Anda di halaman 1dari 20

SISTEM OTOT

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Fisiologi Hewan

Dosen Pengampu: Roni Afriadi, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok X

Semester IV / Tadris Biologi 2

Ayu Riski Aulia (0310212033)

Dedek Azura (0310213091)

Hanifa Mawaddah (0310213041)

Rifda (0310213059)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala Ridho-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Prodi Tadris Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara yang berjudul tentang “Sistem Otot”

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Roni Afriadi, M.Pd .
Selaku dosen dari mata kuliah Fisiologi Hewan. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari tugas kelompok ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan tugas kelompok ini.

Medan, 29 Maret 2023

Kelompok X

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Fungsi, Jenis dan Sifat Otot.....................................................................................3


B. Bagaimana Rangsangan, Tanggapan dan Penegangan otot.....................................8
C. Faktor yang mempengaruhi kontraksi otot..............................................................11
D. Mekanisme kontraksi otot .......................................................................................14

BAB III PENUTUP.............................................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan otot (muscle) yang utama ialah sebagai penggerak alat tubuh lain. Hal ini
disebabkan oleh sifat otot yang mampu berkontraksi, sedangkan kontraksi dapat
berlangsung bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh
lain. Kontraksi dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada
sel otot. Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin.
Interaksi dari 2 protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Kedua
protein ini menyusun myofilamen dari otot.

Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh kita, karena dengan otot
tubuh kita dapat berdiri tegap. Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan
tubuh kita agar dapat bergerak. Otot merupakan alat gerak aktif, ini adalah suatu sifat
yang penting bagi organisme. Sebagaian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka yang
menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian
kerangka dalam suatu letak yang tertentu.

Otot merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh.
Dalam tubuh kita terdiri dari bermacam-macam jenis otot serta mempunyai sifat dan cara
kerja sendiri-sendiri, untuk saling menujang agar kita dapat bergerak.Salah satu fungsi
otot adalah untuk melakukan pergerakan anggota tubuh. Walaupun di zaman ini
kebanyakan bisa dikerjakan secara otomatis, manusia tetap harus bergerak untuk
melakukan aktivitasnya. Penggunaan energi yang berlangsung secara terus menerus tanpa
istirahat dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan.

Kelelahan sendiri dapat dibedakan menjadi kelelahan otot dan kelelahan saraf.
Kelelahan otot adalah sebuah kondisi ketika otot kehilangan kemampuan untuk
berkontraksi setelah kontraksi yang kuat dan lama (Guyton & Hall, 2008). Kelelahan otot
ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak hanya manusia berusia lanjut, tetapi juga pada
manusia dewasa atau remaja, bahkan anak-anak pun bisa mengalami kelelahan otot.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi ,jenis dan sifat otot?

1
2. Bagaimana rangsangan ,tanggapan dan penegangan otot?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kontraksi otot?
4. Bagaimana mekanisme kontraksi otot ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui fungsi ,jenis dan sifat otot


2. Untuk mengetahui rangsangan ,tanggapan dan penegangan otot
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kontraksi otot
4. Untuk mengetahui mekanisme kontraksi otot

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi, Jenis, dan Sifat Otot

Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan
kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam
suatu hewan yang aktif. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur
filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin
dan miosin. Pada saat berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibil.
Sistem Otot merupakan sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak. Otot terdiri
dari sel-sel (serabut otot) yang terspesialisasi untuk kontraksi (mengandung protein
kontraktil). Sel otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi (memendek dan menebal) dan
relaksasi (kembali ke keadaan semula).
Otot rangka (skeletal muscle) merupakan organ utama dari sistem otot yang menyusun
tubuh. Sistem ini terutama terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat, mengandung jaringan
syaraf yang mengontrol kontraksi otot, dan jaringan epitel yang melapisi bagian dalam
jaringan pembuluh darah.
Satu otot sebagai organ hanya punya satu aksi tertentu saja yaitu menggerakkan satu
bagian tertentu tubuh. Sedangkan kerjasama semua otot tubuh sebagai satu sistem yang akan
menghasilkan semua gerakan tubuh yang terkoordinasi.1
1. Fungsi Otot
Sistem otot dalam tubuh terdiri dari otot rangka, otot jantung dan otot polos. Otot
rangka menempel terutama untuk kerangka dan bergerak secara sukarela atau dengan refleks.
Otot jantung adalah otot jantung dan berkontraksi tanpa sadar. Dan satu lagi, otot polos
ditemukan dalam pembuluh darah, mata, folikel rambut dan dinding organ berongga seperti
perut dan usus. Berkenaan dengan sistem otot berikut ini merupakan ulasan singkatnya
semoga bermanfaat.
Sistem otot adalah alat gerak utama serta membentuk postur tubuh. Jenisnya adalah
alat gerak aktif. Gerak terjadi karena mekanisme kontraksi serat kontraktil. Serat kontraktil

1
Ville dkk,Zoologi Umum, (Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama, 1984) h, 95

3
terdiri dari bagian Aktin dan Miosin. Dalam otot, disimpan glikogen yang berfungsi sebagai
cadangan energi yang akan digunakan oleh otot untuk berkontraksi. Organ yang berada
dalam sistem otot ini adalah otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Organ penyusunnya
adalah serabut dan tendon
Fungsi Sistem Otot:
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat &
bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berdiri atau duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh.
Sebagai tambahan , dikenal pula sifat - sifat khusus pada masing - masing jenis jaringan
otot. Berikut ini , fungsi khusus pada otot rangka .
1. Menghasilkan gerakan rangka . Kontraksi otot rangka akan menarik urat dan
menggerakkan tulang tempat menempelnya urat tersebut . Sebagai hasil sederhana
misalnya merentangkan lengan bawah ; dapat pula berupa
2. Menjaga postur dan posisi tubuh . Tensi pada otot rangka kita dapat gerakan
terkoordinasi , seperti berenang , memanjat , dan sebaliknya . mempertahankan postur
tubuh seperti , menjaga posisi kepala sewaktu kita sedang membaca atau
menyeimbangkan berat tubuh Anda pada Telapak kaki waktu berjalan. Tanpa aktivitas
otot terus-menerus kita tidak mungkin berdiri tegak.
3. Melindungi jaringan lunak. Pada ' dinding' perut dan dasar rongga perut kita dapat
melindungi yang terdiri dari lapisan otot rangka. Ingatlah pula seorang binaragawan
sering mendemonstrasikan lekuk-lekuk bentuk otot-otot perutnya.
4. mengarahkan masukkan dan keluar. Saluran pada sistem pencernaan dan sistem urine
dikelilingi oleh otot rangka yang melingkar. Otot ini membantu pengendalian sewaktu
menelan pangan, mengeluarkan ampas, dan urine
5. Mempertahankan suhu tubuh. Kontraksi otot memerlukan energi; tatkala energi
digunakan tubuh, sebagiannya diubah dalam bentuk panas (ingat modul termoregulasi).
Panas hasil kerja otot dapat mempertahankan suhu tubuh pada kisaran yang diperlukan
agar fungsi berbagai organ dan enzim dapat berlangsung normal.2

2
Goenarso, Darmadi, Suripto, Fisiologi Hewan,( Tanggerang Selatan: CV. Karya Indonesia,2022)
h.134-135
4
2. Jenis-Jenis Otot
a. Otot Polos
Otot polos (smooth muscle) dinamai demikian karena otot ini tidak memiliki
penampakan berlurik, ditemukan dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri,
dan organ internal lainnya. Sel-sel itu berbentuk gelendong, otot polos berkontraksi lebih
lambat dibandingkan dengan otot rangka tetapi dapat berkontraksi dalam jangka waktu yang
lebih lama. Dikontrol oleh jenis saraf yang berbeda dari saraf yang mengontrol otot rangka,
otot polos bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar, seperti gerakan lambung atau
penyempitan arteri.
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan,
dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memilki serat yang
arahnya searah panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing
mifilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur,
dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur. Otot masih mampu bekerja.
Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam, misalnya pada dinding usus,
dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea, cabang
tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit, saluran kelamin dan saluran
ekskresi.

Gambar1.Otot Polos
Ciri-ciri Otot Polos:
 Bentuk: Gelendong
 Satu sel inti di tengah
5
 Tidak ada garis-garis melintang
 Aktivitas lambat, geraknya beruntun
 Berkontraksi dalam waktu lama
 Dikontrol oleh saraf tidak sadar dan sebagai otot tidak sadar
Cara kerja otot polos: Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar
dan otot menjadi pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang,
maka reaksi terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu
otot polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran kita.
b. Otot Rangka atau Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak, letaknya
di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik ujungnya sel nya
tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya tampak serat-
serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot
lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan
tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut
panjang yang mengandung banyak inti sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi
gelap yang melintang
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik berada
di bawah kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit, tetapi ada juga terdapat dalam
kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran, misalnya otot
yang mengelilingi mulut dan mata.

