Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 POLA PIKIR PELAKSANAAN KAJIAN
Pada prinsipnya proses pelaksanaan kajian potensi air sungai Batang Surantiah
di Kabupaten Pesisir Selatan ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengumpulan data,
pengolahan data dan keluaran berupa rekomendasi kebijakan prioritas alokasi air yang
dapat diterima dan mengacu pada landasan dasar peraturan perundang-undangan yang
terkait dan rencana pengembangan kawasan.
Tahapan pelaksanaan kajian potensi air sungai Batang Surantiah ini sebagai
berikut :
1. Pengumpulan data, terdiri dari data klimatologi Stasiun Tarusan tahun 2005
sampai 2020, dan data curah hujan harian selama 10 tahun (tahun 2010 – 2019)
dari Stasiun Hujan Batang Kapas, stasiun Surantiah dan Koto Salapan.
2. Memprediksi hujan kawasan DAS Batang Surantiah dengan mencari hujan rata-
rata daerah tangkapan air dari data Stasiun Hujan Batang Kapas, stasiun Surantiah
dan Koto Salapan, dengan metode Poligon Thiessen.
3. Memprediksi evapotranspirasi dengan Metode Penmann Modifikasi. Adapun data
yang dibutuhkan terdiri dari data temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan
angin dan lama penyinaran matahari dari data klimatologi Stasiun Gumarang.
4. Kalibrasi dengan Metode F.J. Mock untuk mendapatkan debit yang paling
mendekati debit pengamatan di daerah aliran Batang Surantiah. Kalibrasi
dilakukan secara coba-coba dengan memasukkan parameter-parameter tertentu
sesuai dengan metode yang digunakan. Data-data yang dibutuhkan untuk
melakukan kalibrasi adalah luas daerah aliran sungai (DAS) Batang Surantiah,
curah hujan kawasan, tata guna lahan, data iklim dan data topografi.
5. Memprediksi ketersediaan air dan debit andalan, Q90.
6. Pengukuran debit sesaat dengan current meter pada masing-masing sub DAS
(orde dua).
7. Memprediksi debit pada masing-masing sub DAS dengan cara membandingkan
antara debit andalan dari hasil perhitungan dengan debit pengukuran dengan
current meter.
8. Dari data kependudukan (Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka tahun 2020,
dan Badan Pusat Statistik Tahun 2020), Peta RTRW Kabupaten Pesisir Selatan,
dilakukan perhitungan dan analisis kebutuhan air baik untuk rumah tangga,
perkotaan, industri, maupun pemeliharaan sungai yang kemudian juga
diprediksikan untuk kebutuhan air dimasa mendatang.
9. Membandingkan ketersediaan air dengan kebutuhan air pada masing-masing sub
DAS yang ada pada DAS Batang Surantiah di masa sekarang dan masa yang akan
datang. Jika terjadi defisit air pada masing-masing sub DAS, maka studi
dilanjutkan dengan mengevaluasi peningkatan ketersediaan air dari berbagai
alternatif, diantaranya rencana pembangunan embung atau suplesi dari sungai
yang mempunyai cadangan air yang banyak.
Untuk lebih jelasnya pola pikir pelaksanaan kajian disajikan dalam bentuk
diagram alir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1

III-1
Mulai

Data Iklim, Data Curah Data Luas Data


Topografi Hujan, DAS dan Sub Penggunaan
dan Tata DAS Air
Guna Lahan

Evapotranspirasi
metode Penman
Analisis Curah
Modifikasi
Hujan Rata-rata
metode Poligon
Thiessen

Data Debit Debit Metode F.J. Kebutuhan Air


Sesaat Pada Mock dan Prediksi masa
Masing-Masing akan datang
Sub DAS (orde
dua)
Debit Andalan metode
Normal-Log

Debit Andalan pada


masing-masing Sub DAS

Neraca Air pada DAS


Evaluasi Alternatif dan Sub DAS Dimasa
Pembuatan Suplesi Sekarang Dan Masa
pada Sub DAS yang Yang Akan Datang
kelebihan Air atau
Pembuatan Bangunan
Penyimpan Air

TIDAK Ketersediaan
≥ Kebutuhan

YA

Print

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alir Kajian Potensi dan Pemanfaatan Air DAS Batang Surantiah

III-2
3.2 PENGUMPULAN DATA
Data yang terkumpul untuk menunjang kajian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil tinjauan dan pengukuran langsung di
lapangan. Data primer ini berupa hasil pengukuran debit eksisting sesaat pada masing-
masing sub DAS (orde dua) di Sungai Batang Surantiah, data geologi, foto-foto dan
informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan penduduk sekitar lokasi.
Sedangkan data sekunder adalah data hasil pengumpulan, pengolahan, dan hasil studi
terdahulu.
Data sekunder ini diperoleh dari berbagai instansi baik pemerintah, swasta, maupun
perorangan serta perguruan tinggi yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Selain itu
data sekunder juga dapat diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air (Puslitbang Air) Bandung dan hasil browsing Internet.
Data sekunder meliputi data curah hujan, klimatologi, peta wilayah, peta topografi,
peta tata guna lahan, data kependudukan, dan data-data lain terutama yang termuat
didalam Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/kota Dalam Angka
tahun 2020, serta berbagai penelitian terdahulu dan informasi lainnya yang
diasumsikan relevan dengan materi pada kajian ini.

3.3 PENGOLAHAN DATA


Dalam melakukan pengolahan data, metode analisis yang digunakan dalam
kajian ini antara lain :
1. Penghitungan Hujan Kawasan (Areal Rainfall)
Penghitungan hujan kawasan DAS Batang Surantiah menggunakan cara polygon
thiessen dengan bantuan Program Map Info 10. Dari tiga stasiun hujan yang
dianalisis, terdapat tiga stasiun hujan yang berpengaruh langsung terhadap hujan
kawasan disekitar daerah aliran Sungai Batang Surantiah yaitu stasiun Gumarang,
stasiun Muara Tantang dan Stasiun Bonjol.
2. Analisis Ketersediaan Air
Analisis ketersediaan air dimaksudkan untuk menganalisis ketersediaan air serta
korelasinya dengan curah hujan dan pola tata guna lahan. Tujuan analisa ini untuk
menghitung debit air yang tersedia akibat adanya curah hujan yang turun di daerah
aliran Sungai Batang Surantiah. Analisis dilakukan dengan memasukkan data
hujan harian yang diperoleh dari debit harian, kemudian dirata-rata menjadi debit
bulanan dengan menggunakan simulasi model hujan limpasan hasil kalibrasi F.J.
Metode F.J. Mock digunakan berdasarkan atas daur hidrologi. Model ini
merupakan salah satu dari sekian banyak metode yang menjelaskan hubungan
rainfall-runoff yang dikembangkan untuk menghitung debit bulanan rata-rata.
Adapun data-data yang dibutuhkan adalah data hujan, klimatologi (temperatur,
kelembaban relatif, kecepatan angin, dan penyinaran matahari), serta data daerah
tangkapan hujan berupa luasan areal daerah aliran sungai, lahan penutup, jenis
tanah dan tumbuhan penutup dalam menentukan kedalaman zona akar atau zona
penyimpanan air permukaan, kapasitas infiltrasi, dan kapasitas penyimpanan air
didalam tanah setelah zona akar (Ground Water Storage). Teori dasar dari
perhitungan debit dengan Metode F.J Mock adalah water ballance. (putra, 2008).
3. Analisis Debit Andalan.
Analisis debit andalan dihitung dengan metode normal-log dengan tingkat
keandalan 90%.
4. Analisis Kebutuhan Air

III-3
Kebutuhan air bagi wilayah pengembangan Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun
kebutuhan air di Kabupaten Pesisir Selatan dan sekitarnya antara lain :
 Kebutuhan air domestik (air minum rumah tangga dan perkotaan),
 Kebutuhan air non domestik (industri dan Pertenakan)
 Kebutuhan air untuk pertanian
 Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai (maintenance flow).
5. Analisis Neraca Air
Dari analisis ketersediaan air dan analisis kebutuhan air, selanjutnya dapat
dilakukan perhitungan neraca air dengan cara membandingkan antara besarnya
debit ketersediaan air dengan besarnya debit untuk pemanfaatan air. Perbandingan
dilakukan pada masing-masing sub DAS yang ada pada DAS Batang Surantiah
baik disaat penelitian maupun proyeksinya untuk beberapa tahun mendatang,
6. Simulasi Alokasi Air
Berdasarkan nilai kebutuhan air maka selanjutnya dibuat simulasi alokasi air untuk
mengetahui lokasi yang mengalami kekurangan air dan kapan terjadinya
kekurangan. Jika kebutuhan air lebih besar dari suplai yang ada maka, ditetapkan
prioritas sesuai dengan kesepakatan pengguna air dari berbagai sektor. Prioritas
utama pengalokasian air adalah pada kebutuhan air domestik untuk air minum
(UU SDA No. 7/2004), sedangkan kebutuhan air untuk irigasi dan lainnya
merupakan prioritas selanjutnya.
7. Rekomendasi Kebijakan Pengembangan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diberikan rekomendasi kebijakan-kebijakan teknis atau non teknis yang perlu
dilakukan dalam hal pengelolaan dan pengembangan sumber daya air di daerah
aliran sungai Batang Surantiah terutama jika terjadi defisit air.

III-4

Anda mungkin juga menyukai