Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PENGOLAHAN TEBU TERHADAP HASIL AKHIR

PRODUK GULA DI PT. MADUKISMO


(KARYA TULIS)

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Karya Tulis Ilmiah

di SMA Negeri 1 Cisaga Tahun 2023-2024

Nama : ABDUL AJIZ JANUAR

Kelas : XII IPS 1

PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH NEGERI 1 CISAGA
2023-2024
LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Meli Novita, M.M.Pd. Hendrawati, S.S


NIP. 198205102023212009 NIP. 198210062023212012

Mengetahui,

Wakasek Kurikulum, Kepala Sekolah,

H. Heryadiana, S.Pd Drs. H. Solihin, M.Pd


NIP. 196910011996011002 NIP. 196407201989031010

i
ABSTRAK

Karya tulis ini berjudul “SISTEM PENGOLAHAN TEBU TERHADAP HASIL


AKHIR PRODUK GULA DI PT.MADUKISMO” bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pengelolaan tebu terhadap hasil gula yang dihasilkan. Metode
yang digunakan penulis adalah metode observasi dan studi literature. Dan hasil yang
diperoleh yaitu pengelolaan tebu yang baik serta pemupukannya yang tepat akan
menghasilkan produk gula yang baik. Disamping itu pula, pemilihan pupuk untuk
tanaman tebvu juga perlu diperhatikan, agar hasil gula sesuai dengan yang diharapkan.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas Karya Tulis Ilmiah di SMA Negeri 1 Cisaga. Dengan membuat karya tulis
ini, penulis mengharapkan mampu menambah pengetahuan tentang energi yang
dihasilkan oleh bahan bakar minyak tanah dan spirtus khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,


terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
cukup memuaskan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

• Bpk. Drs.Solihin selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cisaga.

• Pak. Wawan Kuswanda selaku guru pembimbing yang tidak lelah dan bosan untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

• Ibu Ida Rosida S.Pd, selaku wali kelas yang telah membantu membimbing penulis
selama penyusunan karya ilmiah ini.

• Ibu Meli S.Pd, sebagai Guru Bahasa Indonesia yang telah membantu membimbing
penulis selama penyusunan karya ilmiah ini.

• Guru-guru SMA Negeri 1 Cisaga yang telah memberikan masukan, kritik, dan
saran selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

• Orang tua dan keluarga tercinta yang banyak memberikan Semangat dan dorongan
serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.

• Rekan-rekan serta kepada semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data
dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun
elektronik, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

iii
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Harapan penulis, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis, umumnya bagi pembaca.

Cisaga, Juni 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i


ABSTRAK ................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................2
1.4 Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................................2
1.6 Metode Penilitian ................................................................................................2
1.7 Sistematika Penulisan......................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ...........................................................................................4
2.1 Definisi produksi, Faktor-faktor produksi, Pengertian tebu................................4
2.1.1 Definisi Produksi ....................................................................................4
2.1.2 Faktor-faktor Produksi ...........................................................................4
2.1.3 Pengertian Bahan Dasar Gula (Tebu) .....................................................7
BAB III METODOLOGI ..........................................................................................8
3.1 Metode Penelitian................................................................................................8
3.1.1 Metode Observasi ...................................................................................8
3.1.2 Metode Literatur.....................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................................9
4.1 Sistem Pengolahan Tanaman Tebu dan Perluasan Lahan di PG Madukismo .....9
4.1.1 Sistem Pengolahan Tanaman Tebu .........................................................9
4.2 Usaha intensifikasi tebu lahan kering ................................................................10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................13
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................................13
5.2 Saran ....................................................................................................................13
LAMPIRAN .............................................................................................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


PS Madukismo merupakan satu - satunya pabrik alkohol (ethanol) di D.I.
Yogyakarta, dimana PS Madukismo merupakan salah satu unit produksi dari PT.
Madu Baru selain pabrik gula PG Madukismo. PT. Madu Baru merupakan
PMDN dimana 65% saham dimiliki oleh Sultan HB X dan 35% dimiliki oleh
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (salah satu BUMN Agrobisnis, Farmasi &
Perdagangan)
Pabrik alkohol ini mempunyai kapasitas 25.000 liter/hari, dimana
22.000liter adalah alkohol prima (95% v/v) dan 3.000liter adalah alkohol teknis
(94% v/v).
Adapun letak posisi PS Madukismo secara geografis yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20' LS
& 110˚ - 111˚ BT pada ketinggian 84 m dpl. Dibangun pada bekas PG Padokan
yang berjarak 5 km di sebelah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di dsn.Padokan
, Kel.Tirtonirmolo Kec. Kasihan Kab. Bantul, Propinsi DI.Yogyakarta (dekat
ring road Selatan Yogyakarta, dan wisata Kasongan Yogyakarta)
Pabrik Spirtus Madukismo mulai berproduksi sejak tahun 1959 dengan
bahan baku tetes tebu (molasses) yang dibeli dari Pabrik Gula Gondang, karena
Pabrik Gula Madukismo masih sedikit menghasilkan tetes dimana Pabrik Gula
Madukismo mulai giling 1958 sebagai taraf percobaan berproduksi gula. Di
tahun ke-2, 1960, Pabrik Spirtus Madukismo mulai berproduksi dengan
mengunakan tetes dari Pabrik Gula Madukismo.
Saat ini Pabrik Gula Madukismo menghasilkan 150ton
tetes/hari (pada musim giling), sedangkan PS Madukismo membutuhkan 90ton
tetes/hari untuk bahan baku pembuatan alkohol.

1.2 Perumusan Masalah


Untuk memudahkan penyusunan karya tulis ini penyusun membatasi
masalah yang akan dibahas. Dengan demikian yang menjadi pokok masalah
adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana system pengelolaan tebu terhadap pembuatan gula?
1.2.2 Bagaimana usaha intensifikasi tebu lahan kering?
1.2.3 Bagaimana proses pemupukan di PG Madukismo?

1
1.3 Tujuan Penelitian
Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
kelulusan tahun pelajaran 2023/2024. Selain itu penyusunan karya tulis ini juga
bertujuan untuk hal-hal di bawah ini.
1.3.1 Untuk menambah pengetahuan mengenai Pengolahan tebu dan Gula.
1.3.2 Mengatahui sistem pengelolaan tebu dalam proses pembuatan gula

1.4 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu : Senin, 26 Juni 2023 Pukul 09.00 - 10.00 WIB.
Tempat : PT. Madubaru (Pabrik Gula Madukismo)
Terletak di Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,Kabupaten
Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak posisi PS
Madukismo secara geografis yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20' LS & 110˚ - 111˚
BT pada ketinggian 84 m dpl.

1.5 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penulisan Karya Tulis ini penulis berharap agar ada
manfaat yang dapat diambil, dan adapun manfaat tersebut diantaranya sebagai
berikut :
 Menambah wawasan dan pengalaman keilmuan yang lebih luas kepada
penulis.
 Mengenal Sistem pengelolaan tebu beserta proses pembuatannya.
 Membiasakan keteramppilan menulis laporan melalui prosedur penulisan
karya ilmiah yang benar

1.6 Metode Penilitian


 Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dengan pengamatan ke obyek dari percobaan yang
dilakukan atau pada obyek survei.
 Metode Literatur
Study literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur yang
bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain.

2
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian, sistematik penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI, Definisi produksi, factor-faktor produksi
BAB III METODOLOGI, metode observasi, metode literatur.
BAB IV PEMBAHASAN,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, kesimpulan, saran.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi produksi, Faktor-faktor produksi, Pengertian tebu


2.1.1 Definisi Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya
guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan
mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa
dalam jumlah yang mencukupi.
2.1.2 Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam
sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya
alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber
daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik
langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang
kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu,
beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah
faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era
globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang
dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal
(capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan
(entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).
Berikut faktor-faktor produksi :
1. Sumber daya fisik
Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di
alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan
dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah
tanah, air, dan bahan mentah (raw material).

4
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara
langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi.
Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor
produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur
fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan
kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi
tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak
terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja
yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di
bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus
atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil
di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.
Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah
tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam
menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan
lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga
kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah
tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya
guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja
jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik
dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan
sopir.
3. Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau
peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi.
Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya,
berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan
sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan
modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam
perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan.

5
Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar
perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret
dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat
secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil,
dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak
adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai
nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak
merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal
individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang
sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber
pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang
disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud
dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oeleh
pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses
produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah,
jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan
modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan
secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.
Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal
yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya,
bahan-bahan baku.
4. Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang
digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun
faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang
dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak
baik, hasilnya tidak akan maksimal.

6
5. Sumber daya informasi
Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan
perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa
ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan,
dan data-data ekonomi lainnya.
2.1.3 Pengertian Bahan Dasar Gula (Tebu)
Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk
bahan baku gula. Tebu ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman
tebu dapat tumbuh hingga 3 meter di kawasan yang mendukung. Tebu
termasuk keluarga Graminae atau rumput-rumputan dan berkembang
biak di daerah beriklim udara sedang sampai panas. Tebu cocok pada
yang mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter di atas
permukaan laut.Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen
mencapai kurang lebih 1 tahun. Tebu dapat dipanen dengan cara manual
atau menggunakan mesin-mesin pemotong tebu. Daun kemudian
dipisahkan dari batang tebu, kemudian baru dibawa kepabrik untuk
diproses menjadi gula. Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan gula
dimulai dari penanaman tebu, proses ektrasi, pembersihan kotoran,
penguapan, kritalisasi, afinasi, karbonasi, penghilangan warna, dan
sampai proses pengepakan sehingga sampai ketangan konsumen.

7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian


3.1.1 Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan adalah satu cara yang
digunakan untuk memperoleh data, bisa dengan wawancara langsung,
bisa dengan pengamatan ke obyek dari percobaan yang dilakukan atau
pada obyek survei. Metode ini harus ditetapkan menggunakan apa yang
paling tepat untuk sebuah pewnelitian atau survei suatu nobyek masalah
yang akan ditulis atau diteliti.
3.1.2 Metode Literatur
Study literature (kajian pustaka) merupakan penelusuran literatur
yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian
orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan
dalam melakukan penelitian. Salah satu sumber acuan di mana peneliti
dapat menggunakannya sebagai penunjuk informasi dalam menelusuri
bahan bacaan adalah dengan menggunakan buku referensi.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pengolahan Tanaman Tebu dan Perluasan Lahan di PG Madukismo


4.1.1 Sistem Pengolahan Tanaman Tebu
PG. Madukismo telah melaksanakan penataan varietas secara
intensif. Pabrik Gula di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut
aktif melaksanakan kegiatan ini sejak 3 tahun lalu. Penataan tersebut
dilakukan bekerja sama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI), Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Jawa Timur dan Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi.
Penataan varietas ternyata memberikan dampak signifikan terhadap
aktivitas penggunaan bibit dan produksi hasil. Varietas yang ditanam di
kebun bibit serta kebun tebu giling (KTG) yang di wilayah produksi PG
Madukismo hampir seluruhnya telah menggunakan varietas bina.Adapun
jenis varietas bina yang digunakan sebanyak 9 varietas yaitu PS 862 dan
PSCO 902 untuk masak awal. PS 864, PS 921, PS 851 dan Kidang
Kancana untuk masak tengah, dan Bululawang. Serta PS 951 dan PSJT
9433 untuk masak lambat.
Benih bina merupakan benih dari varietas unggul yang telah dilepas oleh
Pemerintah. Untuk dapat dilepas, varietas tanaman yang diusulkan, baik
oleh perseorangan, perusahaan atau lembaga penelitian, harus melewati
sejumlah proses pengujian yang dilakukan oleh para peneliti yang
memiliki lisensi. Kemudian hasil pengujian diajukan kepada tim penilai
pelepasan varietas, pada Badan Benih Nasional. Tujuannya untuk
mengetahui keunggulan daya hasil serta syarat agronomis agar dapat
diperoleh hasil yang optimal dari varietas yang diusulkan. Sehingga
benih dari varietas yang akan dilepas dapat dijamin kualitasnya.
Dampak lainnya dari penataan varietas di PG Madukismo adalah
terhadap peningkatan rendemen. Berdasarkan data sementara rendemen
giling harian terjadi peningkatan 0,5 % apabila dibandingkan dengan
hasil rendemen rata-rata giling harian tahun 2007. Hal ini terkait dengan
peningkatan penggunaan bibit tebu yang bermutu pada KTG yang
dikelola oleh PG. Madukismo. Dari seluruh varietas yang ditanam di
kebun bibit milik PG Madukismo, ada beberapa varietas yang cukup

9
diminati petani, yakni PS 862, Kidang Kencana, PSJT 941 dan
Bululawang. Namun untuk varietas PS 864 secara bertahap dan
berangsur-angsur akan dikurangi pemakaiannya karena ada
kecenderungan varietas ini rentan terhadap penyakit Streakmosaik. PG
Madukismo merupakan pemilik pabrik gula satu-satunya di Propinsi
DIY. Untuk musim giling tahun 2008 PG Madukismo ditargetkan
pencapaian produksi gula SHS I A sebanyak 40.416,9 ton. Sedangkan
produksi alkhohol ditargetkan mencapai 7,5 juta liter (Kedaulatan
Rakyat, 2008).
ecara umum pertanaman tebu di wilayah PG Maukismo didominasi
oleh pasir geluhan (sandy loam) hingga tanah ringan berlempung dimana
secara umum tersedia air. Masalah utama dalam tipologi lahan disekitar
Madukismo adalah kelebihan air pada musim penghujan dan lambatnya
lengas tanah turun pada musim kemarau. Sehingga tanaman tebu secara
normal menjadi mundur umur kemasakannya.