Gambar 2. Otot Lurik atau Rangka


Ciri-ciri Otot Rangka atau Otot Lurik:
 Melekat pada rangka
 Bekerja secara sadar atas perintah otak
 Ada garis-garis gelap dan terang yang melintang
6
 Multinuklei
Cara kerja otot lurik: Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap
serabut turut dengan berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan
oleh rangsangan daraf sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu
disebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya
bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang
cepat tapi tidak tahan kelelahan.
Otot Rangka (skeletal muscle) yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung
jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Orang dewasa memiliki jumlah sel-sel otot yang
tetap, mengangkat beban dan metode lain untuk membentuk otot tidak meningkatkan jumlah
sel, tetapi hanya memperbesar ukuran sel yang sudah ada. Otot rangka disebut juga otot lurik
(skeletal muscle) karena pengaturan filamennya yang tumpang tindih, sehingga memberikan
sel-sel itu penampakan berlurik atau bergaris dibawah mikroskop.
c. Otot jantung (cardiac muscle)
Otot Jantung (cardiac muscle) membentuk dinding kontraktil jantung. Otot ini tampak
lurik seperti otot rangka akan tetapi sel otot jantung bercabang dan ujung sel-sel tersebut
dihubungkan dengan cakram berinterkalar yang merelai sinyal dari satu sel ke sel lain dalam
waktu satu denyutan jantung .
Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot lurik
perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain. Berciri
merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi
saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak sadar.
Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor), mempunyai kemampuan khusus untuk
mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan
saraf. Cara kerja otot jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik.
Ciri-ciri Jantung:
 Letak: Dinding jantung dan vena kava
 Bentuk: Seperti otot rangka, seperti anyaman
 Percabangan sel otot jantung terdapat jaringan ikat = Diskus interkalaris.
 Berkontraksi secara ritmis dan terus menerus
 Dikendalikan oleh saraf tidak sadar (otonom)

7
 Satu inti sel di tengah sel.3
3. Sifat Otot
Meskipun ketiga jaringan otot , yaitu otot polos , otot rangka , dan otot jantung
mempunyai beberapa sifat yang sama , namun sesuai dengan fungsi masing - masing . Sifat -
sifat yang umum dimiliki oleh ketiga jaringan otot ini juga menunjukkan beberapa perbedaan
sifat tertentu ketiga jaringan otot tersebut , ialah .
1. kemampuan otot untuk menegang atau kontraktilitas ( berkontraksi ).
2. bila otot mendapat rangsangan , maka otot dapat memendek sampai 1/6 kali panjang
semula, bahkan pada otot rangka dapat mencapai 1/10 kali semula.
3. kemampuan otot untuk memanjang atau ekstensibilitas ( berelaksasi )
4. bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja pada otot , maka otot mempunyai
kemampuan untuk memanjang ( melemas ) , misalnya sel - sel otot polos pada uterus
saat berisi janin pada wanita hamil , otot - otot rangka pada perut bila penuh berisi
makanan.
5. kekenyalan atau elastisitas
6. kemampuan otot untuk kembali pada bentuk dan ukuran semula setelah mengalami
perpanjangan , sebagai contoh uterus atau rahim akan kembali menciut setelah janin
lahir atau perut kembali kempis bila kosong
7. tanggapan terhadap rangsangan atau iritabilitas atau eksitabilitas
8. kemampuan otot untuk memberikan tanggapan atau respons apabila otot mendapatkan
rangsangan .4

B. Rangsangan, Tanggapan dan Penegangan otot


1. Rangsangan Otot
Otot dapat dirangsang dengan menggunakan perangsang mekanik, kimia, panas, dan
listrik. Rangangan mekanik dapat berupa pukulan, pijitan, dan tarikan. Rangsangan kimia
dapat berupa larutan asam dan larutan garam. Suhu dapat menjadi perangsang otot baik
dalam kondisi panas, maupun dingin. Rangsangan listrik dapat diberikan terhadap otot atau
saraf. Rangsangan otot yang sering dipakai adalah rangsangan listrik karena intesitas

3
Campbell, Neil A, Biologi Edisi Kelima Jilid 3. (Jakarta : Erlangga, 2003) h. 233-237
4
Op,cit h. 134
8
rangsang, lama pemberian, dan frekuensi rangsangan dapat diatur dan kerusakan yang
ditimbulkan minimum.5
Bila otot dirangsang dengan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple) dengan
frekwensi yang berbeda, maka rangsangan tersebut dapat menimbulkan gambaran kontraksi
otot yang berbeda pula (muscle twitch, treppe, sumattion contraction, incomplete titanic
contraction, complete titanic contraction). Kekuatan kontraksi otot disamping dipengaruhi
oleh tingkat kepekaan saraf yang melayaninya dan cara perangsangan juga dipengaruhi oleh
faktor pembebanan yang diberikan kepada otot tersebut. Pembebanan pada otot dapat
diberikan pada saat otot kontraksi (after loaded) dapat juga diberikan pada saat sebelum otot
kontraksi (preloaded).6
Untuk mengetahui kepekaan saraf perifer (nervus isciadicus) dapat dilakukan dengan cara
memberikan rangsangan listrik tunggal pada nervus isciadicus dengan berbagai intensitas
(dimulai dari intensitas rendah sampai tinggi yang terbagi 5 bagian yaitu; rangsangan
subliminal, rangsangan liminal, rangsangan supraliminal, rangsangan submaksimal,
rangsangan maksimal, rangsangan supra maksimal).7
a. Rangsangan dibawah ambang (subminimal), merupakan rangsangan yang tidak mampu
menimbulkan tanggapan
b. Rangsang ambang (minimal), merupakan rangsangan terkecil yang mampu
menimbulkan tanggapan
c. Rangsang submaksimal, merupakan rangsangan yang intensitasnya bervariasi dari
rangsang ambang sampai rangsang maksimal
d. Rangsang maksimal, merupakan rangsangan yang mampu menimbulkan tanggapan
maksimal
e. Rangsang supramaksimal, merupakan rangsangan yang intensitasnya lebih besar dari
rangsangan maksimal tetapi juga menimbulkan tanggapan maksimal.

2. Tanggapan Otot
Pada tanggapan otot, Jika diberi rangsangan yang cukup kuat, maka tanggapan yang
timbul disebut dengan kontraksi tunggal. Kontraksi tunggal dibagi menjadi tiga periode.
Periode tersembunyi (periode laten), merupakan waktu antara pemberian rangsangan dengan

5
Noor Yulia, Modul Anatomi Fisiologi, (Universitas Esa Unggul : Jakarta, 2020. h. 55
6
Guyton A.C. and J.E. Hall , Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 2020) h 63
7
Nani, D, Pengaruh Air Rendaman Rumput Fatimah (Anastatica Hierochuntica L) Terhadap Frekurensi
Otot uterus Tikus Galur Dawley Pada Fase Estrus, 2009, Jurnal keperawatan Soedirman 4(1) 1-8
9
permulaan terjadinya rangsangan, berlangsung selama 0,01 detik. Periode penegangan,
merupakan waktu berlangsungnya otot memendek yaitu 0,04 detik Periode pengenduran,
merupakan lamanya waktu kembalinya otot pada bentuk dan ukuran semula. Periode ini
berlangsung selama 0,05 detik. Angka pengenduran otot tersebut tidak merupakan bilangan
yang tepat tetapi bervariasi menurut macam otot dan suhu otot.

Kalau otot dirangsang dengan dua rangsangan bertururt-turut, tanggapannya tergantung


dari jarak waktu antara kedua rangsangan tersebut. Terdapat tiga macam tanggapan otot
yaitu:8
a. Kontraksi tunggal berturut-turut. Dalam hal ini rangsangan yang kedua diberikan setelah
kontraksi pertama selesai, sehingga terjadilah dua buah kontraksi tunggal yang berturut-
turut.
b. Penjumlahan rangsangan. Dalam hal ini rangsangan kedua diberikan pada waktu otot
brada dalam keadaan refrakter, sehingga rangsangan yang kedua tidak mengakibatkan
pengaruh apapun.
c. Penjumlahan kontraksi. Dalam hal ini rangsangan kedua diberikan setelah rangsangan
pertama. Disini terlihat ada penambahan tanggapan. Meskipun kontaksi pertama sudah
maksimal, tetapi hasil penjumlahan kontraksi lebih tinggi, hal ini bertentangan dengan
asas All or Non Law.
Dalam hal ini bertambah tingginya kontraksi tidak disebabkan karena bertambah
banyaknya serabut otot yang berkontrasi, tetapi karena otot menghasilkan tegangan yang
lebih besar. Bila otot dirangsang dengan rangsangan subminimal, otot tidak akan berkontraksi
tetapi bila rangsang yang intensitasnya sedikit dibawah ambang diberikan dengan frekuensi
agak tinggi, maka otot akan berkontraksi. Gejala yang demikian disebut dengan penjumlahan
rangsangan bawah ambang. Bila otot dirangsang berulang-ulang dan tanggapannya

8
Sherwood, L, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi VI. (Jakarta: EGC, 2009) h.78
10
menunjukkan sedikit pengenduran, maka terjadi tetanus yang tidak sempurna. Bila
rangsangan diberikan dengan berulang-ulang dengan cepat dan tanggapan tidak menunjukkan
pengenduran, maka terjadilah tetanus sempurna.

3. Penegangan Otot
Penegangan dan perubahan yang terjadi selama penegangan otot Penegangan otot atau
kontraksi terjadi apabila otot menerima rangsangan. Dikenal dua macam penegangan otot
yaitu isotonik dan isometrik.
a. Kontraksi isotonik adalah penegangan otot yang mengakibatkan otot mengalami
pemendekan, Jika otot dibebani dengan beban yang konstan dan dapat dilakukan dengan
mudah untuk terjadi konstraksi yang tetap dan konstan. Contohnya adalah orang
mengangkat beban yang tidak terlalu berat, sehingga beban terangkat.
b. Kontraksi isometrik adalah timbulnya penegangan otot tanpa mengalami pemendekan,
Jika otot diberi beban melebihi kapasitasnya, otot tersebut tidak memperlihatkan adanya
kontraksi. Otot tidak memperlihatkan pemendekan dan jumlah kerjanya hampir tidak ada.
Meskipun demikian semua otot menjadi tegang. Contohnya adalah bila orang
mengangkat beban yang terlalu berat, sehingga beban sama sekali tidak terangkat. Pada
umumnya kontraksi isometrik digunakan untuk mengetahui panas yang timbul di dalam
otot.9
Kontraksi otot dapat terjadi dalam keadaan aerob dan anaerob. Jika tidak ada oksigen,
panas yang dihasilkan sedikit dan dihasilkan asam laktat. Jika cukup oksigen akan lebih
banyak dihasilkan panas dan asam laktat sangat rendah atau tidak ada. Sebanyak seperlima
asam laktat akan dioksidasi dan sisanya diubah menjadi glikogen.

C. Faktor yang mempengaruhi kontraksi otot

1. Treppe

Treppe atau disebut juga Staircase Effect yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi
berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan yang berselang beberapa
detik, pengaruh ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi ion Ca++di dalam
serabut otot yang meningkatkan pola aktivitas miofibril.

2. Summasi
9
Wulangi, K. S, Prinsip-prinsip Fisiologi Hwan. (Jakarta : Departemen Pendidikan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, 2009)
11
Merupakan hasil penjumlahan kontraksi 2 jalan, yaitu summasi unit motor berganda dan
summasi gelombang.

1. Summasi unit motor berganda (Multiple Motor Unit Summation) terjadi apabila lebih
banyak unit motor yang dirangsang untuk berkontraksi secara stimultan pada otot.
Oleh karena itu, semakin banyak serabut otot dan berkas-berkasnya yang berkontraksi
dan menghasilkan kekuatan yang lebih besar di dalam otot secara keseluruhan.
2. Summasi gelombang (Wave Summation) terjadi apabila frekuensi stimulasi
ditingkatkan kepada unit-unit motor. Jadi, frekuensi rangsangan sedemikian rupa
sehingga kontraksi yang pertama belum juga selesai meski kontraksi berikutnya sudah
mulai. Dua kontraksi itu menjadi aditif yang tentunya meningkatkan kekuatan
kontraksi. Semakin besar rangsang,semakin banyak motor unit yang terangsang ,mska
semakin banyak otot yang berkontraksi

3. Tetani (tetanus)

Terjadi apabila frekuensi stimulasi (summasi gelombang) menjadi demikian cepat


sehingga tidak ada peningkatan frekuensi lebih jauh lagi yang akan meningkatkan tegangan
kontraksi, tenaga terbesar yang dapat dicapai oleh otot telah tercapai.
4. Fatigue
Merupakan menurunnya kapasitas bekerja yang disebabkan oleh pekerjaan itu sendiri
(ATP total yang tersedia jumlahnya menurun, tenaga untuk kontraksi menurun juga dan otot
akan semakin melemah).
Muscle fatigue(kelelahan otot) menurunnya kekuatan kontraksi setelah berlangsungnya
stimulasi yang berkepanjangan. Ischemia, kontraksi otot menekan pembuluh darah di dalam
otot dan oleh karenanya menurunkan suplai atau aliran darah apabila terjadi kontraksi yang
berkepanjangan. Cramp otot, yaitu ischemia disertai menumpuknya asam laktat.

5. Rigor dan Rigor Mortis

Rigor kelelahan yang berlebihan , hal ini terjadi apabila sebagian terbesar ATP dari
dalam otot setelah dihabiskan, kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke dalam reticulum
sarkoplasma melalui mekanisme pemompaankalsium. Oleh karena itu, relaksasi tidak bisa
terjadi karena filamen aktin dan myosin terikat dalam suatu ikatan yang erat.Rigor mortis
pada dasarnya sama dengan rigor, kecuali terjadi beberapa jam setelah kematian. ATP tidak

12
lagi tersedia, otot kehilangan tonus, dan kalsium sedikit demi sedikit dilepaskan dari
reticulum sarkoplasma. Tonus yaitu tegangan ditunjukkan oleh semua otot pada saat istirahat.

Adapun faktor yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot antara lain:

1. Suhu

Suhu meningkat / Suhu menurun maka reaksi enzymatik terganggu dan akan terjadi
denaturasi protein dan akan memperkuat kontraksi. Bila menurun Terjadi Peningkatan masa
laten, masa kontraksi & masa relaksasi pada mekanomiogram.

2.Panjang Awal ( Intial Length )

1. Panjang otot sebelum berkontraksi


2. Dalam tubuh : otot melekat pada tulang menjadi panjang otot padaAwal berkontraksi
3. Diluar tubuh: Bila otot dilepas dari origo / insertionya otot memendek, tonus
berkurang (panjang otot )

3.Jenis Pembebanan :

1. Pembebanan langsung
2. Beban diberikan langsung pada ujung otot yang bebas
3. Otot diregang sebelum berkontraksi
4. Pembebanan tak langsung
5. Beban diberikan pada ujung otot yang terfiksasi dengan penumpu
6. Otot tidak diregang sebelum berkontraksi

4.Cara Perangsangan

1. Rangsang langsung
a. Rangsang langsung pada otot tidak melalui saraf motoriknya
b. Serat otot yang berkontraksi adalah serat otot yang secara mekanik langsung
2. Rangsang tak langsung
a. Perangsangan otot melaui saraf motoriknya
b. Semua serat otot dengan ambang rangsang terendan dalam 1 motor unit akan
berkontraksi.10

D. Mekanisme Kontraksi otot


10
Wangko, Sunny, Jaringan Otot Rangka Sistem Membran Dan Struktur Halus Unit Kontraktil, 2014,
Jurnal Biomedik, Vol 6 No.3 : (27:32)
13
Secara mekanisme kontraksi otot adalah terjadinya sliding filamen, sedangkan
rangkaian proses kontraksi secara sederhana merupakan (1) adanya rangsangan dari otak
melalui akson neuron motorik keserabut otot, (2) asetilkolin yang berada disynaptic gutter
akan berikatan dengan reseptornyapada sarkolema, sehingga terjadi depolarisasi membran
dan menimbulkan potensial aksi sel otot rangkaserta menyebabkan ion natrium dan kalium
keluar, dan (3) potensial aksi yang disebarkan dari membran sel akan diteruskan melalui
tubulus T, selanjutnya merangsang terminal sisterna sarkoplasmik retikulumuntuk
melepaskan ion kalsium. Ion kalsium akan berikatan dengan troponin C pada filamen aktin
dan mendorong filamen tropomiosin menutup celah-celah aktivesite filamen aktin, sehingga
aktivesite terbuka..11

Di balik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu,
terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan kontraksi otot.
Setelah struktur otot dan komponen-komponen penyusunnya ditinjau, mekanisme atau
interaksi antar komponen-komponen itu akan dapat menjelaskan proses kontraksi otot.
panjang otot yang terkontraksi akan lebih pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang
rileks. Pemendekan ini rata-rata sekitar sepertiga panjang awal. Melalui mikrograf elektron,
pemendekan ini dapat dilihat sebagai konsekuensi dari pemendekan sarkomer .12

BAB III

PENUTUP
11
Madri, KONTRAKSI OTOT SKELET AIFO, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas, 2017, Jurnal Menssana, 2(2).
12
Gunawan, A, Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot. Integral, 2001, 6(2), 5871.

14
A.Kesimpulan

Otot merupakan sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak. Fungsi otot
untuk melakukan pergerakan, penopang tubuh serta mempertahankan postur, dan produksi
panas. Otot terdiri dari otot polos, otot rangka atau otot lurik dan otot jantung. Dan otot
memiliki beberapa sifat, salah satu diantaranya yaitu kemampuan otot untuk menegang atau
kontraktilitas (berkontraksi).

Otot dapat dirangsang dengan menggunakan perangsang mekanik, kimia, panas, dan
listrik. Kekuatan kontraksi otot disamping dipengaruhi oleh tingkat kepekaan saraf yang
melayaninya dan cara perangsangan juga dipengaruhi oleh faktor pembebanan yang diberikan
kepada otot tersebut. Pada tanggapan otot, Jika diberi rangsangan yang cukup kuat, maka
tanggapan yang timbul disebut dengan kontraksi tunggal. Penegangan dan perubahan yang
terjadi selama penegangan otot Penegangan otot atau kontraksi terjadi apabila otot menerima
rangsangan. Dikenal dua macam penegangan otot yaitu isotonik dan isometrik.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kontraksi otot, yaitu: (1) Treppe, (2)
Summasi, (3) Tetani (tetanus), (4) Fatigue, dan (5) Rigor dan Rigor Mortis. Adapun faktor
yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot, antara lain: (1) Suhu, (2) Panjang awal (intial
length), (3) Jenis pembebanan, dan (4) Cara perangsangan.

Secara mekanisme kontraksi otot adalah terjadinya sliding filamen, sedangkan


rangkaian proses kontraksi secara sederhana merupakan (1) adanya rangsangan dari otak
melalui akson neuron motorik keserabut otot, (2) asetilkolin yang berada disynaptic gutter
akan berikatan dengan reseptornyapada sarkolema, sehingga terjadi depolarisasi membran
dan menimbulkan potensial aksi sel otot rangkaserta menyebabkan ion natrium dan kalium
keluar, dan (3) potensial aksi yang disebarkan dari membran sel akan diteruskan melalui
tubulus T, selanjutnya merangsang terminal sisterna sarkoplasmik retikulumuntuk
melepaskan ion kalsium. Ion kalsium akan berikatan dengan troponin C pada filamen aktin
dan mendorong filamen tropomiosin menutup celah-celah aktivesite filamen aktin, sehingga
aktivesite terbuka.

B.Saran

15
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita
mengenai Otot. Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati atau belum sesuai denga napa yang anda harapkan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar dalam
tugas-tugas selanjutnya, kami dapat menyelesaikan dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
16
Campbell, Neil A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta.
Gunawan, A. (2001). Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot. Integral, 6(2), 58–71.

Goenarso, Darmadi, Suripto. 2022. Fisiologi Hewan. ( Tanggerang Selatan: CV. Karya
Indonesia)

Madri. (2017). KONTRAKSI OTOT SKELET Madri. M, Drs, M.Kes, AIFO Program Studi
Pendidikan Jasmani KEsehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas. Jurnal Menssana, 2(2).

Nani, D.2009. Pengaruh Air Rendaman Rumput Fatimah (Anastatica Hierochuntica L)


Terhadap Frekurensi Otot uterus Tikus Galur Dawley Pada Fase Estrus. Jurnal
keperawatan Soedirman 4(1) 1-8
Noor Yulia, 2020. Modul Anatomi Fisiologi, Universitas Esa Unggul : Jakarta
Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi VI. Jakarta: EGC
Wangko, Sunny.2014. Jaringan Otot Rangka Sistem Membran Dan Struktur Halus Unit
Kontraktil. Jurnal Biomedik. Vol 6 No.3 : (27:32)

Wulangi, K. S. 1994. Prinsip-prinsip Fisiologi Hwan. Jakarta : Departemen Pendidikan


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu
Tenaga Kependidikan

Ville dkk. 1984. Zoologi Umum. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai