Anda di halaman 1dari 13

FENOMENA PERKEMBANGAN GURU

MASA KINI DAN MASA LAMPAU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang berperan serta secara aktif
dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bhwa pada
setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu
kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata
sebagai ‘pengajar’ yang melakukan transfer of knowledge tetapi juga
sebagai ‘pendidik’ yang melakukan transfer of values dan sekaligus
sebagai ‘pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Guru adalah aktor utama dalam mencapai kesuksesan pendidikan yang


dicanangkan di samping orang tua dan elemen lainnya. Tanpa keterlibatan aktif guru,
pendidikan kosong dari materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah
kurikulum, visi-misi, dan kekuatan finansial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan,
maka kualitas lembaga pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan
sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi-misi, dan kekuatan finansial, jika gurunya
inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat.
Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang pula dengan kualitas guru yang baik, maka
kualitas lembaga pendidikan akan semakin dahsyat.
Guru merupakan figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa
depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak
didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita
besarnya di masa depan. Ingat kisah sukses Imam Syafi’i? Kesuksesan beliau tidak
terlepas dari peran guru-gurunya, khususnya Imam Malik. Begitu juga dengan kisah
sukses KH. Moh. Hasyim Asy’ari yang tidak lepas dari peran guru-
gurunya,khususnya Syekh Kholil, Bangkalan, Madura. Peran guru sangat vital bagi
pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi yang menjadi impian hidup anak
didiknya di masa depan. Di balik kesuksesan murid, selalu ada guru yang memberikan
inspirasi dan motivasi besar pada dirinya sebagai sumber stamina dan energi untuk
selalu belajar dan bergerak mengejar ketertinggalan, menggapai kemajuan,
menorehkan prestasi spektakuler dan prestisius dalam panggung sejarah kehidupan
manusia.
Guru akan menjadi anutan yang akan ditiru oleh para siswanya. Bukan hanya
hal-hal yang baik, bahkan hal-hal yang buruk pun akan mereka tiru. Oleh karena itu,
guru hendaklah memiliki kepribadian yang bisa dicontoh dan diteladani oleh para
siswanya. Itu karena profesi sebagai guru sangat berbeda dengan profesi apa pun yang
lain. Guru adalah sosok pribadi yang digugu dan ditiru oleh siswa dan masyarakat di
sekitarnya. Maka untuk mewujudkan cita-cita ideal tersebut, perilaku guru sehari-hari
harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Oleh karena itu, kepribadian bagi seorang guru merupakan faktor yang
menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Kepribadian
dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didik.

Namun begitu, seorang yang berstatus sebagai guru tidak selamanya dapat menjaga
wibawa dan citra sebagai guru di mata anak didik dan masyarakat. Ternyata masih
terdapat sebagian guru yang mencemarkan wibawa dan citra guru.
Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil
dan contoh, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Itulah kesan terhadap
guru sebagai sosok yang ideal. Dia adalah sosok yang diharapkan mampu menjadi
figur pendidik yang berperan mentransformasikan ilmu pengetahuan, dan juga
berperan melakukan pewarisan nilai-nilai moral dalam rangka membentuk insan yang
memiliki kesempurnaan moral (al-Akhlaq al-Karimah).
Dalam konteks ini, kehadiran guru-guru yang berkualitas menjadi kebutuhan
pokok yang tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk mengubah masa depan bangsa ke arah
kemajuan pesat di segala aspek kehidupan. Guru lah yang diharapkan seluruh elemen
bangsa ini untuk mengubah nasib bangsa besar ini menjadi bangsa yang disegani
bangsa-bangsa lain di dunia, karena prestasi besarnya. Lalu siapa yang pantas disebut
guru yang berkualitas dan ideal ini?.
Sejalan dengan hal tersebut, Allah pun memerintahkan kepada umat manusia
agar sebagian dari mereka ada yang berkenan memperdalam ilmu dan menjadi
pendidik guna meningkatkan derajat diri dan peradaban dunia. Sebagaimana firman
Allah SWT:

