Anda di halaman 1dari 4

Nama: Charlie Jul Ervina

Nim: E1111201043

Email: e1111201043@student.untan.ac.id

1. Pada artikel (1) Ernawati Batubara" Kebijakan Proteksionisme Amerika Serikat


Terhadap Republik Rakyat China". Jelaskan fenomena, teori dan analisis
pembahasan yang digunakan oleh penulis tersebut.

Fenomena Kebijakan Proteksionis Amerika Terhadap Republik Rakyat China


Fenomena ini bermula dengan kenaikan Trump sebagai presiden Amerika Serikat
yang ke-47 yang mana sebelumnya penerapan sistem dagang yang dilakukan
Amerika Serikat sesuai dengan prinsip-prinsip WTO meskipun dari awal kerjasama
yang dilakukan RRC dan Amerika Serikat hanya menguntungkan RRC dan membuat
Amerika Serikat mengalami defisit berkepanjangan, akan tetapi karena keterlibatan
dan ketergantungan keduanya dalam WTO dan RRC menjadi mitra dagang terbesar
Amerika Serikat, sehingga kedua negara ini harus mengikuti apa yang sudah menjadi
prinsip-prinsip WTO. Sedangkan Ketika Trump menjadi Presiden, Amerika Serikat
kemudian merilis dokumen Strategi Keamanan Nasional yang melabeli RRC sebagai
pesaing strategis dan kemudian memprioritaskan perlindungan ‘’basis inovasi’’ AS
dari pencurian Internet Protocol olehh RRC bertujuan untuk melestarikan
keunggulan kompetitif jangka Panjang negara. Kebijakan proteksionisme ini tentu
saja dilakukan dengan pertimbangan sekuritas, yaitu dimana didalam pertimbangan
ini sekuritas Amerika Serikat yang dipegang RRC tidak menghambat komitmen
Amerika Serikat untuk melakukan Proteksionisme karena hal tersebut dianggap
dapat memberikan dampak kerugian yang besar bagi Amerika Serikat dan RRC jika
negara tersebut menjual sekuritas yang dimilikinya.
Teori
Didalam artikel ini penulisan menggunakan kerangka teori berupa perspektif dan
teori merkantilisme. Dalam hal ini teori mekantilisme dapat menggambar kan
kondisi Amerika Serikat saat ini, yaitu produk-produk yang berasal dari AS kalah
akan produk RRC. Realita inilah yang merupakan gambaran dari persepektif
merkantilisme yang mana kebijakan proteksionisme yang dilakukan AS merupakan
jalan yang tepat untuk mengarahkan aktivitas ekonomi dinegaranya.
Analisis Kebijakan Proteksionis Amerika Serikat Terhadap Republik Rakyat
China
Kebijakan proteksionis AS ini diterapkan karena Amerika Serikat merasa terancam
dengan RRC dalam sektor ekonominya, dalam hal ini sejak penandatangan U.S-
China Relations Act pada tahun 2002 China mengalami peningkatan dengan konsep
ekonomi leberalismenya sehingga membuat AS mengalami kerugian karena neraca
perdagangan AS mengalami defisit berkepanjangan. Deficit yang berlangsung cukup
lama ini tampak sulit untuk diselesaikan karena mengganggu keamanan dan
kepentingan nasional AS dikarenakan sejak jika kebijakan tersebut di berlakukan
maka pengangguran meningkat disebabkan telah terjadi pemindahan pekerja dari AS
ke RRC, melemahnya mata uang AS ke RRC, dan efek yang secara tak langsung
yaitu pergeseran hegemoni ekonomi, dasar inilah AS menerapkan Proteksionisme.
Adapun penyebab defisit perdagangan ini yaitu mulai dari pencurian serta
pembajakan HaKI, pemaksaan kebijakan ke perusahaan AS, penetapan subsidi, dan
hambatan non-tarif terhadap produk AS yang tidak dapat menembus pasar RRC. Hal
ini lah yang mengakibatkan deficit perdaganagn AS dengan RRC sangat jauh
angkanya. Akan tetapi kedua negara memiliki ketergantungan dalam menerapkan
system ekonominya untuk pasar global sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan
Proteksionis ini merupakan sebuah instrument yang digunakan AS sebagai power
agar dapat melakukan negosiasi ulang dengan RRC.

