tahun 2019 Kongres Sunda sampai Prof. Dr. (HC) Ganjar Kurnia, DEA
tokoh Sunda yang dihadiri berbagai macam tokoh salah satunya Ceu Popong,
Dr. Yaya, Prof Ganjar, bahwa menurut Ceu Popong “perubahan nama tidak
usah yang rumit, alasan yang utama adalah terjadinya posisi geografis sudah
bukan bagian sebelah barat. Dikarenakann posisi bagian barat ialah Banten
Galuh Pakuan (LAK) meminta pemerintah pusat agar DKI Jakarta, Jawa
Barat dan Banten dijadikan daerah Otonomi Khusus Sunda melalui DPD RI
yang pada saat itu dihadiri oleh Ketua DPD RI La Nyalla M Mattalitti,
DPD RI Papua Barat), Eni Sumarni (anggota DPD RI Jawa Barat), H. Asep
71
DKI Jakarta), Rahman Hadi (Sekjen DPD RI), Syaifuddin Alamsyah (Staf
khusus Ketua DPD RI), Popong Otje Djundjunan, Mayjen TNI (Purn) H.
Tatang Zaenudin, Mayjen TNI (Purn) Iwan Sulanjana, Avi Taufik Hidayat
(Ketua Kongres Sunda 2022), Rd. Holil Aksan Umarzein (Wakil Ketua
dengan menyatukan wilayah DKI dan Banten pasca Ibu kota Negara (IKN),
Budaya bagi masyarakat DKI dan Banten. Konsep modern ini menirukan
Uni Eropa.
72
“Bahma maklumat Sunda yang muncul belakangan ini, yang dilakukan
dan romantika sejarah yang tidak berdasar. Karena dalam sejarah tidak ada
yang namanya Sunda Raya, sehingga tidak ada dasar yang kuat untuk
dana bagi hasil dari pusat ke daerah. Terkait deklerasi itu para inohong juga
oleh tim Gerpis, Adji Esa Poetra dari hasil yang objektif diadakannya survei
Barat. Secara garis besar hasil suvei ini menunjukan ketidak setujuan
Pasundan dan lain-lain. Hasil pertemuan ini menunjuk Prof. Kerry dan Dr.
Nina K Hikmawati untuk menjadi duta komunikasi. Hasil dari pertemuan ini
73
10. 28 Februari 2022 dirumah kediaman Ceu Popong dalam rangka
8. Memet H. Hamdan, SH
Akademisi&Perempuan)
11. Prof. Dr. Kerry Lestary, M.Si., Apt Direktur Institut Pembangunan
Gerpis
Wirabuana
74
Kajian pendukung ini didasari data dari naskah akademik yang dibuat oleh
paguyuban Kongres Sunda data dan pendapat penting para tokoh diantaranya:
1. Pendapat David Ogilvy, Tokoh ikon dunia periklanan modern yang paling
sendiri;
merupakan Suku yang paling kurang populer di dunia dan sering dikira sebagai
4. Pendapat Dr. Ir. Rizal Ramli, M.A, mengatakan bahwa Nama Jawa Barat jauh
6. Menurut prof. Dr. Koesoemah Geolog dari ITB mengatakan nama Sunda lebih
populer di dunia keilmuan karena sering dijadikan istilah dalam ilmu geologi.
75
4. Hasil Survei dan Kuesioner Aspirasi Masyarakat Jawa Barat Terhadap
Sunda. Sampai hari ini polling ini sudah dikirimkan kepada seluruh kota/kabupaten se
– jawa barat dengan berbagai macam pekerjaan,usia. Data yang tercatat sampai detik
ini yang masuk di data kami sebesar 516 ( Lima Ratus Enam Belas ) orang .
50
Hasil Survei Tanggapan Tentang Pergantian Nama Provinsi Jawa Barat Menjadi Provinsi
Sunda, oleh Dr. Yaya Mulyana Aziz, M.Si, P3 M Program Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung
2019, data dilakukan pada tanggal 7 Februari 2020.
76
Gambar 1.1
36%
64%
77
Gambar 1.2
78
Gambar 1.3.
79
Gambar 1.4.
80
Gambar 1.5.
81
Gambar 1.6.
Rata-Rata Umur
82
Gambar 1.7.
Daerah Asal
83
Gambar 1.8.
Profesi
84
Bedasarkan kesimpulan dari data Paguyuban Pasundan polling yang kami sebar
dari penduduk Jawa Barat Penduduk 48,22 juta jiwa pada akhir 2021 diatas bisa
disimpulkan sementara bahwa masyarakat jawa barat tidak setuju dengan pergantian
nama provinsi tersebut dengan berbagai macam alasan dengan perolehan polling
sebesar 58.4% menyatakan tidak setuju dengan jumlah total 446 orang yang mengisi
polling tersebut. Yang memberi tanggapan tidak setuju mereka memberi tanggapan dan
alasan mengapa mereka menanggapi tidak setuju dengan pergantian nama tersebut
sebagai berikut:
1. Masyarakat jawa barat tidak semuanya sunda akan tetapi ada yg betawi
2. Harus memiliki tujuan yang jelas. Semisal implikasi apa yang bisa didapatkan
jika mengganti nama provinsi Jabar, menjadi Provinsi Sunda atau Pasundan.
