Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN BAGIAN I


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kemahiran Berbahasa
Indonesia Tulis
Dosen Pengampu: Dr. Agus Nero Sofyan, M. Hum.

Disusun Oleh:
Aryuni Viara Putri 180110210008
Anggun Laila Rahmawati 180110210010

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ejaan yang
Disempurnakan Bagian I" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Kemahiran Berbahasa Indonesia Tulis. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang kaidah penulisan yang baik dan benar di
Indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Agus Nero Sofyan, M.Hum
selaku dosen pengampu mata kuliah Kemahiran Berbahasa Indonesia yang telah
membimbing kami. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun di harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 5 September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
PETA PIKIRAN..........................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................8
2.1 Definisi Ejaan.................................................................................................. 8
2.2 Fungsi Ejaan....................................................................................................8
2.3 Huruf Kapital, Miring, dan Tebal................................................................. 9
2.3.1 Huruf Kapital......................................................................................... 9
2.3.2 Huruf Miring........................................................................................13
2.3.3 Huruf Tebal.......................................................................................... 13
2.4. Penulisan Kata............................................................................................. 15
2.4.1 Kata Dasar............................................................................................15
2.4.2 Kata Berimbuhan.................................................................................15
2.4.3 Kata Berulang...................................................................................... 16
2.4.4 Kata Partikel........................................................................................ 16
2.4.5 Kata Depan........................................................................................... 17
2.4.6 Kata Singkatan.....................................................................................17
2.4.7 Kata Akronim.......................................................................................19
BAB III PROBLEMATIK....................................................................................... 20
3.1 Problematik Huruf Kapital..........................................................................20
3.2 Problematik Huruf Miring...........................................................................20
3.3 Problematik Kata Dasar...............................................................................21
3.4 Problematik Kata Berimbuhan................................................................... 21
3.5 Problematik Kata Berulang......................................................................... 21
3.6 Problematik Kata Depan..............................................................................22
3.7 Problematik Kata Singkatan dan Akronim................................................22
BAB IV SIMPULAN................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 24

3
PETA PIKIRAN

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan bahasa yang diucapkan sehari-hari untuk kehidupan manusia.


Banyak orang Indonesia yang kurang mengetahui bahasanya sendiri, serta
pengetahuan tentang tanda baca. Bukan berarti tidak tahu melainkan kurang sesuai
dengan kaidah-kaidah yang ada di dalam bahasa Indonesia. Tanda baca dan Ejaan
menjadi penting karena penggunaan yang tidak sesuai akan mengubah makna bahasa
yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan penulisan huruf, penulisan
kata dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda baca itu sendiri dimaksudkan agar
bahasa tulis menjadi mudah untuk dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan
dapat dipahami.
Ejaan yang Disempurnakan adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan. Penulisan karya ilmiah perlu
adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam
sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD
digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar. Setelah menguasai
EYD barulah seseorang baru bisa membuat sebuah kalimat. Semua orang tentu bisa
membuat sebuah kalimat, tetapi tidak semua orang bisa membuat sebuah kalimat yang
efektif.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan Bersama telah ditandatangani oleh Menteri
Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Husein Onn Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan Bersama tersebut mengandung
persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh parah ahli dari kedua
negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus
1972, berdasarkan Keputusan Presiden no. 57, Tahun 1972, berlaku system ejaan Latin
bagi Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia
Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

5
menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”
dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, dapat di rumuskan beberapa masalah


sebagai berikut:
1. Apa itu Definisi Ejaan?
2. Apa itu Fungsi Ejaan?
3. Bagaimana cara penulisan huruf kapital beserta contohnya?
4. Bagaimana cara penulisan huruf miring beserta contohnya?
5. Bagaimana cara penulisan huruf tebal beserta contohnya?
6. Bagaimana cara penulisan kata dasar beserta contohnya?
7. Bagaimana cara penulisan kata berimbuhan beserta contohnya?
8. Bagaimana cara penulisan kata berulang beserta contohnya?
9. Bagaimana cara penulisan kata partikel beserta contohnya?
10. Bagaimana cara penulisan kata depan beserta contohnya?
11. Bagaimana cara penulisan kata singkatan beserta contohnya?
12. Bagaimana cara penulisan kata akronim beserta contohnya?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui tujuan dari penulisan


makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Ejaan.
2. Mengetahui fungsi dari Ejaan tersebut.
3. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari huruf
kapital.
4. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari huruf
miring.

