Anda di halaman 1dari 8

NOTALONE: APLIKASI

PREVENTIF DAN KURATIF


SEBAGAI UPAYA PENEKANAN
ANGKA KEKERASAN SEKSUAL
DIUSULKAN OLEH:
RAHMA MARETA PUTRI (5031211048) ANGKATAN 2021
SALSABILA FAUZIA IRFANI (5031211022) ANGKATAN 2021
WARDAH FARAH DIBA (5031211099) ANGKATAN 2021

26
PENDAHULUAN BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG


Lingkungan yang kurang suportif dan cenderung memojokkan korban sebagai aktor yang bersalah menyebabkan trauma korban tak
kunjung teratasi. Permasalahan kekerasan seksual seolah tidak ada habisnya. Menurut data KemenPPA, setidaknya tercatat 3.122 kasus
kekerasan seksual yang dialami perempuan dan anak pada tahun 2021 [1]. Para penyintas kekerasan seksual takut untuk menceritakan
pengalaman buruknya tersebut. Trauma yang mendalam membuat para penyintas enggan untuk melapor. Terlebih, apabila pelaku
kekerasan seksual memiliki kedudukan dan mengancam korbannya. Bahkan, dalam skenario terbaik ketika korban memiliki keberanian
untuk melapor kepada pihak berwajib dan lembaga peradilan, sulit sekali mencapai keputusan yang adil dan cenderung dipersulit dalam
pemrosesan dengan dalih tidak ada bukti yang kuat. Perlu adanya kesadaran bahwa situasi yang dialami korban berlangsung secara tiba-
tiba sehingga tidak adanya kesempatan untuk mengabadikan bukti dan adanya perasaan terintimidasi yang dialami korban. Lingkungan
sekitarnya seolah tutup mata dan telinga, padahal para penyintas sangat membutuhkan dukungan dan bantuan. Tidak sedikit dari
penyintas kekerasan seksual akhirnya speak up melalui sosial media menggunakan akun samaran demi memperoleh dukungan dari
masyarakat luas. Tak jarang keberanian korban menyuarakan kisahnya untuk mendapat keadilan justru dikriminalisasi melalui UU ITE.
Oleh karena itu, sebagai manusia yang memiliki kesadaran moral sudah seharusnya membantu para penyintas untuk mencari keadilan,
keamanan, dan kesembuhan dari traumanya. Melalui aplikasi Notalone, terdapat empat fitur utama untuk mencegah dan mengurangi
kasus kekerasan seksual yaitu daily assesment pengecekan indikasi kekerasan seksual, layanan konsultasi dan curhat kepada psikolog,
dan informasi terkait LBH yang aksesibel disekitar korban.
PENDAHULUAN BAB 1

1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN PENULISAN 1.4 LUARAN YANG


Apa saja jenis kekerasan Memahami jenis kekerasan DIHARAPKAN
seksual? seksual
Luaran yang diharapkan dari
Apa saja kendala yang dialami Memahami kendala yang
pelaksanaan program ini adalah
korban untuk mengatasi dialami korban kekerasan terciptanya aplikasi yang mampu
trauma dan mendapat seksual. menekan angka kekerasan seksual
keadilan? Mengedukasi fitur aplikasi melalui langkah preventif dan
Bagaimana fitur aplikasi Notalone yang mampu kuratif melalui satu aplikasi yang
Notalone mampu mengatasi mengurangi kendala korban mencakup segala fitur yang
kendala korban dan mencegah dan mencegah bertambahnya dibutuhkan korban maupun
bertambahnya kasus kasus kekerasan seksual. masyarakat umum akibat solusi
kekerasan seksual? yang tersedia belum cukup efektif
untuk menekan angka kekerasan
seksual.
TINJAUAN PUSTAKA BAB 2

2.1 Kekerasan Seksual 2.2 Preventif


Kekerasan atau violence merupakan gabungan dari dua Menurut KBBI preventif bersifat mencegah
kata, yaitu “vis” yang artinya daya/kekuatan dan “latus”
yang artinya membawa, dari sini bisa dapat diartikan
[5]. Preventif berupa tindakan yang
bahwa kekerasan adalah membawa kekuatan [2]. dilakukan untuk mencegah munculnya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kekerasan penyakit seperti pendidikan terhadap
dapat diartikan sebagai perbuatan seseorang atau
kekerasan seksual. Upaya prevetif bisa
kelompok orang yang menyebabkan cedera atau
matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik digunakan dalam memperlambat
atau barang orang lain [3]. Kekerasan seksual adalah penyebaran suatu penyakit [6].
setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang
atau lainnya terhadap tubuh yang berkaitan dengan
hasrat seksual seseorang secara paksa yang berakibat
penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan lainnya [4]
TINJAUAN PUSTAKA BAB 2

2.3 KURATIF 2.4 TRAUMA


Menurut KBBI kuratif bersifat Kekerasan seksual yang dialami korban
menolong/menyembuhkan (penyakit menyebabkan timbulnya trauma yang
dan sebagainya)[7]. Kuratif mendalam. Menurut Cavanagh dalam
merupakan usaha medis yang Mental Health Channel, trauma adalah
kejadian yang tidak biasa yang
dilakukan untuk menyembuhkan rasa
mengguncang jiwa seseorang, dan
sakit individu [6].
kejadian tersebut belum pernah dialami
sebelumnya [8].
METODE PENELITIAN BAB 3

Penelitian Kualitatif Studi Kepustakaan

Penelitian kualitatif adalah Metode studi kepustakaan


penelitian dengan melakukan dilakukan dengan mencari
eksplorasi dan memahami fondasi dan membangun
makna dari sejumlah individu landasan teori, kerangka
atau sekolompok orang yang berpikir, dan menentukan
berasal dari masalah sosial. hipotesis dari penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

E[1] “KemenPPPA catat kekerasan seksual tertinggi sebanyak 7.191 kasus - ANTARA News.”
https://www.antaranews.com/berita/2192150/kemenpppa-catat-kekerasan-seksual-tertinggi-sebanyak-7191-
kasus (accessed Oct. 02, 2021).
[2] N. D. Jayanti, “Perlindungan Hukum Terhadap Korban Pelecehan Seksual di Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam Perspektif Hukum Hak Asasi Manusia,” vol. 6, no. 4, pp. 40–71, 2018, [Online]. Available:
http://hdl.handle.net/123456789/16708.
[3] “Arti kata keras - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” https://kbbi.web.id/keras (accessed Oct.
02, 2021).
[4] MaPPIFHUI, “Apa sih perbedaan Kekerasan Seksual & Pelecehan Seksual?,” Mappifhui.Org, 2018,
[Online]. Available: http://mappifhui.org/2018/10/30/serba-serbi-kekerasan-seksual-terhadap-perempuan/.
[5] “Arti kata preventif - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” https://kbbi.web.id/preventif
(accessed Oct. 02, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

[6] A. A. Susanto, “Upaya Pengobatan Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif Demam Berdarah di
Kecamatan Bulukerto, Wonogiri,” 2019, doi: 10.31227/osf.io/m47y2.
[7] “Arti kata kuratif - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” https://kbbi.web.id/kuratif (accessed
Oct. 02, 2021).
[8] Z. Wula, S. L. Handayani, A. A. Arifin, F. Hakim, and I. A. Abdulrahman, “Trauma Healing Berbasis Bermain
Sambil Belajar Bagi Anak-Anak Pasca Badai Seroja Di Pulau Kera,” Abdi Wiralodra J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol.
3, no. 1, pp. 71–82, 2021, doi: 10.31943/abdi.v3i1.37.

Anda mungkin juga menyukai