Jadi jangan sampai jika sudah diganti nama, tidak memiliki dampak yang
signifikan. Itu harus menjadi catatan khusus bagi para tokoh Sunda, apakah
3. Menurut saya nama provinsi tidak perlu diganti karna di provinsi jawa jawa
5. Untuk pergantian nama Provinsi Jawa Barat alahngkah lebih elok apabila
Depok,Cirebon, dan Bogor adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat yang
85
mayoritas bahasa yg digunakan tidak sepenuhnya bahasa sunda, hal ini tentu
nama provinsi ini dipandang perlu, ada 2 alternatif yang bisa saya usulkan
adalah Provinsi Pasundan dan Provinsi Padjadjaran. Karena kedua kata ini
sunda lebih dikenal dengan sunda nya tapi menurut saya kurang tepat dengan
demikian.
Namun ada juga beberapa yang memang beranggapan setuju terkait pergantian
1. Dengan nama provinsi sunda nilai nilai yang dimiliki budaya sunda bisa
sejarah yang ada karna memang di jawabarat bahasa yg di gunakan pun bukan
bahasa jawa mayoritasnya dan saya rasa provinsi sundan itu lebih tepat.
3. Saya sangat setuju dengan digantinya nama provinsi jawa barat debgan nama
provinsi sunda karena menjadi tolak ukur budaya yang ada di tatar sunda.
5. Harus memiliki tujuan yang jelas . Semisal implikasi apa yang bisa didapatkan
jika mengganti nama Provinsi Jawa Barat, menjadi catatan khusus bagi para
tokoh Sunda, apakah ada implikasi pada bidang ekonomi, politik atau lainnya.
86
6. Rakyat tidak butuh ganti nama Jawa Barat jadi Sunda tapi rakyat pengen
Dari pro dan kontranya terkait pergantian nama tersebut perlu adanya tindak
lanjut untuk mendapat jawaban yang absolut keinginan dari masyarakat umumnya
masyarakat jawa barat khususnya supaya menjadi indikator perlu atau tidaknya tentang
tokoh Sunda terdiri 305 orang yang mengisi daftar nama kuesioner, hanya yang
mengisi 174 jawaban. Terhadap pengusulan nama daerah Provinsi Jawa Barat. Dari
hasil survei , maka semua data disimpan dan dipertanggungjawabkan oleh Panitia
51
Kuesioner Umum Panitian Kongres Sunda terhadap Pergantian Nama Daerah Provinsi Jawa
Barat.
87
1. Apakah Anda mengetahui bahwa penduduk asli dan mayoritas Jabar adalah
Suku Sunda?
Gambar 2.1
ABSTAIN
TIDAK
0%
YA
TIDAK
ABSTAIN
YA
100%
88
2. Apakah Anda mengetahui jika nama wilayah di JABAR sebelumnya bukan
Gambar 2.2.
TIDAK ABSTAIN
8% 1%
YA
TIDAK
ABSTAIN
YA
90,8%
89
3. Apakah Anda mengetahui bahwa nama Jawa Barat merupakan nama
Gambar 2.3.
ABSTAIN
8%
TIDAK
25,9%
YA
TIDAK
ABSTAIN
YA
66,1%
90
4. Apakah Anda setuju Jabar berganti nama jadi Provinsi Sunda agar kembali
berjatidiri?
Gambar 2.4.
ABSTAIN
TIDAK 5%
6%
YA
TIDAK
ABSTAIN
YA
90,2%
91
5. Apakah Anda setuju Jabar berganti nama jadi Provinsi Tatar Sunda agar
kembali berjatidiri?
Gambar 2.5.
ABSTAIN
6,3%
TIDAK
14,4%
YA
TIDAK
ABSTAIN
YA
79,3%
92
Berdasarkan hasil survei Paguyuban Pasundan dan angket Panitia Kongres
pendapat, diantaranya:
a. Pandangan yang setuju terhadap Pergantian nama daerah Provinsi Jawa Barat.
dilihat dari rupa bumi sudah tidak relevan, dikarenakan posisi bagian
2. Sedangkan penamaan Jawa Barat ini tidak ada unsur budayanya, bahkan
hilang, seperti slogan “Silih Asah Silih Asih Silih Asuh Silih Wawangin
pada kenyataanya lepas dari tali jati diri orang sunda” yang
5. Upaya usulan perubahan nama ini untuk kemajuan daerah Jawa Barat
yang berkaca pada daerah-daerah yang telah mengganti nama yang ada
6. Bahwa bahasa daerah tidak bisa lepas dari identitas diri seseorang.
7. Pergantian nama daerah ini dampak akibat Citra Sunda menjadi kecil.
93
8. Bahwa usulan perubahan nama daerah ini membentuk fenomena-fenomena
10. Lalu berkaca dengan daerah lain yang sudah berganti nama indeks kontribusi ke
kemajuan”.
jati diri dan karakter orang Sunda untuk lebih mengnyayangi budayanya, lebih
Toponimi yaitu penaam suatu tempat baik dari segi alam atau buatan manusia
seperti(gedung,jembatan, dll).
sendiri.
94
5. Daripada pergantian nama lebih baik lakukan penataan sistem SDM lebih
diperbanyak.
6. Jika terjadi pergantian nama apa kontribusi yang akan didapatkan, tidak
c. Pendapat penulis.
hanya kalangan Tokoh-Tokoh Sunda tapi ada dari kalangan Pemuda Sunda.
