Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

PUSKESMAS TAMPANG TUMBANG ANJIR


BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN K3
TANGGAL 4 MARET- 4 APRIL 2024

APLIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT GUNA


MENINGKATKAN AKSES JAMBAN SEHAT
DI PUSKESMAS BUKIT HINDU
PALANGKA RAYA

Disusun oleh:

YULIA HASVI MAYA SURAYA


NIM 2320930320042

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM


MAGISTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
Maret, 2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG
PUSKESMASTAMPANG TUMBANG ANJIR
TANGGAL 4 MARET- 4 APRIL 2024

APLIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT GUNA


MENINGKATKAN AKSES JAMBAN SEHAT

Disusun Oleh

Yulia Hasvi Maya Suaraya


NIM: 2320930320042

Telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 2024


oleh:

Pembimbing Fakultas Pembimbing Instansi

Dr. Lenie Marlinae, SKM., MKL Nevie Ervina


196809071993031004 107701132006042020

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia -Nya, maka laporan magang ini dapat selesai pada waktunya.
Laporan ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan Magang bagi
kami selaku mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat di Universitas
Lambung Mangkurat.
Dalam penyusunan laporan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. dr. Didik Dwi Sanyoto, M.Kes., M.Med.Ed selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Imu Kesehatan Masyarakat atas kesediaan memberikan pengarahan
pembekalan magang.
2. Dr. Lenie Marlinae, SKM., MKL selaku koordinator magang atas kesediaan
memberikan pengarahan magang sekaligus sebagai pembimbing magang saya,
terima kasih banyak atas kesediaan dan waktu yang diberikan untuk bimbingan
dan arahan kepada penulis.
3. Ibu Nevie Ervina, S.Tr.Keb selaku Kepala Puskesmas Tampang Tumbang Anjir
sekaligus pembimbing di instansi terimakasih atas kesempatan dan arahan
selama magang.
4. Ibu Enden dan Pak Yogi, S.kep.,Ners selaku pendamping di Bidang Kesehatan
Lingkungan dan K3, terimakasih atas data dan informasi yang diberikan saat
magang dan dukungan yang telah diberikan selama saya menjalani magang di
Puskesmas Tampang Tumbang Anjir.
Dalam penyusunan laporan ini penulis meminta saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan penulis semoga
laporan magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Hormat saya,

Yulia Hasvi Maya Suraya

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................III
DAFTAR ISI......................................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................................7
BAB I.................................................................................................................................................8
PENDAHULUAN............................................................................................................................. 8
A. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................8
B. TUJUAN PROGRAM........................................................................................................9
C. MANFAAT PELAKSANAAN MAGANG................................................................................10
BAB II..............................................................................................................................................12
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BUKIT HINDU..............................................................12
A. ORGANISASI.......................................................................................................................12
B. KEADAAN GEOGRAFI........................................................................................................14
C. DEMOGRAFI.......................................................................................................................15
D. JARINGAN PUSKESMAS......................................................................................................15
BAB III............................................................................................................................................17
METODE PELAKSANAAN.........................................................................................................17
A. IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................................17
B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH......................................................................17
BAB IV............................................................................................................................................28
HASIL KEGIATAN MAGANG...................................................................................................28
A. PLAN OF ACTION...............................................................................................................28
B. PELAJARAN YANG TELAH DIPELAJARI (LESSON LEARNT)...........................32
BAB V..............................................................................................................................................33
PENUTUP....................................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 35

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Jaringan dan Batas Wilayah.............................................................16


Tabel 2 Prioritas Masalah......................................................................................18
Tabel 3 Perhitungan IFAS UPTD Puskesmas Bukit Hindu......................................20
Tabel 4 Perhitungan EFAS UPTD Puskesmas Bukit Hindu.....................................22
Tabel 5 Langkah-langkah Pemicuan......................................................................26
Tabel 6 Plan of Action (POA) Penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarkat.........29

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Bukit Hindu...........................13


Gambar 2 Peta Wilayah UPTD Puskesmas Bukit Hindu......................................14
Gambar. 3 Analisis Fish Bone…...........................................................................18
Gambar 4 Diagram Layang UPTD Puskesmas Bukit Hindu..................................23

6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kehadiran Mahasiswa
Lampiran 2 Lembar Bukti Bimbingan Magang
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Untuk Presentasi Magang
Lampiran 4 Lembar Evaluasi Magang oleh Pembimbing Instansi

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan,


khususnya bidang, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Untuk itu perlu
dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Pemerintah
merubah pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan
sektoral dengan penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak
memberi daya ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan
peningkatan akses sanitasi, menjadi pendekatan sanitasi total berbasis
masyarakat yang menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku higienis.
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka menekan masalah
sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu melalui
program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM). STBM dalam
jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik. Selain itu, program ini
dapat mendorong terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan (Pasiba, Sinolungan, & Berthtuda, 2023)
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima
pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat
yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya
hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi
yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat, membina peran serta masyarakat, memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas menyelenggarakan upaya yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat di terima dan terjangkau oleh
masyarakat,

8
dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat di
pikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Menurut ahli kesehatan HL. Bloom derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan (Slamet, 2002). Petugas kesehatan lingkungan
mengupayakan kesehatan dengan memperbaiki kualitas lingkungan agar
lebih baik dan mencegah terjadinya penyakit. Lingkungan yang sehat
merupakan salah satu hal penting bagi masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan lingkungan, mencegah penyakit dengan bimbingan, penyuluhan
dan bantuan teknis dari petugas sanitasi yang bekerja di puskesmas. Pada
salah satu wilayah Kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu masih ditemukan
penggunaan Jamban yang tidak memenuhi syarat sehingga hal ini dapat
menghambat capaian program STBM.
Sesuai Visi Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat
Universitas Lambung Mangkurat yaitu Menjadi Program Studi Magister
yang terkemuka dan berdaya saing dalam pengembangan ilmu kesehatan
masyarakat di bidang lingkungan lahan basah tahun 2023. Maka salah satu
misi nya adalah Mengelola kegiatan tridarma perguruan tinggi secara
efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai Visi dan Misi tersebut adalah
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan tinggi yang meliputi
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat yang berkualitas
dan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan mampu memberikan
rekomendasi pemecahan masalah yang terjadi di Institusi maupun di
masyarakat salah satunya melalui kegiatan magang.

B. TUJUAN PROGRAM

1. Tujuan Umum
Tujuan umum program ini adalah membuat Policy Brief terkait
isu-isu gizi masyarakat di bagian Promkes dan Kesehatan Lingkungan

9
wilayah UPTD Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya sehingga
didapatkan rancangan dan rekomendasi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan ini antara lain:
a. Mengikuti kegiatan program kesehatan lingkungan di UPT
Puskesmas Bukit Hindu
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
masalah Akses Jamban Sehat;
c. Menentukan prioritas masalah berdasarkan skala prioritas;
d. Melakukan intervensi pengendalian masalah Akses Jamban
Sehat.

C. Manfaat Pelaksanaan Magang


1. Mahasiswa
a. Melakukan analisis situasi tentang permasalahan Kesehatan
yang ada di Institusi Magang
b. Mengidentifikasi akar masalah yang ada di institusi magang
c. Menentukan prioritas masalah di institusi magang
d. Menentukan prioritas pemecahan masalah di institusi magang
e. Menganalisis alternatif pemecahan masalah dari prioritas masala
yang telah ditentukan di institusi magang
f. Menyusun Plan of Action (POA) rekomendasi intervensi dari
prioritas masalah yang ditentukan
g. Menyusun Policy Brief atas prioritas masalah yang telah di
tentukan
h. Mengembangkan jaringan kerja dan menunjukkan kinerja yang
baik di instusi magang.

2. Instansi
a. Mendapatkan rekomendasi pemecahan masalah yang sesuai
dengan permasalahan di instansi magang.

10
b. Instansi tempat magang mendapat alternatif calon karyawan/staf
yang dikenal mutu dan kredibilitasnya berdasarkan hasil kerja
magang yang ditunjukkan oleh mahasiswa.
c. Menciptakan Kerjasama yang saling menguntungkan
3. Program Studi
a. Mendapatkan masukan dari institusi magang untuk perbaikan
mata kuliah magang secara khusus dan kurikulum prodi secara
umum, yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
b. Terbinanya Kerjasama dengan instansi magang yang dibutuhkan
dalam pembangunan Kesehatan masyarakat.

11
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAMPANG TUMBANG ANJIR

A. Organisasi
Ijin penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tampang
Tumbang Anjir berdasarkan Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor
188.45/400/2020 tanggal 22 September 2020:
Pusat Kesehatan Masyarakat : Tampang Tumbang Anjir
Kategori : Non Rawat Inap
Alamat : Jl. Damang Sawang, Tampang Tumbang Anjir
Kelurahan : Tampang Tumbang Anjir
Kecamatan : Kurun
Kota / Kabupaten : Gunung Mas
Pemilik :

Organisasi Puskesmas Tampang Tumbang Anjir Tahun 2020 mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 43 Tahun 2019 dan Keputusan Kepala Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya Nomor: 440/27/A- 1/SEKRT/III/2020, sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar berikut:

12
Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Bukit Hindu

Untuk mendukung program Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan


disegala bidang khususnya dibidang kesehatan dan agar pelaksanaan kegiatan
lebih terarah cepat dan tepat mencapai sasaran secara efektif dan dan efisien,
maka perlu dirumuskan cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai dalam kurun
waktu tertentu serta upaya yang akan dilaksanakan untuk mencapai cita-cita atau
tujuan tersebut dalam bentuk Visi dan Misi.
Visi Puskesmas Tampang Tumbang Anjir dalam melaksanakan fungsinya
adalah “Mewujudkan UPT Puskesmas Bukit Hindu Sebagai Pusat Promosi dan
Layanan Kesehatan yang Bermutu”
Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Tampang Tumbang Anjir
memiliki misi sebagai berikut :
1. Menggerakkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Melaksanakan pelayanan Kesehatan dasar yang optimal
3. Meningkatkan profesionalisme petugas Kesehatan yang berkualitas.