6
5. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari huruf tebal.
6. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari kata dasar.
7. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari kata
berimbuhan.
8. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari kata
berulang.
9. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari kata
partikel.
10. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari kata depan.
11. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari kata
singkatan.
12. Mengetahui cara penulisan dan problematik penggunaan dari kata
akronim.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ejaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ejaan merupakan kaidah atau cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Farika (2006:3) menyatakan bahwa ejaan
adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana
menempatkan huruf besar dan huruf kecil, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca,
bagaimana memotong suku kata (pemenggalan suku kata), serta bagaimana
menggabungkan kata-kata. Sedangkan menurut Sedangkan arti ejaan menurut
Kridalaksana (1982:38) adalah representasi bunyi bahasa menggunakan kaidah
penulisan terstandarisasi; biasanya ada tiga aspek yaitu aspek fonologi berkaitan dengan
representasi fonem dengan huruf dan susunan abjad, aspek morfologi yang terlibat
dalam menggambarkan satuan morfologi, aspek sintaksis berkaitan dengan tanda ujaran
berupa tanda baca. Dengan demikian, dari definisi ejaan yang dijelaskan dapat
dikatakan, bahwa ejaan adalah kaidah penulisan huruf, kata, angka/bilangan, dan
penulisan tanda baca yang tidak bisa lepas dari tiga aspek, yaitu sintaksis, morfologi,
dan fonologi.

2.2 Fungsi Ejaan

Seperti definisi ejaan yang telah dijelaskan di atas, fungsi ejaan ialah sebagai
dasar ketentuan dalam menulis kata atau kalimat bahasa Indonesia. Ejaan berfungsi
untuk pembakuan sebuah kalimat serta dapat mengukur kebakuan dari sebuah wacana.
Siti Maimunah di dalam bukunya Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019)
mengungkapkan beberapa fungsi ejaan, yaitu:
1. Dapat membuat tata bahasa menjadi lebih baku dengan pemilihan kosa kata
yang sesuai

8
2. Ejaan sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga
dalam penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.
3. Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih cepat
dan mudah, karena penulisan bahasa yang lebih teratur.

2.3 Huruf Kapital, Miring, dan Tebal

2.3.1 Huruf Kapital

Penggunaan huruf kapital terdapat beberapa syarat, yaitu:


● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat dan
awal dialog atau petikan langsung.
Contoh:
a. Andreas mengitari taman untuk mencari adiknya
b. “Saya turut berduka cita,” ujarnya
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan dan nama teori, hukum maupun rumus.
Contoh:
a. Abraham Lincoln
b. rumus Phytagoras/teori Darwin/hukum Archimedes
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu
yang berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama
Tuhan serta gelar kehormatan, kebangsawanan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh:
a. Allah SWT (Subhanahu Wa Ta'ala)
b. Tuhan YME (Yang Maha Esa)
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan
dan kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.
Contoh:

9
a. Selamat datang, Yang Mulia
b. Selamat pagi, Prof
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai
pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
a. Bapak Presiden Ir. Soekarno
b. Proklamator Republik Indonesia
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama
bangsa, suku, bahasa, dan aksara.
Contoh:
a. bangsa Indonesia
b. suku Dayak
● Huruf kapital digunakan pada huruf pertama seperti pada nama
tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Contoh:
a. tahun Masehi
b. bulan September
● Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah.
Contoh:
a. Perang Dunia II
b. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
a. Pulau Batam
b. Kecamatan Jatinangor
● Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan
asal daerah.
Contoh:
a. sate Madura

