Anda di halaman 1dari 35

“Regional Development for 3 Cities (Nusantara, Balikpapan, Samarinda)”

Harmonisasi Kawasan “Nusantara” dengan Kota-


Kota Penyangga dan “Hinterland”-nya

Ibnu Syabri dan Tubagus Furqon Sofhani


Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung

8 Maret 2024
Sinkronisasi
Program dan
Harmonisasi
Tata Ruang
Wilayah
Nusantara

Sumber: Kementerian ATR/BPN, Oktober 2020


RTR KAPET
SASAMBA

Sumber: Kementerian ATR/BPN, Oktober 2020


Isu Strategis
1 2
Perubahan Penggunaan Lahan Rendahnya Kemampuan
yang Masif Membangun Ekonomi Desa

3 4
Pemberdayaan Masyarakat Terbatasnya Dukungan Sarana
Yang Belum Berkelanjutan Dan Prasarana Penyokong Transisi
Kawasan
Contoh: Rencana Pembangunan Hinterland
(Kawasan Perdesaan) IKN
Peluang Tantangan Kebutuhan

Disintegrasi IKN - Perencanaan untuk


Pemindahan
Daerah mewujudkan
IKN
Sekitarnya kesinambungan kawasan

Rencana Pembangunan
Kawasan Perdesaan

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lokal Dengan Memanfaatkan Momentum


Pembangunan IKN
Lingkup Wilayah Karang Jinawi
Luas : 106,9 km²
Jml Penduduk : 1.070 Jiwa
Kep. Penduduk : 10 Jiwa/km²

Bukit Raya
Luas : 148,7 km²
Jml Penduduk : 2.936 Jiwa
Kep. Penduduk : 20 Jiwa/km²

Bumi Harapan Sukaraja


Luas : 445,5 km² Luas : 24,5 km²
Jml Penduduk : 2.175 Jiwa Jml Penduduk : 3.969 Jiwa
Kep. Penduduk : 5 Jiwa/km² Kep. Penduduk : 162 Jiwa/km²
Gambaran Fisik Wilayah Topografi

Didominasi ketinggian rendah (0 - 100 mdpl)


serta kelas kelerengan landai (8 -15%)

Jenis Tanah

Didominasi jenis tanah campuran PMK,


Latosol, & Litosol yang kurang cocok untuk
pertanian

Curah Hujan

Curah hujan relatif paling rendah di Kab. PPU,


sebesar 2.651 mm/tahun dan Penguapan
yang tinggi

Guna Lahan

85% wilayah berupa hutan, luas


perkampungan hanya berkisar 1%

Kebencanaan

Indeks bahaya banjir kategori sedang - tinggi


di area perkampungan serta 33% wilayah
rawan mengalami karhutla
Pengembangan dan Kontribusi
Agropolitan dan Kewirausahaan
Perdesaan thdp Ketahanan
Pangan IKN dan Hinterland-nya
Ilustrasi Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan
Isu Strategis Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1. Perubahan guna Menciptakan Terciptanya Pembangunan desa


lahan dari kawasan perdesaan kawasan berbasis penerapan
pertanian ke berbasis pertanian perdesaan inovasi teknologi tepat
perdagangan dan yang terintegrasi berbasis pertanian guna dengan integrasi
dengan perdagangan yang terintegrasi antar pemangku
jasa
dan jasa dengan kepentingan Pengembangan
kewirausahaan kawasan agropolitan
pedesaan yang terintegrasi
2. Penguatan Mengembangkan Terwujudnya Peningkatan kapasitas dengan kewirausahaan
kelembagaan usaha dan kualitas institusi pedesaan dan sistem
masyarakat dan kemandirian pada
petani yang efektif, pertanian cerdas
kelembagaan pengembangan
BUMDes dalam efisien, dan berdaya dan pemasaran
saing
pembangunan hasil produksi
ekonomi
perdesaan
Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan
Isu Strategis Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
3. Meningkatkan Terwujudnya -Pengembangan pertanian
Pemberdayaan pendapatan dan masyarakat berbasis teknologi
masyarakat yang kesejahteraan khususnya petani -Peningkatan kapasitas dan
berkelanjutan masyarakat yang tangguh dan kualitas masyarakat
khususnya petani mandiri
di kawasan Pengembangan
agropolitan kawasan agropolitan
yang terintegrasi
4. Dukungan Meningkatnya Terwujudnya Peningkatan kuantitas dan
dengan kewirausahaan
sarana dan kualitas dan sistem sarana dan kualitas sarana dan
pedesaan dan sistem
prasarana dalam kuantitas sarana prasarana prasarana penunjang
pertanian cerdas
menyokong dan prasarana agropolitan yang kegiatan pertanian
penunjang optimal
transisi
kegiatan
harmonisasi
perekonomian
kawasan daerah
perdesaan
dengan
perkotaan
Ilustrasi Rencana Spasial Kawasan Agropolitan (e.g Ketahan Pangan)

Konektivitas

SASAMBA

Isu
Pengadaan
Lahan

(Kawasan
Agropolitan)

Alternatif Pusat Kawasan 1:Desa Bukit Raya


Alternatif Pusat Kawasan 2: Desa Sukaraja
Pentahapan Pengembangan Model Kawasan Agropolitan Perusahaan Cargill

Cargill Co: global food production and agriculture, but green and less issues in environmental conflicts
Model Pengembangan Wirausaha Pedesaan

Produk barang/jaya yang mempunyai


nilai lebih, seperti:
Pemanfaatan sumber daya lokal
- Olahan makanan
- produk pertanian, Diversifikasi
PROSES INOVASI OLEH - Penyediaan pariwisata -
- sumber daya alam, Perekonomian
SEORANG WIRAUSAHA agritourism di Perdesaan
- keterampilan tradisional,
- Penyediaan Jasa
- warisan budaya, dll
- Penyediaan produk yang lebih
memiliki nilai lebih

Pemberdayaan Masyarakat; Dukungan Pemerintah dan LSM; Dukungan Universitas; Industri; Adopsi Teknologi;Penciptaan Lapangan
Pekerjaan (tingkat lanjut)
Integrasi Agropolitan dan Rural Entrepreneurship
Rural Entrepreneurship
Hulu Hilir
- Inovasi (e.g Smart Farming, Smart
- Pertanian skala besar - Pasar Lokal
Village)
- Pertanian skala rumah - Pasar Regional
tangga - Peningkatan Nilai Tambah
- Kemitraan

- Berlandaskan kondisi fisik dan - Pada jangka pendek dapat


lingkungan, diperlukan inovasi pertanian mencukupi kebutuhan
Diversifikasi Komoditas dan
yang aplikatif sehingga produksi bisa masyarakat IKN melalui
Produk Pertanian untuk
meningkat. adanya pasar agro
menyambut adanya IKN
- Meningkatkan nilai tambah produk. - Pada jangka panjang skala
- Meningkatkan kapasitas dengan menjalin pelayanannya meningkat
kemitraan
Matriks Arahan Kebijakan dan Program

Arah Kebijakan Program Kegiatan Indikator Capaian

Pengembangan Penyusunan Penyusunan dokumen Terumuskan Satu Dokumen Masterplan Kawasan Perdesaan di
kawasan rencana kawasan masterplan kawasan Sekitar IKN
agropolitan yang agropolitan agropolitan
terintegrasi
dengan Penyusunan dokumen Terumuskan Satu Dokumen Pembangunan Kawasan
kewirausahaan pengembangan kawasan Perdesaan
pedesaan dan agropolitan
sistem pertanian
cerdas Pengembangan Pengembangan produksi benih Terdapat sentral produksi benih padi untuk mendukung
Lahan Pertanian padi produksi kawasan agropolitan
Skala Besar

Pengembangan Raised Bed-Semi Sungkup Terdapat satu komunitas yang menggunakan metode Raise -
Pertanian Lahan Semi Sungkup (4 Desa -Minimal 10 Anggota Perdesa)
Sempit
Hidroponik Terdapat satu komunitas yang menggunakan metode -
Hidroponik (4 Desa -Minimal 10 Anggota Perdesa)

Smart-Farming Terdapat satu komunitas yang menggunakan metode -


Hidroponik (4 Desa -Minimal 10 Anggota Perdesa)
Matriks Arahan Kebijakan dan Program
Arah Kebijakan Program Kegiatan Indikator Capaian

Pengembangan Penguatan BUMDes Leadership Terlaksananya 4 Kali Pelatihan Manajemen Organisasi untuk Bumdes
kawasan Kapasitas (minimal 50% anggota hadir)
agropolitan yang Organisasi
terintegrasi dengan
kewirausahaan Forum BUMDes Terlaksanannya Forum Bumdes sebagai wahana sharing bagi pengurus
pedesaan dan Bumdes setiap satu bulan sekali (minimal 50% anggota hadir)
sistem pertanian
cerdas
Pengembangan Pengolahan hasil pertanian Dihasilkannya 5 jenis produk hasil olahan pertanian
agribisnis

Cooperative farming Terjalinnya kemitraan antara koperasi dan pengusaha (5 pasang)

Peningkatan Pelatihan dan pendampingan Terlaksananya 4 Kali Pelatihan Packaging bagi pengurus Bumdes
kapasitas sumber packaging (minimal 50% anggota hadir)
daya manusia
Pelatihan dan pendampingan Terlaksananya 4 Kali Pelatihan Pemasaran bagi pengurus Bumdes
pemasaran (minimal 50% anggota hadir)

Pelatihan Pengembangan Terlaksananya 4 Kali Pelatihan Pengembangan Produk Hasil Pertanian


Produk Hasil Pertanian bagi pengurus Bumdes (minimal 50% anggota hadir)

Pelatihan manajemen keuangan Terlaksananya 4 Kali Pelatihan Manajemen Keuangan bagi pengurus
Bumdes (minimal 50% anggota hadir)
Matriks Arahan Kebijakan dan Program
Arah Kebijakan Program Kegiatan Indikator Capaian
Pengembangan Infrastruktur Bank Sampah Terdapat satu komunitas yang aktif mengelola sampah organik menjadi pupuk
kawasan (4 Desa – Minimal 10 Anggota Perdesa)
agropolitan yang
terintegrasi dengan Pupuk Organik Terdapat satu komunitas yang aktif mengelola Bank Sampah (4 Desa –
kewirausahaan Minimal 10 Anggota Perdesa)
pedesaan dan
sistem pertanian
cerdas
Program dan Kegiatan ITB (1)
Program dan Kegiatan ITB (2)
Program dan Kegiatan ITB (3)
Sinkronisasi Perencanaan, Program, dan Kegiatan

Rencana Pengembangan Kawasan Perdesaan (Agropolitan dan Kewirausahaan Perdesaan

- Masterplan Kawasan (Spasial)


- Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Pendek (RPJP) Kawasan Perdesaan

Program yang sudah Program Lanjutan:


dilakukan: Pelatihan dan Pendampingan
Pelatihan dan untuk meningkatkan nilai tambah
Pendampingan produk dan kapasitas
Hidroponik, dll kelembagaan
Pengembangan
Infrastruktur
Model Konseptual Dukungan Penyediaan Infrastruktur Terintegrasi dan Berkelanjutan

Infrastruktur yang Dukungan Infrastruktur


Konsep Pengembangan
Terintegrasi dan
Wilayah: Jalan Pertanian (Akses)
Berkelanjutan
● Rural Entrepreneurship
Infrastruktur Pengairan
● Agropolitan
(Intake/Bangunan Penangkap Air)