pemerintah setempat.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1. Tata cara secara administrasi dan yuridis terhadap pengusulan nama daerah
Provinsi Jawa Barat adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nama Ibu Kota, Perubahan Nama Daerah, Perubahan Nama Ibu Kota, dan
Pemindahan Ibu Kota. Sedangkan pengusulan nama daerah bisa dilihat pada
Pasal 3 ayat (2) penamaan sudah sesuai:a) faktor sejarah;b) budaya;c) adat
istiadat dan/atau;d) adanya nama yang sama, Pasal 4 dimaksud dalam Pasal 3
dilakukan pada tahun 2012 sudah diterima tim Adji dkk, 2015 naskah akademik,
lanjut surat elektronik audiensi ke Gubernur hanya belum ada respon. Tahun
2. Aturan-aturan yang berlaku sudah lengkap hanya saja harus ditempuhi secara
proses politik, maka dengan adanya usulan perubahan nama daerah ini dilakukan
dengan berbagai macam tahapan secara administrasi. Acuan utama aturan yang
96
berlaku berada di Permendagri No 30 Tahun 2012 Pasal 3&Pasal 4. Hanya saja
RUU Provinsi Jawa Barat menjadikan suatu pengautan khusus terhadap usulan
3. Dari hasil riset naskah akademik terhadap pengusulan nama daerah Provinsi Jawa
Barat adalah, aspek historis sudah sangat jelas bahwa penamaan wilayah harus
ada unsur budaya dan penamaan west java warisan dari Kolonial Belanda,
daerahnya bahkan jargon “Silih Asah Silih Asih Silih Asuh Silih Wawangian”
sudah lepas dari tali jati diri orang Sunda, yuridis Permendagri Nomor 30 Tahun
2012 pada Pasal 3 harus ada faktor Sejarah;Budaya;Adat-istiadat; dan atau ada
nama yang sama, garis besar Pasal 4 menyangkup tatacara administrasi yang
salah satunya adalah Pengusulan Perubahan Nama Daerah Provinsi Jawa Barat,
sosiologisnya berdampak pada masyarakat yang mulai tergerus jati diri akan
cinta budaya daerahnya yang menyebabkan daya saing menjadi pemimpin orang
4. Berdasarkan hasil survei dan kuesioner Pergantian Nama Daerah Provinsi Jawa
Barat yang dilakukan oleh Paguyuban Pasundan dan Panitia Kongres Sunda.
Hasil survei Paguyuban Pasundan Dari 48,22 jiwa penduduk Jawa Barat pada
akhir 2021 polling ini sudah dikirimkan kepada seluruh kota/kabupaten se – jawa
97
barat dengan berbagai macam pekerjaan,usia. Data yang tercatat sampai detik ini
yang masuk di data kami sebesar 516 ( Lima Ratus Enam Belas ) hasil yang tidak
setujunya adalah 58.4% dengan jumlah 446 orang yang mengisi poling tersebut
yang bahwa penamaan Provinsi sunda terlalu explisit menyatakan suatu suku,
mengingat Depok,Cirebon, dan Bogor adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat
kuesioner Panitia Kongres Sunda adalah dari 305 orang yang masuk dalam
kalangan orang Sunda, rata-rata setuju dengan adanya Pergantian nama menjadi
B. Saran.
Semoga dari hasil penelitian ini menemukan penamaan yang tepat dan sesuai
dengan unsur budaya dan sejarahnya. Serta peran pemerintah ikut andil dalam
98
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
I.
99
Hawe Setiawan, Tafsir Atas Ilustrasi-Ilustrasi Junghuhn: SUNDA ABAD
Rosdakarya,2000), Hal 3.
Mumuh Mushin Z., dkk., Identifikasi Budaya Sunda Masa Lalu, Masa
Kini, dan Masa yang akan Datang, (Jawa Barat: Sastra Unpad
100
Rusnanto dkk, PASUNDAN, (Bandung: Dinas Kebudayaan dan
101
Soerdjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
19.
Tome Pires, Suma Oriental Perjalanan Dari Laut Merah Ke Cina &
256-235.
102
Yudi Latif, Negara Paripurna Historis, Rasionalitas, dan Aktualitas
365.
SEMINAR/WEBINAR
Seminar Alam Pikir dan Pola Hidup Masyarakat Sunda, Lembaga Kajian
18 September 2021.
103
Seminar Perubahan Bentang Alam Tatar Sunda dalam Dimensi Spasial
ATURAN HUKUM
Draf Naskah Akademik TOR, RUU tentang Provinsi Jawa Barat, Badan
2022, Hal 4.
104
Undang-Undang No 8 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang
SUMBER LAIN
Natsir
105
Nafida Febrina Syafaaty, Raden Fatah Dan Hubungan Dengan Kerajaan
106
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.
Hasil Wawancara.
Jl. Moch. Ramdan No.110, Ciateul, Kec. Regol, Kota Bandung, Jawa Barat 40251
Pertanyaan.
Jawaban: Pada tahun 2002 saya, Prof. Asep Muhtadi, Prof. Rusly di gedung YPKP
pada seminar mengenai Jati Diri Bangsa, membuat suatu landasan penting untuk
kemajuan Jawa Barat terutama orang Sunda agar tidak hilang karakter orang Sunda
yang semakin lama makin hilang. 2012 pengajuan pergantian nama daerah Provinsi
Jawa Barat diterima oleh DPRD ada saya, Acing Bimbo, Dina, Dhani, Deni yang
diterima oleh anggota dewan Aep Saepudin, Hasbi Reza, Uu Rukmana. Hanya saja
pada waktu itu terjadinya konflik sosiologi dengan Ketua Dewan yang memang bukan
orang Sunda.
Jawaban: Sudah 2015 naskah akademik dibuat dan dikirim ke Gubernur dan DPRD,
tahun 2019 kajian tambahan dalam penyempurnaan, lanjut di acara Tahura 2022
Gubernur meminta naskah kembali, dan kami membuat Surat Elektronik kepada
Presiden Republik Indonesia, Menteri Dalam Negeri RI, DPRD Pusat RI, DPRD
Provinsi Jawa Barat, dan OMBUDSMAN RI. Hanya belum ada respon.
107
3. Adakah upaya lanjutan untuk Pergantian nama daerah ini?
Jawaban: Tentu ada, yaitu melakukan Zoom Meting awal Maret dengan PKS, dan
beberapa pengkaji, bahkan yang tidak setuju dengan pergantian nama diundang.
Tentunya dengan silahturahmi ini menjadikan perjuangan kedepan, yang InsyaAllah
kami membuat agenda dengan PKS untuk datang ke kantor PKS di Jawa Barat, guna
membahas lebih lanjut persoalan ini.
108
Lampiran 2.
Jl. Sumatera No.41, Babakan Ciamis, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat
40117
Pertanyaan:
Jawaban: Karena, atas intruksi Ketua Prof. Didi Turmidzi kedatangan Gerpis dan Adji
Esa Poetra yang melakukan survei UNPAS, maka diadakanya survei tersebut.
Jawaban: Hasil dari survei menunjukan masyarakat Jawa Barat masih awam dengan
penamaan Provinsi Sunda, maka dengan nama Jawa Barat lebih dikenal oleh kalangan
masyarakat Jawa Barat. Memang dengan adanya pergantian nama ini dari segi nama
sudah tidak cocok, seperti keterangan Prof Ganjar minimal dari segi geografis nama
Sunda tidak hilang adanya monumen agar kebudayaan sudan tidak tergerus. Seperti
Rebo Nyunda yang diusulkan oleh Gubernur. Nanti hasil survei saya kirimkan!
Jawaban: Pada waktu itu Provinsi Jawa Barat adalah provinsi induk, maka tidak dilepas
begitu saja masih tetap dibina oleh Provinsi Jawa Barat. Maka disebut PLT/PJS yang
tugasnya adalah menyiapkan infrastruktur dan Pemilu.
109
Lampiran 3.
Melalui telephon.
Pertanyaan:
Jawaban: Sudah disampaikan oleh Pak Ketua AA Lanyalla Mahmud Mattalitti. Bahwa
Jakarta, Banten, dan Jawa Barat lahirnya IKN untuk penyangga perekonomian
bagaimana fungsinya? Salah satunya Ibu Kota DKI yang berada bagian Selat Sunda.
Dengan adanya Otsus ini untuk memperjelas status Jakarta, Banten dan Jawa Barat
yang salah satunya adalah penyangga ekonominya. Fokus ke khususan sudah
disampaikan ke Presiden oleh Pak Ketua DPD RI. Yang InsyaAllah bulan Juli
menunggu keputusannya.
110
Lampiran 4.
Melalui telephon
Pertanyaan.
1. Pada saat ulang tahun Angkata Muda Siliwangi ke-51 di Gedung Merdeka,
apakah benar Presiden hadir pada waktu itu?
2. Apakah benar pada saat pidatonya Presiden mengucapkan salam untuk warga
Pasundan?
Jawaban: Berawal dari pidato saya oleh Ketua AMS Noery didalam pidatonya ada
suatu perimntaan kepada Bapak Presiden untuk adanya Penataan ke Sungai Citarum.
Dikarenakan Kondisi sungai pada saat itu sedang kotor.
Dilanjut dengan pidato Bapak Presiden, sangat betul awal pidato mengucapkan “Salam
untuk warga Pasundan” dikarenakan Presiden bertempat di Istana Bogor. Sudah
seharusnya Presiden memperhatikan Jawa Barat yang utamanya adalah penataan
Sungai Citarum.
Lampiran 5.
Jabatan : Anggota DPRD Prov. Jawa Barat yang salah satu yang
menerima inisiator Usulan Perubahan Nama Daerah Provinsi
Jawa Barat pada Tahun 2012.
111
Tanggal/Tempat : Selasa, 22 Maret 2022 Pukul 10.55 WIB
Melalui telephon
Pertanyaan.
Jawaban: Tentu dengan kehadiran inisiator ke DPRD pada waktu itu, menyambut
dengan baik tentang Pegusulan Nama Daerah ini. Apalagi identitas diri semakin
tergerus dengan adanya pengususlan yang berkearifan lokal yang secara kultur
kekayaan budaya secara intensitas hilang.
Saran saya adalah, karena pada tahun 2012 belum ada naskah akademik makan
pendalaman kajian karena datanya masih mentah, sambil mereferensikan insiator
tokoh-tokoh terhadap Usulan Perubahan Nama Daerah didalam kajiannya sekaligus
sosialisasi. Pembuatan naskah akademik dibuat setelah inisiator mendatangi DPRD
Jawa Barat.
112
Lampiran 6.
Pertanyaan:
Jawaban: Pada dasarnya pembuatan naskah ini melacak dan mengumpulkan data
secara historis warisan kebudayaan. Bahwa penamaan Sunda sudah ada pada abad ke-
2 yang bernama Sindae dan Jabadiba. Dengan adanya penamaan ini menjadikan
landasan penting penamaan yang mempunyai karakter diri orang Sunda. Didalam
Naskah sudah dijelaskan secara Filosofis, Historis, Sosial Budaya, bahkan secara
Konstitusi sudah ada yaitu Permendagri Nomor 30 Tahun 2012.
Jawaban: Harus istiqomah terhadap kekuatan Sunda, bahwa kakrakter menujukan jati
diri seseorang. Bahkan Jawa Barat sudah bukan berada di posisi Barat lagi, yang bagian
daerah Barat yaitu Banten.
113
DOKUMENTASI
114
KET : Pertemuan Rapat ke 2 penulis tetap bertemu dengan panitia kongres
115
KET : Esoknya lanjut ke
Perpustalaan Tubagus Adhi
(anggota Bandung
Hiratage) . Bertemu dengan
H.Holil Aksan Umarzein
dan Adiknya. Membahas
Sejarah Sunda dan Usulan
Penamaan Daerah.
