Oleh:
Kelompok 06
13621056_Zevincent Queenata 13621083_Djoko Bayu Murtie
13621062_Evelio Christian Fresley
13621067_Dimas Yogastama Putra
13621069_Dimitri Viryan Nabil
13621081_Nigel Rafli Ardian
Data Praktikum
Pengolahan Data
𝐹
𝜎=
𝐴0
∆𝐿
𝜀=
𝐿0
Dengan,
F = gaya beban
0.5
Engineering Stress
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
Engineering Strain
4.00E+02
3.50E+02
3.00E+02
2.50E+02
Stress
2.00E+02
1.50E+02
1.00E+02
5.00E+01
0.00E+00
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
Strain
𝜎
𝐸=
𝜀
Nilai dari modulus elastisitas didapat melalui menghitung gradien dari regresi linear pada
daerah deformasi elastis dari kurva engineering stress-strain. Didapat hasil regresi linear
untuk kedua specimen adalah sebagai berikut.
stress strain elastic ST-37
0.4
0.35
0.3
R² = 0.9964
0.2
0.15
0.1
0.05
0
-0.002 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Strain
2.50E+02
y = 8334.7x - 0.7383
2.00E+02 R² = 0.9995
1.50E+02
1.00E+02
5.00E+01
0.00E+00
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04
-5.00E+01
Yield strength ditentukan dengan menggunkan metode offset dengan menggeser kurva
engineering stress-strain pada daerah elastis sejauh 0.2% ke kiri. Dari metode ini untuk
spesimen ST-37 didapatkan sebesar 0.355711559 GPa dan untuk spesimen Al 2024 didapat
sebesar 295.7751658 MPa.
0.5
0.4
Engineering Stress
0.3
0.2
0.1
0
-0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
-0.1
Engineering Strain
4.00E+02
3.50E+02
3.00E+02
2.50E+02
Stress
2.00E+02
1.50E+02
1.00E+02
5.00E+01
0.00E+00
0 0.02 0.04 0.06 0.08 Strain
0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
Ultimate Tensile Strength (UTS) ditentukan dengan cara mencari nilai tertinggi stress pada
kurva engineering stress strain. Berdasarkan grafik didapat nilai UTS untuk spesimen ST-
37 adalah sebesar 0.565321811 GPa dan untuk spesimen Al 2024 berdasarkan grafik didapat
nilai UTS sebesar
True Stress-Strain
Pada penentuan true stress-strain ditentukan melalui letak daerah deformasi dari kurva
strees-strain yaitu sebagai berikut
▪ Elastis
𝜎𝑇 = 𝜎
𝜀𝑇 = 𝜀
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Sedangakan untuk data true stress-strain spesimen Al 2024 didapatkan kurva sebagai berikut
500
400
300
200
100
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Kurva true stress–strain pada daerah plastis dapat didekatkan dengan persamaan
𝜎𝑇 = 𝐾𝜀𝑇𝑛
Dengan
K = strength coefficient
dua koefisien tersebut dapat ditentukan melalui regresi linear dalam skala logaritmik pada
daerah plastis, yakni dengan persamaan sebgai berikut.
Dari persamaan tersebut didapat hasil kurva dan regersi linear sebagai berikut
-0.1
y = 0.153x - 0.1384
R² = 0.3895 -0.15
-0.2
-0.25
-0.3
-0.35
-0.4
-0.45
2.65
2.6
2.55
2.5
2.45
-1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0
Ductility
Ductility atau keuletan dari spesimen dapat diukur dengan perhitungan % elongasi (%EL)
dan % reduction of area (%AR) melalui persamaan berikut.
𝑙𝑓 − 𝑙0
%𝐸𝐿 = × 100%
𝑙0
𝐴0 − 𝐴𝑓
%𝐴𝑅 = × 100%
𝐴0
Untuk spesimen ST-37 didapat nilai % elongasi sebesar 31.2% dan nilai % reduction of area
sebesar 65.22%. Sedangakan untuk spesimen Al 2024 didapat nilai % elongasi sebesar
11.02% dan nilai % reduction of area sebesar 13.52%.
|𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑢𝑗𝑖 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟|
%𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
Dari hasil data praktikum yang telah dilakukan terdapat perbedaan yang lumayan
signifikan dengan data literatur yang ada. Hal tersebut ditunjukan pada tabel 3.2 dan tabel
3.3. Kejadian ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Pada modulus elastisitas, yield
strength, dan ultimate strength terjadi perbedaaan dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi
spesimen dan perbedaan perlakuan dalam penggunaan spesimen selama percobaan dan
dalam pembuatan spesimen. Hal ini dapat berpengaruh dalam komposisi atom dalam
spesimen sehingga menghasilkan data yang berbeda. Hal yang dapat menyebabkan galat
pada modulus elastisitas, yield strength, ultimate tensile stress, strain hardening coefficient,
dan strength coefficient adalah kesalahan pada perhitungan engineering stress dan
engineering strain. Engineering stress dihitung mengginakan diameter awal yang diukur
secara langsung menggunakan jangka sorong. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor
kesalahan yaitu human error. Engineering strain dihitung menggunakan displacement dan
gauge length awal. Gauge length awal sama seperti pada penghitungan diameter. Pada
percobaan pula pengukuran diameter berdasarkan load tidak dilakukan tepat pada daerah
yang terjadi necking, sehingga data yang diperoleh bukan merupakan data yang sesuai untuk
mencari nilai stress-strain dari daerah necking.
Data literatur dari ST-37 diperoleh dari penggunaan data sifat mekanik baja ST-37
(standar DIN, Deutsches Institut für Normung atau Institut Standardisasi Jerman) dan baja
AISI 1015 (standar AISI, American Iron and Steel Institute). Pemilihan ini dikarenakan baja
AISI 1015 ekivalen dengan baja ST-37. Beberapa detainya dari ST-37 yakni memiliki
kandungan besi besi 99.13–99.57 %, karbon 0.13–0.18%, mangan 0.30–0.60%, dan beberapa
zat lain dan massa jenis 7.87 g/cc.
Data literatur Al 2024 menggunakan data sifat mekanik Aluminum 2024-O untuk
mengolah modulus elastisitas, kekuatan yield, UTS, dan % EL. Sedangkan untuk %AR, n,
dan K ditentukan menggunakan data sifat mekanik Aluminum 2024-T3. Kedua hal tersebut
tentunya akan membuat nilai referensi menjadi tidak seragam, namun dapat diliat juga kira-
kira jenis Al 2024 yang digunakan termasuk Al 2024 jenis apa. Untul Al 2024-O ia memiliki
densitas 2.78 g/cc dan kandungan Aluminum 90.7–94.7 %.
Berdasarkan nilai %EL dan %AR dari spesimen ST-37 dapat disimpulkan bahwa baja
ini tergolong dalam material ulet. Hal ini dikarenakan patahan yng terjadi selama percobaan
merupakan patahan campuran yang lebih menyerupai patahan untuk spesimen ulet.
Sedangkan untul spesimen Al 2024 dapat dikatakan sebagai material getas, karena nilai %EL
dan %AR yang didapat cukup kecil, dan jenis patahannya yang masuk dalam kategori getas
yang hamper tidak ada necking sama sekali.
Kedua material memiliki kekerasan material tang cukup bagus karena keduanya
memiliki nilai strain hardening yang cukup besar melebihi nilai literaturnya. Pada prosesnya
strain hardening akan mempengaruhi jika specimen tersebut ditarik hingga mencapai yield
strength lalu dilepaskan kembali. Ketika spesimen tersebut akan ditarik kembali maka
spesimen tersebut akan membuat sebuah nilai yield strength yang baru dan menyebabkan
materialnya akan semakin keras.
Kesimpulan
1. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat nilai Modulus Elastisitas (E) dari
spesimen ST-37 adalah sebesar 38.395 GPa dan Al 2024 adalah sebesar 8.335 GPa.
2. Pada spesimen ST-37 diperoleh nilai ultimate tensile strength sebesar 565.321811
MPa, yield strength sebesar 355.711559 MPa, % elongasi sebesar 31.2%, dan %
reduction of area sebesar 65.22%
3. Pada spesimen Al 2024 diperoleh nilai ultimate tensile strength sebesar 420.060 MPa,
yield strength sebesar 295.755 MPa, % elongasi sebesar 11.027 %, dan % reduction
of area sebesar 13.519 %
4. Dari specimen ST-37 diperoleh strain hardening coefficient (n) sebesar 0.153 dan
strength coefficient (K) sebesar 1375.31 MPa.
5. Dari specimen Al 2024 diperoleh strain hardening coefficient (n) sebesar 0.3702 dan
strength coefficient (K) sebesar 870.7631 MPa
Daftar Pustaka
AZO Materials. (2012). AISI 1015 Carbon Steel (UNS G10150). Diakses 9 Oktober dari
https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=6579
R.C. Hibbeler. Mechanics of Materials Ninth Edition. United States of America: Pearson
Prentice Hall, 2014.