2) Bagaiamanakah penyelesaian pelanggaran adat dalam pembagian warisan terhadap harta bersama
(harta syarekat) menurut hukum waris adat melayu setelah berlakunya Undang-Undang Perkawinan
di Kota Bengkulu.
Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan dan menggambarkan proses pembagian warisan terhadap harta bersama (harta
syarekat) menurut hukum waris adat melayu setelah berlakunya Undang-Undang Perkawinan di Kota
Bengkulu.
2. Untuk menjelaskan dan menggambarkan penyelesaian pelanggaran adat dalam pembagian warisan
terhadap harta bersama (harta syarekat) menurut hukum waris adat melayu setelah berlakunya Undang-
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran baru dalam bidang ilmu perdata, utamanya yang berkaitan dengan
harta bersama dan proses pewarisannya dari perspektif Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Adat Melayu di Kota Bengkulu.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan baru pada peneliti secara pribadi, memberikan masukan serta
pengetahuan bagi masyarakat adat Melayu di Kota Bengkulu dan sebagai bahan keilmuan untuk dapat dikembangkan lebih dalam lagi
Sistem Kekerabatan
dan Bentuk
Perkawinan
Penyelesaian Sengketa
Waris Menurut Hukum
Adat
Metode Penelitian
Jenis
Penelitian:
Empiris
Informan:
Fungsionari, masyarakat
adat dan BMA
Pendekatan Teknik Pengumpulan Data:
Penelitian: Wawancara dan pengumpulan
Kualitatif Lokasi Penelitian: data sekunder
Kec. Ratu Samban dan
Kec. Teluk Segara
Sumber Data:
Data Primer dan
Sekunder
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empirik, dengan pendekatan sosial-budaya
hukum. Pendekatan ini dilatarbelakangi oleh pemikiran, bahwa hukum sebagai proses sosial atau gejala-
gejala sosial budaya. Di dalam pandangan ilmu pengetahuan hukum empiris, kajian terhadap hukum tidak
hanya menyangkut aspek normatif belaka, tetapi dapat pula dikaji oleh aspek empirisnya bagaimana
prinsip-prinsip umum yang mendasar dan berlaku umum, yang mana merupakan perwujudan satuan-satuan
mengambil lokasi di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu tepatnya di Kecamatan Teluk Segara dan
Kecamatan Ratu Samban. Pemilihan dua lokasi tersebut karena kedua wilayah tersebut merupakan wilayah
1) Badan Musyawarah Adat (BMA) Kecamatan Ratu Samban dan Teluk Segara, Kota Bengkulu.
Kelompok informan yang terdiri dari warga masyarakat hukum adat Melayu Kota Bengkulu yang berada di
wilayah lokasi penelitian yang pernah menyelesaikan sengketa waris dengan menggunakan hukum adat yang terdiri
dari.
2) 1 orang warga masyarakat hukum adat Kecamatan Teluk Segara; dan
◦Merupakan data yang didapat langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian
lapangan. Data primer adalah “data dasar” atau “data asli” yang diperoleh peneliti dari tangan pertama, dari sumber
asalnya yang pertama yang belum diolah dan diuraikan orang lain. Untuk memperoleh data primer dilakukan dengan
alat pengumpulan data yaitu wawancara. Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan
secara lisan guna mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini peneliti mengambil data primer, yaitu dari wawancara
dengan Kepala/Ketua Adat Melayu di Kota Bengkulu.
b. Data Sekunder
◦Data Sekunder adalah data yang telah ada dalam masyarakat dan lembaga tertentu. Termasuk dalam kelompok
ini adalah hasil perhitungan statistik, dokumen, atau produk media massa seperti surat kabar, majalah, peraturan-
peraturan pemerintah, dan keputusan-keputusan pengadilan.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan pedoman sebagai teknik pengumpulan data.
Wawancara dengan pedoman adalah suatu teknik untuk mengumpulkan informasi dari para anggota
masyarakat mengenai suatu masalah khusus dengan teknik bertanya yang bebas. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh informasi dan bukan mempeoleh pendapat atau respon. Oleh karena itu, pemberi keterangan
atau informasi dalam penelitian kualitatif yang biasanya dilakukan adalah informan.
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data yang dimaksud dalam penelitian hukum empiris yang akan mengkaji gejala-gejala sosial-
budaya hukum, yaitu setelah data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder, kemudian data
tersebut diolah sesuai dengan kebutuhan apa yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, yang
kemudian data tersebut diklasifikasikan sebagai hasil pada sub bab sesuai dengan kegunaan dalam
kebenarannya yakni dengan cara memperoleh kemungkinan adanya informasi yang lebih bervariasi atau
lebih kaya mengenai suatu hal. Untuk mengajukan uji silang atau membandingkan informasi tentang hal
yang sama diupayakan untuk memperoleh informasi dari berbagai pihak atau sumber data yang beragam,
sehingga tingkat kepercayaan informan tersebut lebih terjamin dan sekaligus untuk mencegah, mengurangi