116
KET : Pertmuan Khusus Penulis dengan H. Holil Aksan, DR. Nina Kurnia
Hikmawati, serta Dr. Gunawan Undang, Andri Kantaprawira, Wawan.
Bertempat di kediaman H. Holil Aksan (Panyilekan).
117
118
KET : Maklumat Sunda bertempat di Subang Penulis bertemu dan
berbincang dengan Ketua DPD RI dan Bunda Eni Sumarni anggota DPD
RI.
119
KET : Pertemuan di
Angkatan Muda Siliwangi
bersama Ketua AMS Kang
Nuri.
KET : Penulis Bertemu
dengan Bunda Eni.
120
KET : Penulis
Mengikuti Seminar-
seminar Keursues
Sunda Kesundaan.
121
KET: Penulis bertemu dengan Editor Naskah Akademik Pergantian Nama
Daerah Provinsi Jawa Barat Kang Adji Esa Poetra.
122
KET : Penulis bertemu dengan Dr. Yaya Mulyana Aziz, M.Si. bertempat
di Pascasarjana UNPAS membahas hasil Survei Pergantian Nama Daerah
Provinsi Jawa Barat.
123
KET: Penulis bertemu dengan Prof. Dr. Indra Perwira, S.H., M.H
mengenai Yuridis Usulan Perubahan Nama Daerah dan Kang
AndriKantaprawira Gerakan Pilihan Sunda (GERPIS).
124
KET: Hingga tahun 2022 penulis masih terus penelitian untuk Usulan
Perubahan Nama Daerah Provinsi Jawa Barat dengan agenda bersama
Tim untuk agenda Road To Kongres Sunda.
125
SUNDA NGAHIJI, JADI KAHIJI
RAPAT KOORDINASI
KASEPUHAN TATAR SUNDA
SENIN, 28 FEBRUARI 2022
MINUTES OF MEETING
Hari & Tanggal : Senin, 28 Februari 2022
Lokasi : Rumah Ceu Popong Jl. Cipagani Nomor 128 Bandung
Waktu : Pukul 10.00 – 13.00 WIB
Agenda : Melanjutkan Agenda Pembentukan Kasepuhan Tatar Sunda
Participant:
MASYARAKAT SUNDA :
Dibuka dan ditutup oleh Nina KH, dilanjutkan dengan masukan dan arahan dari peserta rapat yang
menjawab dari dokumen sesuai lampiran I :
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
I. Ceu Popong Otje Djungdjunan :
1. Sangat senang dengan kehadiran dan acara gempungan, dengan berharap adanya pembenahan di
Sunda dari tata bahasa, budaya dan hal lainnya.
2. Masyarakat Sunda harus mendorong Prof Moechtar sebagai Pahlawan Nasional karena jasa-jasanya
bersama Djuanda melalui Deklarasi Djuanda dan ZEE dalam memperjuangkan luas lautan NKRI,
mellaui Komisi di DPR RI yang sesuai.
3. Keprihatinan keberadaan DPR RI dari Jawa Barat dengan jumlah total 91, yang berasal dari Sunda
hanya 34 oarng, dimana hal ini tidak terjadi di Provinsi lain. Untuk itu sebagai orang sunda tidak
boleh moyok maneh, harus bergerak bersama.
4. Keprihatinan lain adalah karena hilangnya sejarah mengenai Sunda Besar pada jaman Moch Yamin,
walaupun di peta internasional masih tetap ada Sunda Land. Inilah dikarenakan orang Sunda terlalu
baik.
5. Kebanggan akan Mojang Cantik di Sunda, dimana selama 25 tahun Ceu Popong memegang di DPR
dan telah keliling Indonesia, tidak menemukan wanita-wanita secantik di Tanah Sunda. Namun hal
inilah penyebab Mahala Mahayu (Mahala negatip, Mahayu Positip). Yang mengakibatkan adanya
pernikahan antar suku yang menyebabkan perubahan akan kekuatan Sunda hasil dari pernikahan
silang. Untuk itulah diperlukannya memelihara Bahasa Sunda dan Budaya Sunda yang lebih keras
kedepan. Hal hal strategis lainnya telah dilakukan oleh Bu Tien Suharto, dimana dipindahkannya
lokasi beebrapa pendidikan militer ke Jawa Tengah. Hal yang paling mudah adalah dilingkungan
terkecil di keluarga jangan sampai hilang dan harus mempertahankan berbicara bahasa Sunda.
6. Diharapkan adanya komunikasi dengan Organisasi Nonoman Sunda seperti : DAMAS, Nonoman
Sunda, AMS.
7. Ceu Popong memperjelas mengenai usaha dalam penyatuan yang disebut Kasepuhan tatar Sunda
dengan mempertanyakan sejauh mana yang sudah dilakukan. Dimana Ceu Popong akan mengajak
yang lainnya jika dianggap baik dengan cara mencari yang merasa Dedeh (sayang) ke Sunda,
yang tentunya akan banyak tokoh – tokoh yang dapat diajak berkolaborasi, namun harus
disadarkan bahwa mereka itu Sunda.
8. Diharapkan jika sudah terbentuk, Ceu Popong tidak mau mandeg dan tidak jalan seperti yang sudah –
sudah yang tidak ada kelanjutannya. Dan Ceu Popong juga menanyakan mengenai komunikasi
dengan Paguyuban Pasundan dikarenakan sebagai Dewan Pengaping. Jangan sampai masyarakat
tidak mengerti, maksud dari forum bagus namun dianggap ada dualisme kekuatan, untuk itu perlunya
memberikan pengertian kepada Masyarakat.
