I Putu Surya Wicaksana Putra, Ni Putu Rai Yuliartini, Dewa Gede Sudika Mangku
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk (1) mengetahui dan memahami mengenai terkait pertimbangan hukum
tentang pengaturan santet dalam hukum pidana Indonesia, serta (2) Untuk mengkaji dan menganalisis
mengenai kebijakan hukum pidana terhadap pengaturan tentang santet dalam hukum pidana
Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah penelitia hukum
normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
sekunder yakni dengan mempelajari dan mengkaji asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum positif
yang berasal dari bahan-bahan kepustakaan dan peraturan perundang-undangan. Adapun
pendekatan masalah yang digunakan yaitu pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual
dan pendekatan kasus. Hasil penelitian tentang kebijakan hukum pidana terhadap tindak pidana
santet bahwa yang akan dimasukan atau diatur dalam konsep Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) bukan delik santet tetapi delik yang berhubungan dengan masalah santet (kekuatan gaib dan
supranatural), khususnya yang berkaitan dengan penawaran bantuan jasa atau sarana dari orang
yang mengaku memiliki keahlian supranatural (dukun atau paranormal) untuk melakukan suatu
kejahatan atau tindak pidana. Dalam mengkriminalisasi perbuatan yang berhubungan dengan
persantetan, RUU KUHP hanya menitik beratkan pada usaha pecegahan (prevensi) adanya tindakan
praktek santet oleh para dukun atau paranormal. Yang akan dicegah atau diberantas adalah profesi
atau pekerjaan dukun santet yang memberikan bantuan kepada seseorang untuk menimbulkan
kematian atau mencelakakan/menderitakan orang lain. Dengan begitu yang akan dikriminalisasi
adalah perbuatan menawarkan atau memberikan jasa dengan ilmu santet untuk membunuh atau
membuat celaka orang lain.
Abstract
This study was conducted to (1) know and understand the relevant legal considerations about the
setting of witchcraft in the Indonesian criminal law, and (2) To examine and analyze the criminal law
policy of the arrangement of witchcraft in the Indonesian criminal law. This type of research is used in
legal research is empirically normative law that legal research done by researching library materials or
secondary data that by studying and reviewing the legal principles and rules of positive law derived
from the materials of literature and legislation -invitation. The approach used is a problem that law
approach, conceptual approach and the approach to the case. Results of research on criminal law
policy against the crime of witchcraft that that will be incorporated or organized under the concept of
the draft Penal (Penal Code) is not a crime of witchcraft but the offense related to the problem of black
magic (the magic and the supernatural), especially with regard to offer help services or facilities from
people claiming to have supernatural skills (shaman or paranormal) to commit a crime or a criminal
act. In criminalizing acts related to persantetan, the bill of the Criminal Code only focuses on
prevention efforts (prevention) their actions witchcraft practices by quacks or paranormal. Which would
be prevented or eradicated is a profession or occupation shaman who provides assistance to a person
to cause death or harm the others.
69
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
70
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
71
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
72
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
73
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
74
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
KUHP 2019 sebenarnya merupakan atau santet banyak macamnya, ada yang
upaya perlindungan terhadap masyarakat disebut guna-guna dan pelet namun dari
supaya tidak kembali terjebak pada semua macam sihir diatas memiliki tujuan
penipuan yang dilakukan oleh oknum- yang sama yaitu untuk mempengaruhi
oknum yang tidak bertanggungjawab. orang lain. Biasanya sihir atau santet ini
Keyakinan masyarakat Indonesia terhadap digunakan oleh seorang dukun atau
dukun, paranormal dan sebagainya sering paranormal untuk berbuat hal yang
kali berujung pada hal-hal yang tidak negatif, seperti mencelakakan seseorang
diinginkan seperti pelecehan seksual dan yang di benci atau menyakiti orang yang
juga menimbulkan kerugian materiil. pernah menyakiti hatinya, namun dalam
Bedasarkan hal tersebut, Pertimbangan prateknya santet tidak hanya digunakan
untuk mengkriminalisasi suatu perbuatan untuk sekedar menyakiti namun bisa lebih
khususnya perbuatan-perbuatan yang dari menyakiti yaitu hingga berujung
berkaitan dengan hal yang bersifat magis kematian dari seseorang yang terkena
atau ilmu santet ini adalah perbuatan yang santet. Ada juga yang mempergunakan
dipandang sangat tercela atau sihir untuk membuat lawan jenisnya
membahayakan dan merugikan kehidupan menjadi tergila-gila, hal ini biasanya
masyarakat sekitar. dilakukan oleh lelaki untuk mendapatkan
Kebijakan Hukum Tentang Pengaturan hati seorang perempuan yang
Santet Dalam Hukum Pidana Indonesia diinginkannya (Fitriyanto, 2017 : 5).