10
b. batik Cirebon
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk unsur bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara,
lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.
Contoh:
a. Pertukaran Mahasiswa Merdeka
b. Himpunan Mahasiswa Gelanggang
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata
(termasuk unsur bentuk ulang utuh) di dalam judul buku, karangan,
artikel, dan makalah, serta nama media massa, kecuali konjungsi
yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
a. Saya telah membaca buku Rembulan Terbenam di
Wajahmu
b. Berita berjudul “Tertunda Cak Imin Jadi Saksi di KPK”
jadi sorotan publik
● Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar dan pangkat.
Contoh:
a. S.E. (Sarjana Ekonomi)
b. M.Si. (Magister Sains)
Selain syarat penggunaan huruf kapital, terdapat juga pengecualian
penggunaan huruf kapital, yaitu:
● Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang
yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
a. 5 km
b. 15 watt
● Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, van kecuali
dituliskan sebagai awal nama atau huruf pertama kata hubung.

11
Contoh:
a. Abdul Saleh bin Zaini
b. Fatimah binti Salman
● Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa,
dan aksara yang berupa bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
a. kesunda-sundaan
b. pengindonesiaan kata asing
● Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai
nama ditulis dengan huruf non kapital.
Contoh:
a. Kami memperingati proklamasi kemerdekaan tiap tahun
b. Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang
dunia
● Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama ditulis
dengan huruf non kapital.
Contoh:
a. berenang di sungai
b. bermain di pantai
● Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama
jenis ditulis dengan huruf non kapital.
Contoh:
a. petai cina (Leucaena glauca)
b. jeruk bali (Citrus maxima)
● Istilah kekerabatan yang diikuti oleh kata yang menunjukkan
kepemilikan ditulis dengan huruf non kapital.
Contoh:
a. Kita harus menghormati ibu dan bapak kita
b. Saya memiliki kakak perempuan

12
2.3.2 Huruf Miring

Penggunaan huruf miring terdapat dalam 3 kondisi, yaitu:


● Ketika menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul
acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh:
a. Saya sudah membaca buku Bumi Manusia
b. Siniar Rintiksedu mengangkat tema seputar permasalahan
remaja
c. Kridalaksana, H. (2005). Kamus Linguistik. PT Gramedia.
d. Film Barbie menjadi buah bibir setelah perilisannya bulan
Juli lalu
● Ketika ingin menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh:
a. Huruf terakhir dari linimasa adalah a
b. Imbuhan ter- pada terjatuh bermakna ‘tidak sengaja’
c. Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas
tangan
● Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan
dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh:
a. Ungkapan tut wuri handayani merupakan semboyan
pendidikan
b. Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana

2.3.3 Huruf Tebal

Huruf tebal hanya digunakan pada dua kondisi, yaitu untuk menegaskan
bagian tulisan yang sudah ditulis miring dan menegaskan bagian karangan,
seperti bab atau sub-bab.
Contoh:

13
a. Keta et dari ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
b. Penulisan bab dan subbab pada makalah

14
2.4. Penulisan Kata

2.4.1 Kata Dasar

Kata dasar ditulis secara mandiri


Contoh:
a. kantor
b. makan

2.4.2 Kata Berimbuhan

● Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta


gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan
imbuhannya.
Contoh:
a. berlari
b. pembaca
● Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai dengan
mengacu pada konsep keilmuan tertentu.
Contoh:
a. adibudaya
b. ekabahasa
● Kata yang diawali huruf kapital dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung.
Contoh:
a. pro-Rusia
b. non-ASEAN
● Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
a. anti-mainstream
b. pasca-renaissance

15
● Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang
mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf
awal kapital sebagai pengkhususan.
Contoh:
a. Yang Maha Esa
b. Tuhan Yang Maha Pengasih

2.4.3 Kata Berulang

● Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di


antara unsur-unsurnya.
Contoh:
a. anak-anak
b. kupu-kupu
● Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Contoh:
a. surat kabar = surat-surat kabar
b. gedung tinggi = gedung-gedung tinggi

2.4.4 Kata Partikel

● Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
a. Apakah kamu sakit?
b. Biarlah semua berlalu
c. Apatah yang menjadi keraguanmu?
● Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
a. Apa pun yang diinginkan
b. Semalam pun ia tidak pulang

16
● Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti
berikut ditulis serangkai.
Contoh:
a. Bagaimanapun kau anaknya
b. Jangan sekalipun kau menyebut namanya!
● Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, ‘mulai’, atau ‘melalui’
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
a. Harga kain itu Rp50.000,00 per meter
b. Silahkan ambil satu per satu

2.4.5 Kata Depan

Kata depan seperti di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
a. Di mana rumahmu?
b. Ia pergi ke bali
c. Saya dari Kediri

2.4.6 Kata Singkatan

Ada dua penggunaan kata singkatan di dalam kaidah bahasa Indonesia,


yaitu pemakaiannya disertai titik dan tidak disertai titik.
A. Penggunaan singkatan yang disertai titik ialah:
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik di setiap unsur singkatan itu.
Contoh:
a. H. Hamid = Haji Hamid
b. M.Hum = magister humaniora
2. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim
digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti
dengan tanda titik.

17
Contoh:
a. dkk. = dan kawan-kawan
b. dsb. = dan sebagainya
3. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan
digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti
tanda titik pada setiap huruf.
Contoh:
a. a.n. = atas nama
b. s.d. = sampai dengan
4. Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat
dapat ditulis dengan dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda
titik.
Contoh:
a. Jl. Rawamangun = Jalan Rawamangun
b. Gg. Kelinci = Gang Kelinci
B. Penggunaan singkatan yang tidak disertai titik ialah:
1. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa
tanda titik.
Contoh:
a. ALR = Anggun Laila Rahmawati
b. SBY = Susilo Bambang Yudhoyono
2. Singkatan termasuk akronim yang terdiri atas huruf awal
setiap kata ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
a. KK = Kartu Keluarga
b. PBB = Perserikatan Bangsa-Bangsa
3. Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang
kimia; dan mata uang.
Contoh:
a. km = kilometer
b. Rp = rupiah

18
2.4.7 Kata Akronim

Ada dua penggunaan akronim di dalam kaidah bahasa Indonesia:


● Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata
atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal
kapital.
Contoh:
a. Wita = Waktu Indonesia Tengah
b. Suramadu = Surabaya-Madura
● Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku
kata atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf
non kapital.
Contoh:
a. pemilu = pemilihan umum
b. iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi

19
BAB III

PROBLEMATIK

3.1 Problematik Huruf Kapital

Salah satu problematik yang ada pada huruf adalah penulisan huruf kapital pada
judul artikel.
“MANAJEMEN PERTANIAN KELAPA DI INDRAGIRI HILIR UNTUK
KETAHANAN PANGAN INDONESIA”
(https://www.kompasiana.com/sona1945/64ff4d124addee2d6d449a92/mana
jemen-pertanian-kelapa-di-indragiri-hilir-untuk-ketahanan-pangan-indonesi
a)

Pengaplikasian huruf kapital pada judul artikel tersebut dinyatakan salah, karena
seharusnya huruf kapital hanya berada di setiap awal kata selain konjungsi, bukan
keseluruhan. Maka, judul yang tepat pada artikel di atas adalah “Manajemen
Pertanian Kelapa di Indragiri Hilir untuk Ketahanan Pangan Indonesia”

3.2 Problematik Huruf Miring

Salah satu problematik dalam huruf miring adalah penulisan bahasa asing atau
bahasa daerah.
Corak utama mata pencaharian masyarakat sekitar, 50 (lima puluh) persen
memiliki kebun kelapa. Sisanya ada yang berdagang, nelayan, kuli
bangunan, buruh pabrik, karyawan bank, dan ASN. Sebagaimana, kata
falsafah jawa; “Sadhumuk Bhatuk Sanyari Bumi Di Tohi Pati.”
Bahwasanya, persoalan tanah tidak bisa di pisahkan dari kehidupan
masyarakat petani.
(https://www.kompasiana.com/sona1945/64ff4d124addee2d6d449a92/mana
jemen-pertanian-kelapa-di-indragiri-hilir-untuk-ketahanan-pangan-indonesi
a)

kalimat yang tepat pada artikel di atas adalah adalah Sadhumuk Bhatuk Sanyari
Bumi Di Tohi Pati. Karena termasuk ke dalam bahasa daerah.

20
3.3 Problematik Kata Dasar

Dampak dari adanya warga masyarakat yang nekad pulang ke kampung


halaman pada mudik Idul Fitri 2021 kata Doni sudah terlibat.
(https://www.tribunnews.com/nasional/2021/05/03/doni-ingatkan-daerah-ba
hwa-jokowi-kepala-negara-larangan-mudik-keputusan-politik-negara)

Penulisan kata nekad pada kalimat tersebut tidak benar. Kata tersebut merupakan
bentuk kata tidak baku. Maka, kata yang tepat untuk kalimat tersebut adalah
"Dampak dari adanya warga masyarakat yang nekat pulang ke kampung halaman
pada mudik Idul Fitri 2021 kata Doni sudah terlibat.

3.4 Problematik Kata Berimbuhan

Salah satu problematik dalam kata berimbuhan adalah pada awalan berimbuhan.
Union of European Football Association (UEFA) telah mengkonfirmasi
bahwa Rusia dicoret dari Kualifikasi Euro 2024 pada Selasa, 20 September
2022.
(https://hariane.com/rusia-dicoret-dari-kualifikasi-euro-2024-uefa-fifa/)

Kesalahan yang ditemukan pada kalimat tersebut berupa peluluhan afiks me-(N).
Kata yang termuat pada kalimat tersebut merupakan kata yang seharusnya
mengalami peluluhan bunyi. Dengan demikian, penggunaan kalimat yang tepat
dalam artikel media massa Hariane.com adalah “Union of/European Football
Association/(UEFA) telah mengonfirmasi bahwa Rusia dicoret dari Kualifikasi
EURO 2024 pada Selasa, 20 September 2022”.

3.5 Problematik Kata Berulang

"Hasil tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK, hendaknya menjadi


masukan untuk langkah-langkah perbaikan KPK, baik terhadap individu
individu maupun institusi KPK, katanya".
(https://www.cnbcindonesia.com/news/20210517151728-4-246031/jokowi-
minta-75-pegawai-kpk-tak-lolos-twk-tak-asal-dipecat)

Penulisan kata ulang individu individu pada kalimat tersebut tidak benar, karena
tidak dilengkapi tanda hubung. Penulisan bentuk ulang di antara unsur unsurnya
harus menggunakan tanda hubung. Maka, kalimat yang tepat pada artikel di atas
adalah "Hasil tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK, hendaknya

21
menjadi masukan untuk langkah-langkah perbaikan KPK, baik terhadap
individu-individu maupun institusi KPK, katanya".

3.6 Problematik Kata Depan

Salah satu problematik dalam kata depan adalah penulisan kata konjungsi “di”
Kedua, tanah liat bisa menghasilkan minyak lebih unggul, isi kelapa tebal
sehingga berdampak hasil santan yang di hasilkan lebih banyak jika di
produksi. Sebagaimana, telah di paparkan di atas ketika di musim kemarau
tanah liat juga mengalami kekeringan dengan intensitas tinggi daripada
lahan gambut. Selain itu, keunggulan tanah liat apabila di tanami dengan
intensitas air yang seimbang tidak di banjiri air asin. Maka, bisa di prediksi
ketahanan umur pohonnya 60 tahun atau bisa lebih dari itu.
(https://www.kompasiana.com/sona1945/64ff4d124addee2d6d449a92/mana
jemen-pertanian-kelapa-di-indragiri-hilir-untuk-ketahanan-pangan-indonesi
a)

Penulisan ‘di’ sebagai imbuhan di dalam kalimat pasif selalu bersinggungan


dengan kata kerja seperti maka, penulisannya tidak dipisah ‘didengar’ ‘disunat’
‘dipetik’. Sedangkan penulisan ‘di’ sebagai konjungsi yang menunjukan
keterangan tempat seperti ‘di sana’ ‘di rumah’ maka, penulisannya dipisah dari
kata selanjutnya. Maka, kata yang tepat untuk memperbaiki artikel di atas adalah
‘dihasilkan’ ‘diproduksi’ ‘ditanami’ ‘dibanjiri’ ‘’diprediksi’.

3.7 Problematik Kata Singkatan dan Akronim

Salah satu problematik dalam kata singkatan dan akronim adalah


"Kemarin pagi beliau batuk-batuk, kemudian dari tim dokter menyarankan
untuk PCR," kata Teguh saat dihubungi detikJateng, Sabtu (5/3).
(https://www.detik.com/jateng/berita/d-5971183/gibran-positif-covid-19-lag
i-isoman-di-rumdin-sempat-layat-bareng-jokowi)

Terdapat kesalahan ejaan dalam pengaplikasian singkatan pada kalimat di atas.


Kepanjangan dari PCR seharusnya di jabarkan terlebih dahulu kemudian diikuti
singkatan PCR yang dibarengi dengan tanda kurung. Berikut perbaikan kalimat di
atas. “Ia mengaku menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di RSUD
Bung Karno akhir pekan lalu.”

22
BAB IV

SIMPULAN

Ejaan adalah kaidah penulisan huruf, kata, angka/bilangan, dan penulisan tanda
baca yang tidak bisa lepas dari tiga aspek, yaitu sintaksis, morfologi, dan fonologi.
Selain sebagai dasar ketentuan dalam menulis kata atau kalimat bahasa Indonesia, ejaan
juga berfungsi untuk pembakuan sebuah kalimat, penyaring unsur bahasa asing serta
dapat membantu pembaca mencerna informasi lebih mudah. Penggunaan huruf kapital
terjadi saat berkaitan dengan peristiwa sejarah, nama geografis, orang, gelar, profesi,
bulan dan tahun; huruf miring digunakan ketika mengutip sebuah judul, ungkapan atau
bahasa asing; huruf tebal digunakan saat ingin menegaskan sesuatu seperti bab atau
subbab dalam makalah. Masih banyak problematik tentang penggunaan ejaan terutama
kesalahan penulisan dan fungsi ejaan karena kurangnya wawasan masyarakat terhadap
literasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Halo Bahasa - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Retrieved

September 13, 2023, from https://halobahasa.kemdikbud.go.id/

Asmara, C. G. (2021, May 17). Jokowi Minta 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK

Tak Asal Dipecat! CNBC Indonesia. Retrieved September 13, 2023, from

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210517151728-4-246031/jokowi-

minta-75-pegawai-kpk-tak-lolos-twk-tak-asal-dipecat

Farika. (2006). Cara Asik Belajar Ejaan. Nusa Grafika Indonesia. 3

Isnanto, B. A. (2022, March 7). Gibran Positif COVID-19 Lagi: Isoman di

Rumdin-Sempat Layat Bareng Jokowi. detikcom. Retrieved September 13,

2023, from

https://www.detik.com/jateng/berita/d-5971183/gibran-positif-covid-19-la

gi-isoman-di-rumdin-sempat-layat-bareng-jokowi

Kridalaksana, H. (2005). Kamus Linguistik. PT Gramedia.

Maimunah, S. (2017). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Maliki Press.

Mutaqin, M. N. (2022, September 21). Rusia Dicoret dari Kualifikasi EURO

2024, Hukumannya Diperpanjang UEFA Pasca Invasi ke Ukraina.

Hariane.com. Retrieved September 13, 2023, from

https://hariane.com/rusia-dicoret-dari-kualifikasi-euro-2024-uefa-fifa/

Sona Adiansyah. (2023, September 11). MANAJEMEN PERTANIAN KELAPA DI

INDRAGIRI HILIR UNTUK KETAHANAN PANGAN INDONESIA.

Kompasiana.com. Retrieved September 13, 2023, from

https://www.kompasiana.com/sona1945/64ff4d124addee2d6d449a92/man

24
ajemen-pertanian-kelapa-di-indragiri-hilir-untuk-ketahanan-pangan-indon

esia

Taufik Ismail. (2021, May 3). Doni Ingatkan Daerah Bahwa Jokowi Kepala

Negara, Larangan Mudik Keputusan Politik Negara. Tribunnews.com.

Retrieved September 13, 2023, from

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/05/03/doni-ingatkan-daerah-b

ahwa-jokowi-kepala-negara-larangan-mudik-keputusan-politik-negara

25

Anda mungkin juga menyukai