Makalah PKN (PERS)
Makalah PKN (PERS)
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul “Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi” dengan
lancar. Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah banyak membantu sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karna itu kami meminta pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata kami ucapkan terimakasih .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN PERS
II. FUNGSI PERS
III. PERANAN PERS
IV. PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA
V. TEORI-TEORI TENTANG PERS
VI. SIFAT PERS
VII. KODE ETIK JURNALISTIK
VIII. PERS YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIK
JURNALISTIK
IX. KEBEBASAN PERS
X. PENGARUH PERS
XI. PEMANFAATAN MEDIA MASSA Dalam KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
XII. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEBEBASAN PERS
XIII. Dampak Dari Penyalahgunaan Kebebasan Pers/Media Massa
XIV. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERS
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah pers tidak asing terdengar di telinga kita semua, berbicara tentang pers berarti akan
menyangkut aktivitas jurnalistik. Terkadang istilah pers, jurnalistik, dan komunikasi massa
menjadi tercampur baur dan saling tertukar pengertiannya. Apabila pers merupakan salah satu
bentuk komunikasi massa, maka jurnalistik merupakan kegiatan untuk mengisinya
.
Beberapa ahli politik berpendapat bahwa pers merupakan kekuatan keempat dalam sebuah negara
setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pendapaat tersebut sekiranya tidak berlebihan karena
kenyataannya pers dapat menciptakan/membentuk opini masyarakat luas, sehingga mampu
menggerakkan kekuatan yang sangat besar.
Dalam era demokratisasi ini, pers telah merasakan kebebasan sehingga peranan dan fungsi pers
dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat. Pada masa reformasi ini, kebebasan pers telah di buka
lebar-lebar. Pers mendapatkan kebebasan untuk melakukan kritik social terhadap pemerintah. Pers
bebas untuk bergerak dalam melakukan pemberitaan. Meskipun bebas, tetapi pers tetap
bertanggung jawab dalam pemberitaannya. Pemerintah pun tetap melakukan control terhadap
kebebasan pers dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah fungsi dan peranan pers ?
2. Bagaimanakah perkembangan pers di Indonesia ?
3. Bagaimanakah maksud pers yang bebas dan bertanggung jawab ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui fungsi dan peranan pers.
2. Untuk mengetahui perkembangan pers di Indonesia.
3. Untuk mengetahui maksud pers yang bebas dan bertanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN PERS
Istilah pers berasal dari kata persen bahasa Belanda atau press bahasa Inggris, yang berarti
menekan yang merujuk pada mesin cetak kuno yang harus ditekan dengan keras untuk
menghasilkan karya cetak pada lembaran kertas.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pers berarti :
A. alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar,
B. alat untuk menjepit atau memadatkan,
C. surat kabar dan majalah yang berisi berita,
D. orang yang bekerja di bidang persurat kabaran.
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan
media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
II. FUNGSI PERS
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, disebutkan dalam pasal 3 fungsi pers adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai Media Informasi, ialah perrs itu memberi dan menyediakan informasi tentang
peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena
memerlukan informasi.
b. Fungsi Pendidikan, ialah pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education), pers
memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah
pengetahuan dan wawasannya.
c. Fungsi Menghibur, ialah pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi
berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita
bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
d. Fungsi Kontrol Sosial, terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Social particiption yaitu keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan.
2. Socila responsibility yaitu pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat.
3. Socila support yaitu dukungan rakyat terhadap pemerintah.
4. Social Control yaitu kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah.
e. Sebagai Lembaga Ekonomi, yaitu pers adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang pers
dapat memamfaatkan keadaan disekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai lembaga
sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil prodduksinya untuk kelangsungan hidup
lembaga pers itu sendiri.
B. Teori Pers Libertarian : Teori menganggab bahwa pers merupakan sarana penyalur hati nurani
rakyat untuk mengawasi dan menetukan sikap terhadap kebijakan pemerintah. Pers berhadapan
dengan pemerintah Pers bukanlah alat kekuasaan pemerintah.Teori ini menganggab sensor sebagai
hal yang Inkonstitusional.