13
B. Keadaan Geografi
Mulai tahun. 2020 wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit Hindu meliputi
seluruh Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya, dengan luas Wilayah ±
69,86 Km2 dan mencakup 25 RW dan 125 RT. Kondisi Geografis berupa dataran
dan suhu 26-31°C, Wilayah kerja merupakan daerah yang dapat dijangkau dengan
kendaraan roda dua atau roda empat. Batas wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit
Hindu, antara lain
Sebelah Utara : Desa Teluk Nyatu
Sebelah Timur : Kabupaten Kapuas
Sebelah Selatan : Desa Tewang Pajangan
Sebelah Barat : Kecamatan Rungan

Secara geografis UPT Puskesmas Bukit Hindu terletak di pusat Kota Palangka
Raya Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah kerja UPT Puskesmas Bukit
Hindu dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bukit Hindu

14
C. Demografi
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020, luas
wilayah kelurahan Tampang Tumbang Anjir yakni 114,93 km2, dengan
jumlah penduduk sebanyak 6.794 jiwa dan kepadatan 59 jiwa/km2.
Penduduk berdasarkan jenis kelamin, yakni laki-laki berjumlah 3.512 jiwa
dan perempuan berjumlah 3.282 jiwa. Suku asli di kelurahan ini yakni suku
Dayak Ngaju atau disebut juga Biaju, yang merupakan suku Dayak terbesar
di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan agama kepercayaan, mayoritas penduduk kelurahan
Tumbang Anjir memeluk agama Kristen yakni berjumlah 69,70%, dimana
Protestan 67,83% dan Katolik 1,87%, yang umumnya berasal dari etnis
Dayak. Kemudian Islam 22,56%, dan sebagian kecil beragama Hindu yang
umumnya Kaharingan 7,68% dan kepercayaan 0,06%.

D. Jaringan Puskesmas
Dalam rangka meningkatkan aksesbilitas pelayanan, Pemerintah berupaya
meningkatkan jumlah puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
Jaringan pelayanan Puskesmas sebagaimana dimaksud terdiri atas Puskesmas
Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling) dan Bidan Desa.
Di wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu dalam tahun 2020, tersedia
sebanyak 5 buah puskesmas pembantu. Secara konseptual, puskesmas menganut
konsep wilayah binaan dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk 47.571
jiwa. Dengan jumlah tersebut berarti 1 Pustu melayani sebanyak 9.515 jiwa.
Namun demikian sebaran penduduk tidak merata dibandingkan dengan
keberadaan puskesmas pembantu. Data jaringan dan batas wilayah UPTD
Puskesmas Bukit Hindu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

15
Tabel 1 Data Jaringan dan Batas Wilayah Puskesmas Tampang Tumbang Anjir
Tahun
PUSKESMAS
NO BATAS WILAYAH BINAAN
DAN JARINGAN
Jalan Suprapto sebelah kiri – Jalan S. Parman – Jalan
1 Pembataan Arut sebelah kanan – Jalan Tjilik Riwut Km.1 sebelah
kanan
Jalan Tjilik Riwut Km. 2 sebelah kanan – Jalan Arut
2 Mendawai sebelah kiri – Jalan mendawai pinggir sungai – Jalan
Sakan sebelah kanan
Jalan Beliang pengaringan sebelah kanan – Jalan
Antang Simpat empat Jalan Garuda – Jalan
3 Bukit Tunggal
Tangkasiang sebelah kanan – Jalan Pelatuk sebelah
kanan – Jalan Sakan sebelah kiri
Jalan Sangga Buana II Pengaringan sebelah kiri –
4 Bukit Raya Jalan Yos Sudarso sebelah kanan – Jalan Bukit
Palangka sebelah kiri – Jalan Garuda sebelah kiri
Jalan Tangkasian sebelah kanan – Jalan Pelatuk
5 Perumnas sebelah kiri – Jalan Tjilik Riwut sebelah kiri Km. 3,5
– Jalan Tingang sebelah kiri
Jalan Tjilik Riwut sebelah kiri – Komplek Gatot
UPT Puskesmas
6 Subroto – Jalan Sangga Buana II sebelah kanan –
Bukit Hindu
Jalan Yosy Sudarso sebelah kanan

16
BAB III
METODE
PELAKSANAAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Bidang Kesehatan Lingkungan di UPT Puskesmas Bukit Hindu setiap bulan
melakukan inspeksi Kesehatan Lingkungan di luar Gedung UPT Puskesmas Bukit
Hindu, diantaranya inspeksi sarana air minum, tempat pengelolaan makanan
(TPM), tempat-tempat umum (TTU), Rumah dan Jamban.
Berdasarkan data PIS-PK UPT Puskesmas Bukit Hindu tahun 2022
sebanyak 2,8% dari 1.500 Keluarga belum memiliki akses jamban sehat artinya
masih ada keluarga yang tidak memiliki akses Jamban Sehat. Berdasarkan data
yang didapat keluarga yang belum memiliki akses Jamban Sehat mayoritas berada
di wilayah lahan basah yaitu di Jalan Mendawai yang sangat dekat dengan Sungai
Kahayan.

B. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


1. Prioritas Masalah Metode CARL
Penentuan prioritas masalah perlu dilakukan agar instansi bisa fokus
untuk mengatasi masalah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
paling penting dan membutuhkan perhatian yang lebih serius. Salah satu
cara untuk penentuan prioritas massalah adalah metode CARL. CARL
adalah singkatan dari beberapa kriteria yang digunakan dalam menentukan
prioritas masalah yang terdiri dari:
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan) A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada
mudah diatasi atau tidak. kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode / cara /
teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.

17
Berikut adalah penentuan prioritas masalah di UPTD Puskesmas Bukit Hindu
berdasarkan metode CARL:
Tabel 2 Prioritas Masalah
Total
No Daftar Masalah C A R L Urutan
Nilai
1 Indikator capaian keluarga 9 8 8 8 4608 I
memiliki akses/menggunakan
Jamban Sehat 97,19%
2 Indikator capaian keluarga 8 8 8 8 4096 II
menggunakan sarana air
bersih 99,51%

Berdasarkan penentuan masalah dari metode CARL masalah urutan


pertama adalah Indikator capaian keluarga memiliki akses/menggunakan
jamban sehat 97,19%. Hal ini karena masih belum tercapai nya target akses
Jamban Sehat, sehinga perlu di ketahui penyebab dari prioritas masalah
yang ditemukan. Adapun penyebab masalah yang ditemukan selama
kegiatan magan di UPTD Puskesmas Bukit Hindu dapat dilihat pada
diagram fishbone berikut:

2. Analisis Masalah
Analisis terhadap pokok permasalahan, dilakukan menggunakan
model Fishbone Analysis sebagaimana diperlihatkan dalam gambar di
bawah ini.

18
Gambar 3 Analisis Fishbone
3. Identifikasi pemecahan Masalah dan Penentuan Prioritas Pemecahan
Masalah
Langkah awal dalam melakukan pemecahan masalah adalah dengan
menentukan posisi organisasi dalam kuadran SWOT dengan model IFAS (Internal
Strategic Factors Analysis Summary) dan EFAS (External Strategic Factors
Analysis Summary). Bobot pada matrik IFAS dan IFAS diisi dengan skala mulai
dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-
faktor tersebut terhadap posisi strategis instansi (semua bobot tersebut jumlahnya
tidak boleh melebihi skor total 1,00). Sedangkan untuk rating (nilai ) antara 1
sampai 4. Bobot dan rating kemudian dikalikan untuk mendapatkan skor. Hasil
dari perhitungan IFAS dan EFAS kemudian dimasukkan kedalam diagram layang
untuk menentukan posisi kuadran organisasi. Kuadran dalam diagram layang
dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Kuadran I (positif, positif) = PROGRESIF


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam
kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

2. Kuadran II (positif, negatif) = DIVERSIFIKASI


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi
Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya,
organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3. Kuadran III (negatif, negatif) = UBAH STRATEGI


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya

19
organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang
lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.

4. Kuadran IV (negatif, positif)=BERTAHAN


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi
tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan,
artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri.
Perhitungan IFAS dan EFAS UPTD Puskesmas Bukit Hindu adalah sebagai
berikut:

Tabel 3 Perhitungan IFAS UPTD Puskesmas Bukit Hindu


Faktor-Faktor Bobot X
Bobot Rating Keterangan
Strategi Internal Ranting
Strength (kekuatan)
1 Memiliki Visi 0,2 4 0,8 Tujuan organisasi
Misi serta tujuan akan terarah untuk
organisasi mencapai tujuan
2 Memiliki struktur 0,2 4 0,8 Instansi dapat
organisasi serta meningkatkan
uraian tugas yang efektivitas, efisiensi,
jelas dan produktivitas
organisasi secara
keseluruhan,
meningkatkan
kepuasan karyawan,
dan mencapai tujuan
organisasi secara lebih
efektif
3 Memiliki tenaga 0,2 4 0,8 Memiliki tenaga ahli
ahli Kesehatan akan berkontribusi
Lingkungan pada peningkatan
kualitas Lingkungan
4 Memiliki peralatan 0,2 2 0,4 Walau peralatan yang
yang cukup untuk ada tidak lengkap
menunjang namun cukup untuk
kegiatan mencapai tujuan dari

20
Faktor-Faktor Bobot X
Bobot Rating LaKnejutetarnanTg
Strategi Internal Ranting
aabnel 3
Bidang Kesling dan
K3
5 Memiliki 0,2 2 0,4 Dukungan Pemerintah
Dukungan Penuh sangat membantu
dari Pemerintah terutama untuk
penyediaan Sarana
dan Prasarana
Total 1 3,2
Weaknes (kelemahan)
1 Hanya satu orang 0,2 3 0,6 Di Bidang Kesling
petugas di Bidang setidaknya ada 2
Kesehatan orang fungsional
Lngkungan Sanitrian atau
background
pendidikan Kesehatan
Lingkungan
2 Belum adanya 0,2 3 0,6 Klinik Sanitasi
Klinik Sanitasi bermanfaat untuk
menangguangi
penyakit berbasis
Lingkungan
3 Manajemen K3 0,2 3 0,6 belum berjalannya
belum ada/belum manajemen K3
berjalan menyebabkan faktor-
faktor K3 sering
diabaikan
4 Kurangnya 0,2 1 0,2 Kurangnya
kepercayaan kepercayaan
Masyarakat masyarakat
terhadap fasilitas menyebabkan
Kesehatan masyarakat kurang
terbuka terhadap
masalah Kesehatan
yang dihadapi
5 Jumlah SDM 0,2 2 0,4 Terjadi rangkap
belum memadai pekerjaan dengan unit
lain
TOTAL 1 2.4
S-W 3,2-2,4 0,8

21
Tabel 4 Perhitungan IFAS UPTD Puskesmas Bukit Hindu
Faktor-faktor Bobot x
Bobot Rating Keterangan
strategi eksternal Ranting
Opportunity (Peluang)
1 Adanya dukungan 0,2 4 0,8 Dukungan berupa biaya
dari Pemerintah dan pendampingan serta
untuk bimbingan dalam
pengembangan pelaksanaan Kegiatan di
Puskesmas Puskesmas
2 Adanya 0,2 3 0,6 Setiap staf diberikan
kesempatan yang kesempatan yang sama
diberikan untuk untuk mendapatkan
mengembangkan pelatihan untuk
ilmu sesuai menunjang kinerja
bidangnya
3 Adanya 0,2 3 0,6 Kerjasama dengan
kerjasama institusi Pendidikan
dengan institusi akan membuat
pendidikan Puskesmas berkembang
4 Adanya 0,2 3 0,6 Terjalin hubungan
kerjasama saling menguntungkan
dengan antara Puskesmas
pemerintah dengan pemerintah
daerah daerah
5 Petugas Rutin 0,2 3 0,6 Pemantaun terus-
memantau menerus membuat
Kesehatan masyarakat mulai
Masyarakat di terbiasa menerima
Lingkungannya informasi Kesehatan
Total 1 3,2
Treath (Ancaman)
1 Adanya Persepsi 0,4 4 1,6 Ada kemungkinan
di Masyarakat perubahan SOTK
bahwa Puskesmas menyebabkan
tidak memiliki dihapusnya
fasilitas kesehatan laboratorium
yang memadai entomologi
2 Tingginya angka 0,3 2 0,6 Tingginya angka
kemiskinan kemiskinan di
Masyarkat Masyrakat membuat
mereka harus memilih
antara memenuhi
kebutuhan pangan atau
sandang
Faktor-faktor Bobot x
Bobot Rating Keterangan
strategi eksternal Ranting
L a n ju ta n
3 Pendidikan 0,3 2 0,6 Pendid ik a n y a ng
Ta b el 4
Masyarakat r en da h
rendah membuat masyarakat
sulit menerima masukan
dari petugas Kesehatan
dan kurannya kesadaran
akan hidup sehat
Total 1 2,8
O-T 3,2-2,8 0,4

Berdasarkan hasil dari IFAS dan EFAS, UPTD Puskesmas Bukit Hindu di
kuadran I (0,4, 0,8). Artinya UPTD Puskesmas Bukit Hndu merupakan Organisasi
yang kuat dan memiliki peluang, rekomendasi strategi yang tepat adalah yang
bersifat progresif (strenght oppurtunity) yaitu dengan menggunakan kekuatan
internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Berikut hasil diagram layang dari
IFAS dan EFAS UPTD Puskesmas Bukit Hindu:

Gambar 4. Diagram layang UPTD Puskesmas Bukit Hindu


4. Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan dalam menangani belum
tercapainya target akses Jamban sehat bagi warga wilayah UPTD Puskesmas
Bukit Hindu adalah dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarkat yaitu
pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Pemicuan adalah cara untuk mendorong
perubahan perilaku higiene dan sanitasi oleh individu atau masyarakat atas
kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan
individu atau masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan, 2014). Pemicuan
dilakukan untuk menimbulkan kesadaran bahwa sanitasi (kebisaan BAB di
sembarang tempat) adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada
semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan
secara bersama.
Prinsip dasar pemicuan adalah memfasilitasi dan membiarkan
individu/masyarakat menyadari permasalahannya dan menemukan solusi tanpa
menawarkan subsidi. Dalam pemicuan STBM, fasilitator tidak menawarkan
adanya subsidi terhadap infrastruktur (jamban keluarga) dan tidak menetapkan
blue print jamban yang nantinya akan dibangun oleh masyarakat. Pada dasarnya
pemicuan STBM adalah “pemberdayaan” dan “tidak membicarakan masalah
subsidi”
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melibatkan fasilitasi atas suatu
proses untuk menyemangati serta memberdayakan masyarakat setempat untuk
menghentikan buang air besar di tempat terbuka atau di fasilitas yang tidak
layakdan membangun serta menggunakan jamban sehat. Melalui metode
Participatory Rural Appraisal (PRA),masyarakat menganalisa profil sanitasinya
masing-masing termasuk tempat-tempat buang air besar yang tidak layak dan
penyebaran kontaminasi dari kotoran-ke-mulut yang mempengaruhi dan
memperburuk keadaan setiap orang. Pemicuan ini menimbulkan perasaan jijik,
malu, gengsi, takut sakit, dosa, ataupun rasa tidak nyaman lainnya untuk terus
berperilaku buang air besar sembarangan atau di fasilitas yang tidak layak. Secara
kolektif mereka menyadari dampak buruk dari buang air besar sembarangan atau
di
fasilitas yang tidak layak: bahwa mereka akan selamanya saling memakan
kotorannya masing-masing apabila buang air besar sembarangan masih
berlangsung. Kesadaran ini menggerakkan mereka untuk memprakarsai tindakan
lokal secara kolektif guna memperbaiki keadaan sanitasi di dalam komunitas.
Apabila difasilitasi secara benar, pemicuan STBM dapat memicu tindakan lokal
yang dipimpin oleh masyarakat untuk secara tuntas menghentikan buang air besar
sembarangan dan tanpa program sanitasi eksternal yang menyediakan subsidi.
Masyarakat yang terpicu akan segera berhenti buang air besar sembarangan dan
membuat fasilitas jamban yang layak sesuai dengan kemampuannya hingga
tercapai 100% warga yang berhenti buang air besar sembarangan atau tercapai
desa ODF.
Tujuan pemicuan STBM adalah untuk memicu kesadaran diri di antara
anggota komunitas bahwa mereka sendiri harus merubah perilakunya masing-
masing, dengan demikian fasilitator tidak pernah boleh memberi kuliah atau
nasehat mengenai kebiasaan-kebiasaan sanitasi, dan seharusnya jangan
memberikan solusi eksternal pada tahap permulaan terkait dengan model-model
jamban. Tujuan fasilitator adalah murni untuk membantu anggota komunitas
melihat sendiri bahwa buang air besar di sembarang tempat atau difasilitas yang
tidak layak mempunyai akibat yang menjijikkan, menciptakan lingkungan yang
kurang menyenangkan, dan meningkatkan risiko terkena penyakit. Kemudian
terserah kepada anggota-anggota masyarakat untuk menentukan bagaimana
caranya menangani masalah ini serta mengambil langkah-langkah tindakan.

a. Prinsip-prinsip Pemicuan
Prinsip-prinsip dasar pemicuan, adalah :
1) Tanpa subsidi kepada masyarakat
2) Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban
3) Masyarakat sebagai pemimpin
4) Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam Analisa
permasalahan-perencanaan- pelaksanaan- serta pemanfaatan dan
pemeliharaan.
b. Langkah-langkah dalam pemicuan perubahan perilaku Stop Buang Air
Besar Sembarangan
Proses pemicuan di masyarakat pada prinsipnya adalah menyentuh
perasaan, pola pikir, dan perilaku masyarakat untuk berhenti buang air besar
sembarangan atau buang air besar di fasilitas yang tidak layak. Cara memicu rasa
tersebut dapat dengan menggunakan rasa jijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa
verdosa, rasa tanggung jawab, rasa gengsi, atau rasa lainnya yang berkaitan
dengan kebutuhan masyarakat untuk tidak lagi BAB di sembarang tempat atau di
fasilitas yang tidak layak. Dan untuk membantu proses pemicuan tersebut
digunakan beberapa komponen PRA seperti pemetaan, transek, alur kontaminasi
dan simulasi lainnya.

Tabel 5 Langkah-langkah Pemicuan


Persiapan Pemicuan Pemicuan Paska Pemicuan
Penjelasan Awal Perkenalan dan Menjalin Pleno Pemicuan Desa
Kebersamaan
Pengenalan Peta dan Fasilitasi Analisa Membangun Komitmen
Lingkungan Desa Sanitasi Masyarakat- Monitoring
Perubahan Perilaku
Pengenalan Tokoh Saat Pemicuan Kunjungan Rutin,
Masyarakat Kerjasama dengan
Tempat Ibadah,
Penempelan Stiker,
Pemasangan Spanduk,dll
Membuat Kesepakatan Perencanaan Kegiatan
Pertemuan
Persiapan Alat dan Pembuatan Peta Sanitasi Update Peta Data
Bahan Pembagian Peran Sanitasi

Sasaran pemicuan baiknya kepada semua lapisan masyarakat laki-laki,


perempuan maupun anak-anak, kaya atau miskin, jadi bukan hanya yang belum
memiliki akes jamban saja. Masyarakat dekolah, baik guru maupun murid dapat
dilibatkan dalam pemicuandi masyarkat.
Berikut Langkah utama pemicuan, yaitu:

1) Perkenalan dan menjalin kebersamaan ( Bina Suasana)


Tujuan :
• Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan
• Menjalin keakraban dengan masyarakat peserta diskusi
2) Fasilitasi Analisa Situasi
• Mengajak masyarakat untuk melakukan suatu Analisa secara
menyeluruh tentang sanitasi di desa mereka
• Melalui berbagai tools ( Transect walk, pemetaan, perhitungan, dll)
masyarakay diajak untuk menganalisa dampak buruk dari perilaku
buang air besar di sembarang tempat atau fasilitas yang tidak layak.

3) Jalan Kaki Transect


Ajak masyarakat untuk berhenti di tempat-tempat buang air besar di tempat
terbuka dan membuat kalkulasi lainnya (tersebut di bawah) sembari
menghirup bau yang kurang sedap dan mengamati pemandangan yang
kurang menyenangkan dari buang air besar dengan skala besar. Apabila
masyarakat mencoba untuk mengajak pindah, tetaplah tinggal di sana
meskipun mereka malu. Mengalami pemandangan dan bau yang
menjijikkan dengan cara baru demikian, dengan ditemani oleh seorang dari
luar komunitas, merupakan faktor kunci yang memicu mobilisasi. Pada
waktu jalan kaki transect, ajukan pertanyaan seperti keluarga mana
menggunakan daerah mana untuk membuang air besar, perempuan pergi ke
mana, dan apa yang terjadi pada waktu buang air besar darurat di malam
hari atau semasa mengalami diare.

4) Pemetaan
Mengajak masyarakat untuk membuat denah lokasi rumah-rumah di
permukiman dan menyebutkan tempat BAB masing-masing serta
menanyakan tempat BAB dalam kondisi darurat.

5) Saat pemicuan
Sebagai titik kunci dalam proses pemicuan yaitu masyarakat sampai pada
pemahaman bersama bahwa akibat adanya kebiasaan buang air besar
sembarangan atau di fasilitas yang tidak layak maka setiap orang memakan
kotoran sesamanya dan hal ini akan berlanjut apabila kebiasaan tsb tidak
dihentikan secara keseluruhan.
BAB IV
HASIL KEGIATAN MAGANG

A. Plan of Action
Plan of Action (POA) adalah dokumen yang merinci langkah langkah
konkret yang harus diambil untuk mencapai tujuan tertentu. PoA untuk prioritas
masalah di UPTD Puskesmas Bukit Hindu yaitu melalui Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat adalah sebagai berikut:
Tabel 6.Plan of Action (POA) Penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk Meningkatkan Akses Jamban Sehat
Waktu
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Target Metode Pelaksana Tempat Indikator
pelaksanaan
1 Identifikasi Untuk Seluruh 100% Wawancara, Peserta Bidang Teridentifikasi Minggu I
permasalahan mengidentifikasi staf observasi magang Promotif permasalahan
di Bidang permasalahan di dan Kesling di Bidang
Promotif dan Bidang Promotif Kesling dan
Kesehatan dan Kesling K3
Linkungan
Menentukan Untuk Seluruh 100% Focus group Peserta Bidang Ditetapkannya Minggu II
prioritas menentukan staff discussion magang Promotif masalah yang
masalah prioritas Bidang (FGD) dan Staff dan Kesling menjadi
masalah yang Kesling Bidang prioritas
ada di Bidang Kesling
Kesling dan K3
Memberikan Memberikan Seluruh 100% Focus group Peserta Bidang Ditetapkannya Minggu III
alternatif alternatif staff discussion magang Promotif alternatif
pemecahan pemecahan Bidang (FGD) dan Staf dan Kesling pemecahan
masalah masalah pada Kesling Bidang masalah
kegiatan Bidang Kesling
Kesling
Memberikan Terlaksananya Seluruh 100% Praktik Peserta Lingkungan Warga Minggu IV
Penyuluhan penggunaan masyarakat magang Wilayah mendaftar
penggunaan Jamban Sehat wilayah dan Staf Kerja penggunaan
Jamban Sehat ataupun Jamban kerja Bidang UPTD Jamban Sehat
dan Komunal UPTD Kesling Puskesmas Komunal
Penggunaan Puskesmas Bukit
Jamban Bukit Hindu
Komunal Hindu

29
Waktu
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Target Metode Pelaksana Tempat Indikator
pelaksanaan
Melakukan Dibangunnya Pengelola 100% Diskusi Peserta Kantor Adanya Minggu V
kerjasama Jamban Jamban magang, Kelurahan kerjasama
dengan Pihak Komunal Komunal Staf Palangka yang terjalin
Pekerjaan Kesling antara Bidang
Umum dan Perwakilan Kesling dan
Perumahan PUPR K3 dengan
Rakyat ( PUPR
PUPR )
Melakukan Untuk melihat Warga 100% Observasi Peserta Lapangan Seluruh warga Minggu VI
Survei warga yang magang yang tidak
mendaftar dan Staf memiliki
pembangunan Bidang Akses Jamban
Kesling Sehat Terdata
Mengukur Untuk Jamban 100% membandingkan Peserta Lapangan Adanya hasil Minggu VII
Efektivitas mengetahui Komunal dengan saat magang pembandingan
Penggunaan efektivitas tidak dan Staf
Jamban Penggunaan menggunakan Kesling
Komunal Jamban Jamba Sehat
Komunal
Melakukan Untuk Warga 100% Praktik Peserta Lapangan Perbaikan alat Minggu VII
perbaikan meningkatkan magang, Jamban
Jamban efektivitas Staf Komunal
Komunal Penggunaan Kesling
Jamban serta
Komunal PUPR

30
Waktu
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Target Metode Pelaksana Tempat Indikator
pelaksanaan
Menggunakan Untuk Seluruh 100% Praktik Staff Lapangan Tidak lagi Minggu VIII
Jamban Sehat menggantikan warga Kesling menggunakan
ataupun Jamban wilayah Jamban
Komunal Cemplung ke UPTD Cemplung
sebagai Jamban Sehat Puskesmas
Sarana ataupun Jamban Bukit
Pembuangan Komunal Hindu
Urine dan
Tinja

31
B. PELAJARAN YANG TELAH DIPELAJARI (LESSON LEARNT)
Dalam kegiatan magang ini peserta dapat mempelajari tahap-tahap dalam
menentukan masalah, menentukan prioritas masalah dan memecahkan masalah
dengan menggunakan metode yang terukur dan terarah. Dalam kegiatan magang
peserta juga dapat merasakan dan melihatan secara langsung masalah-masalah
yang dihadapi oleh masyarkat, sehingga peserta mendapatkan ilmu dan
membekali diri dengan ilmu yang akan diterapkan dalam dunia kerja maupun saat
akan kembali bekerja ke instansi.

32
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Instansi UPTD Puskesmas Bukit Hindu, memiliki berbagai sarana dan
prasarana yang menunjang terselenggaranya kegiatan di Fasilitas Kesehatan.
Namun untuk masyarakat yang tinggal di wilayah kerja UPTD Puskesmas Bukit
Hindu masih ada yang tidak menggunakan Jamban Sehat dan menolak
penggunaan Jamban Sehat ataupun Jamban Komunal yang disediakan
Pemerintah. Penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat melalui metode
pimicuan dan penyediaan Jamban Komunal di harapkan masyarakat dapat beralih
menggunakan Jamban Sehat agar tidak mencemari lingkungan permukiman
Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dan tidak mancemari lingkungan sekitar.

B. REKOMENDASI
Permasalahan yang dihadapi saat ini sebagai rekomendasi solusi
permasalahan Bidang Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja , yang ada di UPTD Puskesmas Bukit Hindu adalah sebagai
berikut:
1. Penetapan kebijakan dan Pemantauan Jamban sehat dilakukan terus-
menerus. Hal ini akan membantu memastikan penggunan Jamban sehat
ataupun Jamban Komunal di gunakan sebaik mungkin dan dikelola dengan
benar. Jika memungkin Pemerintah membuat aturan relokasi permukiman
agar wilayah Lahan Basah tidak tercemar hasil dari kegiatan aktivitas
Manusia.
2. Penyuluhan kepada Masyarakat: UPTD Puskesmas Bukit Hindu harus
memberikan penyuluhan yang memadai kepada masyarakat yang
bertanggung jawab menjaga Lingkungan di sekitar tempat tinggalnya .
sehingga mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
penggunaan Jamban Sehat ataupun Jamban Komunal terutama di daerah
Lahan Basah.

33
3. Sumber daya dan peralatan yang memadai: Pemerintah harus menyediakan
sumber daya dan peralatan yang memadai untuk pengelolaan akses Jamban
Sehat didaerah Lahan Basah

34
DAFTAR PUSTAKA

Ahyanti, M., & Rosita, Y. (2022). Determinan Diare Berdasarkan Pilar Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia,
XXI(1), 1-8.

Ahyanti, M., Yushananata, P., Fikri, A., Usman, S., Rudiyanti, N., & Ridwan, M.
(2022). Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Mencapai Wilayah
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kecamatan Tanjungkarang Barat
Kota Bandar Lampung. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarkat
(PKM), V(3), 804-811.

Barus, & Linda. (2021). Buku Ajar Pengelolaan Sampah. Bandar Lampung:
Pusaka Media.

Chandra. (2007). Pengantar KesehatanLingkungan (Cetakan 1 ed.). Jakarta: EGC.

DepKes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan DepKes RI.

Ditjen PP dan PL. (2011). Modul Pelatihan Stop Buang Air Besar Sembarangan
(STOP BABS). Jakarta: Departemen Kesehatan R I dan Pokja AMPL.

Febriawati, H., Kasih, B. T., Husin, H., Nopia, W., & Pratiwi, B. A. (2022).
Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada Masa New
Normal Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, XI(1).

Hafizah, R. Q. (2022). Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


(STBM) di daerah Pesisir Indonesia. Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Indonesia, I(3).

Handayani. (2006). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: FKM UI.

Hayana, Sari, N. P., & Isman, M. (2022). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dalam program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Taluk Kanidai Kecamatan
Tambang. Menara Ilmu, XVI(2).

Kasjono, & Subaris, H. (2021). Model Pemicuan "CREATE" dalam upaya


Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM). Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Lopa, A. F., Darmawansyih, & Helvian, F. A. (2022). Hubungan Pelaksaan 5 Pilar


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Dengan Kejadian Stunting. UMI
Medical Journal, VII(1).

Maliga, I., Rafi'ah, Hasifah, H., & Sholihah, N. A. (2022). Penyuluhan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Diare di

35
Dusun Batu Bangka Kecamatan Moyo Hilir Kabputen Sumbawa. Jurnal
Abdidas, III(1), 1-227.

Miranti, & Sekarina, L. (2022). Penerapan Program Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat (STBM) Untuk meningkatkan Kesehatan Masyarakat Desa
Suka Maju Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo Tahun 2020. Jurnal
Politik dan Pemerintah Daerah, IV(1), 73-96.

Pasiba, A., Sinolungan, J. S., & Berthtuda, J. S. (2023). Promosi Kesehatan dan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, VII(11), 67-78.

Peraturan Menteri Kesehatan. (2014). peraturan.bpk.go.id. Retrieved May 1,


2023, from https://peraturan.bpk.go.id

Slamet, J. S. (2002). Faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan


masyarakat atau perorangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suyono. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan


Lingkungan. Jakarta: EGC.

36
Lampiran 1

37
Lampiran 2

38

Anda mungkin juga menyukai