Isi Makalah Konsep Diri Manusia
Isi Makalah Konsep Diri Manusia
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri
(self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi
orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang.
Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang
bersangkutan.
2. TUJUAN PENULISAN
Memahami Konsep Diri
Memahami Komponen-komponen Konsep Diri
Memahami Macam-macam Konsep Diri
Memahami Dimensi-dimensi Konsep Diri
Memahami Perkembangan Konsep Diri
Memahami Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Konsep Diri
Memahami.Peran Konsep dalam Perilaku Aktualisasi Diri
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dan dapat beraktualissasi, sehingga individu menyadari potensi dirinya. Respons individu
terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai
maladaptive.
Konsep diri negatif : peka pada kritik, responsif sekali pada pujian, hiperkritis, cenderung
merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimitis pada kompetensi.
Konsep diri positif : yakin akan kemampuan mengatasi masalah, merasa setara dengan
orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar akan keinginan dan perilaku tidak
selalu disetujui oleh orang lain, mampu memperbaiki diri.
3
Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :
4
sehingga ia dapat melengkapi keterangan tentang dirinya dengan halhal yang lebih kompleks,
seperti "Saya pintar tetapi terlalu gemuk " dan sebagainya.
2. Dimensi Eksternal
Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-
nilai yang dianutnya, serta halhal lain di luar dirinya. Dimensi ini merupakan suatu hal yang luas,
misalnya diri yang berkaitan dengan sekolah, organisasi, agama, dan sebagainya. Namun,
dimensi yang dikemukakan oleh Williams Fitts adalah dimensi eksternal yang bersifat umum
bagi semua orang, dan dibedakan atas lima bentuk, yaitu:
5
a. Diri Fisik (physical self)
Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini
terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik, jelek,
menarik, tidak menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus).
6
seseorang tidak dapat mengatakan bahwa dirinya memiliki diri pribadi yang baik tanpa adanya
tanggapan atau reaksi orang lain di sekitarnya yang menunjukkan bahwa dirinya memang
memiliki pribadi yang baik.
Puspitasari (2007), mengatakan bahwa konsep diri merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan, proses menilai yang bersifat organismik, bukan lagi bersifat statis tetapi mampu
untuk menyesuaikan kembali dan berkembang sebagai pengalaman-pengalaman baru yang
terintegrasikan. Konsep diri berkembang sesuai dengan perkembangan diri jiwa seseorang,
maupun dari pengalaman-pengalaman yang seseorang temukan.
Menurut Symonds (2008), mengatakan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung
muncul pada saat kelahiran, tetapi mulai berkembang secara bertahap dengan munculnya
kemampuan perseptif. Persepsi tentang diri yang ada pada remaja akan berkembang sesuai
dengan tahapan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri yang
dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan, melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup
manusia. Ketika individu lahir, individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak
memiliki harapan yang ingin dicapainya serta tidak memiliki penilaian terhadap dirinya. Konsep
diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhan, terutama akibat hubungan dengan individu
lain.
Dalam berinteraksi, setiap individu akan menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan
dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Pada akhirnya
individu mulai bisa mengetahui siapa dirinya, apa yang diinginkannya serta dapat melakukan
penilaian terhadap dirinya.
Rahmat (dalam Wijaya 2000) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah:
a. Orang Lain
Tidak semua orang memiliki pengaruh yang sama pada masing-masing diri individu,
tetapi yang paling berpengaruh pada diri individu tersebut adalah orang-orang terdekat seperti
orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan individu yang bersangkutan karena
memiliki hubungan yang emosional.
b. Kelompok Rujukan
Setiap kelompok memiliki norma-norma tertentu dimana ada kelompok yang secara
emosional mengikat individu dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri.
7
Menurut Hurlock (dalam Wijaya 2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konsep
diri adalah:
a. Usia Kematangan
Individu yang matang lebih awal yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa,
mengembangkan konsep diri yang menyenangkan. Individu yang matang terlambat yang
diperlakukan seperti anak-anak mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan.
b. Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat individu merasa rendah diri meskipun perbedaan
yang ada menambah daya tarik fisik. Setiap cacat fisik merupakan hal yang memalukan yang
mengakibatkan perasaan rendah diri.sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang
menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah dukungan sosial.
c. Jenis Kelamin
justify;"> Jenis Kelamin dalam penampilan diri, minat dan prilaku membantu individu
mencapai konsep diri yang baik. Jika membuat individu sadar diri dan hal ini memberi akibat
buruk pada prilakunya.
d. Nama Dan Julukan
Individu merasa malu jika teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau jika
mereka memberikan julukan bernada cemooh.
e. Hubungan Keluarga
Seseorang yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan anggota keluarga
mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang
sama. Bila tokoh ini sesama jenis individu akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri
yang layak untuk dirinya.
f. Teman Sebaya
Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian individu dalam 2 cara yang pertama,
konsep diri individu merupakan cerminan dari anggapan mengenai konsep teman tentang
8
dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui
oleh kelompoknya.
g. Kreatifitas
Individu yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatifitas dalam melakukan tugas-
tugas akademik, mengembangkan perasaan individualitas dan identitas yang mempengaruhi
konsep dirinya.
h. Cita-cita
Bila cita-cita yang tidak realistis, ia akan mengalami kegagalan. Sedangkan individu yang
memiliki cita-cita yang realistis akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang
lebih besar untuk memberikan konsep diri yang baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi konsep
diri adalah: keluarga dan lingkungan. Keluarga adalah orang tua yang berpengaruh besar
terhadap perkembangan konsep diri individu. Kemudian lingkungan sangat berpengaruh,
terutama bagi orang yang mempunyai arti khusus bagi diri individu, orang lain, kelompok
rujukan, usia kematangan, penampilan diri, jenis kelamin, nama dan julukan, hubungan keluarga,
teman sebaya, kreatifitas, cita-cita.
9
ini disebabkan sebagian besar penilaian tentang harga diri tergantung pada seberapa dekat
seseorang dengan ideal self-nya. Semakin dekat diri yang sebenarnya dengan diri ideal, semakin
tinggi pula harga diri seseorang.Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap diri
sendiri,yang menyatakan sikap menerima atau menolak, bahkan lebih jauh dikemukakan
bahwa harga diri akan menunjukkan seberapa besar seseorang percaya bahwa dirinya
mampu, berarti berhasil dan beharga. Harga diri ini akan menentukan penerimaan diri,
menurut Jersild (Hurlock, 1974) adalah individu dapat menerima emosi-emosinya, memiliki
keyakinan akan kemampuannya untuk mengatasi hidup, mau menerima tanggung jawab dan
tantangan terhadap kemampuannya, tanpa menjangkau hal-hal yang tidak mungkin dan
mempunyai penghargaan yang sehat terhadap hak-haknya dan diri sebagai orang yang
berguna meskipun tidak sempurna. Penerimaan diri ini bukan berarti merasa puas terhadap diri
sendiri, tetapi lebih cenderung kepada kemauan untuk menghadapi kenyataan-kenyataan
dan kondisi-kondisi hidup, baik yang menyenangkan ataupun tidak, menurut
kemampuannya.Dalam kaitannya dengan aktualisasi diri, Rogers (Coulhoun, 1990) mengatakan
bahwa kunci dari aktualisasi diri adalah konsep diri. Orang yang positif berarti memiliki
penerimaan diri dan harga diri yang positif. Mereka menganggap dirinya berharga dan
cenderung menerima diri sendiri sebagaimana adanya. Sebaliknya, orang yang memiliki konsep
diri negatif, menunjukkan penerimaan diri negatif pula. Mereka memiliki perasaan kurang
berharga, yang menyebabkan perasaan benci atau penolakan terhadap diri sendiri.Johnson dan
Medinnus (dalam Hurlock, 1974) mengatakan bahwa konsep diri yang positif yang nampak
dalam bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan penerimaan diri
adalah merupakan dasar perkembangan kepribadiaan yang sehat. Oleh karena itu sebagaimana
telah dikemukakan di atas bahwa kepribadian yang sehat merupakan syarat dalam mencapai
aktualisasi diri, maka hanya orang yang memiliki konsep diri positif saja yang akan dapat
mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Sedangkan orangorang yang memiliki konsep diri
negatif cenderung mengembangkan gangguan dalam penyesuaian diri. Hal ini disebabkan
adanya ketidakharmonisan (incongruence) antara konsep diri dengan kenyataan yang
mengitari mereka atau dengan kata lain mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian
yang sehat. Oleh karena itu mereka tidak dapat mengaktualisasika semua segi dari dirinya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide,
pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang
lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk memahami konsep diri terlebih dahulu harus
menanamkan dalam dirinya sendiri sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien
bisa saja mempengaruhi konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi
kebutuhan dasar fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.
Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan intenal idividual,
citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang menjadi suatu tujuan, ideal diri
menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di dalam masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12