Tugas-tugasnya :
· Melayani kebutuhan ekonomi (iklan)
· Melayani kehidupan politik
· Mencari keuntungan (kelangsungan hidupnya)
· Menjaga hak warga Negara (control social)
· Memberi hiburan.
Ciri-cirinya :
· Publikasi bebas dari penyensoran
· Tidak memerlukan ijin penerbitan, pendistribusian
· Kecaman terhadap pejabat, partai politik tidak dipidana
· Tidak adak kewajiban untuk mempublikasikan segala hal
· Publikasi kesalahan dilindungi sama dengan publikasi kebenaran sepanjang menyangkut
opini dan keyakinan.
· Tidak ada batas hukum dalam mencari berita
· Wartawan mempunyai otonomi professional.\
C. Pers Tanggung Jawab Sosial, mengemukakan bahwa kebebasan pers harus disertai dengan
tanggung jawab kepada masyarakat, kebebasan pers perlu dibatasi oleh dasar moral, etika dan hati
nurani insan pers sebab kemerdekaan pers itu harus disertai tanggung jawab kepada masyarakat.
D. Teori Pers Komunis, menyatakan pers adalah alat pemerintah atau partai yang berkuasa dan
bagian integral dari negara sehingga pers itu tunduk kepada negara. Ciri-ciri pers Komunis adalah
:
· Media dibawah kendali kelas pekerja karena pers melayani kelas tersebut.
· Media tidak dimiliki secara pribadi.
· Masyarakat berhak melakukan sensor.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan
tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Penafsiran :
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan
orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran :
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas
informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang
mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia
diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Penafsiran :
a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi
keamanan narasumber dan keluarganya.
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan
narasumber.
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan
atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh
disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau
diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin,
dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat
jasmani.
Penafsiran :
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara
jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk
kepentingan publik.
Penafsiran :
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang
terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak
akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Penafsiran :
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada
teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran :
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau
sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang
diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
VIII. PERS YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIK
JURNALISTIK
A. Landasan Hukum Pers Indonesia
1) Pasal 28 UUD 1945, berbunyi kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.
2) Pasal28 F UUD 1945, berbunyi setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
3) Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia pada pasal 20 dan 21 yang
bebunyi :
· Pasal 20 : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi di lingkungan sosialnya.
· Pasal 21 : Setiap orang berhak untuk mencari,memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
4) UU N0. 39 tahun 2000 pasal 14 ayat 1 dan 2 :
· Ayat 1 yaitu Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi di lingkungan sosialnya.
· Ayat 2 yaitu Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki,menyimpan,mengolah,dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
5) UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers pasal 2 dan pasal 4 ayat 1 :
· Pasal 2 berbunyi Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang
berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
· pasal 4 ayat 1 berbunyi Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warganegara
B. DEWAN PERS
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang pers pada pasal 15 ayat 1 menyatakan Dewan Pers yang
independen dibentuk dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan
kehidupan pers nasional. Fungsi-fungsi dewan pers adalah :
1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain.
2. Melaksanakan pengkajian untuk pengembangan pers.
3. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik.
4. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas
kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.
5. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah.
6. Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyususn peraturan di bidang pers dan
meningkatkan kualitas profesi kewartawanan.
7. Mendata perusahaan pers (Pasal 15 ayat 2).
C. ANGGOTA DEWAN PERS
Keangotaan dewan pers terdiri dari :
1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan
2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh orhganisasi perusahaan pers.
3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau komunikasi dan bidang lainnya yang dipilih oleh
arganisasi perusahaan pers;
4. ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggoata.
5. Keanggotaan dewan pers ditetapkan dengan keputusan Presiden.
6. Masa Jabatan anggota tiga tahun dan dapat dilpilih kembali untuk satu periode.
D. LANDASAN PERS NASIONAL
1. Landasan idiil adalah Falsafah Pancasila (Pembukaan UUD 1945).
2. Landasan Konstitusi adalah UUD 1945
3. Landasan Yuridis adalah UU Pokok Pers yaitu UU No. 40 tahun 1999.
4. Landasan Profesional adalah Kode Etik Jurnalistik
6. Landasan Etis adalah tata nilai yang berlaku di masyarakat.
IX. KEBEBASAN PERS
Kebebasan pers di Indonesia merupakan hal yang baru sehingga rawan gangguan. Secara umum
ada dua macam gangguan :
1) Pengendalian kebebasan pers yaitu masih ada pihak-pihak yang tidak suka dengan adanya
kebebasan pers, sehingga mereka ingin meniadakan kebebasan pers.
2) Penyalahgunaan kebebasan pers yaitu insan pers memamfaatkan kebebasan yang dimilikinya
untuk melakukan kegiatan Jurnalistik yang bertentangan dengan fungsi dan peranan yang
diembannya. Oleh karena itu tantangan terberat bagi wartwan adalah kebebasan pers itu sendiri.
Ada 1 Pengendalian Kebebasan Pers : ada 4 faktor ayng menyebabkan terjadinya
pengendalian kebebasan pers, yaitu :
A. Distorsi peraturan perundang-undangan, contoh dalam UUD 1945 pasal 28 sudah sangat jelas
menjamin kebebasan pers, tidak ada sensor, tidak ada breidel, setiap warganegar dapat malakukan
perusahaan pers (UU No. 11 tahun 1966). Namun muncul UU No. 21 tahun 1982 tentang pokok
pers. Di dalamnya mengatur tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) serta menteri
penerangan dapat membatalkan SIUPP walaupun tidak menggunakan istilah breidel.
B. Perilaku Aparat, yaitu perilaku aparat dengan cara menelpon redaktur, mengirimkan teguran
tertulis ke redaksi media massa, membreidel surat kabar dan majalah, kekerasan fisik pada
wartawan, menangkap, memenjarakan, bahkan membunuh wartawan.
C. Pengadilan Massa, Ketidak puasan atau merasa dirugikan atas suatu berita dapat menimbulkan
pengadilan massa dengan menghukum menurut caranya sendiri, menteror, penculikan
pengrusakan kantor media massa, dll.
D. Perilaku pers sendiri, perolehan laba menjadi lebih utama daripada penyajian berita yang
berkualitas dan memenuhi standar etika jurnalistik, karena iming-iming keuntungan yang lebih
besar.
Ada 2. Penyalahgunaan Kebebasan Pers, seperti penyajian berita atau informasi yang tidak
akurat, tidak objektif, bias, sensasional, tendensius, menghina, memfitnah, menyebarkan
kebohongan, fornografi, menyebarkan permusuhan, mengeksploitasi kekerasan, dll.
X. PENGARUH PERS
Untuk kedepannya kebebasan Pers haruslah diimbangi oleh pemikiran pemikiran yang logis yang
akan memberi contoh positif untuk kalangan muda agar bangsa ini lebih bisa menguatkan jati
dirinya sendiri tanpa haruslah meniru atau berpatokan oleh bangsa asing, karena sesuatu yang dari
luar tidaklah semuanya baik dan benar.
Dan akhirnya bangsa ini bisa memberi contoh kebebasan pers yang positif, jujur, benar – benar
transparan, menjunjung tinggi norma, nilai, kaidah agama dan adat istiadat kepada dunia luar.
Berikut ini adalah fungsi Pers dalam kehidupan berbangsa dan bernegara :
1. Penyiaran berita/informasi yang tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik, seperti penyebutan
nama tersangka dan gambar lengkap tersangka untuk melengkapi informasi kriminal.
2. Peradilan oleh pers (trial by press) seperti berita yang menyimpulkan bahwa seorang atau
golongan atau instansi telah melakukan kesalahan tanpan melalui informasi yang seimbang dan
lengkap tanpa melalui proses peradilan.
3. Membentuk opini yang meyesatkan, seperti penulisan berita yang tidak yang tidak
memperhatikan objektifitas dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari atau tidak
disadari rangkaian informasi yang disampaikan dapat menyesattkan pola pikir pembaca dan
penontonnya.
4. Berisi tulisan/siaran yang bersifat profokatif seperti isi berita dan tayangan yang mengarahkan
pembaca dan penontonnya untuk membenci individu, golongan, pejabat, atau instansi tertentu.
5. Iklan yang menipu, yaitu iklan yang bersifat tidak jujur, menipu, menyesatkan, dan merugikan
suatu pihak baik secara morill, material maupun kepentingan umum.
6. Pelanggaran terhadap kitab undang-undang hukum pidana (KUHP), seperti:
a. Pasal 37 KUHP:
Barang siapa menyiarkan, mempertontongkan tau menempelkan tulisan atau gambar yang isinya
menghina presiden atau wakil presiden dengan niat supaya diketahui oleh orang banyak dihukum
selama-lamanya satu tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500.000
Jika sitersalah melakukan kejahatan itu dalam jabatannya dan pada melakukan kejahatan itu
belum lewat dua tahun sesudah pemidanaannya yang dahulu menjadi tetap karena karena
kejahatan yang semacam maka ia dipecat dari jabatannya.
b. Pasal 154 KUHP:
“barang siapa dimuka umum menyatakan prasan permusuhan, kebencian, atau penghinaan
terhadap kepala pemerintahan indonesia dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.4.500.000
c. Pasal 155 KUHP:
Barang siapa yang menyiarkan, mempertontongkan atau menempelkan surat atau gambar yang
isinya menyatakan perasaan kebencian tau penghinaan terhadap pemerintah indonesia dengan
maksud supaya isi surat atau gambar itu diketahui orang banyak dihukum penjara selama-lamanya
4 tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.5000.000
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang cara penyalur kebebasan berpendapat dan
berbicara malaui media massa harus dipatuhi oleh semua pihak bukan saja insan pers. Meskipun
pemerintah telah berusaha membuat peraturan untuk mengatur kebebasan pers, namun kebebasan
pers yang tidak bertanggung jawab, penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan berbicara
melalui media massa masih saja terjadi.
7. Penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan berbicara melalui media massa selain membawa
dampak negatif ada kalanya juga memberikan dampak yang positif. Penyalahgunaan kebebasan
berpendapat dan berbicara dapat berdampak pada semua pihak baik dalam lingkup individu,
masyarakat ataupun negara. Berikut dampak-dampak penyalahgunaan kebebasan pers.
Buku dapat dilarang beredar bila isinya dianggap bertentangan dengan ajaran sebuah agama yang
ada di Indonesia atau isinya menyeleweng dari ajaran sebuah agama atau menyerang sebuah
agama ataupun menjelek-jelekkan sebuah agama. Penilaian biasanya dilakukan oleh pihak
kejaksaan Agung.
Larangan peredaran buku atau majalah dan surat kabar kerena manggunakan aksara asing mulai
keluar pada tahun 1958 dengan keluarnya larangan penerbitan yang tidak berhuruf Latin atau
Aksara Arab dengan alasan mencegah penyalahgunaan aksara untuk maksud tertentu yang
mungkin mengganggu keamanan dalam negeri. Mencakup aksara Jepang, Hindia, dan Rusia.
Produk hukumnya adalah :
