Anda di halaman 1dari 78
J \ LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. “T” DENGAN DIAGNOSIS HIPERTENSI DI UPTD PPSLU MAPPAKASUNGGU KOTA PARE-PARE OLEH: A. TISNA RAMADHANI 202203062 PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI CH MATMIAT/, Sf.) ( ) PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023 ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA “Tn. T” DENGAN DIAGNOSIS HIPERTENSI DI UPTD PPSLU MAPPAKASUNGGU KOTA PARE-PARE OLEH: A. TISNA RAMADHANI 202203062 PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI ‘ ih Nasal, SA) ( y PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN ITKES MUHAMMADIY AH SIDRAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023 LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi Pada Lansia Konsep Teori Pada bab Lansia, Konsep dan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Hipertensi. kan dibahas mengenai Konsep teori yang memuat: Konsep ‘A. Konsep Teori Lansia 1, Batasan Lansia Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi: a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, >, Lanjutusia (elderly) antara 60-74 tahun, ¢. Lanjut usia tua (old) antara 75 ~ 90 tahun, 4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. 2. Proses Menua Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti sescorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ Vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah. Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan: a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, b. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari ~ hari. ©. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat Rahardjo, 1996). Akibat peckembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan — perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus — menerus, Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dileutip oleh Munandar Asher Sunyoto (1994) menyebutkan masalah — masalah yang menyertai lansia yaitu: a. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain, b. Ketidakpastian ekonomi schingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya, ©. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah ‘meninggal atau pindah, 4. Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu Juang yang bertambah banyak dan ©, Belajar memperlakukan anak ~ anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak. Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat fehadap diri_ makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta techadap kegiatan — kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia Janjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap schat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan Iatihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhimya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992) Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ~ ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah: Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya. . Penarikan diri ke dalam dunia fantasi Selalu mengingat kembali masa lalu re ao |. Selalu khawatir karena pengangguran, Kurang ada motivasi, Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan g. Tempat tinggal yang tidak diinginkan, 3. Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial Iuas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimal trehadap diri dan orang lain. Teori Proses Menua a) Teori-teori Biologi a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory). Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies — spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul — molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami ‘mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel — sel kelamnin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel). b.Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel ~ sel tubuh lelah (rusak) ©. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubub tertentu yang tidaktahan terhadap zat tersebut schingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 4. Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory) Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh. e. Teori stress Menua terjadi akibat hilengnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasijaringan tidak dapat mempertahankan Kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh leleh terpakai. £ Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein, Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. g. Teori rantai silang Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. ITkatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi. h. Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati. b) — Teori Kejiwaan Sosial a, Aktivitas atau kegiatan (activity theory) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung, Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang, sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup daci lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke Ianjut usia b. Kepribadian berlanjut (continuity theory) Dasar kepribadian atau tingkah Iaku tidak berubah pada lanjut (i merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada sescorang yang Ianjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki. c. Teori pembebasan (disengagement theory) usia. Teori Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diti dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni: 1) kebilangan peran 2) hambatan kontak social 3) berkurangnya kontak komitmen 4, Permasalahan yang terjadi pada lansia Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42). 1) Permasalahan umum 2» 8) Makin besar jumtah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan. b) Makin melemahnya nilai kekerabatan schingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati, ©) Lahimya kelompok masyarakat industri. 4) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan fanjut usia. ©) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinean kesejahteraan lansia. Permasalahan Khusus : a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah bik fisik, mental maupun sosial. ) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia. ©) Rendahnya produktifitas kerja lansia, 4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat. ©) Bernbahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik. f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat ‘mengganggu kesehatan fisik lansi. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Menua a, Hereditas atau ketuaan genetik db. e a. e. £ ‘Nutrisi atau makanan Status kesehatan Pengalaman hidup Lingkungan Stres 6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia a b. Perubaban fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ fubuh, diantaranya sistim pemnafasen, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. Perubahan mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental: a. Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa. b. Kesehatan umum ‘Tingkat pendidikan 4. Keturunan (hereditas) Lingkungan Gangguan syaraf panea indera, timbul kebutaan dan ketulian, Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan, e f. & h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri. ©. Perubahan spiritual Agama atau Kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970). 7. Penyakit yang sering diderita Lansia Menurut the National Old People’s Welfare Council , dikemukakan 12 ‘macam penyakit lansia, yaitu ‘Depresi mental a, Gangguan pendengara b, Bronkhitis kronis . Gangguan pada tungkai/sikap berjalan, d. Gangguan pada koksa / sendi pangul\Anemia ©. Demensia B. KONSEP HIPERTENSI PADA LANSIA 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi.Insiden hipertensi_meningkat _ seiting bertambahnya usia (Stockslager , 2008). Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit Kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekenan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007). Hipertensi dapat dide! tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmig dan tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2008). jikan sebagai tekanan darah persisten dimana 2. Klasifikasi Hipertonsi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999) : a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar ya: 4, Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabaya b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit Iain Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992) souk | Tekanan Tigkat Genan sistolik | ginstolik Jadwal kontrol (ame) (mmHg) Tingkatl 140-159 90-99 Tingkat I 160-179 100-109 1 bulan sekali Tingkat UI 180-209 110-119 1 minggu sekali Tingkat 1V 210satau lebih | 120 atau lebuh _| Dirawat RS 3. Etiologi Penycbab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada : © Blastisitas dinding aorta menurun * Katub jantung menebal dan menjadi kaku + Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah ‘menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. © Kebilangan clastisitas pembuluh darah Hal ini terja kkurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi © Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan _pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang karena sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1, Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki Kemungkinan Jebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi 2. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: a, Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat ) b. Jenis kelamin (taki-laki lebih tinggi dari perempuan ) ¢. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putit) 4. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menycbabkan timbulnya hipertensi adalah: a, Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr) b. Kegemukan atau makan berlebihan c. Stress d. Merokok €. Minum aleohol £ — Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin). Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal, Glomeruloneftitis, Pieloneftitis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan Karena Obat-obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid, 4. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dati kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan Konstriksi pembuluh darah, Berbagsi faktor seperti Kecemasan dan ketakutan dapat ‘mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepineftin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi, Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengekibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi, Medulla adrenal mensekresi epineftin, yang menycbabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang, mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin, Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air olch tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi, Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi _perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh__perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang Kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh Jjantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001). Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis schingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999). Pathway Faltorresiko lolg! I I HTPrimer (Lrsetundier Pea eoee]: { 1 Filengrye |[Aterosterosts | Penurunan |{ ual muntah Kurang lastsitas relaksasiotat —- informasi ca ii a Intake nadelaat I I Gatebatsan ai || pamgtatoan Restipenurunan < ccurah jantung Nescnsrlist FO kebutuban tubuh fererseeeetere screener Curah ant Tah jrtngmeeran | | Tatwnnpaer |p a [tren ‘SuplaiO2 dan ACE 1 Angiotensin | ; (vasokonstriktor) i Mekanisme koping Harapan tidak ! ‘Schresialdosteron {idakefektit taper 1 I Teal ton exchange di i ‘tubulus ginal oping individu inefektit i I : Reabsorbsia dant 1 TOmeninglat || Gongguan | | Tekan intra pengliatan | | \—sehresifedantt— | | vasluler meninglat I i Peningkatanvol. i: Defisit lapang | | airan ekstracell Tekanan PD otak | | G3rasanyaman pandang | I meningkat =] nyeri I i PeningkatanTD Resticidera |: 5. Tanda dan Gejala Tanda dan gojala pada hipertensi dibedakan menjadi : a, Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa, Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pemah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur. b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. ‘Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun, Pemeriksaan Penunjang Hemoglobin / hematocrit Untuk mengkaji hubungan dari sel — sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor — factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia b, BUN Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi Giabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi) ©. Kalium serum Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik. 4. Kalsium serum Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi ¢. Kolesterol dan trigliserid serum Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ) £ Pemeriksaan tiroid Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi g. Kadar aldosteron urin/serum ‘Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab ) bh, Urinalisa Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes. i. Asam urat Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi J. Steroid urin Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme k IVP Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti _penyakit parenkim ginjal, bata ginjal / ureter 1. Foto dada Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran Jantung m. CT scan Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati n. EKG Dapat menunjukkkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini ponyakit jantung hipertensi. Penatalaksanaan Pengelolsan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi 1. Terapi tanpa Obat ‘Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat, Terapi tanpa obat ini meliputi: a. Diet Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah: > Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr > Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jemuh > Penurunan berat badan > Penurunan asupan etanol > Menghentiken merokok b. Latihan Fisik Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang, dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang ‘mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 — 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu. c. Edukasi Psikologis Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi : © Tehnik Biofeedback Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk ‘menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk ‘gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan, @ Tehnik relaksasi Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertyjuan ‘untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks @ Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Tujuan pendidikan Kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyekit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih Ianjut. Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat, Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita, Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Abli Hipertensi (Joint National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatiken keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita, Pengobatannya meliputi: © Step1 ‘Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor © Step2 Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis Iain dari obat pilihan pertama Ditambah obat ke -2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator © Step3 Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain Step 4 Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4 Re-evaluasi dan Konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas Kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan, C. Konsep Keperawatan Pengkajian Pengkajian secara Umum a. Identitas Pasien Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara Iain: Nama, ‘Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi, a, Riwayat atau adanya factor resiko a, Riwayat garis keluarga tentang hipertensi b, Penggunaan obat yang memicu hipertensi >. Aktivitas / istirahat a, Kelemahan,{etih,napas pendek,gaya hidup monoton. b, Frekuensi jantung meningkat ©. Perubahan irama jantung 4. Takipnea c. Integritas ego a, Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik. b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan). 4. Malcanan dan cairan a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti. makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwama hitam, kandungan tinggi kalori. , Mual, muntah, ¢. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun). e. Nyeri atau ketidak nyamanan a, Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung) b. Nyeri hilang timbul pada tungkai. c. Sakit Kepala oksipital berat seperti yang pemah terjadi sebelumnya, 4. Nyeri abdomen. Pengkajian Persistem 1. Sitkulasi a, Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan penyakit cerebro vaskuler. b. Episode palpitasi,perspirasi 2. Bleminasi a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu. 3. Neurosensori a. Keluhan pusing. b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan ‘menghilang secara spontan setelah beberapa jam). 4, Pemapasan a, Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja b, Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal. ¢. Batuk dengarvtanpa pembentukan sputum, 4. Riwayat merokok Diagnosa Keperawatan fy 2. 3. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum Curah Jantung, resiko tinggi tethadap hipertensi berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi 4, Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic 5. Koping individu tidak efektif berhmbungan dengan system pendukung yang tidak adekuat 6. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif Intervensi © Dx 1: Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral 1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi 2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi, Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan ‘yang memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam ‘menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya 3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang, membungkuk Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral © Dx2: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemakan umum. 1. Intervensi: Kaji respon pasien tethadap aktivitas, perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per monit diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan :pusing atau pingsan. Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. 2, Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan. Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. DX 3: Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi Intervensi: pantau TDukur pad kedua tangan atau paha untuk evaluasi awal.gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat, Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vascular. Hipertensi berat diklasifikasitan pada orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolic sampai 130, hasil pengukuran diastolic diatas 130 dipertimbangkan sebagai penigkatan pertama, kemudian maligna. Hipertensi sistolik. juga merupakan faktor resiko yang di tentukan untuk penyakit cerebrovaskular dan penyakit iskemi jantung bila tekanan diastolic 90-115, DX 4: Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubub berhubungan dengan kebutuhan metabolic Intervensi hipertensi dan kegemukan. Rasional : kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara Jangtung berkaitan dengan peningkatan masa tubuh. Intervensi bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan membatasi masukan lemak,garam,dan sesuai indikasi. Rasional : kesalahan kebiasaan makan menunjang — terjadinya ateroskelorosis dan kegemukan yang merupakan predesposisi untuk hipertensi dan komplikasinya misalnya stroke penyakit ginjal,gagal Jantung. Kelebihan memasukkan garam memperbanyak volume cairan intravascular dan dpat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi. DX 5 ; Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak adekuat Intervensi : Kaji keefektifam strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan pethatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan Rasional ; Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup Sescorang, mengatasi hipertensi kronik dan mengintegrasikan terapt yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari Intervensi : Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya Rasional : Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam mengubah respons seseorang terhadap stressor Intervensi : Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan. Rasional : Keterlibatan memberikan pasien perasaan control diri yang berkelanjutan, memperbaiki keterampilan koping, dan dapat ‘meningkatkan kerja sama dalam regimen terapeutik Intervensi : Catat laporan gangguan tidur, peningkatan — keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah Rasional : Menifestasi mekanisme koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic, DX 6 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif Intervensi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan sejahtera yang’sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan. Intervensi : Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah medis yang sering digunakan, Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika ‘merasa sehat Intervensi : Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan istilah “terkontrol dengan baik” saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan penyampaian ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk — memahami —kebutuhan untuk: —_melanjutkan pengobatan/medikasi Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko kardiovaskular yang dapat diubah misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan Kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum aleohol( lebih dari 60ce/hari dengan teratur), pola hidup penuh stress, Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta ginjal. Evaluasi 1. Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol 2. Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan 3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau beban kerja jantung, Menunjukkan perubahan pola makan ( misalnya pilihan makan, kkuantitas,dan sebagainya), mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal. Mengidentivikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan = ae DAFTAR PUSTAKA. Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta. Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta, Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamye of Aging. Little Brown and Company. Boston Doenges marilyn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Pereneanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia, Jakarta, Gallo, JJ (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman. EGC. Jakarta Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGG, Jakarta, Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Yeat Book. Missouri Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta. [ASUHAN KepeRAWATAN RIDA “TNT DENGAN Dudnloss MipeRTENS! DL_wistaa PRL MAPRASUNESU ROTA PARE~PARE | 4.DATA DeMoeRAR | _Nomajonsio TT f 4.Wawancara I 1" Pandangan lant usta tentong Seschatonyo = F T-T_mengatakan _Peryotitmya yong dideite atbich hol yong waar F diolam oleh longa _fomun iztap_Yokin untuk menghadapi Penyakitnyar 3) Kejatan “yang mompu_dilakuran longi 1 Th. _tergalakan honya mampy berjatan lkemor dan seta’ tek kelvar L 2ar\_kamarn i 3) _Keblasoan Tok or merawat din sercit f : a : Pye drosokan saat terial banyok andlakukan_aktivitas 2 Ayer} terasa seperti _encengkrom i a ! : RTT mengotakan nye tengkukk = ; T_: hilorg debut Pengihelon + TT. seein mani¥kt_massiah pada retylihsten—| Ceuta pendeng 2.7 Mayalakan ron_masth tok don a ‘ompu. sore dn Jauh ! €) Kéblasaan akon minum, tshirahat/ ier, BA6 /ean. HeaeeCeaCae| Maton STW.T “akan 3 x sihori_dagon fori makan sedikit top | ditotiskan Seperi_tempe dan kacang- acangan ‘Minuin =e. _mengatakan ditinya suka. ninum te don air path igiraha] Tider =%.T tergatakan dur giarg 4-6 jam, Poder maiom Hee hoi mela’ ap.co Seeeaaeecaate eee Be [one 2 Bab > IX Schari A FE 6-7 x schon ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK, NERS ANGK. XVI _ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP. A-TISNA RAMADHANI / 202203062 ©)_Kaiblossan _gack bedan [ Olahroga . seram lansia at iematakan to hanyo. eergaak jiko. lngin. mandi, den, Olohraga flak garmah 7) Patechan Perubohan Angel tubuh_yorg_songat_tenakna dasakan_ “Th-T_wegatokan finge! tubuhnyor songat bermakna mula’ berkurang , Hida seperhi dulu lagi gewakty ash tudo, “To. mengatakan emengolomi Gangauon pengithatan (But) sejak (ahi 9) Keblosaan_langia_dalom memalihare Kesehatan _Keblasoan dolom winum obat “hh-T_mengatakan Sot ivi_wengonsumei_obat . Onthipariens_seaara_cufin yarto. .___Ammodipine peslate tobiet 5. Mg_Ixt 9). Masdah -masalah Seksual_yonq dlrasakan WT emgcn fidak ada _ganggean, [2 Penarksoan Flake ee [_ a. Subu © 2c pulse Pernapase = di. Tekaron_darah Lf BR? |. f “Tngkat _orentast as 1) _wakty, + Tk ado disprientasi 2) Tempot = Th-T_mongerali tempatnya, sekarang 3) _97arg STheT_Mengerali_ semua yang ada dwismonyer 4. temory (gata) = ak ada gangguan... Ingatan he Tdur[Tatirohat =, Sings 1-2 Jam Ee Malom £6 Jam. pola teratur 1 Penyesusicn paikostyial ay 7 1) TT _Mamu _betinferaks: —_% beterpsoma Hl ) Th-T Sang bersosiolisasi_$ bevinteraksi tetergga Sitar 3) Stabifsosi_cmost = stabil 4. Kasimetrisan raut aagjah > Smehis b. Tingkal_kesadaran fons meni 1) stile (pikun) 8 2) Daya ingat ean Baa liga Ta eee _ dapat _mengingal masa sekerong_dan “ 2 a masalalunya. _ os c. Mata Jina : 1) Pergarakon, ok a 2) Penglihatan $ Kodi, Korea. mata Tamar pub, kok bisa ae : wengidenfipikasi objek ddepn motmya | 2) Monon Tn wenggunokGry, alot pantu, pendéhatan rato J Chocomafa ). ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP A.TISNA RAMADHANI / 202203062 a gon bpiaser_pusing a oN dak ado_nyen_ dada Z| §. + fila oda @iema ~__S. Sistem _Eashoingestinal i o. Bising usus _s Normal ip. Keadaan perut + benfuk dimehis Hak ade myer kan C. fuskuttagi + Tinga a 4- Dare : dak ada I 1)Qerokan Th _ngatakan opablb bagack haus ferlahan i 2) Kevanpuon eiongkah atau berjalan 7-7 Wengotakon beyjatcn _| }__ Menggunakon _torgkat a . Katora_ia_Bdak bea i welhat ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK NERS ANGK. XVI_ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP. A.TISNA RAMADHANI / 202203062 (4. Pegkgion Salus Furgiona] i" MFHT Mandir, [Tergankung 0 Nia Cr) I Nila? (oy i Hrs altomar mad (merggorok, Membersipkan | | | dan_mergeringkan bacon ) aia) [2 [Manion ln, Wenbike Fen enggunek en, as | 3. too makanan._yang disiopkan wv [| Mematares kebersihon city untuk penampilan drt _| 7 |_| Cmenyisir_rambul, mencuel rambuk_nnggosok Bales |__| 9, marcuicor Komis ) |S |e46 di WC (wenterken dan wengeringkan aaemh |_| | |bokorg |_ ©. [ Capa? mengontrol Pengeluaran Yeses ie 4 [3 Aeilng_ Ar Ke dkonar mond (wemmergRRG_| | |__| dan mengerngxan _daerah kemauan ) _ a | 8. | Dopat_mengonho! pengglvaran” kemih cdl 9. |Pajalon_alingkurgan gon feral goa fnggal_alay kelar | tee Haire aa lat bantt seperti hata | 0.|Maqjalarkan agama agama sesuai agama dan. hepercaya, tases a rurah seperb meopikan [Rapat. Het idk ,menesd pakaian, menasak. dor | aN ruangan 'o..| Berbelanja Untuk kebutukon, cendin_ ota || kebulihan_kelu je: Here ba ern ia cin wena gurcer, r ty | i Fc Sarara fransper Fog Umom tint [15 |IMaaktikan athuias diwakhy juan Ureqiaton ee |. | keagamaan . Sosial, rekraag’, Olatrage dan ae enyalurkan bobs Jumlah ip ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIC NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIVAH SIDRAP ATISNA RAMADHANI / 202263062‘ [2 RROM GAN “Stars Koen bw geet START PORTAGLE MENTAL STATUS QuesTIONNARE CSPMERY N i skore e eeaeeaees Perlanyaon T gawotan ; C | Tanggal_beraya ton ini? LF /3 /2023 fe 2. | Has apa sekeveng ii ¥ Chas anggal. b dtan’) |Sei080, 513/23 v3. | Apa nama tempor ine 7 He | corawalt.dirainch Z| Ya.| Borage nomer télepon onde 9 a ingat Mw ‘| %. |Dirtana alamat anda? fanyakan jika hong Kkken_fdok. “ mempuryat tlepon | Sepa “nama keel tbo anda? 10-| Rung 3 dar 20 dan'elep pepgurargen, | 7p [3 dani setiop angie ban, Semi secara Menurin dumlah_Kesduruhan total Big, $22 ASUHAN KEPERAWATAN’. GERONTIR ~~~ NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP A TISNA RAMADHANI / 202203062 [Watinlo. kien unlakmaycbulKan __| thiek_noror_ 2 ie 3. Kerlas. Menanyakon kepada Kiley entarg __| bende (sombil_merunjuk bade torzbut ) chan nla elakkon Pa fast ASUHAN KEPERAWATAN’ GERONTIC NERS ANGK, XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP ATISNA RAMADHANI / 202203062 | loi 24-30: Noma) ae | Niloi (3-23, probable gangguan kegniie Nigi 0 = 16" "s.Difinibf “Gangguan hs, ASUHAN IEPERAWATAN ANAK NERS ANGK. XVI_ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP ATISNA RAMADHANI / 202203062 | D- INveNTARIs Depresi Back is i INUENTARS. Geprts) Beck Skore’ Uraian TA. Kesediron fragt Saya songat sai atau fidak bahia d mona | saya tak"dopat merahadopinga (2 Sayo qaiau atau sedis Spanjong_wakdu don Saya hak’ dopat f Kduar_dorinya eee Saya _trasa”Sedih la golau_. | Ov Saya. Tidak _maasa_sedih ©. Pasimisme a r 3 Saya Measa bakue masa cepon Saya adalah sa -do dn Suate| ee Zea ing 1A 2 Irasa_{idak mempunyoi cpa -a -_memandang_ ke depan [Sapo nse tga nso doer oO Sua tidak _bayihy PesiniS alau kecil Pah tentang mas pan C-Rosa_eomaion fua, Saya terasa saya benar -Feror qagal_ ebegoi_srorang Tl i, Ishi) 2 Xperh_mdlitat ke belokang hidep saya, Semua_y rat Soya | ; That anya kegagalan, = So cca |__| | Saja seperh Sua tdah gagal melebh Orang pada gnumya Ov | Sala tidak marasa gaol D._Kdidakpuagan |_ 8 Saya Fidak puas dengan seplanua~ Be is | 2 Saya fidok _mendapattcon Kepuason dri popun 1 ! Souja dak. menyuKai_aara Yong soya _gunokan aaa o Saya dak maasa pias || €. Rasa _Bersaloh 3 SAya_maasa sian Goh saya sangat buruk Glau) iach rasa Duvuk. aiau rok beharga sebagai bagian S$aya_fdak_merasa_benar- benor bersalah 3 oO a I 6. Membahayakan Ori Sardis [Tok Manyukai pin Send 3 | Saya bend dit aya send Saya muck dengan dnt saya sendin |_Saya_tidake suka dengan Sandi Soya send gya hdak “merasa” keawa dengan di sendin Soyo akan menbindh dit Sago sdk FRG soy Pignponyai ana henpuryai fetenapadi_tonlang_tujuan bunwh dn i [1 sous measa_ lebih balk mai a OY _| Sotja dak manpuryaj ikon -piiran tergeral mantatayakan Gn sendin’ ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK NERS ANGK. XVI_ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP A TISNA RAMADHANI / 202203062 | Saya “kurang bemninal ‘pala orang fain aie Kidak_kéhilangan™ Thal eto ror lin es (Sak ER pal mill por Sas iar eh Soya _berusaha_mengambil_kepotlson I! pO | saya tenbuet_keputusan yang boik | 9. Rerobahan.. €ambaran _ bir. |__3__T saya ‘merosa bahwa soya Joek alo aU fampak My Ka | Soyo merase bahwa ada peru! | [dae Fedor aya dn anbuat saya, tok _... Saya Krowatir bahwa saya tonpak tua afau fidok ketia_ | 2. | Saya Memparyat_boryok esuitan. delam_membual kepubison SOA tidak merasa bole saya fet ok ad sebdomrya aya. Sapgah felab ark melakukan Sesuak Saja (elah_untuk_melakokan _ srsuatu i Saya _lelah leth dori yong blasonya Soya fdak Tebit- lelah~ da blasanga Saya | eek gh Manpunyai pofsu makan sma Nafsu_ moka sa Nafst!_thakan ‘saya ASUHAN KEPERAWATAN ANAK NERS ANGK. XVI_ITKE$ MUHAMMADIVAH SIDRAP ATISNA RAMADHANI / 202203062 I : i AGAR KEwaren Tratan —| Saya p10 Troha sayey_dBpot Rental — (ots Keb CRenen tera a4 [untuk tmembanis Fada wakto sesucty Mengpsakon ayo iagnncom Sestata dengan sqya dan mengungkap| kan, masalah dengan saya” Saya pecs. dengan cara’ Relarga eee _| Clenan terran) soya _mombicoraican | Saya puos bohwao Keluarga. (lemon - e 2 | lemansoya menaima dan mendururg, | | einginan Sayer Untuk telakukon | okhilas afou_arah bared | Saja poas dengan cara’ ketuarga (feman - teman ) dosen dau | S2yp plas. dergon cara. renan-fenan, sya bn soya merygdokan waktu bersama -sama} ASUHAN KEPERAWATAN’ GERENTIK NERS ANGK, XVI ITKES. MUHAMMADIYAH SIDRAP ATISNA RAMADHANI / 202203062 Mengace fodo : = Masajah yang sedang ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK = ~~ NERS ANGK. XVI ITKES' MUHAMMADIYAH SIDRAP ATISNA RAMADHAMI / 202203062 FORMAT ANAUSA MASALAt Dar unsAatt [os ee __ Nua - alah region pusirg dan merasa fade | |_bagian eng “s iunuaaa ain engatakan rasa nye ferkadang merggonggu akfitas | 00 = ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP A‘TISNA RAMADHANI / 202203062 Pei POA aetane i DisBTtOSA Ta INTERVENS| ace) KePeRAWATAN KRITRIA te Nye Sételah dilakcukan_Kunjungan | Manajemen yer) [1x 29 jam didopatican | Obsarveisi tesa : ~Pentfvasi_lokas, forantenstik, | ix a Jou, a vealera basil > ferotur |. Penygsuaion peitesosial ; 1) N.A- manpu_teinkaoksi & Rajasara 7s 2) NYA 2 estos 6 belek dengan keluarga_mavpun ir a i Cnosi* stabil ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK, NERS ANGK. XVI_ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP. A.TISNA RAMADHANI / 202203062 3. Sistem Parsyarafan GQ. K@imdisan rout wajoh imetris __b. Thakat_kesadaron Capos maths V5. Snile ( pikun.) 2) Daya ingat ah gen ingatnga_baik fat -fagieet masa sekarorg den C. Mata 1) Pargaakon Seis al freee 9) _Pengihatan, + Sklaa beware puth, Korgiunghive fdaic anemis. (normal ) ; earder nak ton c _f. Ketgjoman ins unakan lat b Pendengaran. fa Tak ode Serumen ( Kotorantelinga ) G. Sistem Kardiovoskoler a. Sirkvlasi_periger itl hongat be Bartok daca 2 Smnehris: € Pankmgjokan, Una jaguars : Adak ada_panbergkokon a puting, = Ay.A mengatakon saing Puring 2. Nun dado’ : dok_ada’ yey dader ¢ i hdak ada adeno &, sisfan _Gaghoinsiestinal . @. Pising usus = Nona nN b. Kaxdaon_ peru i_baluk Sindbis . idok ada ayes feken c- Auskeltasr = Timpani a. Bae 3 fidok ada @. Sislan_ Garifourinarsus - 4- Wana dan bau Une. :Warma_Kuning dan berbau Khas \ D. Frekuensi : B4K_+ 677 x Sehan 3. Sistem Kult Kuli 1) Tangerahr (sun): Ble 3) Tingkat xdanbepon Rul faba hongat Db. Keaddaan Kuk + Ruka bersih ¢. Kendaan_fanbut- + -bauban don tambut meata 4. Gangguan - gargguan unun = dak ada _keluhan ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP A.TISNA RAMADHANI / 202203062 6. Sislem_Muskuloskdletal . Koetroktur 1) oboe og AC = 3 2) Jarakan serd?_? Ny. mengotoxon_nyeri_foda bagian tengkwk b. gkatmotitsagi 1) 6crokan NY. mergalakan Kaklnyaterkadarg gemetar 2) Kemmanpuon mdoigiah ata berjalan = 8y.A titgatakan “Kehika i : kon bajalan Faxhya akan, gemdor dan mrkram pada feyok_ C.ANAUSIS “TempaT TIM6EAL 1. lantai__ Rumah @. Bohan 2 Koy ._b. t@ecaon : - Kebinggian yang. sama. 2. Sumber panerangan 2 Ada |__ 3. Sumber venbilogi” Udara—: Ada 4 Sumba_ air bersih as Ada $S.__Kamar_ mandi . Lani 2 Keramik, b. KioseF Fjamben + ada_C fongkok) wgangan ifidak ada a: Jatak” Ketempal Fdur—: + t00_ meter 6. Tango sda 3. Pegongan pada tangga__« Ada ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK, NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP A.TISNA RAMADHANI / 202203062 ~ Kien menggickon “rasa nya ae [| erkadarg terageragu kvibamiga : ae | _|- ps Kien mengataron nen dirosakon soot terlolt banyek | akfvitas f- R_: Kien magatakan nyen di a Yegeuk = Q._:Klen mergalokan ran seperi | ae a ASUHAN KEPERAWATAN: GeROn TIC NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP ATISNA RAMADHANI / 202203062 PenyusuNnaNn — POA | [agnesa "Tuan Intervensi | L_eperqwatan Umum Kousus, | [Nye |Setetah [len mompu [Mang] diakukon | mengidntfikasi |-Observasi ugjurgan | 0kasi, Karak - |__|. tdehlifiteasi iokasi, korokteris - 1x G0 weit |terishik , dura si aes frekuensi, ai can _| frekuensi, kualtos , ‘utensitas nye wo aa kualitas, nyo | 2. Idenlifikasi. stealo oe - Kelufan nyen’ | intenstias nyen ik | Gs) 3. Beran tektnikc nonformakob- - Nadi (4) Gis Seger mardengorkon'i ~ Tekanan mysic | darah_ (4) A. Kontro\_ingkungan Yorg, | Memperberat (asa nyert - tdukasi 5. Aarkan fekrik tnfarma - Yegis spark tack telaksos} nopas_ dolom -Nolaborasi ¢. Kolaborsikan _pemberian ‘ 5 anaigetitc bio. peru Réiko Jatoh wach Aaker-| Rien Penaagaron jatuh : on neperauty nig atx Observasi ‘Stioma \x6ownd] faktor rigiko | 4. tdonhfikasi foktor risiko | di ateh Jotuh bidak tejadi : 2. Idenbiikosi fartor lingkungan lagi risiko Yang merirgkatkon rigiko Jatuh dengan Jotuh ketal hail = - Taroupehi. ) kejadion 2.renkasikon ruongan Pada Jatuh Fasien don ketuarga + Mampu 4.atur tempat dur Mekanis mengata si Roda possi ferendah Jatuh scot - Edukasi bedi, S. Agjurkan_mengqunakan + fampu los kaki yang Fak licin | Fe i 6. Ayjurkon terkonstntras’ | Jath saat Untuk _menjago_resdmbargan | berjoian tubuh | + mompy Magatog | Jatuh scat | ‘z komar | mandi ASKEP KEPERAWATAN 6ERONTIK NERS ANGK. XVI ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP A.TISNA RAMADHANI /202203062 1 IGLOR wucnpne fulrorge wormuah Oryreln £4 (abe eek C Pesbasjabel ) = fekdek bean troge dumorger arte. Serene loa hare aka . e * Bericbot r CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi Evaluasi |. Mengidentifikasi_lovasi_, tarakteristk, durasi, + kN Menaatatcon suddhmulai_mengetabui Fiekuens’, kualitas, intensitas_nyen Penonganan_penyokit Yang dicta 12. Mengidantfitasi_stala_nyert 3, Mengpntro! lingkurgon yang _temperberat rasa’ + Kien t@operahf yen’ YY, Mepjarkan teknikk ponfarmatolagis seerti + Masdiach teratasi menarik_topas dota, iS. Mergkelaborasikan Pemberian_anatgetik. he 1 Mangldmiiikan taktor sik Jaton = Klien mengatakon _sudah mengerf rentang 12. Magidentfkasi faktor _lingkungan yang meningkat- Pengegphon jatuh Kon_tinko_jatuh + Rien koopaaié 3. Maorientagikon Fuangan pada lan dan_keluargat Y, Mengotur tempat tdur_meronis Pada posisi ferencah + Magoloh eratas scoagian S. Wengonjurkon_therggunakan alias koki_yang_fdak Yin * \gnjutkon Interveng G._Mengonjurkon berkonsentrasi_ rt menjaqar k@xcinbangan_ tubuh LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA “Ny. I” DENGAN DIAGNOSIS DIABETES MELITUS (DM) DI UPT PUSKESMAS LAWAWOI OLEH: A. TISNA RAMADHANI 202203062 PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023 ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA “Ny.” DENGAN DIAGNOSIS DIABETES MELITUS (DM) DI UPT PUSKESMAS LAWAWOL OLEH: A. TISNA RAMADHANI 202203062 PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSL PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023 A. Pengertian Lanjut Usia Menurut World Health Organisation (WHO), lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok usia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase Kehidupannya, Kelompok yang dikategorikan Iansia ini akan mengalami Aging Process alan proses penuaan (Maryam, Bkasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2008). Proses penuaan adalah dimana proses menurunnya fungsi tubuh yang dikarenakan berkurangnya atau rusaknya sel-sel yang ada di dalam tubuh. Proses PPenuaan inj akan terjadi apabila seseorang telah melewati tahap dewasa akhir, Seiring dengan proses menua maka tubuh akan mengalami berbagai masalah keschatan fermasuk mengalami penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif umumaya akan menyerang fisik lansia, termasuk menyerang sistem musculoskeletal pada lansia. Proses menua umumnya akan membuat cairan tulang menurun schingga rapuh, bbungkuk, persendian membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, tendon mengkerut ddan mengalami sklerosis (Maryamn et al, 2008). Masalah yang sering dijumpai pada lansia dikarenakan menurunnya fungsi tubuh dan terganggunya psikologis pada lansia, Masalah yang éering terjadi iantaranya mudah jatuh, mudah lelah, dan sesak nafas saat beraktivitas fisik serta nyeri paca persendian, Rhewmatoid arthritis merupakan salah satu radang sendi yang diatami tansia (\spiani, 2014), B. Perubahan Fisiologis pada Lan: : Mena merupakan suatu hal yang wajar dialami oleh setiap manusia. Menjadi ‘ua atau menua akan mengakibatkan turunnya fungsi tubuh atau terjadinyaperubahan fisioiogis. Pada lansia perubahan fisiologis terjadi secara menyeluruh, baik fisik, sosial, mental, dan moral spiritual, yang keselurubannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perubsban fsiologisyang umum terjadi pada lansia yakni perubahan pada system kardiovaskuler, system gastrointestinal, system respiratori, system endokrin, system integument, system neurologi, system Benetourinari, system sensori, dan perubaban system musculoskeletal (Padila,.2013). Perubahan system musculoskeletal pada usia lanjut antara lain penurunan ekuatan otot yang disebabkan olch penurunan masa otot, ukuran otot mengecil, sel tot yang mati digantikan oleh jaringan ikat dan lemak, kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh ofot menurun dengan bertambahnya usia, serta kekuatan otot ekstrimitas bawah berkurang sebesar 40% antara usia 30 sampai 80 tahun (Padila, 2013). Lanjut usia juga akan mengalami penurunan cairan tulang yang mengakibutkan tulang menjadi mudah rapuh, bungkuk, persendian membesar dan ‘menjadi kaku, kram, tremor, tendon mengkerut dan mengalami sklerosis(Artinawati, 2014). Penurunan pada massa tulang merupakan hal yang umum dialami oleh lansia, Penurunan itu sendiri dapat diakibatkan olek ketidakaktifan fisik, perubahanhormonal dan resorpsi tulang, Efek dari penurunan ini adaleh tulang menjadi lemah, kekuatan tot menurun, cairan sinovial mengental dan terjadi Klasifikasi kartilago (Artinawati, 2014). Penyakit tulang yang umum dijumpai pada lanjut usia adalah rheumatoid arthritis. Rhewnatoid arthritis merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik atau Penyakit autoimun dimana rheumatoid artritisini memiliki karakteristik terjadinya erusakan pada tulang sendi, ankilosis dan deformitas. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas (Ningsih & Lukman, 2013). Lansia yang menderita rheumatoid arthritis umumnya mengeluh nyeri dan kaleu pada pagi hari. Nyeri yang dirasakan lansia dengan rheumatoid arthritis éimulai dari adauya faktor pencetus, yaitu berupa autoimun atau infeksi, dilanjutkan dengan adanya poliferasi makrofag dan fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah Perivaskular dan terjadi proliverasi sel-sel endotel, yang mengakibatkan terjadinya neovaskularisasi, Pembuluh darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh ‘bekuan-bekuan keeil atau sel-sel inflamasi. A. Konsep Penyakit Diabetes Melitus 1. Definisi Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya hiperglikemia yang dikarenakan organ pankreas tidak mampu memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas yang di temukan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ada pada penderita penyakit diabetes melitus dikarenakan aktivitas insulin pada target sel kurang (Kemer and Bruckel, 2014). Diabetes melitus merupakan kelainan yang terjadi karena meningkatnya kadar gula darah atau hiperglikemia. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang terjadi karena peningkatan kadar gula dalam darah yang terjadi kkarena adanya kelainan sekresi insulin sebingga memperlambat kerja insulin (Hasdinah dan Suprapto, 2014).. 2, Etiologi DM Tipe I Penyebab DM tipe 2 belum diketahui secara pasti penyebabnya, diperkirakan faktor genetik menjadi penyebab terjadinya retensi insulin pada pesien DM. Akibat dari gabungan dari abnormalitas komplek insulin dan sistem transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup Jama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhimya sekresi insulin yang beredar tidak lagi mempertahankan euglikemia, Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe Il, yaitu : Usia (resistensi insulin cenderng meningkat pada usia diatas 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga, dankelompok etnik (Rendy, 2012), 3. Patofisiologi Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan Karena menurunnya insulin atau defisiensi insulin (Fatimah, 2015). Defisiensiinsulin terjadi karena : a, Kerusakan . Menurunnya reseptor insulin pada jaringan perifer ¢. Menurunnya reseptor glukosa di kelenjar pankreas Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena sel-sel insulin gagal karena tidak ‘mampu merespons dengan baik atau biasa disebut dengan resistensi insulin (Feixeria, 2011). Resistensi insulin discbabkan Karena faktor genetik dan Jingkungan juga bisa menjadi penyebab terjadinya DM. Pasien DM tipe 2 produksi glukosa dalam hati berlebihan akan teteapi tidak terjadi Kerusan sel beta Jangrhans secara autoimun (Fatimah, 2015). Pada perkembangan awal DM tipe 2 sel beta akan mengalami gangguan sekresi insulin, apabila tidak segera ditangani makan akan menyebabkan kerusakan pada sel beta pankreas. Ketika kadar gula dalam darah meningkat, pankreas akan mengelurkan hormon yang dinamakan insulin sehingga memungkinkan sel tubuh akan akan menyerap glukosa tersebut sebagi energi. Hiperglikemia pada pasien dm tetjadi karena ‘menurunnya penyerapan glukosa oleh sel yang di ikuti dengan meningkatnya pengeluran glukosa dalam hati. Pengeluaran glukosa dalam hati akan meningkat Karena adanya proses yang menghasilkan glukogenolisis dan glukoneogenesis tanpa hambatan karena insulin tidak diproduksi (Sherwood, 2011). 4, Klasifikasi Diabetes Melitus a. Diabetes Mellitus tipe 1 terjadi Karena obstruksi sel beta dan menyebabkan defisiensi insulin, b. Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi Karena adanya kekebalan terhadap insulin c. Diabetes Mellitus tipe lain terjadi karena defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, pengaruh obat dan zat kimia, infeksi, masalah imunologi yang jarang, dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM 4. DM gestasional (Perkemi 2011) 5, Manifestasi Klinis Tanda dan gejata pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu.gejala ‘ronik dan gejala akut serta munculnya ulkus diabetic, yaitu : a, Gejala akut yang timbul pada pasien DM berupa : 1) Pasien akan banyak mengkonsumsi makanan 2) Pasien akan banyak mengkonsumsi minum 3) Pasien akan lebih sering buang air kecil Apabila gejala tersebut tidak segera ditangani maka akan timbul gejala lain seperti menurunnya nafsu makan pasien dan berat badan akan ‘turun, mudah merasa lelah, pada keadaan tertentu pasien akan koma. b. Gejala kronis yang muneul antara lain : 1) Pasien biasanya akan mengeluh kesemutan 2) Kulit pasien akan terasa panas 3) Kulit pasien terasa tebal 4) Mengalami kram 5) Cepat mengantukx 6) Pandangan pasien kabur 7) Gigi mudah goyang dan sering lepas 8)Pada wanita hamil kemungkinan terburuknya dalah keguguran dan prematuritas, ¢. Luka diabetic Luka diabetic atau sering biasa disebut ulkus diabetik luka yang, disebabkan karena pulsasi pada bagian arteri distal. 6. Komplikasi a. Komplikasi Akut 1) Hipoglikemia, yaitu kadar gula dalam darah berada dibawah nilai normal < 50 mg/dl 2) Hiperglikemia, yaitu suata keadaan kadar gula dalam dareh meningkat secara tiba — tiba dan dapat berkembang menjadi metabolisme yang berbahaya, b. Komplikasi Kronis 1) Komplikasi makro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DM adalah pembekuan darah di sebagian otak, jantung koroner, stroke, dan gagal jangung kongestif. ¢. Komplikasi mikro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DMadalah nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi (Perkeni, 2015). 7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan diabetes dititikberatkan pada 4 pilar penatalaksanaan diabetes, yaitu edukasi, terapi gizi medis, Jatihan jasmani, dan intervensi farmakologis. a. Edukasi Tim Kesehatan mendampingi pasien dalam perubahan perilaku sehat yang memerlukan partisipasi efektif dari klien dan keluarga Klien. Tujuan utama dari pemberian edukasi pada pasien DM dan Juga pada Kkeluarga adalah harapan diamana pasien dan keluarga, akan mengerti bagaimana cara penanganan yang tepat dilakukan pada pasien DM. Edukasi pada pasien bisa dilakukan meliputi pemantauan kadar gula darah, perawatan Iuka, kepatuhan dalam pengansumsian obat, peningkatan aktivitas fisik, pengurangan asupan kalori dan juga pengertian serta komplikasi dari penyakit tersebut (Suzanna, 2014). . Terapi Gizi Medis Pasien DM harus mampu memenuhi prinsip 31 pada dietnya, meliputi Gumlah makanan yang dikonsumsi, jadwal diet yang ketat dan juga jenis makanan apa yang dianjurkan dan pantangan makannya) (Rendy, 2012), . Olahraga Olahraga secara teratur 3-4x dalam seminggu kurang lebih 30 menit (Suzanna, 2014). . Intervensi farmakologis Berupa pemberian obat Hipoglikemik oral _(sulfonilurea, biguanid/metformin, inhibitor alfa glukosidase dan insulin) (Emawati, 2013). Dengan penanganan yang benar baik pencegahan dan perawatannya, diharapkan gangren dapat dilakukan pengobatannya secara benar agar pasien DM bisa berkurang. Penatalaksanaan ‘gangren sebagai berikut : - Kontrol kadar gula darah Pengendalian gula darah dan berbagai upaya sangat penting dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memadai. f. Penangenan ulkus/gangren Tindakan yang dilakukan untuk penanganan ulkus/gangren ini, antara lain : bedah minor seperti insisi, pengaliran abses, debridemen, dan nekrotomi dengan tujuan untuk mengeluarkan semua jaringan nekrosis untuk mengeliminasi infeksi, schingga dibarapkan dapat mempercepat penyembuhan Iuka, g. Memperbaiki sirkulasi darah 1) Memperbaiki status rheologi, merupakan —_tindakan memberikan obat antiagregasi trombosit hipolipidemik yang bertujuan untukmemperbaiki jaringan yang terserang. 2) Memperbaiki struktur vaskuler, merupakan tindakan yang dilakukan dengan cara embolektomi, endarteriktomi atau biasa disebut dengan rekontruksi pembuluh darah, hh, Penanganan infeksi Berikan antibiotik ika terindikasi adanya infeksi, i. Perawatan luka Perawatan tuka dilakukan dengan cara manajemen jaringan, Kontrolinfeksi dan infeksi, serta perluasan tepi luka, 1) Tissue managemen (Managemen jaringan) ‘Manajemen jeringan dilakukan melalui debridemen, yaitu menghilangkan jaringan mati pada luka, Jaringan yang perl dihilangkan adalah jaringan nekrotik dan slaf. Manfaat debridemen adalah menghilangkan jaringan yang sudah tidak tervaskularisasi, bakteri, dan eksudat schingga akan menciptakan kondisi_ Iuka yang dapat _menstimulasi munculnya jaringan yang sehat. Ada beberapa cara debridemen yang dapat dilakukan, berupa : 2) Debridemen mekanis Yaitu metode yang dilakukan dengan cara menempelkan kasa Jembab kemudian tutup atau letakkan kasa kering diatasnya. Biarkan hingga kasa kering setelah kering angkat, n, Kontrol infeksi dan inflamasi Infeksi isa bersifat lokal (lermasuk didalamnya selulitis), atau sistemik (sepsis). Tanda infeksi yaitu meningkatnya eksudat, nyeri, adanya kemerahan (eritema) yang baru atau meningkatnya emerahan pada luka, peningkatan temperatur pada daerah luka, dan bau luka atau eksudat. Cara yang dilakukan adalah ‘meningkatkan daya tahan tubuh, debridemen, pembersihan luka dan mencuci Iuka untuk menghilangkan bakteri, eksudat, dan jaringan mati, serta memberikan balutan luka anti mikroba. ©. Mempertahankan kelembaban p. Perluasan tepi luka Salah satu tanda dari penyembuhan Iuka pasien bisa dilihat dengan Iuasnya sel epitel menuju tenga luka (Yunita, 2015). 8. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang untuk DM dilakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa derah puasa, kemudian dilanjutkan dengan Tes Toleransi Glukosa Oral standar. Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi, obesitas, riwayat keluarga, danmenghasilkan hasil pemeriksaan negatif, perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun, Bagi pasienberusia tua tanpa faktor resiko pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun (Yunita,2015), Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau DM,maka dapat digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang, meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT), glukosa darah puasa terganggu (GDPT).Pertama Glukosa darah puasa terganggu (GDPT): j. Debridemen bedah Pengangkatan jaringan mati dengan menggunakan tindakan medis bberupa tindakan pembedahan atau operasi. k. Debridemen autolitik Tindakan pembalutan luka setelah dicuci atau dibersihkan, 1. Debridemen Encim Debridemen encim merupakan cara debridemen dengan menggunakan enzim yang dibuat secara kimiawi untuk dapat mencema jaringan mati atau melonggarkan ikatan antara ikatan antara jaringan mati dan jaringan hidup. Enzim ini bersifatselektif, yaitu hanya akan memakan jaringan mati. Hal yang harus Giperhatikan dalam menggunakan jenis debridemen ini adalah menghindari penggunaan balutan luka yang mengandung logam berat seperti silver, mineral, seng, cairan basa atan asam, karena dapat menginaktivasi enzim, Pada luka dengan skar (Juka jaringan nekrotik yang kering), maka kita perlu melakukan sayatan pada skar dengan menggunakan pisau agar enzim dapat meresap pada skar dan permukaan luka tetap lembab. 1m. Debridemen biologi Debridemen biologi dapat dilakukan dengan menggunakan belatung yang sudah disteril, Jenis belatung yang digunakan adalah spesies Lucia Cerrata atau Phaenica Sericata, Belatungini diletakkan didasar luka selama 1-4 hari, Belatung ini mensekresikan enzim preteolitik yang dapat memecah jaringan nekrotik dan mencerna jaringan yang sudah dipecah. Sekresi dari belatung ini memiliki efek anti mikrobial yang membantu alam mencegah pertumbuhan dan proliferasi bakteri, termasuk Meichilin-resistant Staphylococcus aureus.

Anda mungkin juga menyukai