9. Ceu Popong jika ada waktu akan membantu berkomunikasi dengan Paguyuban Pasundan.
10. Perlunya ada kriteris untuk Kasepuhan Tatar Sunda, misal dari segi usia atau hal lainnya .
11. Diharapkan akan terbentukan sebuah wadah yang bukan organisasi, yang tidak membingungkan
masyarakat .
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
VII. Drs. Ernawan Kusumaatmadja, MBA
1. Sepakat untuk tidak perlu membuat sebuah organisasi baru, namun bisa mengundang beberapa
organisasi Sunda dalam membuat sebuah kesepakatan (kesapukan)
2. Organisasi / gempungan selama ini tidak bersatu dan tidak bergerak, diantaranya adanya perbedaan
pendapat dalam sebuah pemilihan presiden dalam pemilu.
3. Gempungan atau forum kedepan diharapkan memiliki anggota dari organisasi-organisasi besar di
tatar Sunda yang memiliki ahlinya masing-masing, dan dekat dengan masyarakat dan
permasalahannya, karena kita bangsa Sunda punya kemampuan dan pemikiran kuat harus memiliki
kedekatan dengan masyarakat dan dari beberapa n mas dngan keahlian untuk bangsa kita.
4. Gempungan atau forum harus memiliki nama
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
X. Kang Tjetje
Menyimpulkan bahwa secara empirik pengalaman Sunda ngahiji itu teu cager cager teu paeh-paeh.
Harus ada forum yang menjadikan pamuntangan di Jakarta.
Forum membicarakan potensi sebuah bangsa Sunda bukan sebuah organisasi
Nampaknya sudah ada Cendikiawan Rupawan Prof Kerry dan Dr Nina KH yang diperlukan untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
What is the name dalam Cinta Romeo dan Juliet, tidak perlu nama tapi sebuah potensi untuk ruang
riung yang menghasilkan keputusan dan putusan .
C. KESIMPULAN
1. Dengan adanya Gempungan atau forum diharapkan menjawab kebutuhan wadah bersatunya sunda, dan
berharap kedepan ada konduktor untuk pembenahan di Sunda dari tata bahasa, budaya dan hal lainnya yang
strategis bagi Sunda, yang diharapkan tidak mandeg dan berjalan lancar kedepan dan koordinasi dengan
berbagai organisasi yang ada di tatar Sunda baik nonoman maupun yang senior dan lengkap kewilayahan
dan patsum kesundaan. Untuk itu diperlukan strategy keuangan untuk keberlangsungan, dimana keberadaan
forum menjadi sebuah wadah organisasi in formal yang dikoordinasikan oleh Nina KH dan Prof Kerry
2. Masyarakat Sunda harus mendorong Prof Moechtar sebagai Pahlawan Nasional karena jasa-jasanya
bersama Djuanda melalui Deklarasi Djuanda dan ZEE dalam memperjuangkan luas lautan NKRI, mellaui
Komisi di DPR RI yang sesuai.
3. Keprihatinan keberadaan Legislatip dimana hanya 30% dikuasai oleh ornag sunda asli, untuk itu diperlukan
cara untuk membentuk regenerasi pengkaderan kepemimpinan dari mulai level Provinsi sampai dengan
kabupaten kota
4. Jika ingin memelihara kebudayaan harus disertai dengan Kekuasaan dan adanya aturan, untuk itu
keberadaan forum diperlukan dlaam memberikan rekomendasi-rekomendasi, khususnya terhadap
Pemerintah agar aware atau perhatian dengan adanya sebuah aturan untuk memelihara Budaya Sunda.
5. Forum Sunda Ngahiji ataupun nama lainnya yang disepakati akan di koordinasikan oleh dua Sekretaris : Dr
Nina KH dan Prof Kerry yang bertugas sesuai kepentingan.
6. Diharapkan adanya strategy keuangan dan dan pendataan organisasi tatar Sunda serta konsolidasi yang rutin
dengan mengajak berbagai pihak bersatu agar forum ini berjalan.
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
D. ACTION PLAN
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
LAMPIRAN I
SURAT PERMOHONAN MASUKAN SUNDA NGAHIJI
Assalamualaikum wr wb., Sampurasun
Salam sejahtera disampaikan, semoga kita dalam keadaan sehat wal-afiat serta senantiasa
selau dalam lindungan Allah SWT.
Istilah Sunda pada zaman dahulu dikenal dengan istilah “Sunda Besar” dan “Sunda Kecil”.
Wilayah “Sunda Besar” mencakup empat pulau besar di Indonesia, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi. Sementara untuk wilayah “Sunda Kecil” mencakup Kepulauan Kepulauan Nusa Tenggara yang
mencangkup Lombok, Bali dan pulau pulau kecil sekitarnya, inilah yang dalam pengertian geologis dan
geografis lama disebut sebagai Sunda Land. Sunda sebagai sebuah bangsa yang memiliki kerajaan adalah
ketika Kerajaan Tarumanegara diganti namanya menjadi Kerajaan Sunda oleh Maharaja Tarusbawa sebagai
trah Salakanagara, sementara trah Tarumanegara berpindah ke Kendan dan kemudian mendirikan Kerajaan
Galuh. Kerajaan Galuh dan Sunda inilah merupakan dua Kemaharajaan yang masih bersaudara, yang pada
masa Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dalam catatan Tomi Pires 1511-1513 M dikenal sebagai
Sundanesse Kingdoms (Kemaharajaan Sunda) yang beribukota di Pakwan, yang kita kenal sebagai
Kemaharajaan Pajajaran. Trah Raja Raja Salakanagara, Tarumanegara, Galuh dan Sunda merupakan cikal
bakal Raja Raja Nusantara baik Kutai Kertanegara, Sriwijaya, Mataram Hindu dan Majapahit.
Suku bangsa Sunda merupakan suku bangsa terbesar kedua di Indonesia. Sebagai salah satu suku
bangsa besar di Indonesia seharusnyalah memiliki Eksistensi. Namun, eksistensi dari suku bangsa yang besar
tersebut secara perlahan semakin hilang, diantaranya problematika saat ini adalah eksistensi suku Sunda yang
kalah saing dengan suku bangsa lainnya. Baik dari Angka Partisipasi Kasar (APK) di Jawa Barat, begitu
halnya dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) belum lagi ditambah dengan data kerusakan lingkungan
dan rendahnya kesadaran masyarakat Sunda untuk menjaga budayanya sendiri selain seiring dengan
masuknya budaya-budaya luar serta perkembangan zaman, serta kenyataannya, suku Sunda saat ini punya
banyak persoalan-persoalan yang mencuat ke permukaan.
Dari segi bahasa dan tradisi, orang Sunda mulai banyak yang meninggalkan bahasa Sunda sebagai
bahasa komunikasinya. Dan kesadaran masyarakat Sunda untuk sadar menjaga budayanya sangat kurang. Hal
ini dibuktikan dengan diperkirakan sekitar 500 jenis kesenian Sunda hampir punah karena tidak ada
regenerasi pemainnya. Ciri sikap sejati dari manusia Sunda pun sudah sangat sulit ditemui dalam sikap
keseharian masyarakat Sunda zaman kiwari. Apabila dibiarkan, dikhawatirkan bisa jadi nama besar Sunda
ke depan hanya bisa dikenang dan diketahui dalam buku-buku sejarah.
Ketika sebuah bangsa menghendaki agar menjadi bangsa pemenang dimasa yang akan datang, maka
bangsa itu harus mempersiapkan sebuah generasi muda yang memiliki kualitas jauh lebih unggul di
banding bangsa yang lain. Kualitas manusia di bentuk oleh kebudayaan sebuah bangsa. Generasi muda
yang unggul, hingga generasi itu sanggup bertarung di era global dan menjadi pemenang dalam peradaban
pada masa yang akan datang. Disinilah pentingnya sebuah suku bangsa merumuskan jati dirinya lalu
membangun strategi kebudayaannya agar bisa membangun peradaban unggul dalam persaingan antar suku
bangsa di Nusantara juga dengan bangsa bangsa lainnya di seluruh dunia. Kemajuan sebuah bangsa dan
negara tergantung pada kemampuan adaptifnya menjawab tantangan zamannya, melakukan strategi
kompetitip dan kolaboratif untuk tetap eksis sebagai suku bangsa yang dihargai. Visi Sunda Mulya dan
Nusantara Jaya, yang artinya Sunda yang dihargai oleh suku bangsa lainnya sebagaimana cita cita Oto
Iskandar di Nata dan bersama maju, maju bersama dengan suku bangsa lainnya sebagaimana cita cita Ir.
Djuanda Kartawijaya, merupakan visi yang harus kita turunkan menjadi strategi dan program aksi ke depan.
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
Dalam Siksa Kanda Ng Karesian ditegaskan bahwa kemajuan dan kejayaan bangsa Sunda bisa
dibangun bila ada sinergesitas antara tiga fungsi struktur sosial Sunda yaitu Karamaan (Kasepuhan),
Karesian (Para Cendikiawan/Ahli) dan Karatuan (Eksekutif). Dijelaskan lebih lanjut bahwa “jagad
daranan di sang rama: (memastikan terciptanya harapan kemakmuran). Rama bersikap Gurat Lemah (Tanah)
teguh dalam mempertahankan fungsi tanah dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Konsep
Rama secara diksi memiliki konteks sebagai pamong (ayah) sebagai Institusi yang memastikan pengelolaan
kekayaan alam dan tata kelola sosial kemasyarakatan ada dalam pembinaan dan pengasuhnya, maka tidak
salah bila Kasepuhan atau Rama menjadi “Gunung Pananggeuhan” (Board of Trusty), bagi
masyarakat Tatar Sunda dalam menjalankan berbagai macam ragam dinamika kehidupannya baik di
sarakannya, di konteks negara maupun dalam konteks dunia, disinilah makna pentingnya terbentuknya
Kasepuhan Tatar Sunda sebagai struktur sosial yang penting sebagaimana masih ada dan dibangun dibanyak
suku bangsa lain di Nusantara. Para tokoh senior berkewajiban melakukan pandampingan dengan ke
sasmitaan dan kewaskitaan kepada generasi selanjutnya sekaligus kami bertugas melakukan transformasi
ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan jaringan kepada generasi generasi selanjutnya agar terjadi estafet
kepemimpinan sosial di masa depan yang lebih tangguh dan unggul serta bermartabat (mulia).
Wacana pembentukan Kasepuhan Tatar Sunda merupakan proses sosial berulang yang berkali-
kali coba diteguhkan sejak tahun 1950-an dan terakhir coba diwujudkan dalam pengorganisasian di Badan
Musyawarah Masyarakat Sunda sebagaimana tercantum dalam rancang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangganya. Pembentukan Kasepuhan Tatar Sunda yang diwacanakan kembali pada tahun 2020
merupakan suatu tuntutan dari kaum muda tentang realitas pentingnya suatu struktur sosial kemasyarakatan
dan kebudayaan agar Sunda menjadi punya marwah dan akhirnya punya posisi tawar yang optimal dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengulang proses sosial pembentukan Kasepuhan Tatar
Sunda ini, akhirnya tahun 2021 berhasil membangun komitmen 11 Tokoh Paripurna untuk menjadi Tokoh
Tokoh yang bergabung dalam Kasepuhan Tatar Sunda. Modal awal ini tentunya tidak cukup, mengingat multi
polar dan multi pilarnya keragaman potensi tokoh tokoh senior Sunda maka jumlah tokoh tokoh di Kasepuhan
Tatar Sunda ini perlu terus ditambah dengan prinsip saling merekomendasi, agar yang terbangun adalah
Kasepuhan yang solid dan berkomitmen tinggi.