2. Pada artikel (2) Fuad Hasan Lubis " Sosialisme Pasar di China". Jelaskan kritik
Sosialisme terhadapa Kapitalisme pasar yang terjadi di China .
Fenomena Sosialisme Pasar di China
Penerapan ideologi suatu negara pada kemajuan dunia pada saat ini merupakan hal
yang menjadikan landasan ketka ingin bertindak. Banyak negara yang mengganti
ideologinya dengan cara membuat kebijakan yang tidak sesuai dengan landasan
ideologi suatu negara tersebut. Dapat diketahui bahwa China merupakan negara yang
memiliki ideologi Sosialis-Komunis yang dimana hal tersebut masih di terapkan
China dalam membuat kebijakan dinegaranya, akan tetapi dalam konsep ekonomi
China lebih ke arah bersifat terbuka dalam pasar hal ini dilakukan agar dapat
memajukan ekonomi di negaranya. Dalam konsep sosialisme pasar china ini bukan
berarti sesuai dengan pemahaman yang bias akita dapati bahwa pasar harus selalu
diawasi atau diatur, Adapun peraturan tersebut berupa pengendalian harga dan lain
sebagainya, akan tetapi setelah mengalami perkemabangan terhadap ideologinya
sosialis ini juga dapat diartikan bahwa dalam pasar bebas dalam penerapannya akan
tetapi jika pasar tidak berjalan secara efektif, sehingga memerlukan mekanisme yang
penting untuk mengatur kondisi kelangkaan ini dan juga dengan syarat tidak
melanggar kebijakan yang ditentukan dengan mekanisme seperti ini dapat
meningkatkan penghasilan rakyat. Hal ini terbukti dengan penerapan system ini yaitu
tanpan mengganti ideologinya china mengalami angka pertumbuhan ekonomi
nasional yang tinggi, selain itu juga china mampu bersaing dengan negara kapitalis
yang menggunakan prinsip pasar bebas dalam kegiatan perekonomiannya.
Teori
teori yang digunakan dalam penulisan ini berupa teori analisi yang mana
mengumpulan data kemudian menggamabarkan fenomena yang terjadi. Jadi dalam
penulisan ini teori yang digunakan yaitu teori deskriftif.
Analisis Sosialisme Pasar di China
Penerapan sosialisme di pasar China pada dasarnya memang memberikan pengaruh
besar terhadap keberlangsungan ekonomi di negaranya. Akan tetapi jika hal tersebut
berpengaruh tentusaja tidak terlepas dengan pengaruh yang bersifat negative dan juga
positif. Dalam hal ini dengan angka kependudukannya yang tinggi dan penerapan
system keterbukaan pasar akan memberikan dampak persaingan internal sehingga akan
menyebakan banyaknya pengangguran dan ini dapat membawa ke situasi kemiskinan.
Akan tetapi pada dasarnya saat ini China merupakan sebuah negara yang memilki
kekuasaan dan kekuatan tertinggi dalam perekonomian dunia, sehingga dengan
ideologi sosialisme nya China dapat membawa negaranya menuju kejayaan di bidang
ekonomi berdasarkan hal tersebut dalam bidang politik china juga memiliki powernya
yang berdasarkan kedudukan ekonominya, sehingga china bisa mempengaruhi dunia
internasional dalam pencapaian kepentingan nasional nya.
3. Pada artikel (3) Febriyani Damayanti,dkk "ASEAN di Tengah Rivalitas AS dan
China : Kerjasama ASEAN dengan RCEP dalam Mengurangi Dampak Perang
Dagang". Jelaskan fenomena, teori dan analisis pembahasan yang digunakan oleh
penulis tersebut.
Fenomena ASEAN di Tengah Rivalitas AS dan China : Kerjasama ASEAN
dengan RCEP dalam Mengurangi Dampak Perang Dagang
Rivalitas AS dan China dalam perang dagangnya banyak memberikan dampak terhadap
negara-negara di dunia, termasuk negara anggota ASEAN. Hal ini dikarenakan letak
wilayah ASEAN yang bersifat dinamis dan juga sebagai pusat pasar didaerah Pasifik.
Akibat dari rivalitas tersebut kegiatan ekspor China ke Amerika Serikat berkurang
sekitar 10% dan hal ini akan berdampak langsung dengan negara di ASEAN yaitu akan
mengurangi sekitar 1,1 % pertumbuhan ekonomi di negara Kawasan. Untuk
mengurangi dampak tersebut ASEAN berusaha dalam meningkatkan Kerjasama
dengan negara lain yaitu dengan negara yang termasuk dalam Regionla Comprehensive
Economic Forum (RCEP). Kerjasama dengan RCEP ini yaitu berfokus alam
meningkatkan perdagangan serta investasi. Kerjasama ini di pandang sebagai cara yang
paling efektif dalam menghadapi dampak buruk dari situasi yang terjadi salah satunya
rivalitas AS dan China yang berkaitan dengan ekonomi, sehingga dengan RCEP ini
ASEAN dapat menjaga kepentingannya dalam bidang ekonomi.
Teori
teori yang digunakan dalam penulisan ini yaitu perspektif yang didalamnya erisi
argument bahwa ASEAN berusaha bekerjasama dengan negara-negara yang beraa
dibawah nauangan ASEAN dan diluar ASEAN guna untuk menghadapi tantangan dan
juga menanggulangi dampak yang diakibatkan perang dagang AS dan China.
Analisis
Perang dagang yang terjadi antara AS dan China merupakan fenomena yang tidak bisa
dihindari khusnya negara ASEAN, dikarenakan kedua negara tersebut
memilikikedudukan penting hampir disetiap aspek ekonomi sehingga perang dagang
dapat mempengaruhi stabilitas negara-negara di ASEAN yang akan goyah sehingga
mempengaruhi banyak sektor bukan hanya ekonomi saja. Sehingga dalam hal ini RCEP
diharapkan mampu untuk menanggulangi dampak buruk yang akan terjadi di ASEAN.

Anda mungkin juga menyukai