Ilmu gaib atau supranatural adalah Usaha dan kebijakan untuk
ilmu yang dapat dianggap sebagai ilmu membuat peraturan hukum pidana yang
yang berada diluar batas kemampuang baik pada hakikatnya tidak dapat
manusia dalam menalaahnya, ilmu gaib dilepaskan dari tujuan penanggulangan
juga tidak sesuai dengan hukum alam kejahatan. Usaha penanggulangan
yang berlaku karena sangat sulit untuk kejahatan dengan hukum pidana juga
dibuktikan keberadaannya oleh manusia pada hakikatnya merupakan suatu bagian
melalui panca inderanya. Dengan manusia dari usaha penegakan hukum (khusus
mengalami kesulitan jika dihadapkan penegakan hukum pidana). Maka dari itu
dengan ilmu gaib, seperti contoh sering pula dikatakan bahwa kebijakan
seseorang yang terkena santet akan sulit hukum pidana merupakan bagian dari
menyatakan bahwa dia terkena santet kebijakan penegakan hukum. undangan
karena gejala-gejala yang terlihat akan ataupun hukum yang tidak tertulis.
hampir sama dengan penyakit-penyakit Usaha penanggulangan kejahatan
medis yang diketahui, sedangkan jika mengunakan perbuatan undang-undang
ditelusuri lebih dalam dengan ilmu medis (hukum) pidana pada hakikatnya juga
akan sulit untuk menemukan titik penyakit merupakan bagian integral dari usaha
yang ada pada diri orang tersebut perlindungan masyarakat. Oleh karena itu
(Fitriyanto, 2017 : 3). wajar apabila kebijakan hukum pidana
Kehidupan masyarakat di Indonesia juga merupakan bagian dari kebijakan
masih sangat mempercayai dengan dunia sosial yang dapat diartikan sebagai salah
perdukunan dilihat dari masyarakat yang satu usaha yang rasional untuk mencapai
belum banyak mengenal teknologi dan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus
modernisasi seperti masyarakat pedesaan mencakup perlindungan masyarakat.
sampai masyarakat perkotaan yang bisa Kebijakan Hukum dan Perumusan Delik
dikatakan sudah modern. Hal ini Santet Dalam Konsep KUHP Baru
menunjukan bahwa keberadan dukun di Konsep RUU KUHP menitikberatkan
tengah-tengah masyarakat masih sangat perhatiannya pada usaha pencegahan
diyakini dan dibutuhkan jasanya. Secara yang dilakukan terhadap perbuatan
istilah sihir adalah suatu kegiatan yang praktek santet di kehidupan masyarakat
mempunyai tujuan untuk mempengaruhi Indonesia. Pencegahan atau
orang lain secara fisik maupun pikiran pemberantasan terhadap pekerjaan dukun
dengan cara yang tidak bisa dilihat oleh santet yang menawarkan jasa dengan
kasat mata dan dari jarak yang jauh. Sihir memberikan bantuan kepada seseorang
75
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
76
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu selanjutnya karena belom adanya
hitam. Santet dilakukan dengan beberapa peraturan perundang-undang atau aturan
cara media seperti boneka yang hukum pidana yang belom bisa
digunakan dan diyakini sangat ampuh. menjeratnya. Mengingat KUHP yang saat
Dampaknya, seseorang yang terkenan ini masih berlaku di Indonesia adalah
ilmu santet atau ilmu gaib diyakini akan warisan dari Kolonial Belanda tidak
mengalami kesakitan, cacat bahkan mengatur masalah tindak pidana santet
hingga menghilangkan nyawa orang yang keberadaan diyakini dan percayai di
tersebut. Indonesia. Usaha untuk bisa menjerat
Berdasarkan uraian yang sudah perbuatan dukun santet dengan Pasal
dijelaskan diatas maka kebijakan hukum yang relevan serta dapat digunakan
pidana terhadap tindak pidana santet di secara maksimal maka perlu adanya
Indonesia dapat disimpulkan bahwa dalam ketegasan dari Pasal tersebut, artinya
mengkriminalisasi perbuatan yang tidak ada penafsiran ganda sehingga tidak
berhubungan dengan persantetan atau timbul kebingungan apa sebenarnya yang
ilmu gaib, Pasal 252 RUU KUHP tahun bisa di jerat dengan Pasal tersebut.
2019 hanya menitikberatkan perhatiannya DAFTAR PUSTAKA
pada usaha pencegahan (prevensi) yang Nawawi Arief, Barda, 2001.Masalah
dilakukannya terhadap praktik santet oleh Penegakan Hukum dan Kebijakan
para dukun santet atau paranormal. Penanggulangan Kejahatan, PT
Tindakan yang akan dicegah atau Citra Aditya Bakti, Bandung.
diberantas ialah profesi atau pekerjaan Raharjo, Sacipto, 1991. Ilmu Hukum, Citra
tukang santet yang memberikan bantuan aditya bakti, Bandung.
kepada orang lain untuk melakukan Soekanto, soerjono dan Mamudji, Sri,
perbuatan yang dapat menimbulkan 2007.Penelitian Hukum Normatif
kesakitan dan kematian orang lain. Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja
Dengan kata lain yang akan dikriminalisasi Grafindo Persada, Jakarta.
adalah perbuatan menawarkan atau Arrasjid, Chainur, 2000.Dasar-dasar ilmu
memberikan bantuan jasa dengan ilmu hukum, Jakarta, Sinar Grafika.
santet untuk membunuh atau Santoso, topo, 2011. Kriminologi, Jakarta:
mencelakakan atau menderitakan orang Rajawali Pers.
lain. Sudarto, 1981. Hukum dan Hukum
Pidana, Bandung: Alumni.
SARAN Fauzi, tosim, 2013. “Kebijakan Hukum
Adapun saran yang dapat diberikan Pidana Terhadap Tindak Pidana
dalam penelitian ini adalah sebagai Santet di Indonesia” (skripsi).
berikut: Program Studi Ilmu Hukum
Kepercayaan terhadap ilmu magis Program Sarjana Universitas
atau ilmu santet didalam kehidupan Islam Negeri Sunan Kalijaga.
masyarakat Indonesia harus segera Yogyakarta.
dihilangkan dan merubah pola pikir Fitriyanto, Briyan Eko, 2017. “Respon
masyarakat agar tidak mempercayai ilmu Masyarakat Terhadap Fenomena
magis atau ilmu santet yang diyakini Santet (Studi di kampong
keberadaannya di Indonesia. Masyarakat nambahdadi kecamatan terbanggi
pun harus bijak dalam menanggapi besar kabupaten Lampung
seseorang yang diduga berprofesi sebagai Tengah” (skripsi). Jurusan
dukun santet agar tidak melakukan Sosiologi Program Sarjana
tindakan main hakim sendiri. Universitas Lampung. Lampung.
Pembaharuan hukum pidana di Wahyuni, ER. 2014. http://digi lib.unila.
Indonesia khususnya terhadap tindak
ac.id/5415/7/BAB%20I.pdf(Diakses
pidana santet harus segera disahkan,
pada tanggal 5 Nopember 2019).
karena dengan masih adanya perbuatan
Undang-undang Dasar Negara Republik
atau kejadian persantetan yang
Indonesia Tahun 1945.
dikhawatirkan akan ada korban santet
77
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 3 No. 1 Tahun 2020)
78