Kami menyadari bahwa pembentukan Kasepuhan Tatar Sunda menjadi Paguyuban atau Forum Adat
yang sempurna dan solid masih memerlukan proses sosial dan kebudayaan yang harus kami lewati fase-fase
dan tahap tahapnya, termasuk mengajak tokoh tokoh Tatar Sunda lainnya untuk turut bergabung.
Sesuai pertemuan berkelanjutan kelompok muda pejuang Pakusarakan di Sekretariat Angkatan Muda
Siliwangi dalam 1 bulan terakhir ini, kami dengan segala harapan dan kerendahan hati memohon Para
Kasepuhan Tatar Sunda yang telah bergabung dan para kasepuhan yang sebenarnya telah mendengar dan
membaca wacana ini untuk dapat melakukan pertemuan silaturahmi fisik untuk menyamakan hati dan pikir,
sehingga Wacana ini menjadi nyata yang dapat menjadi Gunung Pananggehan urang Sunda dalam
menghadapi tantangan zamannya yang penuh disrupsi.
Pada kesempatan ini mohon kiranya para kasepuhan tidak berkeberatan untuk memberikan pemikiran
tentang Sunda dan Indonesia kedepan, dan kesediaannya memberikan dukungan melalui pernyataan
kesediaan menjadi kasepuhan tatar sunda sebagai teknis administratif agar menjadi catatan sejarah yang
terdokumentasi.
Bandung, 3 Februari 2022
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
LAMPIRAN II
DOKUMEN FOTO & ABSENSI
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
------------
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
LAMPIRAN III
MASUKAN KASEPUHAN TATAR SUNDA
Disimpan di NKH
Hatur Nuhun,
Bandung, 28 Februari 2022
Voice Of Sunda
FB : VoicesofSunda Fans Page FB, IG, Twitter, Tiktok : Voices of Sunda
voiceofsunda@yahoo.com voiceofsunda@gmail.com Mobile : 08112222099
Jl. Ski Air No 38 Arcamanik Bandung Jawa Barat - Indonesia
MENGINGAT BAHWA LAHIRNYA NEGARA INDONESIA SESUAI PEMBUKAAN UUD 1945
BERTUJUAN MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DAN SELURUH TUMPAH DARAH INDONESIA,
UNTUK MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM, DAN MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA SERTA
UNTUK MEWUJUDKAN KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA, MAKA DENGAN
MEMPERHATIKAN AMANAT KONSTITUSI UUD 1945 TERUTAMA PASAL, 18A (1,2) , PASAL 18 B AYAT
(1,2), PASAL 28A, PASAL 28C AYAT (1,2),PASAL 28 I AYAT (3), PASAL 32 AYAT (1,2) DAN TIGA POKOK
PENTING AMANAT KONSTITUSI YANG BERKETERHUBUNGAN YAITU PASAL 33 (1,2,3,4), PASAL 34
(1,2,3) DAN 27 (2) :
MAKA KAMI, GERAKAN PILIHAN SUNDA DAN LEMBAGA ADAT KRATWAN GALUH
PAKUAN SEBAGAI PERHIMPUNAN PERJUANGAN YANG MENGUSUNG VISI SUNDA MULYA DAN
NUSANTARA JAYA UNTUK MENUJU INDONESIA EMAS TAHUN 2045, MENYAMPAIKAN MAKLUMAT
SUNDA SEBAGAI BERIKUT :
1. MENUNTUT AGAR KABUYUTAN SUNDA YANG TERDIRI DARI TANAH, AIR DAN UDARA SERTA
GUNUNG, HUTAN, PANTAI, SUNGAI DAN LAINNYA DIKELOLA DENGAN PENDEKATAN
KEARIFAN LOKAL YANG MEMADUKAN PENGETAHUAN LOKAL DAN MODERN, SEHINGGA
DAPAT DIPASTIKAN MENJAMIN KEHIDUPAN YANG SEJAHTERA BAGI GENERASI MENDATANG.
DEMIKIAN MAKLUMAT SUNDA INI KAMI SAMPAIKAN UNTUK MENJADI PERHATIAN DAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT OLEH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAPAK IR.
JOKO WIDODO. HATURNUHUN.
Kepada Yth:
Bapak Gubernur Jawa Barat
di –
Bandung
Teriring salam dan do’a semoga Bapak Gubernur dan jajarannya selalu diberikan
kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya. Aamiin
Yaa Robbal Alamin.
Sehubungan dengan rencana kedatangan Gubernur Jawa Barat dan KONI Jawa Barat
ke Jayapura Papua dalam rangka PON XX Tahun 2021 pada tanggal 02 s.d 15
Oktober 2021 di Jayapura dan mendukung program Jawa Barat Untuk Papua, dengan
ini kami mohon kiranya Bapak Gubernur berkenan menerima Pengurus Paguyuban
Pasundan Provinsi Papua untuk melakukan Audience dengan Bapak Gubernur yang
InsyaAllah akan dilaksanakan pada:
Perlu disampaikan bahwa maksud audience ini untuk membahas secara teknis
rencana kolaborasi seni sunda dengan seni khas Papua dan event lainnya untuk
menyambut kedatangan Bapak Gubernur dan pejabat lainnya ke Jayapura Papua.