‫َو َم ا َك اَن اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن ِلَيْنِفُرْو ا َك ۤا َّفًۗة َفَلْو اَل َنَفَر ِم ْن ُك ِّل ِفْر َقٍة ِّم ْنُهْم َطۤا ِٕىَفٌة ِّلَيَتَفَّقُهْو ا ِفى الِّدْيِن َو ِلُيْنِذ ُرْو ا َقْو َم ُهْم ِاَذ ا‬
‫َر َج ُع ْٓو ا ِاَلْيِه ْم َلَع َّلُهْم َيْح َذ ُرْو َن‬
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubah/9: 122).

Untuk dapat berbuat seperti itu setiap guru harus memiliki profil yang ideal dan
profesional. Guru harus mempunyai keahlian khas sebagai seorang guru yaitu
keterampilan menyampaikan, mengajar dan mempengaruhi anak didik. Gambaran
ideal profil guru di era sekarang tentu saja berbeda dengan zaman dahulu. Sebab tidak
hanya sekedar dituntut memiliki sejumlah ilmu pengetahuan yang menjadi keahliannya
saja, akan tetapi sosok guru yang senantiasa peka, arif dan sekaligus kritis terhadap
setiap perkembangan yang sedang terjadi.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian profesi keguruan?
b. Apa saja ruang lingkup, landasan, tujuan dan prinsip profesi keguruan?
c. Apa saja perbedaan guru masa kini dengan masa lampau ?

C. Tujuan
a. Untuk mendeskripsikan pengertian profesi keguruan.
b. Untuk mendeskripsikan ruang lingkup, landasan, tujuan dan prinsip profesi keguruan.
c. Mengetahui perangkat profesi keguruan

D. Manfaat
a. Dapat menjadi referensi, pengetahuan, dan bahan diskusi tentang profesi keguruan masa kini dan
masa lampau
b. Menambah daya kritis tentang materi profesi keguruan masa kini dan masa lampau
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Profesi Keguruan


Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan disekolah diwujudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal. Untuk maksud
tersebut, maka peranan professional itu mencangkup tiga bidang layanan, yaitu layanan
intruksional, layanan administrasi, dann layanan bantuan akademik social pribadi.
Pertama, penyelenggaraan proses belajar mengajar, yang menempati porsi terbesar Dari profesi
keguruan.
Kedua, tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah belajar pada
khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belarnya.
Ketiga, disamping kedua hal tersebut, guru harus memahami bagaimana sekolah itu dikelolah,
apa peranan guru didalamnya, bagaimana memanfaatkan prosedur serta mekanisme pengelolaan
tersebut untuk kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru.
Secar kontekstual dan umum, ruang lingkup kerja guru itu mencangkup aspek-aspek :
a. Kemampuan profesional mencangkup :
1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan
konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya
2) Penguasaan dan penghayatan atas wawasan dan landasan kependidikan dan keguruan.
3) Penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan, dan pembelajaran.
b. Kemampuan social mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan kerja
dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
c. Kemampuan personal (pribadi) mencakup :
1) Penampilan sikap yang positif terhdap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure-unsurnya.
2) Pemahaman penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya di anut oleh seorang
guru.
Seorang menampilkan unjuk kerja yang professional apabila dia mampu menampilkan
keandalannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai guruV
Keandalan kerja itu dapat di lihat dari berbagai segi berikut ini:
a. Mengetahui, memahami dan menerapkan apa yang harus di kerjakan sebagai guru.
b. Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu.
c. Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan kewenangan profesinya dan
menghormati profesi lain.
d. Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam perbuatan mendidik, mengejar
dan melatih.
Ruang lingkup profesi guru dapat pula di bagi ke dalam dua gugus, yaitu:
a. Gugus kemampuan profesional (soedarjo, 1982)
b. Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional
Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional dan
Mencakup hal-hal berikut:
a. Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan studi (structure,
concept,and way of knowing).
b. Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar.
c. Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan belajar.
d. Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar(umum maupun khusus).
e. Pengetahuan dan penguasaan berbagai prosese belajar(umum dan khusus)
f. Pengetahuan tentang karakteristik dan kondisi social, ekonomi, budaya, politi sebagai latar
belakang dan konteks berlangsungnya proses belajar.
g. Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi.
h. Pengetahuan dan penghayatan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
i. Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar.
j. Pengetahuan tentang berbagai jenis informasi kependidikan dan manfaatnya.
k. Penguasaan teknik mengamati proses belajar mengajar.
l. Penguasaan berbagai metode belajar.
m. Peguasaan tekhnik meyusun instrument penilaian kemajuan belajar.
n. Penguasaan teknik perencanaan dan pengembangan program belajar mengajar.
o. Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara manusia, terutama dalam proses
belajar mengajar.
p. Pengetahuan tentang system pendidikan sebagai bagian terpadu dari system social Negara
bangsa.
q. Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan untu kepentingan proses
pengambilan keputusan.
Gugus kemampuan profesional, mencakup :
a. Merencanakan programbelajar mengajar
1) Merumuskan tujuan-tujuan instruksional
2) Menguraikan deskripsi satuan bahasan
3) Merancang kegiatan belajar mengajar
4) Memilih media dan sumber mengajar
5) Menyusun instrument informasi
b. Melaksanakan dan memimpin proses belajar mnengajar.
1) Memimpin dan membimbing proses belajar mengajar.
2) Mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar.
3) Menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar.
c. Menilai kemajuan belajar.
1) Memberikan skor atas hasil evaluasi
2) Menstransformasikan skor menjadi nilai.
3) Menetapkan rengking.
d. Menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian untuk
memcahkan masalah professional kependidikan.
Profil kemampuan dasar guru yang harus dimiliki sebagai seoranG professional yaitu sebagai
berikut.
1. Menguasai bahan
a. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.
b. Menguasai bahan pendalaman bidang studi.
2. Mengelola program belajar mengajar.
a. Merumuskan tujuan instruksonal
b. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.
c. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat.
d. Melaksanakan program belajar mengajar.
e. Mengenal kemampuan anak didik.
f. Merencanakan dan melaksanaakan pengajaran remedial.
3. Mengelola kelas
a. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran .
b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
c. Menciptakan disiplin kelas.
4. Menguanakan media atau sumber
a. Mengenal, memilih dan mengunakan media.
b. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana.
c. Mengunakan dan mengelola laboraturium dalam rangka proses belajar mengajar
d. Mengembangkan laboratorium.
e. Menggunakan micro teeching unut dalam program pengalama lapangan.
f. Menguasai landasan-landasan kependidikan
g. Mengelola interaksi belajar mengajar
h. Menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran
i. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling
j. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan konseling
k. Menyelenggarakan program pe layanan bimbingan dan konseling di sekolah

B. Landasan Filosofi Profesi Keguruan


a. Pancasila
Pasal 2 UU No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang Undang Dasar 1945. Rincian selnjutnya tentang hal itu tercantum dalam Penjelasan
UU-RI No. 2 Tahun 1989, yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di bidang
pendidikan, adalah pengamalan Pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan
antara lain : Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinngi
kualitasnya dan mampu mandiri (Undang-Undang, 1992: 24). Sedangkan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR?1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara
Republik Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan
masyarakat yang dianngap baik,sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal serta
muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan, dengan kata lain: Pancasila sebagai
sumber nilai dalam pendidikan.
P4 atau Ekaprasetya Pancakarsa sebagai petunjuk operasional pengamalan Pancasiladalam
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan. Perlu ditegaskan bahwa pengalaman
Pancasila itu haruslah dalam arti keseluruhan dan keutuhan kelima sila dalam Pancasila itu,
sebagai yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dalam Buku I Bahan Penataran P4 dikemukakan bahwa Tap MPR No.
II/MPR/1978 tersebut di atas memberi petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan kelima sila
Pancasila. Bagi bidang pendidikan, hal ini sangat penting karena akan terdapat kepastian nilai
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.
b. Undang-undang dasar Republik Indonesia nonor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional
Dalam Bab I pasal 1 mengenai Ketentuan Umum UU Republik Indonesia di tuliskan bahwa yang
di maksudkan di dalam UU tersebut adalah:
1. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
4. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan
kekhususan tujuannya.
5. Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasandan kedalaman bahan
pengajaran.
Dalam Bab VII pasal 27 tentang Tenaga Kependidikan di tuliskan bahwa:
1. Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti,
mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
2. Tenaga kependidikan, meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik
pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran dan teknisi
sumber belajar.
3. Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama
mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang
pendidikan tinggi disebut dosen.

C. Tujuan dan Prinsip Profesi Keguruan


1. Tujuan Profesi Keguruan
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU RI no 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional diarahkan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
demokratis serta bertangungjawab. Merupakan indikatorumum yang dapat dijadikan barometer
pencapaian mutu pendidikan secara nasional dari setiap satuan pendidikan tertentu.
Perengkat lain yang kemudian menjadi dasar peningkatan mutu pendidikn adalah UU RI No. 14
Tahun 2005 bahwa guru dituntut untuk memiliki kompetensi, maksudnya adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, danperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dalam kompetensi pedagogik yaitu
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadianya itu kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
pesertadidik. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secaraluas
dan mendalam. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
Menurut surya (2005:48) bahw aprofesionalisme guru mempunyai peranan penting dalam
peningktan mutu pendidikan., karena:
1. Profesioanlisme guru memberikan jaminan perlindungan kepada masyarakat umum.
2. Professional guru merupakan suatu cara untk memperbaiki citra profesi pediddikan yang
selama ini dianggap oleh masyarakat rendah
3. Profesionalisme guru memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri yang
memberikan kemungkinan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan
memaksimalkan kompetensinya.
Dalam UU no 14 tahun 2005 Bab II Pasal 6 tentang kedudukan, fungsi dan tujuan, kedudukan
guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan
nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab.
2. Prinsip Profesi Keguruan
Dalam UU no 14 Tahun 2005 Pasal 7 Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia;
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. Memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat;
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyaikewenangan mengaturhal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru

D. Perbedaan Guru Masa Kini dan Masa Lampau

1. Cara Mengajar (Teaching Style)

Di sinilah letak perbedaan yang pertama. Pendidikan zaman dulu kebanyakan menggunakan
gaya mengajar yang berpusat pada guru atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
teacher-centered. Guru menjadi sumber utama belajar dan buku hanya difungsikan sebagai
penunjang.Namun Gaya mengajar guru zaman sekarang lebih berpusat pada siswa atau Student-
centered. Siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk bereksplorasi dan mengembangkan
diri. Dan guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar. Kemudahan mengakses buku dan
juga informasi melalui internet, membuat siswa dapat belajar dari mana saja.
Dunia pendidikan zaman sekarang mengenal yang namanya merdeka belajar. Gaya mengajar
guru zaman sekarang lebih berpusat pada siswa atau Student-centered. Siswa diberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri. Dan guru bukan lagi
menjadi satu-satunya sumber belajar. Kemudahan mengakses buku dan juga informasi melalui
internet, membuat siswa dapat belajar dari mana saja.

Dalam mempersiapkan pelajaran, guru zaman sekarang tidak perlu menulis RPP di buku besar
seperti guru zaman dulu. Rpp guru zaman now juga tidak harus berlembar-lembar. Guru
sekarang bahkan dapat membuat RPP satu lembar saja sebagai persiapan mengajar.

2.Interaksi Guru dan Murid (Teacher-student Interaction)


Kalau Zaman dulu guru adalah sosok yang sangat dihormati dan juga ditakuti, guru zaman
sekarang memiliki peran yang sangat banyak. Tidak hanya sebagai pendidik, pengajar, orang tua,
guru juga dapat menjadi teman siswa. Saat ini sudah sangat banyak ditemui siswa dapat bebas
bercerita dengan gurunya. Hubungan siswa dan guru di zaman sekarang dapat dikatakan menjadi
lebih dekat dan lebih akrab sehingga suasana belajar juga lebih menyenangkan dan interaktif.

3. Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan (Technology Used in Teaching)


Media-media yang digunakan dalam pendidikan tidak lagi anya sebatas buku, namun guru masa
kini sudah sangat akrab dengan teknologi. Tidak hanya mengoperasikan komputer, guru masa
kini juga sering memanfaatkan berbagai aplikasi untuk menunjang pembelajaran. Salah satu
pemanfaatan teknologi yang sering digunakan oleh guru adalah untuk membuat media
pembelajaran yang interaktif. Guru zaman now dapat membuat media berupa video, slide
presentasi, games onteraktif, kuis interaktif, dan lain sebagainya.
4. Pemberian Tugas (Assignments/Tasks Given)
Zaman dulu sering kali siswa mendapat tugas dalam bentuk merangkum atau mengerjakan soal-
soal. Tak jarang pula siswa mendapatkan tugas menuliskan materi melalui dikte dari guru.
Namun Guru zaman sekarang sudah menerapkan berbagai jenis tugas untuk mengukur
perkembangan belajar siswa. Tak jarang guru-guru memberikan tugas berupa proyek kepada
siswa yang sekaligus menunjang proses berpikir, eksplorasi dan kreatifitas siswa. Guru zaman
sekarang sudah menerapkan berbagai jenis tugas untuk mengukr perkembangan belajar siswa.
Tak jarang guru-guru memberikan tugas berupa proyek kepada siswa. Hal ini memiliki berbagai
kelebihan yaitu membuat siswa-siswa lebih kreatif dan juga dapat melatih kemampuan siswa
untuk bekerja dalam tim. Siswa sekarang juga memiliki banyak pilihan dalam menyelesaikan
tugasnya. Ada tugas yang dikerjakan berupa video, infografis, proyek, gambar, unggahan di
media sosial, dan lain sebagainya. Jadi siswa zaman sekarang tugasnya lebih bervariasi, tidak
hanya sebatas paper and pen test saja.

5. Reward and Punishment


Reward dan punishment yang diberikan oleh guru zaman dulu dan zaman sekarang juga sangat
berbeda. Guru zaman dulu boleh dibilang menggunakan cara-cara yang tegas untuk
mendisiplinkan siswa. Misalnya lari mengelilingi lapangan, berdiri di pojokan kelas selama jam
pelajaran, atau dipukul dengan tongkat
Di zaman sekarang, punishment yang diberikan oleh guru sudah tidak berbentuk hukuman fisik
lagi. Jika siswa mengalami pelanggaran, seringkali konsekuensi yang diberikan lebih pada
konsekuensi akademis misalnya membaca buku kemudian membuat resensi, diberikan
peringatan secara lisan, atau meminta siswa untuk menjadi asisten guru saat mengajar di kelas.
Reward yang diberikan guru zaman sekarang juga lebih beragam, mulai dari pujian, memberikan
bintang/poin, atau menjadikan siswa yang berprestasi menjadi leader di kelasnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://harismulyawan84.blogspot.com/2017/11/ruang-lingkup-profesi-keguruan.html
1
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, (Jogjakarta: DIVA
Press, 2009), hlm. 6.
2
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, hlm. 17-18.
3
Chaerul Rachman dan Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru: Menjadi Guru
yang Dicintai dan Diteladani oleh Siswa, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2011), hlm. 22.
4
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan

Anda mungkin juga menyukai