Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan Gugatan Wanprestasi dan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

by lawyerjakarta | Sep 8, 2020 | Uncategorized | 0 comments

Dalam praktek hukum acara perdata, sering kita temui bahwa adanya gugatan Perbuatan
Melawan Hukum diajukan bersamaan dengan dalil-dalil terkait tindakan Wanprestasi.
Banyak sekali orang mencampuradukkan dalil-dalil gugatan Perbuatan Melawan Hukum dan
juga gugatan Wanprestasi. Kita perlu menelaah secara mendalam mana yang merupakan
Perbuatan Melawan Hukum dan mana yang merupakan Wanprestasi.
Menurut Prof. Subekti, Wanprestasi terjadi jika salah satu pihak dalam perjanjian
tidak melaksanakan perjanjian, melaksanakan apa yang dijanjikan tapi tidak sebagaimana
mestinya, melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi terlambat dilakukan, serta melakukan
sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Kemudian menurut J. Satrio
berpendapat bahwa Wanprestasi adalah suatu keadaan dimana debitur tidak memenuhi
janjinya atau tidak memenuhi sebagaimana mestinya dan kesemuanya itu dapat
dipersalahkan kepadanya. Tiada Wanprestasi apabila tidak ada perjanjian sebelumnya.
Dalam Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Wanprestasi dapat
dinyatakan sebagai:
“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai
diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetapi lalai untuk memenuhi
perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat
diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.”
Sedangkan untuk gugatan Perbuatan Melawan Hukum biasanya diajukan berdasarkan
1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan:
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
menggantikan kerugian tersebut.”
Membedakan antara Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi sebenarnya
gampang-gampang susah. Sepintas lalu, kita bisa melihat persamaan dan perbedaannya
dengan gampang. Baik Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi, sama-sama dapat
diajukan tuntutan ganti rugi. Seseorang dikatakan melakukan Perbuatan Melawan Hukum
apabila perbuatannya bertentangan dengan hak orang lain, atau bertentangan dengan
kewajiban hukumnya sendiri, atau bertentangan dengan kesusilaan.
Dalam suatu gugatan Perbuatan Melawan Hukum, penggugat harus mampu
membuktikan semua unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum selain harus mampu
membuktikan adanya kesalahan yang diperbuat debitur. Sedangkan dalam gugatan
Wanprestasi, penggugat cukup menunjukkan adanya Wanprestasi atau adanya perjanjian
yang dilanggar.
Dalam suatu gugatan Perbuatan Melawan Hukum, penggugat dapat menuntut
pengembalian pada keadaan semula (restitutio in integrum). Namun, tuntutan tersebut
tidak diajukan apabila gugatan yang diajukan dasarnya adalah Wanprestasi. Contoh kasus
perbuatan Wanprestasi adalah sebagai berikut:
Dalam masa pandemi kemarin, Andi mengalami banyak kerugian dalam penjualan barang
dagangannya. Kemudian berencana untuk meminjam uang kepada sahabatnya Dita. Andi
dan Dita sepakat untuk membuat suatu perjanjian dimana Dita akan memberikan pinjaman
berupa uang sejumlah Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Dalam beberapa bulan, Andi
belum juga memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kepada Dita sesuai yang
diperjanjikan. Berkenaan dengan ini, Dita dapat mengajukan gugatan Wanprestasi terhadap
Andi.
Sedangkan contoh kasus Perbuatan Melawan Hukum adalah suatu perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi kelapa sawit ingin melakukan penanaman kembali bibit
kelapa sawit. Kemudian melakukan pembakaran liar di daerah yang banyak sawah milik
warga. Api kemudian melahap seluruh pepohonan dan juga sawah tersebut. Atas perbuatan
yang dilakukan perusahaan tersebut, maka warga yang mengalami kerugian dapat
mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, sebelum mengajukan gugatan, ada kalanya calon
penggugat mempertimbangkan terlebih dahulu apakah akan mengajukan gugatan
Wanprestasi atau Perbuatan Melawan Hukum terhadap lawannya. Pada dasarnya untuk
membedakan Wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum sangat mudah, namun harus
dianalisis secara cermat. Gugatan Perbuatan Melawan Hukum didasarkan adanya suatu
perbuatan yang bertentangan dengan Undang-Undang. Sedangkan gugatan Wanprestasi
didasarkan atas adanya perjanjian. Undang-Undang berlaku untuk umum, sedangkan
perjanjian hanya berlaku pada para pihak saja.
Seandainya ingin mengajukan Gugatan Wanprestasi, Penggugat cukup membuktikan
perjanjian yang dilanggar dan tergugat juga dapat membuktikan bahwa dirinya tidak
melakukan Wanprestasi. Akan tetapi, apabila akan mengajukan gugatan Perbuatan
Melawan Hukum, penggugat harus membuktikan bahwa ada peraturan perundang-
undangan yang dilanggar sehingga timbulah kerugian.

Anda mungkin juga menyukai