Anda di halaman 1dari 10

A.

PROGRAM INTERVENSI
1. Tujuan Intervensi
Intervensi social skills training ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam memberikan respon saat berinteraksi
sosial, secara non verbal (kontak mata, tersenyum, posisi tubuh tegap) dan verbal (menjawab pertanyaan, berkenalan), mampu
memulai interaksi, dan mampu mempertahankan interaksi yang telah terjalin.

2. Target Intervensi
Target perilaku yang diharapkan muncul setelah intervensi merujuk pada perilaku yang juga menjadi target pada materi social skills
training yang dilakukan oleh McQuaid (2000), yaitu;
 Kemampuan berkomunikasi (menggunakan bahasa tubuh yang tepat, mengucapkan salam, memperkenalkan diri, menjawab
pertanyaan dan bertanya untuk klarifikasi)
 Kemampuan menjalin persahabatan (kemampuan memberikan pujian, meminta dan memberikan pertolongan kepada orang lain)
 Kemampuan untuk terlibat dalam aktifitas bersama dengan klien lain diruangan
 Kemampuan klien menghadapi situasi sulit yakni (menerima kritik, menerima penolakan, minta maaf)

Untuk pengukuran baseline, praktikan menggunakan observasi jenis interval recording, dengan cara memberikan ceklis
kepada perilaku yang muncul selama interval 30 menit dalam rentang waktu dua jam di jam rehabilitasi (09.00 – 11.00) dan jam di
bangsal setelah istirahat siang (14.00 sd 16.00). Baseline yang menjadi ukuran data awal sebelum interve nsi, sebagai berikut:
Waktu Jenis Perilaku

Menggunaka Mengucapkan Memperkenalkan Menjawab Bertanya Kemampuan Meminta Menerima Menerima Minta
n bahasa / menjawab diri pertanyaa untuk memberikan dan kritik, penolakan maaf
tubuh yang salam, n klarifikas pujian memberikan ,
tepat, i pertolongan
kepada
orang lain
I ✓
(30
menit)
9.00-
9.30
II
(30
menit)
9.30-
10.00
III
(30
menit)
10.30-
11.00
IV
30
menit
(14.00
-14.30)
V
30
menit
(14.30
-15.00)
VI
30
menit
(15.30
-16.00
Selama kurang lebih dua minggu pemberian intervensi, praktikkan akan mengobservasi keseharian Ibu ME di jam rehabilitasi (08.30 sd
11.30 WIB) dan jam ketika di bangsal setelah tidur siang (pukul 14.00 sd 16.00). Sesuai dengan target perilaku yang diinginkan, lembar ceklis
kemunculan perilaku adalah sebagai berikut:

W Jenis Perilaku
akt
u
Mengg Mengu Memper Menj Bert Kema Memi Men Men M
unakan capkan kenalkan awab anya mpua nta erim erim int
bahasa / diri perta untu n dan a a a
tubuh menja nyaa k memb memb kriti penol m
yang wab n klari erikan erikan k, akan, aa
tepat, salam, fikas pujian pertol f
i ongan
kepad
a
orang
lain
18 ✓ ✓
Se
pt
20
23
19 ✓
Se
pt
20
23
20
Se
pt
20
23
21
Se
pt
20
23
0
22
Se
pt
20
23
23
Se
pt
20
23
24
Se
pt
20
23
25
Se
pt
20
23
26
Se
pt
20
23
27
Se
pt
20
23
28
Se
pt
20
23
29
Se
pt
20
23
30
Se
pt
20
23
3. Teknik / Metode Intervensi
Metode intervensi yang dipakai dalam social skills traning berdasarkan prinsip-prinsip sosial dengan menggunakan
penjabaran secara verbal, teknik perilaku bermain peran, praktek dan umpan balik dalam upaya meningkatkan kemampuan seseorang
menyelesaikan masalah (Kneisl & Varcaloris, 2008). Pada penanganan kasus skizofrenia dewasa ini dikembangkan social skills
training dengan mengacu pada 4 (empat) tahapan social skills training yang dikemukakan Stuart dan Laraia (2005); Ramdhani
(2002); Bulkeley dan Cramer (1990), yakni melatih kemampuan klien berkomunikasi, menjalin persahabatan dan menghadapi situasi
sulit, dengan menggunakan metode modelling, role play, feed back dan transfer training.
Materi dari social skills training merujuk pada materi social skills training yang dilakukan oleh McQuaid (2000), pada sesi
pertama, praktikan akan melatih kemampuan klien berkomunikasi yaitu; menggunakan bahasa tubuh yang tepat, mengucapkan
salam, memperkenalkan diri, menjawab pertanyaan dan bertanya untuk klarifikasi; Sesi kedua akan melatih kemampuan klien
menjalin persahabatan yakni; kemampuan memberikan pujian, meminta dan memberikan pertolongan kepada orang lain; Sesi tiga
akan melatih kemampuan klien untuk terlibat dalam aktifitas bersama dengan klien lain diruangan; Sesi empat akan melatih
kemampuan klien menghadapi situasi sulit yakni; menerima kritik, menerima penolakan, minta maaf; Sesi lima adalah evaluasi
social skills training dan diakhiri oleh sesi enam dan tujuh berupa terminasi dan follow up.
Setiap sesi dari social skills training menggunakan 4 (empat) metode yakni; (1) modeling oleh terapis atau model; (2) role
play yang dilakukan oleh klien; (3) Feed back terkait perilaku yang telah dilakukan klien; (4) Transfer training meliputi pemberian
rencana tindak lanjut/pekerjaan rumah dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada klien mempraktikkan perilaku yang
telah dilaksanakan pada sesi sebelumnya pada klien lain diruangan.
4. Rancangan Intervensi
No Tahapan Tujuan Target Kegiatan Pihak yang
Terlibat

1 Pertemuan 1 Building Rapport - Membuat klien nyaman - Building rappot, Praktikan & Klien
& Orientasi dan percaya pada berbincang tentang kabar &
pengenalan praktikan hobi menjahit klien
tentang terapi
yang akan di - Klien memahami garis - Menerangkan mengenai
jalankan. besar intervensi, manfaat intervensi social skills
& tujuan dari social skills training, prosedur apa saja
training yang akan klien yang akan dilalui &
dapatkan manfaatnya terhadap hidup
klien kedepannya

2 Pertemuan 2 Praktikan, Klien


-Melatih Klien dapat  modeling oleh terapis
kemampuan klien menggunakan bahasa  role play yang dilakukan
berkomunikasi tubuh yang tepat, oleh klien;
mengucapkan salam,  Feed back terkait
memperkenalkan diri, perilaku yang telah
menjawab pertanyaan dilakukan klien;
dan bertanya untuk  Transfer training
klarifikasi (pemberian
pekerjaan rumah/
rencana tindak
lanjut).
3 Pertemuan 3 Praktikan, Klien
Melatih Klien dapat mengetahui  modeling oleh terapis
kemampuan klien dan mempraktekkan  role play yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai