Anda di halaman 1dari 17

TUGAS-4 PENENTUAN BATAS INTERNASIONAL

(TG-613031)
PENENTUAN DAN ANALISIS WATERSHED DI PERBATASAN NEGARA
INDONESIA DAN MALAYSIA

Nama : Mohammad Akmal

NIM : 2250241018

PROGRAM TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHAMD YANI
CIMAHI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusunan tugas ini
dapat selesai dengan tepat waktu. Tugas ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Penentuan Batas
Internasional. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan juga untuk menambah wawasan kepada
pembaca tentang materi yang di sampaikan.

Saya disini menyampaikan ucapan terima kasih kepada, bapak Dr. Ir. Sukanto Hadi, MT selaku
dosen pengampuh pada mata kuliah Penentuan Batas Internasional. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.

Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu saya memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang di
dapat oleh pembaca dalam menyampaikan materi ini. Saya juga mengharapkan adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini. Dengan ini saya mengucapkan
banyak banyak terima kasih kepada semuannya.

Bandung, Januari 2024


DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………... 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………... 3
BAB I: PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………......... 4
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………....................... 5
BAB II: PEMBAHASAN 6
2.1 Perbatasan Wilayah …………………………………………………………….... 6
2.2 Pengertian Watershed ……………………………………………………………. 6
2.2.1 Pembagian Watershed …………………………………………………….... 7
2.2.2 Manfaat Watershed …………………………………………………………. 7
2.2.3 Tujuan Watershed ………………………………………………………….. 8
2.3 Penetuan Watershed dalam Penentuan Batas Negara Indonesia-Malaysia 8
2.4 Proses Analisis …………………………………………………………… 10
2.4.1 Langkah Kerja ……………………………………………………………… 10
2.4.2 Analisi data didalam software dan pembahasan data setelah di buka……..... 10
BAB III: PENUTUPAN 15
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………...................... 15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Balakang


Tiap negara di dunia, termasuk Indonesia tentunya memiliki ketentuan mengenai
batas wilayahnya tersebut. Penentuan ini sangatlah penting dilakukan agar tidak
terjadi penyalahgunaan kedaulatan, kekuasaan, maupun kewenangan oleh suatu
negara, salah satu alasan mengapa penentuan batas wilayah Indonesia itu sangat
penting, karena batas wilayah menunjukan kedaulatan suatu negara. Tetapi di
setiap negara pasti masih memiliki permasalahan terhadap batas negara nya
sendiri, termasuk dengan batas negara kita sendiri yaitu antara Indonesia dan
Malaysia di pulau Kalimantan.
Masalah perbatasan antar negara merupakan masalah yang sangat penting
untuk segera dituntaskan karena menyangkut kedaulatan dan kehormatan suatu
negara. Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia memiliki batas maritim dengan
sepuluh negara tetangga. Kesepuluh negara tetangga tersebut adalah Malaysia,
Singapura, Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua Nugini, Australia,Palau, dan
Timor Leste (Dishidros, 2006).
Selain itu, Indonesia mempunyai perbatasan darat langsung dengan tiga negara
tetangga yaitu Malaysia (Sabah dan Serawak), Papua Nugini, dan Timor Leste.
Antara Indonesia dan Malaysia, terdapat tiga wilayah yang memerlukan
penyelesaian batas maritim. Ketiga wilayah tersebut adalah di Selat Malaka,Laut
Cina Selatan, dan Laut Sulawesi. Batas maritim ini meliputi Laut Teritorial,
Landas Kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Permasalahan batas
wilayah antara kedua negara mencuat kembali sejak Malaysia menerbitkan Peta
Malaysia tahun 1979 yang secara sepihak mengklaim sebagian Laut Teritorial
negara lain termasuk Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
 Apa yang dimaksud dengan penentuan batas internasional??
 Bagaimana Langkah untuk mengetahui bagian watershed dalam sebuah
penentuan batas negara? serta manfaat dari watershed itu sendiri?
 Serta cara penyelesaian permasalahan pada batas negara?
1.3. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui lebih dan memahami terkait penentuan sebuah batas
internasional serta penentuan watershed, di setiap perbatasan yang bertujuan agar kedua negara
tidak terlibat konflik terkait air yang mengalir kesetiap negara. Serta dapat menjaga ekosistem
di masing masing negara yang terlibat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perbatasan Wilayah Negara


Batas wilayah setiap negara bisa dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, batas
wilayah berdasarkan hukum/politik. Kedua, batas fisik yang ditentukan berdasar
ketampakan bentang alam (kondisi geografis) antar-wilayah negara. Secara geografis,
Indonesia ini merupakan sebuah negara yang berada di antara dua benua dan juga dua
samudera. Letak Indonesia ini sifatnya diapit. Hal ini menyebabkan Indonesia berada
di jalur persimpangan yang pada waktu- waktu tertentu bisa sangat ramai. Dan
sekaligus menyebabkan Indonesia menjadai sasaran pasar. Dua benua yang mengapit
Indonesia tersebut adalah Benua Asia yang merupakan benua terbesar di dunia, dan
juga Benua Australia yang merupakan benua terkecil di dunia. Adapun negara
Indonesia ini masuk ke dalam kategori benua Asia, tepatnya di Asia Tenggra. Sehingga
dapat dikatakan bahwasannya Indonesia ini berada di benua Asia paling selatan.
Sedangkan benua Australia membatasi sebelah selatan dari Indonesia. Benua Australia
ini memiliki besar yang tidak seberapa. Sementara itu, dua samudera yang mengapit
Indonesia adalah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Kedua samudera ini sama-
sama luas, namun mempunyai karakteristik yang berdeda. Sebelah utara, utamanya
Indonesia berbatasann dengan Malaysia, sampai sampai menimbulkan perselisihan
antara dua negara tersebut. Batas wilayah negara berdasar hukum/politik merupakan
batas wilayah negara yang ditetapkan dengan perjanjian atau kesepakatan di antara 2
negara atau lebih, peraturan perundang-undangan, dan hukum internasional. Dalam
menentukan perbatasan daerah, ada prinsip dassar perjanjian batas Internasional yaitu:
 Prinsip Self Determination
 Prinsip Uti Posidetis Yuris
 Prinsip Saling Percaya
 Prinsip Pacta Sunt Servanda

2.2 Pengertian Watershed


Watershed atau bisa disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang mengalirkan
seluruh airnya ke satu titik tertentu. Batas daerah DAS diukur menggunakan cara
menghubungkan titik-titik tertinggi di antara daerah sirkulasi sungai yang satu dengan
yg lain.karena air mengalir asal daerah yg tinggi ke kawasan yg lebih rendah sepanjang
lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai.
Garis batas DAS tadi ialah garis khayal yg tidak bisa dicermati, namun dapat
digambarkan pada peta. Bagian hulu DAS ialah suatu daerah daratan bagian dari DAS
yg dicirikan dengan topografi bergelombang, berbukit serta atau bergunung, kerapatan
drainase cukup tinggi, merupakan asal air yg masuk ke sungai utama dan asal erosi yg
sebagian terangkut menjadi sedimen daerah hilir. Sedangkan bagian Hilir DAS ialah
suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang dicirikan menggunakan topografi datar
sampai landai, artinya daerah endapan sedimen atau aluvial.
2.2.1 Pembagian DAS berdasarkan Fungsi
DAS bisa dibagi ke pada 3 komponen yaitu: bagian hulu, tengah dan hilir.
Ekosistem bagian hulu artinya wilayah tangkapan air utama serta pengatur aliran.
Ekosistem tengah sebagai wilayah distributor serta pengatur air, sedangkan
ekosistem hilir artinya pemakai air. korelasi antara ekosistemekosistem ini
menjadikan DAS menjadi satu kesatuan hidrologis.
 Bagian hulu didasarkan di fungsi konservasi yg dikelola buat
mempertahankan kondisi lingkungan DAS supaya tidak terdegradasi, yang
antara lain bisa diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi huma DAS,
kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), serta curah hujan.
 Bagian tengah berdasarkan di fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial serta ekonomi,
yg diantaranya dapat diindikasikan berasal kuantitas air, kualitas air,
kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait
di prasarana pengairan mirip pengelolaan sungai, waduk, serta danau.
 Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
buat dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial serta ekonomi, yg
diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan
air, ketinggian curah hujan, serta terkait buat kebutuhan pertanian, air
higienis, dan pengelolaan air limbah.

2.2.2 Manfaat Watershed


Manfaat watershed bagi perbatasan si suatu negara dapat melibatkan
pengelolaan sumber daya air dan ekosistem yang berdampak pada
keberlanjutan dan keamanan wilayah, dengan ini yang mencakup maanfaat
dari watershed yaitu:
I. Kerjasama Lintas Batas: manajemen watershed memerlukan Kerjasama
antar negara, mengurangi potensi konflik terkait air di perbatasan.
II. Keberlanjutan lingkungan: perawatan watershed dapat mendukung
ekosistem yang penting bagi keberlanjutan lingkungan di sekitar
perbatasan.
III. Keamanan sumber daya air: pengelolaan yang baik dapat memastikan
pasokan air yang stabil, mendukung kebutuhan masyarakat dan pertanian
di wilayah perbatasan.
IV. Pencegahan bencana alam: manajemen watershed dapat membantu
mengurangi resiko banjir atau kekeringan yang dapat mempengaruhi
wilayah perbatasan

2.2.3 Tujuan Watershed


Tujuan watershed untuk perbatasan untuk mencakup berbagai aspek yang
dapat meningkatkan keberlanjutan dan kerja sama antar negara. Beberapa
tujuan tersebut melibatkan:
I. Pengelolaan sumber daya air untuk memastikan pengelolaan yang
berkelanjutan dari sumber daya air di wilayah perbatasan, dan
menghindari konflik terkait air.
II. Keberlanjutan ekosistem: melestarikan dan memulihkan ekosistem yang
di pengaruhi oleh watershed, dan menjaga keanekaragaman hayati dan
fungsi ekosistem.
III. Kerjasama lintas batas: membangun Kerjasama yang efektif antara
negara untuk pengelolaan watershed, termasuk pembuatan kebijakan
Bersama dan perjanjian untuk menjaga keseimbangan ekologis dan
sumber daya alam.
IV. Pencegahan bencana alam: dapat mengurangi resiko bencana alam seperti
banjir atau kekeringan, dengan cara manajemen watershed yang baik.
2.3 Penetuan Watershed dalam Penentuan Batas Negara antara Indonesia-
Malaysia
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 18.110 pulau, di
mana luas wilayah teritorialnya 3,1 juta km² dan wilayah perairannya 5,8 juta km².
Geografi yang luas ini membuat Indonesia memiliki wilayah yang bersinggungan
dengan banyak negara. Indonesia memiliki perbatasan darat dengan Malaysia,
Timur Leste, dan Papua Nugini sepanjang 3092,8 km. Sementara itu, wilayah
lautnya berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand,
Vietnam,
Filipina, Australia, Timur Leste, Palau, dan Papua Nugini. Kondisi kawasan
perbatasan Indonesia yang memprihatinkan akan lebih jelas terlihat bila
dibandingkan dengan kawasan perbatasan negara lain yang lebih maju. Dari tiga
negara yang berbatasan darat dengan Indonesia, Malaysia dianggap lebih maju
dalam mengelola kawasan perbatasannya. Perbatasan darat Indonesia-Malaysia
membentang sepanjang 2.004 km yang berada di 16 kecamatan di Kalimantan
Barat dan 14 kecamatan di Kalimantan Timur. Setidaknya ada tiga masalah umum
yang muncul dikawasan perbatasan darat ini.
Pertama, masih ada 9 titik demarkasi yang belum disepakati antara Indonesia
dengan Malaysia di perbatasan darat, yaitu titik Tanjung Datu, D.400, Gunung
Raya, Sungai Buan, Batu Aum, C500-C600, B2700-B3100, Sungai Semantipal,
dan Sungai Sinapad. Status daerah aliran Sungai Sinapad dipermasalahkan oleh
pihak Malaysia, dimana air sungai Sinapad bergabung dengan Sungai Sedalir yang
terletak di sebelah Utara parallel 4°20’LU. Oleh karena itulah Malaysia
menganggap Sungai Sinapad termasuk wilayah kekuasaannya.
Kedua, beberapa bagian kawasan perbatasan RI-Malaysia menjadi tempat
terjadinya kejahatan lintas negara, terutama penyelundupan orang dan sumber daya
alam. Daerah yang terkenal rawan kejahatan ini antara lain Entikong Tebedu,
Badau- Lubok Antu, dan Sebatik-Tawau.
Ketiga, tingkat ekonomi masyarakat Indonesia di perbatasan yang relatif rendah.
Tiga masalah umum inilah yang menjadi ancaman nyata di kawasan perbatasan.
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, dibutuhkan kebijakan oleh
pemerintah Indonesia dalam mengelola kawasan perbatasan darat dengan Malaysia.
Kebijakan ini sangatlah penting karena pembiaran masalah bisa mengakibatkan
kehilangan wilayah kedaulatan, runtuhnya rasa nasionalisme warga perbatasan,
perpindahan kewarganegaraan dari WNI ke WN Malaysia secara masif,
ketegangan politik antarnegara, dan yang paling ekstrim adalah konflik yang
berujung pada perang dua negara seperti yang hampir terjadi pada Konfrontasi
Indonesia-Malaysia tahun 1962. Salah satu tindakan signifikan pemerintah dalam
pengelolaan wilayah perbatasan adalah pembentukan Badan Nasional Pengelola
Perbatasan (BNPP). Badan ini mengkoordinir 18 kementerian dan lembaga
negara untuk membangun kawasan perbatasan. Dengan demikian, masalah
koordinasi antardepartemen dan pembagian kewenangan yang lebih jelas bisa
diakomodasi. Ada tiga pendekatan yang digunakan BNPP dalam mengelola
kawasan perbatasan, yaitu pendekatan keamanan,
kesejahteraan, dan lingkungan.
Teknis dalam menangani pemasalahan permatasan Sungai Sinapad dilakukan
dengan cara menyepakati mekanisme penentuan nilai defleksi vertical yang akan
digunakan untuk mentransformasi koordinat dari system astronomis ke system
politik, menyepakati datum geodetic yang akan digunakan untuk merekontruksi
parallel-paralel di Lapangan, menyepakati model dan parameter transformasi antara
datum geodetic Timbalai yang telah digunakan, menentkan koordinat dari muara
Sungai Sinapad pada Sungai Sidalir dengan teknologi GPS, menentukan koordinat
mata air dari Sungai Sinapad, dan menggunakan foto udara skala besar atau citra
satelit IKONOS yang terbaru untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.

2.4 Proses Analisis


Pada proses Analisis watershed ini kita padat melakukannya menggunakan bantuan
software topografi yang biasa kita gunakan yaitu Global Mapper, dalam
pengaplikasian ini kita membutuhkan data Peta Top OBP Kalimantan dan data
SRTM Kalimantan. Yang bertujuan untuk dapat melihat peta wilayah perbatasan,
kontur wilayah tersebut, serta model DEM yang telah di buat. Dari data ini baru
kita dapat melihat dan menilai apakan watershed sudah pas dan cocok di pungkuan
garis perbatasan, untuk itu kita lihat langkah pembukaan data melalui software
Global mapper.
2.4.1 Langkah kerja Software Global Mapper
I. Kita membuka software Global Mapper
II. Open Data Peta Top OBP Kalimantan dan data SRTM DEM Kalimantan
III. Serta Memasukan data peta delimitasi untuk melakukan analisis Watershed
di perbatasan negara Indonesia dengan malaysia
2.4.2 Analisi data didalam software dan Pembahasan data setelah di buka
I. Kita buka software Global Mapper nya

Gambar 1. Tampilan utama pada software global mapper


Lalu kita pilih => Open Data Files (untuk membuka data yang akan kita
analisis)
II. Kemudian kita masukan data SRTM yang akan di analisis pada global
mapper, data yang dipilih bisa sesuai dengan area kerja kita atau di
blok seluruhnya, disini saya hanya menggunakan 2 data SRTM saja
karena cukup untuk wilayah yang akan saya analisi. Dengan cara =>
klik open data dan pilih data nya.

Gambar 2. Tampilan Add data SRTM yang akan kita buka.


Setalah itu klik Open dan lanjut klik => Yes to All

Gambar 3. Proses pembukaan data


Tunggu beberapa saat sampai proses pembukaan data berhasil, nantinya
akan muncul data SRTM wilayah yang kita pilih. Dari data SRTM ini kita
sudah bisa melihat langsung DEM nya.
Gambar 4. Inilah tambilan data SRTM yang telah terbuka.
III. Setelah data SRTM terbuka kita lanjutkan untuk membuka data Peta Top
OBP Kalimantannya, dengan cara awal dengan Open data file.

Gambar 5. Disini saya akan membuka Data Peta Top OBP kalimantan.
Saya disini menggunakan data Peta dari wilayah perbatasan yang ada di
Sinapad dan Simantipal untuk dilihat watershed nya.
Gambar 5. Tampilan data SRTM dan Data Peta Top OBP Kalimantan
Dapat kita liat sekarang didalam software Global Mapper terdapat 2 data
yang saling berhimpitan, data pertama yaitu data SRTM dan data ke dua
yaitu data Peta Top OBP nya, disini kita dapat melihat dari kedua data ini
apa terdapat watershed pada perbatasan ini.

Gambar 6. Sebelum kita melihat dan menganalisi alangkah baiknya kita


mentranspankan peta top obp nya supaya garis batas dan garis kontur terlihat
IV. Analisis data Watershed
Dengan ini kita akan meng trasnparan kan peta top obp nya agar
memudahkan kita dalam melihat data dan menganalisisnya dengan cara =>
klik kanan pada layer Peta Top OBP nya => pilih options dan setting
transparan sesuai gambar di atas.
Gambar 7. Gambar diatas ini sudah siap di analisi
Disini saya juga sudah memberi line tambahan pada garis perbatasan yang
betujuan untuk memperjelas penganalisisan pada gambar saat di
tampilakan 3D.

Gambar 8. Gambar ini adalah tampilan 3d dari kedua data


Disini saya memberi tanda panah untuk mendakan analisis saya, dimana
panah biru menandakan garis berbatasan antara Indonesia dengan Malaysia
di wilayah sinapad, dimana panah biru menunjukan bahwa garis/batas dari
kedua negara telah dalam posisi yang baik untuk adanya watershed karena
posisi garis batas tepat di atas pungungan gunung, sehingga aliaran air
dapat terbagi dengan baik kepada kedua negara. Dan untuk panah merah
sini menunjukan dimana terdapat sungai/jalur air atas pembagian
watershed dari puncak pungungan gunung sinapad ini terbagi dengan baik.
serta untuk panah berwarna oren yang ada di wilayah negara Malaysia juga
dapat kita lihat bahwa adanya jalur sungai/jalur air atas pembagian
watershed dari perbatasan ini dengan baik.
BAB Ⅲ
PENUTUPAN

 Kesimpulan: Terjadinya berbagai ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia di


kawasan perbatasan, salah satunya adalah karena belum ada yang terselesaikannya
masalah batas maritim dari kedua negara di berbagai tempat. Indonesia dan
Malaysia harus dapat menuntaskan permasalahan ini dengan cepat atas kesepakan
kedua negara dalam penetuan batas negara dan pentuan watershed yang dapat
menguntungkan bagi kedua negara. Dengan watershed ini kedua negara dapat
menyelesaikan permasalahan perbatasan dengan baik, karena dengan adanya
watershed ini kedua negara yang terlibat tidak akan merasa dirugikan. Yang ada
kedua negara dapat merasakan keuntungan dan manfaatnya bersama, dengan ini
saya ingin kedua negara terlibat lebih dalam lagi agar cepat terselesaikan. karena
masih terdapat beberapa wilayah yang belum terselesaikan karena salah satu negara
belum mendapatkan watershed.
Serta Masih terdapat empat lokasi lagi yaitu di Selat Malaka, Laut China Selatan,
Laut Sulawesi dan Selat Singapura. Salah satu tindakan signifikan pemerintah
dalam pengelolaan wilayah perbatasan adalah pembentukan Badan Nasional
Pengelola Perbatasan (BNPP). Upaya yang dilakukan BNPP yaitu mengelola
kawasan perbatasan dengan pengukuran dan analisis watershed perbatasan
Indonesia-Malaysia, pendekatan keamanan, kesejahteraan, dan lingkungan.
Semoga analisi yang saya buat ini dapat dipahami dan di mengerti oleh pembacanya
DAFTAR PUSTAKA

Djunarsjah, Eka ITB. 2016. " Analisis Teknis Batas Laut Teritorial Antara Indonesia dan
Malaysia dengan Metode Ekuidistan (Studi Kasus: Perairan Pulau Sebatik, Kalimantan
Timur)" Jurnal Chart Datum 2 (1): 29-37.

Hadi, Sukanto. 2022,“Watershed Dan Perannya Dalam Batas Darat RI-Malaysia” materi
pertemuan ke 14. Unjani

Rahmad, Riki. 2016. National Taipei University of Technology, "Kajian Geografis


Perbatasan Laut Antara Indonesia dengan Malaysia," Jurnal Geografi 8 (2):177-189.

Hasjim, Djalal. (2013). “Menentukan Batas Negara Guna Meningkatkan


Pengawasan, Penegakan Hukum dan kedaulatan NKRI”. Diakses dan
didownload tanggal 21 Oktober 2023 pada laman :
http://jurnal.borneo.ac.id/index.php/bolrev/article/download/707/390: ISBN:
383-1669-1-PB

Hadi, Sukanto (2022) dalam jurnal "Analisis Permasalahan Batas Darat Antara
Indonesia-Malaysia dalam Perspektif Aspek Teknis dan Teknologi Geospasial ",
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi TeknikVol 22, No 02,
November 2022, Hal. 158-171. ISSN (e): 2580-
2615, ISSN (p): 1412-8810, Diakses pada 29 Desember 2023 di laman : https://
https://jurnalteknik.unjani.ac.id/jt/article/view/469/234

Anda mungkin juga menyukai