Ekonomi Infrastruktur Pertanian (Pelataran Hasil


Pertanian, Gudang Produksi, Rumah
Kemas, UMKM, Pasar Agro, Terminal
Sektor Kunci: Menyokong Agro, Kantor Pemasaran dan Pusat
● Sumber Daya Manusia Ekonomi Inovasi, Koperasi Usaha)
● Perencanaan Ruang
● Agribisnis Instalasi Pengolah Limbah Padat dan
Cair Sisa Pertanian (dihubungkan
● Teknologi
dengan Bioenergi dan Konsep Sirkular)
● Finansial Manfaat Ramah
● Kelembagaan Sosial Lingkungan
Infrastruktur Energi: Panel Surya

Sosial Lingkungan Infrastruktur Telekomunikasi: Akses


Internet (BTS)

Infrastruktur untuk Permukiman:


Dukungan Infrastruktur Infrastruktur Dasar, Fasilitas Sosial, dan
Fasilitas Umum
INFRASTRUKTUR DASAR
PENUNJANG AGROPOLITAN

Energi dan Ramah


Transportasi Air dan Irigasi
Lingkungan

Fasilitas Fasilitas Pengolahan


Teknologi dan
Penyimpanan dan Pendidikan dan Sampah
Informasi
Pengelolaan Pelatihan
Rencana Infrastruktur Dasar Infrastruktur Air Bersih
● Penambahan Jaringan Perpipaan
Distribusi Air Bersih
Transportasi ● Pembangunan reservoir di Desa Bumi
Perkerasan dan pembangunan Harapan dan Karang Jinawi
angkutan umum pedesaan ● Revitalisasi Embung di Desa Karang
Jinawi

Infrastruktur Persampahan
Penambahan 1TPS di masing-masing desa
yang belum ada TPS (Karang Jinawi, Bumi
Harapan, dan Sukaraja)

Infrastruktur Air Limbah


● 1 IPAL Kota di Desa Bumi Harapan
● 1 Pengelolaan Limbah B3 di Desa
Bukit Raya
Rencana Fasilitas Umum Dan Sosial

Fasilitas Kesehatan
● 1Rumah Sakit berada di Desa
Bumi Harapan
● 2 Puskesmas di Desa Karang
Jinawi dan Desa Bumi Harapan

Fasilitas Pendidikan
● 4 TK dan 4 SD di masing-masing desa
berjumlah 1
● 4 SMP (2 Desa Karang Jinawi, 1Bumi
Harapan, 1Sukaraja)
● 1SMA di Desa Sukaraja
Fasilitas Penunjang Ekonomi dan
Pertanian
● Pembangunan 1pasar di Desa Bukit Raya dan
Karang Jinawi
● Pembangunan 1penunjang distribusi
pertanian di Desa Sukaraja
● Pembangunan 1fasilitas penunjang produksi
pertanian di Desa Bumi Harapan
Rencana Pengembangan Embung
Desa Karang Jinawi
Embung direncanakan memiliki dimensi
Panjang : 248 meter
Lebar : 184 meter
Kedalaman : 3 meter
Volume Tampungan 136.896 m3

2 Embung sebagai sumber air bersih


1
1

Amphitheater untuk bersantai


2
Milestone Infrastruktur
Periode I Periode II Periode III Periode IV

2023 2025 2030 2031 2033 2035 2036 2038 2040 2041 2043 2045

Merencanakan
infrastruktur desa yang
terintegrasi dan
berkelanjutan untuk
mengurangi kesenjangan
gap supply-demand

Membangun infrastruktur desa yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan gap supply-demand

Menerapkan inovasi teknologi dan kelembagaan pada pengembangan infrastruktur desa yang terintegrasi dan berkelanjutan

Meningkatkan kualitas infrastruktur desa yang terintegrasi dan berkelanjutan

Mengoptimalkan potensi pengembangan infrastruktur desa yang terintegrasi dan berkelanjutan

Memelihara kualitas infrastruktur desa yang terintegrasi dan berkelanjutan


InovasiInfrastrukturPersampahan: Decentralized, Smart and Green

Penerapan Ekonomi Sirkular dengan Prinsip 5 R MASARO : Teknologi Baru Pengelolaan Sampah

Mengurangi produksi sampah sedari awal dengan cara membawa Masaro merupakan pengelolaan sampah yang menghasilkan zero waste. Masaro
sendiri kantung belanja, menggunakan produk yang bisa digunakan mengubah paradigma sampah yang awalnya cost center (kumpul–angkut–buang)
berulang kali. Reduce juga dapat diartikan sebagai mengurangi menjadi profit center (pilah–angkut–proses–jual)
penggunaan sumber daya yang berasal dari energi yang habis
menjadi sumber daya yang terbarukan dari alam.

Menggunakan kembali material, yang bisa dan aman untuk


digunakan kembali, salah satunya dengan cara membuat kerajinan
tangan atau proses upcycle

Mendaur ulang sampah biasanya dengan cara meleburkan,


mencacah, melelehkan untuk dibentuk kembali menjadi produk yang
umumnya mengalami penurunan kualitas

Memanufaktur atau merekonstruksi ulang sebuah produk atau


komponen, dan juga pemeliharaan dari produk atau komponen
tersebut lebih ramah lingkungan sehingga penggunaannya dapat
lebih panjang.
REFURBISH

Lebih memilih menggunakan energi dan sumber daya yang


terbarukan, dalam contoh diatas adalah mengganti penggunaan
kemasan plastik menjadi kemasan yang berbasis kertas
RENEW
Inovasi Infrastruktur Air Bersih dan Energi

Memberikan Sosialisasi kepada Masyarakat terkait Hemat Air, Pemanfaatan Biomassa (Kelapa Sawit) sebagai Sumber Energi Listrik
Penggunaan Jaringan Perpipaan, dan Pentingnya Kualitas Air

Sosialisasi dilakukan untuk


memberikan pemahaman kepada
masyarakat mengenai pentingnya
menggunakan air secara efisien dan
bijaksana, pentingnya menggunakan
jaringan perpipaan air bersih, dan
pentingnya meninjau kualitas air untuk
kesehatan.

Kolaborasi Antar Aktor dalam Pemeliharaan Infrastruktur Air Bersih

Perlunya koordinasi yang baik antar


aktor, baik dari masyarakat, pemerintah,
dan juga pihak swasta. Salah satunya
pembentukan tim yang jelas dan
berkoordinasi dengan baik dalam
penyediaan dan pemeliharaan air bersih.
Adanya produk lokal berupa kelapa sawit serta arang kayu dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi yang ramah lingkungan.
TERIMAKASIH
Pemantik Diskusi (masih relevan?)
1. Bagaimana dampak pemindahan IKN terhadap perkembangan perekonomian Nasional, DKI dan daerah di
sekitar Nusantara?
2. Bagaimana perkembangan Nusanatara dapat mempengaruhi kebijakan penggunaan lahan di wilayah sekitarnya?
3. Bagaimana pengaruh pembangunan infrastruktur Nusantara terhadap konektivitas dan logistik wilayah?
4. Bagaimana infrastruktur transportasi yang dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan dan konektivitas
Nusantara dan wilayahnya?
5. Bagaimana pengaruh perpindahan institusi pemerintah ke Nusantara terhadap distribusi lapangan kerja dan
pasar tenaga kerja regional di daerah pedalaman?
6. Apa dampak pendirian Nusanatara terhadap pola migrasi desa-kota di Indonesia?
7. Bagaimana keterlibatan penduduk lokal dan masyarakat adat dalam proses perencanaan dan pembangunan
Nusantara?
8. Apa dampak Nusanatara terhadap pasar real estate regional (Balikpapan, Samarinda, dll) dan bagaimana cara
mengelolanya?
9. Apa manfaat ekonomi jangka panjang yang diharapkan dari pembangunan Nusantara bagi Nasional, Regional,
dan Nusantara secara keseluruhan?

Anda mungkin juga menyukai