Tugas Kesling Amdal

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Nama : Yulia Hasvi Maya Suraya

NIM : 2320930320042
Mata Kuliah : Kesehatan Lingkungan
Topik : 1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
2. Promosi Kesehatan Lingkungan di Lingkungan Kerja

A. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PENAMBANGAN EMAS


ILEGAL DI KABUPATEN GUNUNG MAS.
Pertambangan adalah serangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penggalian, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian mineral, batubara,
panas bumi dan migas (Havid, 2006) . Namun pertambangan digolongkan menjadi dua
jenis pertambangan yaitu pertambangan resmi dan pertambangan tidak resmi atau
Pertambangan Emas Tanpa Izin (Peti) yang sekarang dinamakan Pertambangan Emas
Skala Kecil (PESK). Pertambangan Resmi adalah pertambangan yang memiliki izin dan
memiliki tempat penambangan yang khusus sedangkan pertambangan yang tidak resmi
atau Pertambangan Emas Tanpa Izin (Peti) adalah pertambangan yang tidak memiliki izin
dari pemerintah dan tidak memiliki tempat penambangan yang khusus.
Kegiatan pertambangan ilegal sendiri umumnya menyebabkan beberapa masalah
yaitu merugikan negara, berupa kehilangan pendapatan negara dari sektor perpajakan,
merusak dan mencamari lingkungan, dan melanggar hukum. Kerusakan lingkungan
lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
sifat fisik, kimia, atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup. Seperti yang terjadi di Kabupaten Gunung Mas.
Kabupaten Gunung Mas adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi
Kalimantan Tengah. Kabupaten ini mata pencahariannya adalah penambang emas tanpa
ijin yang tidak memperhatikan kerusakan dari lingkungannya. Awal mula terjadi dalam
ruang lingkup yang kecil, masyarakat hanya melakukan kegiatan penambangan secara
manual dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu yang diberi nama “dulang”
sebagai pekerjaan sampingan. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa
masyarakat melakukan kegiatan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dengan
menggunakan mesin atau alat tambang yang berkapasitas lebih besar sehingga
menyebabkan timbulnya dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan akibat
dari pembukaan lahan untuk penambangan dan pembuangan tailing sebagai sisa dari
pengolahan emas yang menggunakan bahan kimia tertentu, menurunkan kualitas
kesehatan, rendahnya penerapan kemanan dan keselamatan kerja, serta menimbulkan
konflik sosial. Dengan melakukan kegiatan Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) ini
penghasilan masyarakat setiap harinya bisa bertambah tanpa masyarakat memperhatikan
dampak yang timbul akibat Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) tersebut yang
menyebabkan aktifitas Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) menjadi tidak terkendali.
Pemerintah Kabupaten Gunung Mas dalam mengatasi pertambangan ilegal
dengan mengeluarkan kebijakan terkait Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) melalui
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Wilayah Pertambangan Rakyat dan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Penyertaan Modal Perusahaan Daerah
Gunung Mas Perkasa, Perusda bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam mengelola
usaha izin pertambangan yang terdapat pada pasal 6 ayat 1.c. Alasan Pemerintah
bekerjasama dengan Perusda agar memudahkan masyarakat dalam pengurusan dan
pengelolaannya, tetapi masyarakat masih belum mengetahui kebijakan tersebut dan
masyarakat masih melakukan kegiatan Pertambangan Emas Skala Kecil seperti yang
terjadi di Kabupaten Gunung Mas tepatnya di Desa Tanjung Riu Kecamatan Kurun,
Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Desa Tanjung Riu merupakan tempat Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK)
yang paling besar yang ada di Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah.
Seiring berjalannya waktu tempat tersebut menjadi ramai karena banyaknya para
penambang emas, dan semakin modern alat-alat sekarang sehingga para penambang emas
tradisional ini beralih dari alat tambang tradisional menjadi alat yang menggunakan
mesin. Menambang menggunakan mesin mempercepat mendapatkan hasil, dengan hasil
yang instan di dapatkan penambang tidak memperhatikan akibat yang ditimbulkan
sehingga lokasi tersebut mengalami deforestasi besar-besaran. Deforestasi di kabupaten
Gunung Mas disebabkan oleh kegiatan pertambangan yang berdampak negatif terhadap
lingkungan dan sangat berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Berbagai
permasalahan dan kerusakan akibat kegiatan penambangan emas yang tidak dikelola
dengan baik dan benar mengakibatkan berbagai kerusakan lingkungan seperti tanah, air,
udara, laut dan hutan.

Penambang emas di Kabupaten Gunung Mas

B. ANALISIS PENERAPAN AMDAL DI LINGKUNGAN KERJA


Analisis AMDAL di lingkungan kerja penambang emas ilegal kabupaten Gunung Mas :
 Dampak negatif
 Dampak lingkungan fisik :
1. Penggunaan bahan kimia berbahaya salah satunya raksa dan merkuri, dapat
mengganggu dan merusak ekositem dan mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Penambangan emas dilakukan secara ilegal oleh masyarakat dan menggunakan
merkuri untuk mengekstrak emas yang terkandung dalam air dan lumpur kecil
kemungkinan untuk teroksidasi dan dapat membentuk senyawa baru sehingga
ekosistem di sungai pun tercemar. Senyawa baru yang tertelan oleh mikroba tersebut
dapat masuk ke dalam rantai makanan. Ketika mikroba tersebut dimakan oleh ikan,
senyawa tersebut juga masuk ke dalam tubuh. Senyawa ini akhirnya masuk ke tubuh
dan menjadi berbahaya ketika orang makan ikan yang terkontaminasi senyawa
merkuri ini.
2. Perluasan daerah tambang dapat menyebabkan terjadinya banjir karena daerah yang
seharusnya lokasi yang menjadi resapan air di jadikan lokasi untuk menambang emas
secara ilegal, hutan rawa yang rusak dan buruknya tata drainase.
3. Penambangan emas yang dilakukan secara ilegal tanpa pengawasan setelah selesai
melakukan aktivitas tersebut maka akan menimbulkan lubang yang besar, dimana
lubang ini berisi logam - logam berat yang dapat merembes ke air tanah dan
mencemari air tanah sekitar bahkan sampai air laut.
4. Lokasi penambangan emas secara ilegal dapat mengakibatkan resiko terjadinya
longsor karena hilangnya vegetasi tanah penutup dan struktur menjadi labil. Dalam
kegiatan penambangan emas penambang melakukan pengupasan tanah penutup dan
tanah pucuk untuk mendapatkan lokasi yang diinginkan.
5. Menganggu kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman karena tercemar
logam berat seperti Fe, Mn, SO4.
 Dampak kesehatan :
1. Tumpahan logam berat, solar akibat kegiatan penambangan yang dilakukan secara
ilegal akan membahayakan kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat ini dapat
berupa arsen, tembaga, sianida, seng dan emas hitam yang secara langsung dapat
mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar yang masih menggunakan air sungai
sebagai pemenuhan kebutuhan sehari - hari.
2. Limbah pencucian mencemari air sungai, membuat air sungai keruh dan asam,
menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian emas. Limbah
pencucian emas mengandung zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan saat
mengkonsumsi air. Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam
sulfat (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4) dan timbal (Pb). Hg dan Pb
merupakan logam berat penyebab penyakit kulit seperti kanker kulit pada manusia.
3. Menimbulkan kebisingan dari kegiatan pemotongan pohon dan polusi udara yang
dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler.
 Dampak Sosial :
1. Penambang emas ilegal tidak memiliki ijin sehingga pada saat melakukan kegiatan
tambang emas dan setelahnya tidak sesuai dengan SOP.
2. Dampak pada lingkungan sosial perselisihan antara pemilik area dengan penambang
sering terjadi, terjadi prostitusi, perkelahian akibat minuman keras, peredaran obat
terlarang, pencurian, pernikahan usia dini.
 Dampak positif :
1. Dapat menciptakan lapangan kerja, karena kegiatan tambang emas memerlukan tenaga
kerja yang cukup banyak.
2. Sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat sekitar.
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
 Evaluasi :
1. Selaku pemberi izin, pemerintah perlu memperkuat sistem kontrol. Birokrat pemberi
izin perlu lebih aktif turun ke lapangan memeriksa penggunaan izin semestinya.
Membiarkan pemilik izin untuk bebas melakukan apapun dalam kawasan
penambangan emas, berarti membiarkan mereka merambah kekayaan alam secara tak
bertanggung jawab.
2. Sanksi hukum yang edukatif sangat penting, supaya pemilik izin tidak melanggar
perizinan. Pemerintah harus lebih serius mencermati penggunaan izin. Ketegasan
pemerintah untuk mencabut izin sebuah pengelolaan tambang yang merugikan
lingkungan hidup, masyarakat sekitar dan negara sangat diperlukan. Kegiatan
perusahaan pertambangan akan menjadi sumbangan besar bagi percepatan
pertumbuhan ekonomi, jika pemerintah efektif memantau dan memeriksa/mengawasi
semua keadaan yang sebenarnya pada penambang emas ilegal.
3. Pemerintah Kabupaten Gunung Mas aktif melakukan sosialisasi terkait pengurusan
Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang dilakukan tanpa pungutan biaya sehingga
masyarakat tidak perlu ragu untuk mengurus Izin Pertambangan Rakyat (IPR). Hal ini
sudah di atur dalam Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Izin
Pertambangan Rakyat di wilayah Kabupaten Gunung Mas.
4. Aktif sosialisasi untuk pengelolaan lahan pasca tambang untuk meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat dan dampak yang terjadi pasca penambangan emas.
C. Promosi Kesehatan Lingkungan (AMDAL) di Lingkungan Kerja
 Promkes Terkait Amdal di Lingkungan Kerja:
1. Sosialisasi menjaga kelestarian alam.
2. Sosialisasi dampak kesehatan akibat mengkonsumsi zat - zat berbahaya sisa tambang
emas seperti merkuri, sianida, seng dan lain - lain.
3. Sosialiasi tentang dampak lingkungan fisik, kesehatan dan sosial yang terjadi setelah
menambang emas.
4. Sosialisasi tentang pemanfaatan lahan.
5. Sosialisasi keselamatan pada saat bekerja melakukan penambangan emas.
POSTER PROMKES STOP TAMBANG ILEGAL
Daftar Pustaka

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah seharusnya diatur
oleh pemerintah pusat.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan
Pertambangan Rakyat
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 Tentang Keterlibatan
Masyarakat Dalam AMDAL dan Izin Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana
Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin
Lingkungan
Febriyanti, D., Aini, S. N., Resta, A. V., and Bagaskara, R. 2021. Fungsi AMDAL Dalam
Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Setelah Diundangkannya UU
Cipta Kerja. Widya Pranata Hukum, 3(2).
Kajian Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Lebong Utara Kabupaten
Lebong Lesta Trimiska1, Wiryono, Hery Suhartoyo. Pasca Sarjana Pengelolaan
Sumberdaya Alam BAPEDA Lebong Muara Aman, Lebong.
Penegakan Hukum Dan Keadilan, Vol 1(2). Agustus 2020,
https://pelitaku.sabda.org/node/872 diakses pada tanggal 27 November 2023
Peraturan perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL.
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai