Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKOLOGI LAUT DAN PESISIR

Nama : Jekson Mowata

NIM : 4520123003

Prodi : FISIKA

FAKULTAS ILMU ALAM DAN TEKNOLOGI REKAYASA

(FIATER)

PROGRAM STUDI FISIKA

UNIVERSITAS HALMAHERA

TOBELO

2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya, maka kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah guna melengkapi tugas mata kuliah Fisika lingkungan dan kemaritiman dengan
tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Ekologi
Laut Dan Pesisir yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari manfaat dan konservasi terumbu karang lebih dalam. Melalui kata
pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana
isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini
dengan penuh rasah terima kasih
dan semoga Tuhan YME memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami perlukan guna
memperbaiki makalah ini yang jauh dari kata sempurnah.

Tobelo, 14 Februari2024

Penulis

Jekson Mowata

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................1

1.1 Latar belakang....................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................3
1.3 Tujuan................................................................................3
BAB 11 PENDAHULUAN.......................................................................4
2.1 Pengertian Ekologi Laut Dan Pesisir..................................4
2.2 Macam-macam Ekologi Laut Dan Pesisir..........................4
2.3 Manfaat Ekologi Laut dan Pesisir.......................................7
2.4 Cara Menjaga Ekologi Laut Dan Pesisir.............................8
2.5 Manfaat dari menjaga ekologi laut dan pesisir...................8
BAB 111 PENUTUP............................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................9
3.2 Saran....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................11

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ekologi Laut Dan Pesisir


Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos yaitu “habitat" dan
logos yaitu "ilmu". Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam
ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.

Pembahasan ekologi berkaitan dengan pembahasan ekosistem dengan komponen


penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubu
ngan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem
yang menunjukkan kesatuan.

Wilayah pesisir dan laut secara ekologi merupakan tempat hidup beberapa
ekosistem yang unik dan saling berhubungan, dinamis dan produktif. Ekosistem
utama yang umumnya terdapat di wilayah pesisir meliputi ekosistem mangrove,
ekosistem lamun, dan ekosistem terumbu karang.Ekosistem ini saling berinteraksi
membentuk suatu konektivitas dengan menjalankan fungsinya masing-masing.

Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan


lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos yaitu “habitat" dan
logos yaitu "ilmu". Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah
ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

1
Pembahasan ekologi berkaitan dengan pembahasan ekosistem dengan komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat
dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.

Wilayah pesisir dan laut secara ekologi merupakan tempat hidup beberapa
ekosistem yang unik dan saling berhubungan, dinamis dan produktif. Ekosistem utama
yang umumnya terdapat di wilayah pesisir meliputi ekosistem mangrove, ekosistem
lamun, dan ekosistem terumbu karang.Ekosistem ini saling berinteraksi membentuk
suatu konektivitas dengan menjalankan fungsinya masing-masing.

Gambar 1. Ekosistem penyusun lingkungan pesisir

Secara prinsip ekosistem pesisir mempunyai 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia,
yaitu: sebagai penyedia sumberdaya alam, penerima limbah, penyedia jasa-jasa
pendukung kehidupan, dan penyedia jasa-jasa kenyamanan.

Sebagai suatu ekosistem, perairan pesisir menyediakan sumberdaya alam yang


produktif baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak langsung, seperti
sumberdaya alam hayati yang dapat pulih (di antaranya sumberdaya perikanan, terumbu
karang dan rumput laut), dan sumberdaya alam nir-hayati yang tidak dapat pulih (di

2
antaranya sumberdaya mineral, minyak bumi dan gas alam). Sebagai penyedia sumberd
aya alam yang produktif, pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir yang dapat pulih
harus dilakukan dengan tepat agar tidak melebihi kemampuannya untuk memulihkan
diri pada periode waktu tertentu. Demikian pula diperlukan kecermatan pemanfaatan
sumberdaya perairan pesisir yang tidak dapat pulih, sehingga efeknya tidak merusak
lingkungan sekitarnya.

Ekosistem pesisir juga merupakan tempat penampung limbah yang dihasilkan


dari kegiatan manusia. Sebagai tempat penampung limbah, ekosistem ini memiliki
kemampuan terbatas yang sangat tergantung pada volume dan jenis limbah yang masuk.
Apabila limbah tersebut melampaui kemampuan asimilasi perairan pesisir, maka
kerusakan ekosistem dalam bentuk pencemaran akan terjadi.

