Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH HUKUM ADAT

LITERATURE REVIEW

NAMA

NIM

EMAIL

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2020
LITERATURE REVIEW

Peradilan Adat dan Keadilan Restoratif (Adat Judiciary and


Judul
Restorative Justice)

Jurnal Rechts Vinding

Volume & Halaman Volume 2, No 2 dan 161-175

Tahun 2013

Penulis Oleh : Ahmad Ubbe

Reviewer

Tanggal 12 Desember 2020

Tujuan Penelitian Tulisan ini mengangkat permasalahan mengenai bagaimana bentuk


mediasi penal dan perlindungan korban dalam restorative justice
sistem; bagaimana gambaran hukum adat dan peradilannya di
Indonesia; bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa alternatif
dan keadilan restoratif dalam hukum adat; serta bagaimana
penanganan Pelanggaran Adat dan mediasi penal dalam hukum adat.

Subjek Penelitian Hukum adat

Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan dan latar belakang di atas, penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif karena
menggunakan data sekunder. Sedangkan dilihat dari sifatnya,
penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif analitis yakni
akan menggambarkan secara keseluruhan obyek yang diteliti secara
sistematis dengan menganalisis data yang diperoleh. Oleh karena itu
dibutuhkan trasformasi nilai hukum adat yang hidup di masyarakat
tentang hukum, peradilan, hakim dan keadilan, menjadi bagian
perangkat sistem hukum nasional. Upaya ini penting dilakukan guna
mengahiri dikotomi antar pranata dan pemikiran ”hukum negara” dan
lembaga dan pranata ”hukum rakyat”. Pendekatan keadilan restoratif
dalam penerapan dan penegakan hukum, merupakan jembatan
teoritis dan filosofis, untuk menjadikan nilai-nilai hukum yang hidup di
masyarakat, sebagai dasar legitimasi pengembangan dan
berfungsinya hukum, peradilan dan hakim adat, dalam distribusi
keadilan.

Pendahulun Pengkajian tentang penyelenggaraan dan distribusi keadilan di


Indonesia, merupakan hal yang sangat penting untuk dibahas.
Republik Indonesia, adalah negara hukum (rechstaat), sudah barang
tentu bukan negara undang-undang. Hukum diharapkan berfungsi
sebagai pengayom kepentingan manusia. Peradilan dalam teks dan
konteks UndangUndang Nomor Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman, menghendaki akses pada keadilan diletakkan
di atas dasar pemikiran legal centralisem. Namun di balik Asas
Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman oleh Peradilan Negara,
terdapat ”konstitusi tidak tertulis”, yakni kehendak rakyat mengenai
peradilan atas nama hukum yang hidup di masyarakat. konsep hukum
yang dianut merujuk pada kenyataan bahwa di luar peradilan negara
juga terdapat peradilan non formal. peradilan dikaji sebagai komponen
sistem kemasyarakat yang kompleks dan tidak sebagai sumber
tunggal dalam distribusi keadilan, seperti dalam pemikiran hukum
legalistispositivistik. Kompleksitas Peradilan sebagai lembaga pemberi
keadilan, diwarnai oleh berbagai pancaran teori dan konsep hukum.

Hasil Pembahasan Peradilan adat menjadi penting dalam kehidupan hukum nasional,
karena itu dibutuhkan trasformasi nilai hukum adat yang hidup di
masyarakat tentang hukum, peradilan, hakim dan keadilan, menjadi
bagian perangkat (sistem) hukum nasional. Upaya ini penting
dilakukan guna mengahiri ”bayangan” dikotomis antar pranata dan
pemikiran ”hukum negara” dan lembaga dan pranata hukum rakyat.
Telah menjadi bagian dari sejarah, bahwa dari zaman ke zaman
masyarakat berubah. Hukum tentang peradilan dan hakim dapat
bertransformasi sesuai dengan kebutuhan. Tampil kembali
memberikan baktinya melindungi manusia dan kemanusiaan, dengan
menerapkan atau menegakan hukum dan keadilan. Dalam hal ini,
penting dipahami bahwa hukum dapat mendapatkan keabsahannya
dari negara sebgai produk politik. Namun juga dari rakyat sebagai
keabsahan sosial dan kebudayaan.

Kekuatan penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif analitis yakni
akan menggambarkan secara keseluruhan obyek yang diteliti secara
sistematis dengan menganalisis data yang diperoleh.

Kelemahan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis


normative karena menggunakan data sekunder, data tersebut sering
kali terbatas dan kurang cocok dengan tujuan penelitian.

Perbedaan Dengan Kompleksitas Peradilan sebagai lembaga pemberi keadilan, diwarnai


Rencana Penelitian oleh berbagai pancaran teori dan konsep hukum. Di pihak pertama
berdiri kelompok para legalistispositivistik seperti disebut di atas.
Kaum legalistik-positivistis menginginkan, agar lembaga peradilan
bekerja berdasarkan peraturan hukum yang logis. Sementara di pihak
lain berdiri kelompok pragmatis, yang menghendaki agar lembaga
peradilan bekerja atas dasar nilai hukum dan keadilan yang hidup
dalam masyarakat.

Jenis penelitian kuantitatif study kasus lebih mendalami berbagai


pemikiran konsep dan teori hukum tentantang hukum adat, peradilan
dan hakimnya. Serta etnografi yakni tentang study perilaku dari
budaya atau suatu kelompok.

Penelitian ini mengunakan metode penelitian yuridis normatif dapat


disimpulkan bahwa peradilan adat menjadi penting dalam kehidupan
hukum nasional. Oleh karena itu dibutuhkan trasformasi nilai hukum
adat yang hidup di masyarakat tentang hukum, peradilan, hakim dan
keadilan, menjadi bagian perangkat sistem hukum nasional. Upaya ini
penting dilakukan guna mengahiri dikotomi antar pranata dan
pemikiran ”hukum negara” dan lembaga dan pranata ”hukum rakyat”.

Pendekatan keadilan restoratif dalam penerapan dan penegakan


hukum, merupakan jembatan teoritis dan filosofis, untuk menjadikan
nilai-nilai hukum yang hidup di masyarakat, sebagai dasar legitimasi
pengembangan dan berfungsinya hukum, peradilan dan hakim adat,
dalam distribusi keadilan.

Anda mungkin juga menyukai