4.2 Usaha intensifikasi tebu lahan kering


 Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit Bermutu
 Tingkat produktivitas tinggi dengan titik berat bobot tebu.
 Mampu dikepras dengan tingkat produksi yang mantap.
 Bibit berasal dari KBD.
 Penggarapan Tanah dan Penanaman
 Tenaga manusia :cangkul, garpu, linggis dll
 Semi mekanis/sontop nardiyo : bajak, garu, kair, ditarik sapi/kerbau.
 Mekanis : bajak, garu/rotavator, kair, ditarik traktor.
 Cara Penggarapan :
 Cukup dalam dan memecahkan lapisan kedap (sub soiler) 25-35 cm.
 Lahan miring > 15% dengan kaidah konservasi lahan (Budidaya
lorong).
 Cara Penanaman :
 Periode I (menjelang kemarau Mei – Agustus) pada daerah “basah” (7
bulan basah) dan “sedang” 95-6 bulan basah) atau tanah lembab
“ngompol”.
 Periode II (menjelang penghujan Oktober – November) pada daerah
“sedang” dan ‘kering” (3 - 4 bulan).

10
 Jumlah bibit 11 mata tumbuh per meter kairan (overlapping), bibit bagal
3 atau topstek ex KBD.
 Penanaman periode I penutupan bibit rapat cukup tebal dan dipadatkan.
 Bila terjasi kemarau panjang perlu pengolahan dalam dan tambahan
mulsa.
 Pemupukan
Jenis pupuk
1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL
2. Pupuk organik blotong, kompos, abu ketel, pupul hijau, pupuk kandang,
dsb.
Alternatif Pemupukan
Kategori Alternatif I Alternatif II Altenatif III
(KU/Ha) (KU/Ha) (KU/Ha)
PG(baru) ZA =8 Kelai =4 -
Sp 36 =2 ZA =3 -
KCL =1 -
Bongkar ZA =6 - -
Ratoon Sp36 =1 - -
KCL =1 - -
Madros =8 - -
Ratoon ZA =4 Rabok =15 ZA =8
Sp =3 ZA = 5 Sp 36 =2
Madros =8 KCL =1
 Cara Pemupukan
 Pemupukan I
ZA : 1/3 dosis dan seluruh TSP, KCL, diberikan pada saat tanam
atau setelah tebu dikepras.
Tanaman Pertama (TRIT-I)
Diatur didasarkan kairan diikuti dan ditutupi tanah

 Pemupukan II

11
ZA : 2/3 dosis, atau bisa diganti dengan Urea dengan dosis 50%
dari dosis ZA, diberikan pada tebu berumur + 1,5 bulan, atau pada awal
musim hujan.
Tanaman keprasan (TRIT-II)
Didahului pengolahan tanah dengan garpu (manusia) atau type ripper
(traktor), pupuk ditabur dalam alucr dan ditutup tanah rapat.
Pada TRIT-I maupun TRIT-II ditabur dalam alur dan ditutup tanah
rapat.
 Pengolahan Lahan Tebu
Terdapat 2 sistem pengolahan lahan bagi tanaman tebu :
 Sistem Bajak
 Sistem Reynoso

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. PG. Madukismo telah melaksanakan penataan varietas secara intensif.
Dari seluruh varietas yang ditanam di kebun bibit milik PG Madukismo,
ada beberapa varietas yang cukup diminati petani, yakni PS 862, Kidang
Kencana, PSJT 941 dan Bululawang. Namun untuk varietas PS 864 secara
bertahap dan berangsur-angsur akan dikurangi pemakaiannya karena ada
kecenderungan varietas ini rentan terhadap penyakit Streakmosaik
• Usaha intensifikasi tebu lahan kering
• Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit Bermutu
• Penggarapan Tanah dan Penanaman
• Menggunakan jenis pupuk:
1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL
2. Pupuk organik blotong, kompos, abu ketel, pupul hijau, pupuk
kandang, dsb.

5.2 Saran
Sebaiknya jika kita ingin menghasilkan gula yang memiliki kualitas yang
baik kita harus memperhatikan bahan dasar pembuatan gula, lalu bagaimana cara
kita mengolahnya, serta pemupakannya. Jika semua itu kita lakukan dengan
baik, maka gula yang dihasilkanpun akan menghasilkan gula yang berkualitas
baik.

13
LAMPIRAN
• Frekwensi Bimbingan
• Dokumentasi

14

Anda mungkin juga menyukai