Dari keempat fungsi tersebut di atas, kemampuan ekosistem pesisir sebagai


penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan dan penyedia kenyamanan, sangat tergantung
dari dua kemampuan lainnya, yaitu sebagai penyedia sumberdaya alam dan penampung
limbah. Dari sini terlihat bahwa jika dua kemampuan yang disebut terakhir tidak dirusak
oleh kegiatan manusia, maka fungsi ekosistem pesisir sebagai pendukung kehidupan
manusia dan penyedia kenyamanan diharapkan dapat dipertahankan dan tetap lestari.
Pada makalah ini akan lebih dibahas mengenai ekosistem lamun dan proses ekologi
yang terjadi didalamnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yaitu antara lain :
1. Pencemaran sampah di laut dan pesisir
2. Kerusakan ekosistem terumbuh karang
3. Penangkapan Ikan secarah berlebihan
4. Degradasi Hutan Mangrove
5.
1.3 TUJUAN
1. Menjaga Ekologi (ekosistem)laut dan pesisir
2. Mencegah pencemaran sampah di laut dan pesisir
3. Mengurangi Penangkapan ikan secara berlebihan

3
BAB 11 PENDAHULUAN

2.1 PENGERTIAN EKOLOGI LAUT DAN PESISIR


Ekologi laut adalah sekumpulan hubungan antara komponen biotik dan
komponen abiotik yang menimbulkan interaksi. Ekologi laut banyak terdapat
ekosistem di dalamnya seperti ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem
terumbu karang, ekosistem estuaria, dan ekosistem padang lamun.
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut yang
bagian lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan, seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, dan bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas lautan
seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin.

2.2 MACAN-MACAMN EKOLOGI LAUT DAN PESISIR

Wilayah pesisir merupakan zona penting karena pada dasarnya tersusun dari berbagai
macam ekosistem seperti mangrove, terumbu karang, lamun, pantai berpasir dan
lainnya yang satu sama lain saling terkait (Masalu, 2008). Perubahan atau kerusakan
yang menimpa suatu ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu
wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia baik langsung
atau tidak langsung maupun proses-proses alamiah yang terdapat diatas lahan
maupun lautan (Djau, 2012).
Scura et al. (1992) dalam Cicin-Sain and Knecht (1998), mengemukakan bahwa
wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, yang didalamnya
terdapat hubungan yang erat antara aktivitas manusia dengan lingkungan daratan dan
lingkungan laut.

4
MENGENAL EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT
Ada 4(empat) ekosistem penting di dalam wilayah Pesisir dan Laut yakni: Ekosistem
Estuaria, Ekosistem Mangrove, Ekosistem Padang Lamun dan Ekosistem Terumbu
Karang.
A. Ekosistem Estuaria
Estuaria atau sering disebut Estuari adalah wilayah pesisir semi tertutup yang
mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar
dari daratan. Sebagian besar estuari didominasi oleh substrat berlumpur(endapan
yang dibawa oleh air tawar dan air laut).
Berdasarkan karakteristik geomorfologi, estuari dapat dikelompokkan menjadi:
Estuari dataran pesisir, dimana pembentukannya terjadi karena penaikan permukaan
air laut yang menggenangi sungai di bagian pantai yang landai; Laguna(gobah) atau
teluk semi tertutup, terbentuk oleh beting pasir yang terletak sejajar dengan garis
pantai sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut; dan
Fjords, adalah estuari yang pembentukannya karena aktifitas glasier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.
B. Ekosistem Mangrove
Ekosistem Mangrove/hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai
tropis dan sub tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang
mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Formasi mangrove merupakan perpaduan antara daratan dan lautan. Mangrove
tergantung pada air laut(pasang) dan air tawar sebagai sumber makanannya serta
endapan debu(silt) dari erosi daerah hulu sebagai bahan pendukung substratnya.
Mangrove pada umumnya tumbuh di daerah intertidal yang memiliki jenis
tanah berlumpur, berlempung atau berpasir. Tergenang oleh air laut secara berkala,
dapat setiap hari maupun hanya tergenang pada saat surut purnama, frekuensi
genangan ini menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove. Selain itu, mangrove
juga membutuhkan suplai air tawar dari daratan, dan biasanya hidup baik pada daerah
yang cukup terlindung dari gelombang besar dan pasang surut yang kuat. Salinitas
yang baik untuk mangrove tumbuh adalah pada salinitas 2-22 per-mil atau sampai asin
pada salinitas 38 per-mil.
Fungsi Mangrove antara lain: sebagai peredam gelombang dan badai,
pelindung abrasi, penahan lumpur serta penangkap sedimen; penghasil sejumlah besar
detritus dari daun dan dahannya; daerah asuhan(nursery ground), daerah pencari
makan(feeding ground), daerah pemijahan(spawning ground) berbagai jenis ikan,