1. UU no.4 th. 1963 tentang barang cetakan
2. UU no.15 th 1961 tentang Kejaksaan
3. TAP MPRS tentang pelarangan Buku.
Sekalipun begitu, ada perkembangan yang cukup positif, bahwa tidak ada satu negara pun yang
terang-terangan menyebut sebagai sensorsebagai kebijakan resmi mereka. Hal ini jelas tertera
dalam banyak KOVENAN dan DEKLARASI yang telah disahkan mengenai kebebasan dan HAK
ASASI MANUSIA. Peraturan seperti itu meliputi :
1. Piagam PB (1945)
2. DUHAM PBB (1948)
3. Kovenan Hak Politik dan Sipil PBB (1966)
4. Kovenan PBB tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (1966)
5. Konvensi HAM EROPA (1953)
6. Akta Final Helsinki (1975)
7. Konvensi HAM AMERIKA (Western Hemisphere 1978)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1) Fungsi dan peranan pers yaitu memberikan layanan terhadap hak masyarakat untuk
mengetahui, menegakkan nilai-nilai demokrasi dan mendorong terwujudnya demokratisasi,
mendorong tegaknya supremasi hukum,dan tegaknya jaminan HAM. Pers juga berperan
mengembangkan pendapat umum berdasar informasi yang tepat, akurat, dan benar.
2) Perkembangan pers di Indonesia terbagi atas enam periode yaitu pers Indonesia pada masa
penjajahan belanda, penjajahan jepang, masa revolusi mempertahankan kemerdekaan, masa Orde
Lama, masa Orde Baru, dan Masa Reformasi, dimana proses perkembangannya sangat beragam.
3) Pers yang bebas dan bertanggung jawab adalah Pers bebas untuk berkarya dan berekspresi,
tetapi harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam praktiknya bertanggung jawab diartikan sebagai
bertanggung jawab kepada pemerintah.
B. SARAN
Saran penulis adalah agar masyarakat dapat mengetahui tentang fungsi dan peranan pers dalam
menjalankan tugasnya, dan agar masyarakat juga mengetahui bahwa dalam kerja pers juga diikat
oleh Undang-undang dan tidak bekerja dengan semena-mena. Masyarakat harus tahu bahwa pers
memikul tanggung jawab atau beban yang sangat berat.
LAMPIRAN
Pertanyaan
1) “Visi fungsi untuk mencerdaskan bangsa, sedangkan pers di Indonesia sudah menyebar luas.
Alasannya?”
Jawab : Sebenarnya visi pers di Indonesia dijalankan di Indonesia. Tetapi banyak juga pers di
Indonesia yang kurang memperhatikan dan memperdulikantayangan apa yang ia tampilkan.
Apakah itu mencerdaskan bangsa atau tidak, alasan pers menayangkan tayangan seperti itu hanya
untuk mencari keuntungan beberapa pihak saja tanpa memperdulikan dampak apa yang
dihasilkan. Oleh karena itu sebelum menampilkan sesuatu pihak pers terkait lebih memperhatikan
visi pers Indonesia itu sendiri.
2) “Pers di Indonesia tidak selalu menampilkan tanyangan nyata saling tidak terima pers dan
terkait. Bagaimana tanggapan kelompok kalian?”
Jawab : Kita tidak tau bagaimana permasalahan antara pers dan terkait bisa terjadi seperti itu. Bisa
saja itu semua hanya scenario antara pers dan terkait untuk mempengaruhi masyarakat dan
memprovokasi masyarakat agar benar-benar percaya dengan berita yang disampaikan.
7) “Apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi kekerasan dalam pers?”
Jawab : Kekerasan wartawan bisa diminimalisasi jika saja:
• Pihak yang berkonflik memegang teguh UU Pers dan Kode etik Jurnalistik.
• Memahami fungsi dan tugas wartawan sebagai penyampai berita dalam rangka memenuhi
keingintahuan publik.
• Melalui mekanisme yang sudah ditetapkan. Jalur di media lewat hak jawab, ralat, dst. Jalur
di dewan pers melalui mediasi, rekonsiliasi, dst.
• Wartawan memegang teguh kode etik jurnalistik untuk meminimalkan konflik terusan akibat
pemberitaan yang dilaporkan
8) "Siapa yang menjadi tokoh penggerak pers di Indonesia? Latar belakangnya apa saja?”
Jawab : R.M Tirto Adi Sodiryo. Hal yang melatar belakangi beliau adalah bagaimana melawan
penjajah dan membengunkan semangat rakyat pribumi untuk membukakan mata bahwa dengan
adanya bangsa lain di tanah air ini menjadi sebuah musibah dan merugikan maka patut untuk
dilawan. Dari surat kabar bernama Medan Priyayi lah bagaimna isme-isme melawan penjajah
terbentuk.
2. Pewawancara:
Perkembangan pers di indonesia menurut narasumber
Narasumber:
Menurut saya perkembangan pers di indonesia semakin baik, semakin pesat, karena zaman yang
semakin maju, dengan adanya media televisi, radio, bahkan internet, media media semakin
berkembang dan banyak, sehingga pers di indonesia semakin tinggi dan maju, perkembangannya
semakin pesat. Pers saat ini juga semakin demokrasi dan lebih terbuka, maksudnya adalah cara
mengolah berita pers itu sendiri, dulu pada zaman orde lama, pers tidak boleh memberitakan yang
jelek mengenai pemerintah, sedangkan sekarang sudah ada payung hukum, sehingga pers saat ini
lebih di lindungi, bukan hanya pada orde lama, yang dimana pers hanya bekerja dan ditekan oleh
peraturan pemerintah, saat ini terdapat undang undang yang melindungi pers itu sendiri, jadi
perkembangan pers di indonesia semakin baik.
3. Pewawancara:
Pendapat narasumber tentang fungsi dan peran pers
Narasumber:
Fungsi pers itu sebagai sarana penghubung antara komunikator atau narasumber dengan
masyarakat, itu bisa seorang presiden, menteri, dan orang orang lainnya. Kita sebagai pers yaitu
sebagai penguhung atau komunikator dengan masyarakat dan kita sebagai media penghubung
yang memberikan informasi, edukasi, hiburan, dan bermacam macam sarana baik yang
dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri.
4. Pewawancara:
Keuntungan pers menurut narasumber
Narasumber:
Banyak, karena pers dapat menjadi kontrol untuk pemerintah, selain menjadi kontrol bagi
pemerintah, pers juga dapat menjadi sarana edukasi dan informasi bagi seluruh masyarakat serta
sarana hiburan bagi masyarakat. Pers dikatakan baik jika pers dapat menginformasikan segala
informaai atau berita yang dibutuhan masyarakat, dan itu akan berdampak baik bagi masyarakat
5. Pewawancara:
Kerugian pers menurut narasumber
Narasumber:
Pers bagaikan dua sisi mata uang, pers dikatakan buruk jika pers menyampaikan berita atau
informasi yang disampaikan oleh pers itu sendiri bersifat negatif, misalnya pendidikan yang
kurang baik, ataupun kesalahan informasi dapat berdampak buruk bagi para masyarakat yang
mengkonsumsi informasi atau berita tersebut.
6. Pewawancara:
Lamanya narasumber dalam dunia pers
Narasumber:
Terjun langsung di dunia pers ini, sudah tiga tahun, sebelumnya saya juga mengambil mata
kuliah dengan jurusan jurnalistik selama tiga tahun setengah, jadi saya mengenal pers sejak saya
pertama kali menginjak bangku kuliah dan praktek menjadi pers yang sesungguhnya yaitu selama
tiga tahun belakangan ini.
7. Pewawancara:
Kesannya dalam dunia pers
Narasumber:
Kesan saya dalam dunia pers itu saat saya dinobatkan menjadi pers yang sesungguhnya dalam
pekerjaan, itu menjadi pengalaman yang berharga untuk hidup saya. Karena menjadi pers itu
adalah cita cita saya sedari kecil. Sejak saya tk saya ingin live report. Jadi kesan saya, saya ingin
mewujudkan cita cita saya sedari kecil di pers, serta informasi yang saya dapatkan bukan hanya
berguna bagi saya, namun bagi masyarakat yang mengkonsumsi segala hal. Saya jadi lebih tau,
lebih paham, informasi informasi apa saja yang sedang hangat di perbincangkan indonesia.
8. Pewawancara:
Keuntungan bekerja dalam dunia pers
Narasumber:
9. Pewawancara:
Kerugian bekerja dalam dunia pers
Narasumber:
10. Pewawancara:
Alasan narasumber bekerja dalam dunia pers
Narasumber: