Anda di halaman 1dari 4

TUGS INDIVIDU

MATA KULIAH HUKUM ADAT


LITERATURE REVIEW

NAMA LENGKAP
NIM
EMAIL

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
LITERATURE REVIEW

Eksistensi Hukum Delik Adat dalam Prespektif Pembaharuan Hukum


Judul
Pidana di Maluku Tengah
Jurnal Mimbar Hukum
Volume & Halaman Volume 2, No 1 dan 1-186
Tahun
Penulis Reimon Supusesa
Reviewer
Tanggal 15 Desember 2020

Tujuan Jurnal ini mengangkat tentang nilai nilai tradisional Adat Sasi
yang hidup dalam masyarakat adat Maluku Tengah sebagai salah
satu bahan hukum dalam upaya pembentukan dan pembaharuan
hukum pidana nasional.
Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Indonesia tepatnya di wilayah Negeri
Haruku, Negeri Nolloth, dan Negeri Ihamahu, Kepulauan Lease,
Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku berdasarkan data
yang didapat dengan metode deskriptif analitis dengan
pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Maksud dari
pendekatan yuridis normatif yaitu untuk melakukan pengkajian
terhadap hukum pidana dan penerapan sanksi delik adat dalam
rangka pembangunan dan pembaharuan hukum pidana di
Indonesia. Sedangkan untuk pendekatan empiris dimaksudkan
untuk melakukan penelitian terhadap pengembangan masyarakat
hukum adat yang berkaitan dengan masyarakat adat di
Kepulauan Lease. Jenis data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui informasi dan
penjelasan dari masyarakat yang berkapasitas dan memenuhi
kriteria sebagai narasumber seperti: kepala negeri, pemangku
adat/kepala desa (raja), kepala bagian desa (soa), dewan des
(santri), polisi kehutanan adat (kewang). Selain masyarakat data
primer ini juga diperoleh dari aparat setempat mulai dari tingkat
kecamatan, kabupaten hingga tingkat provinsi, serta para ahli di
bidang hukum adat, dan aktivis organisasi non pemerintahan
yang peduli dengan pengembangan masyarakat adat. Adapun
data sekunder terdiri atas hukum primer, sekunder dan tersier.
Data sekunder ini didapatkan melalui studi kepustakaan dengan
mempelajari literatur yang relevan dan mendukung penelitian
yang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada
penelitian ini terdiri atas studi kepustakaan (studi literatur),
pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan
penggunaan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah
disebarluaskan.
Hasil Penelitian dan a. Eksistensi Hukum Delik Adat pada Masyarakat Adat
Pembahasan Kabupaten Maluku Tengah
Sasi diberlakukan dalam rangka menjaga keseimbangan
antara manusia dengan lingkungan hidupnya yang berisi
larangan untuk mengambil dan mengelola sumber daya alam
selama jangka waktu tertentu. Penerapan hukum pidana Sasi
pada zaman dahulu tidak dituangkan dalam hukum tertulis
maupun yang tidak tertulis, akan tetapi ditaati dan dipatuhi
oleh segenap masyarakat adat. Hukum adat Sasi ini kemudia
dijadikan acuan dalam pelaksanaan Sasi dan kewenangan
negeri negeri yang ada di Kepulauan Lease. Pengakuan
hukum delik adat Sasi di dalam perundang undangan di
Indonesia terdapat dalam Pasal 28 Ayat 3C Undang Undang
Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau Pulau Kecil yang mengatur tentang konservasi
wiayah pesisir dan pulau pulau kecil, yang salah satunya
mengakui adanya Wilayah Adat Sasi di Maluku. Jenis tindak
delik adat Sasi berdasarkan hasil investigasi dalam tesis
penulis dapat dibedakan menjadi Tindak Delik adat Sasi yang
berhubungan dengan Sasi Laut, Sasi Darat, Sasi Kali atau
Sungai, Sasi Dalam Negeri/Sasi Umum. Ada juga Tindak Delik
adat Sasi yang berhubungan dengan Agama atau disebut
dengan Sasi Gereja yang dilaksanakan berdasarkan
persetujuan dari dewan gereja setempat terhadap hasil hasil
tanaman.
b. Relevansi Hukum Pidana Sasi dalam Pembaharuan Hukum
Pidana Nasional
Relevansi berarti keterkaitan, yakni keterkaitan antara hukum
pidana Sasi dalam upaya pembaharuan hukum pidana di
Indonesia. Relevansi yang pertama yakni berdasarkan jenis
sanksi. Jenis sanksi yang pertama yaitu sanksi denda, dimana
sanksi denda merupakan sanksi yang berupa pembayaran
sejumlah uang yang telah dikenakan kepada seseorang yang
telah melanggar/menyimpangi peraturan-peraturan Sasi.
Tujuan diberlakukannya sanksi denda di dalam hukum Adat
Sasi ini adalah untuk membebaskan rasa bersalah pelaku
secara khsus kepada leluhurnya (nitu/roh nenek moyang
sebagai penghuni tanah adat) dan secara umum kepada
segenap masyarakat adat yang ada. Jenis sanksi yang kedua
yaitu Sanksi Ganti Kerugian, sanksi ini berbentuk sejumlah
barang atau uang yang diterapkan kepada pelaku yang telah
melanggar hukum Adat Sasi dengan membiarkan binatang
peliharaan (seperti sapi/kambing) masuk dan merusak
perkebunan atau tanaman pribadi di dalam negeri. Tujuan
utama dari pemberlakuan sanksi ini adalah untuk
menyelesaikan konflik. Pembayaran ganti kerugian akan
membuat suatu peristiwa dianggap tidak pernah terjadi
sehingga dengan demikian akan mengembalikan kepercayaan
diri korban dalam menghadapi kehidupan, secara psikologis
dengan diterimaya uang ganti rugi oleh korban berarti korban
dapat dikatakan telah memberikan maaf pada pelaku tindak
pidana tersebut. Jenis sanksi berikutnya adalah Sanksi
Hukuman Badan. Sanksi hukuman badan
Analisis Kritis dan Kelebihan dari jurnal ini adalah penelitian yang dilakukan
Argumentasi termasuk dalam penelitian yang berdasarkan data yang didapat
dengan metode deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis
normatif dan yuridis empiris. Dimana jenis data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder, sehingga berdasarkan
metode dan jenis data yang ada secara keseluruhan obyek yang
diteliti secara sistematis dengan menganalisis data yang
diperoleh. Sedangkan kekurangan dari jurnal ini adalah penelitian
yang dilakukan juga menggunakan pendekatan yuridis normatif
menggunakan data sekunder, dimana data tersebut sering kali
terbatas dan kurang cocok dengan tujuan penelitian.
Perbedaan Dengan Dalam perumusan RUU KUHP eksistensi berlakunya hukum
Rencana Penelitan adat/hukum tidak tertuis juga diakui sebagai dasar apakah suatu
perbuatan perlu dipidanakan ataukah tidak. Penelitian didasarkan
pada data yang didapat dengan metode deskriptif analitis dengan
pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder.metode
penelitian yuridis normatif yang dimaksudkan untuk melakukan
pengkajian terhadap hukum pidana dan penerapan sanksi delik
adat dalam rangka pembangunan dan pembaharuan hukum
pidana di Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan
saksi delik adat menjadi penting dalam rangka pembangunan dan
pembaharuan hukum pidana di Indonesia. Oleh karena itu,
dibutuhkan transformasi nilai hukum adat yang hidup di
masyarakat tentang hukum, peradilan, hakm, dan keadilan.
Pembentukan RUU KUHP nasional yang memperluas dasar
mengenai patut atau tidaknya suatu perbuatan dipidanakan ke
ranah nilai nilai hukum adat dan agama sepanjang perbuatan
tersebut belum diatur dalam undang undang diharapkan dapat
selaras dengan kesadaran hukum masyarakat.
Kesimpulan Dalam perumusan RUU KUHP eksistensi berlakunya hukum
adat/hukum tidak tertuis juga diakui sebagai dasar apakah suatu
perbuatan perlu dipidanakan ataukah tidak. Perluasan perumusan
ini tidak dapat dilepaskan dari pokok pokok pikiran untuk
mewujudkan dan sekaligus menjamin keseimbangan antara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat dan antara
kepastian hukum dengan keadilan. Syarat perbuatan yang
bertentangan dengan hukum didasarkan pada pertimbangan
bahwa menjatuhkan pidana pada seseorang yang melakukan
suatu perbuatan yang bersifat melawan hukum adalah tidak adil

Anda mungkin juga menyukai