5
udang dan biota laut lain; penghasil kayu untuk berbagai macam tujuan; pemasok larva
ikan, udang dll.; serta sebagai daerah tujuan wisata alam.
C. Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut yang penghuni utamanya
sejenis binatang berongga penghasil kapur yang dikenal dengan nama karang
batu(stony coral). Karang batu yang bentuk koloninya beraneka ragam ini merupakan
substrat dasar terumbu karang yang sangat keras dan berfungsi sebagai rumah/tempat
tinggal, tempat berlindung tempat mencari makan dan tempat memijah bagi berbagai
macam jenis biota asosiasi terumbu karang lainnya seperti kerang-kerangan(mollusca),
udang-kepiting(crustacea), bintang laut(echinodermata), cacing(polychaeta),
sponge(porifera), ikan dan plankton.
Fungsi dan manfaat terumbu karang antara lain: sumber makanan untuk
beberapa jenis ikan, udang, lobster dan ikan; bahan obat-obatan; bahan budidaya;
sarana rekreasi laut; tempat memijah, pengasuhan dan pembesaran mayoritas jenis
ikan; penghalang erosi dari gelombang air laut; sebagai bahan bangunan, dll
D. Ekosisitem Lamun
Lamun adalah salah satu jenis tanaman tumbuhan air tetapi jenis ini berbeda
dengan rumput laut, enceng gondok, atau tanaman tumbuhan air lainnya. Dimana
lamun adalah termasuk kelompok dari tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang
secara penuh mampu beradaptasi di lingkungan laut, hidup di habitat perairan pantai
yang dangkal, mampu beradaptasi dalam perairan asin, mampu berfungsi normal
dalam keadaan terbenam, mereka mempunyai tunas, berdaun tagak, dan tangkai-
tangkai merayap yang efektif untuk berkembang biak serta mampu bersaing atau
berkompetensi dengan organisme lain di bawah kondisi lingkungan yang kurang stabil
(Fachrul, 2008). Selanjutnya secara ringkas , lamun adalah tumbuhan berbunga, hidup
di air laut, berpembulu, berdaun, berimpang, berakar, berbiak dangan biji dan tunas
(Den Hartog, 1977).
Ekosistem lamun merupakan suatu sistem hubungan timbal balik yang terjadi
antara biotik dan abiotik pada lamun. Ekosistem padang lamun itu sendiri adalah
habitat yang digunakan sebagai tempat berlindung, ruang hidup dan tempat mencari
makan bagi biota laut. Dimana lamun merupakan tanaman di salah satu ekosistem
perairan pesisir yang memiliki produktifitas yang tinggi dimana tanaman ini memiliki
manfaat sebagai sumber makanan, tempat bertelur dan tempat memijah bagi biota
laut. Diperjelas secara singkat di mana padang lamun Padang lamun mempunyai
fungsi ekologis yang penting bagi wilayah pesisir, yaitu:
1. Sebagai penghasil bahan organik dan pemompa zat hara dari dasar perairan ke
dalam kolam perairan, ekosistem lamun dapat menghasilkan sekitar 45,7 ton

6
setara bahan organic kering per Ha setiap tahunnya; dengan bahan organic
atau energi yang besar ini, padang lamun dapat berperan sebagai tempat
pembesaran bagi berbagai jenis ikan, udang dan organism lainnya yang bernilai
ekonomis tinggi.
2. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, berkat sistem
perakarannya yang padat dan saling menyilang
3. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi
berbagai jenis biota laut.
4. Sebagai tudung pelindung yang melindungi dari sengatan matahari bagi
organism padang lamun.
5. Memperluas permukaan perairan, daun lamun yang subur dapat memperluas
permukaan perairan 10 hingga 20 kali sehingga menjadi substrat yang baik
untuk kehidupan organisme epifit.
6. Sebagai peredam gelombang sehingga energy gelombang sudah melemah
ketika sampai pada ekosistem hutan mangrove (Den Hartog, 1977).
Pada mulanya, tumbuhan lamun dianggap mempunyai nilai ekonomis yang tidak
terlalu penting, namun belakangan telah ditemukan beberapa bahan aktif yang berasal
dari daun lamun yang dapat dimanfaatkan sebagai: 1). Tempat kegiatan budidaya laut
berbagai jenis ikan, kerang-kerangan, dan tiram; 2). Tempat rekreasi atau pariwisata;
3). Sumber pupuk hijau; 4). Sumber bahan aktif untuk obat-obatan; 5). Su
1. Memiliki habitat dan ekosistem (seperti estuari, terumbu karang, padang lamun)
yang dapat menyediakan suatu (seperti ikan, minyak bumi, mineral) dan jasa (seperti
bentuk perlindungan alam dan badai, arus pasang surut, rekreasi) untuk masyarakat
pesisir.
2. Dicirikan dengan persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya dan ruang oleh
berbagai stakeholders, sehingga sering terjadi konflik yang berdampak pada
menurunnya fungsi sumberdaya.
3. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat
menghasilkan GNP (gross national product) dari kegiatan seperti pengembangan
perkapalan, perminyakan dan gas, pariwisata dan pesisir dan lain-lain.
4. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan merupakan wilayah
urbanisasi.Sementara itu pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, diterangkan secara singkat bahwa Wilayah Pesisir adalah

7
daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di
darat dan laut sumber bahan pangan.
6.merupakan habitat penting di daerah beriklim tropis .
2.3 MANFAAT EKOLOGI LAUT DAN PESISIR
1. Memiliki habitat dan ekosistem (seperti estuari, terumbu karang, padang lamun)
yang dapat menyediakan suatu (seperti ikan, minyak bumi, mineral) dan jasa (seperti
bentuk perlindungan alam dan badai, arus pasang surut, rekreasi) untuk masyarakat
pesisir.
2. Dicirikan dengan persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya dan ruang oleh
berbagai stakeholders, sehingga sering terjadi konflik yang berdampak pada
menurunnya fungsi sumberdaya.
3. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat
menghasilkan GNP (gross national product) dari kegiatan seperti pengembangan
perkapalan, perminyakan dan gas, pariwisata dan pesisir dan lain-lain.
4. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan merupakan wilayah
urbanisasi.
Sementara itu pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil, diterangkan secara singkat bahwa Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan
antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut
2.4 CARA MENJAGA EKOLOGI LAUT DAN PESISIR
a. Tidak membuang sampah secara sembarangan di sungai dan di laut. Tidak
memelihara biota laut yang dilindungi. Tidak menangkap biota laut atau terumbu
karang yang dilindungi. Menghemat pemakaian energi yang menyebabkan atmosfer
semakin menipis.
b. Mengurangi penggunaan kantong plastik atau bungkus apapun yang
berbahan plastik sekali pakai, Tidak membuang sampah ke laut atau membuang
sampah sembarangan, Hemat energi dan hemat air dll.
2.5 MANFAAT DARI MENJAGA EKOLOGI LAUT DAN PESISIR
1. Keanekaragaman Hayati
Ekosistem pantai dikenal dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Di
pantai, kita dapat menemukan berbagai spesies tumbuhan, seperti vegetasi pionir
seperti rumput pantai, semak belukar, dan pohon mangrove. Di habitat air payau,
seperti rawa, terdapat tumbuhan yang disesuaikan dengan garam dan naungan,

8
seperti bakau. Selain itu, pantai juga menjadi tempat tinggal bagi berbagai spesies
hewan, termasuk burung laut, krustasea, ikan, reptil, mamalia laut, dan banyak lagi.
2. Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem pantai memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem di darat dan di laut. Vegetasi pantai, seperti rumput dan mangrove,
berfungsi sebagai penyaring alami yang membantu mengurangi erosi pantai,
menyimpan karbon, dan mengurangi dampak gelombang dan pasang surut. Ekosistem
pantai juga berperan sebagai habitat reproduksi dan perhentian migrasi bagi banyak
spesies laut, seperti penyu, ikan, dan burung laut.
3. Produktivitas dan Sumber Daya
Ekosistem pantai memberikan berbagai sumber daya alam yang penting bagi
kehidupan manusia. Wilayah pesisir sering menjadi tempat penangkapan ikan yang
melimpah, membantu menyediakan protein dan sumber penghidupan bagi
masyarakat pesisir. Selain itu, pasir pantai digunakan dalam industri konstruksi,
sedangkan tanaman pantai seperti rumput garam dan alga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.
4. Ancaman dan Pelestarian
Meskipun penting bagi kehidupan, ekosistem pantai juga menghadapi berbagai
ancaman. Perubahan iklim, peningkatan urbanisasi, degradasi habitat, polusi, dan
penangkapan ikan yang berlebihan adalah beberapa ancaman serius yang dihadapi
oleh ekosistem pantai. Kerusakan ekosistem pantai tidak hanya berdampak pada
keanekaragaman hayati, tetapi juga dapat menyebabkan erosi pantai yang meningkat,
banjir, dan bahkan kehilangan tempat tinggal bagi masyarakat pesisir.
Untuk menjaga keberlanjutan ekosistem pantai, upaya pelestarian sangat
penting. Langkah-langkah seperti konservasi habitat, pengelolaan sumber daya ikan
yang berkelanjutan, restorasi mangrove, pengurangan polusi, dan edukasi masyarakat
tentang pentingnya ekosistem pantai dapat berkontribusi pada pemulihan dan
perlindungan ekosistem yang rentan ini.
Dalam upaya menjaga keindahan dan keberagaman ekosistem pantai,
kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, ilmuwan, dan organisasi lingkungan
sangat penting. Dengan perlindungan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa
ekosistem pantai yang penting ini tetap berkelanjutan dan dapat dinikmati oleh
generasi mendatang

9
BAB 111 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Wilayah pesisir Indonesia tercatat memiliki kekayaan hayati laut yang tinggi, baik
tumbuhan atau hewan. Hal tersebut didukung oleh keberadaan tiga ekosistem
penyangga di pesisir yaitu Ekosistem Mangrove, Ekosistem Lamun dan Ekosistem
Terumbu Karang. Masing-masing memiliki fungsi dan manfaat yang penting di
perairan pantai sampai ke laut, baik secara ekologis maupun bernilai ekonomi bagi
manusia. Ketiga ekosistem ini satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan,
dimana jika salah satu terganggu atau rusak dan tidak bisa menjalankan fungsinya
dengan baik maka akan mempengaruhi ekosistem lainnya di pesisir.
Dengan ini dapat di simpulkan bahwa ekologi laut dan pesisir memiliki banyak
sekali manfaat bagi kehidupan manusia dan juga mahkluk hidup lainya yang ada di
laut. Ekologi laut dan pesisir juga dapat menjadi suatu wisata dengan keaneka
ragam hayati yang ada di laut seperti,Ekosisitem Mangrove, Ekosistem Lamun dan
Ekosistem Terumbu Karang,yang memiliki fungsi masing- masing bagi mahkluk
hidup.

3.2 SARAN

Ekologi laut dan pesisir memiliki banyak manfaat yang dapat membantu SDA
manusia, untuk itu saran saya kita harus menjaga Ekologi laut dan pesisir dengan
baik agar ekosisitem di dalam laut pun dapat memberikan manfaat bagi mahkluk
hidup yang ada laut dan pesisir.

DAFTAR PUSTAKA
Akbaruddin, I., Sasmito, B. and Sukmono, A. (2020) „Analisis Korelasi
Luasan Kawasan Mangrove Terhadap Perubahan Garis Pantai Dan
Area Tambak‟, Jurnal Geodesi Undip, 9(2), pp. 217–226. Aprilia, I.
(2017).Diapload pada tanggal 16 Februari 2024.

10
„Strategi Pengelolaan Lingkungan Hutan Mangrove‟, 53(9), pp.1689–
1699.Di Apload pada tanggal 16 Februari 2024.
Edy, M., Rudy, L. and Dewi, A. (2009) „Fungsi Mangrove Sebagai
Pengendali Pencemar Logam Berat‟, Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan, 1, pp. 33–39.Di Apload Pada tangggal 16 Februari
2024.
Harahap, N. (2010) Penilaian Ekonomi Hutan Mangrove dan Aplikasinya
dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Yogyakarta: Graha
Ilmu.Di Apload Pada Tanggal 16 Februari 2024.

11

Anda mungkin juga menyukai