Bahan Presentasi Kelompok - Penggabungan - Sulaiman
Bahan Presentasi Kelompok - Penggabungan - Sulaiman
Ramlan
Nilai- nilai leluhur Bangsa dan Negara adalah pancasila yang selama ini sebagai perekat dan
pengikat persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia memiliki keragaman suku bangsa ras dan
agama namun bisa saling menghormati dan menghargai karena mengamalkan perinsip binika
Tunggal ika yang diajarkan oleh uud 45.Keyakinan Pancasila sbgi Idiologi Bangsa dan Negara yang
menanam dan mengamalkankan nilai-nilai dasar bela Negara seperti
Pelaksanaan dan pengamalan Bela Negara melalui kesinambungan integritas dan kinerja
organisasi pelayanan publik yang menunjukkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme sebagai
pengamalan dari nilai leluhur pendiri Bangsa yang harus ditanam dan diamalkan oleh setiap pribadi
ASN dan segenap penerus generasi Bangsa
2. Wahyu
Indikator keberhasilan :
Peserta mampu mengaktualisasikan kemampuan awal bela negara dengan pengembangan integritas
dan kepemimpinan guna mengelola kinerja organisasi pelayanan publik secara berkesinambungan
sebagai wujud dari upaya bela negara
Tidak hanya aksi fisik di lingkungan kerjanya masing-masing, namun juga jati diri, sikap, dan prilaku
cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia terhadap Pancasila, serta rela berkorban
bagi bangsa dan negara.
Poin yang harus diingat adalah KEPUASAN PELANGGAN (dalam hal ini publik)
Intinya adalah kita sebagai abdi negara / pelayan publik harus berperilaku dengan nilai-nilai
Pancasila dan bela negara (siap secara psikis) untuk kemudian mengaplikasikan secara fisik di
lingkungan tempat kita bertugas agar dapat menciptakan kepemimpinan yang berintegritas dan
berlandaskan Pancasila demi peningkatan pelayanan publik.
3. Safrizal
Tugas Kelompok 3
Soal :
Aktualisasi Kemampuan awal Bela Negara melalui kesinambungan integritas dan kinerja organisasi
pelayanan public dalam kerangka nilai dasar bela Negara
Jawab :
Aktualisasi akan selalu melekat dalam kehidupan setiap individu kebutuhan akan aktualisasi
sebagai puncak dari kebutuhan manusia menjadi hal akan selalu muncul dalam berbagai
lingkungan kehidupan dan memunculkan keunikan tersendiri dalam hal cara
mengiplementasikannya, Hakikat pembinaan kesadaran bela negara adalah upaya untuk
membangun karakter bangsa Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme serta
memiliki ketahanan nasional yang tangguh guna menjamin tetap tegaknya NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dan terpeliharanya pelaksanaan pembangunan nasional dalam mencapai
tujuan nasional.
Etika yang baik akan memberikan kesan yang baik di mata lawan bicara kita, terutama kaitannya
dalam hal memberikan pelayanan dalam konteks ASN. Terlebih lagi, Etika sikap dan perilaku
birokrasi merupakan sesuatu yang tak dapat ditawar lagi. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa Etika dibentuk berdasarkan nilai-nilai etik. Dengan pandangan demikian, pelanggaran etika
dapat dianggap sebagai pelanggaran yang lebih mendasar meskipun jika tidak memiliki kaitan
yuridis, karena hal itu merupakan pelanggaran atas nilai-nilai dasar pembentuk hukum. Pada
akhirnya, etika ini akan dan harus mewujud dalam bentuk akuntabilitas penyelenggaraan
pelayanan publik dan pemerintahan pada umumnya.
Bela Negara dalam kontek dan implementasi dalam pelaksanaan sebagai ASN misalnya dalam
pelayanan publik, integritas organisasi pelayanan publik akan meningkatkan kepercayaan publik.
Sementara keberadaan etika, kompetensi, akuntabilitas, dan tentunya transparansi yang menjadi
pembangun integritas, juga akan meningkatkan kepuasan publik. Resultan kepercayaan dan
kepuasan publik selanjutnya menjadi indikator penting bagi kinerja organisasi. Namun demikian,
jika kinerja tersebut tidak lahir dari pemahaman serta aktualisasi wawasan kebangsaan dan nilai-
nilai dasar bela negara, maka kinerja organisasi justru dapat menjadi kontraproduktif karena
terdeviasi dari amanah negara dan rakyat yang harus diemban oleh ASN.
Bela negara merupakan amanat konstitusi dan merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga
negara. Bela negara tidak identik dengan wajib militer, karena siapa pun dan profesi apapun dapat
menerapkan sikap bela Negara.
Kualitas pelayanan publik pada pemerintah salah satunya bergantung pada komponen –
komponen pembentuknya. Kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Dari sinilah terbentuk
mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi dalam sebuah organisasi. Kompleksitas berarti
struktur organisasi tersebut menerapkan tingkat pembagian kerja, dan tingkat jabatan. Komponen
formalisasi berkaitan dengan standard operating procedure (SOP). Terakhir, sentralisasi berkaitan
dengan kewenangan pengambilan keputusan.
Kondisi ketiga komponen struktur organisasi inilah yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik
pemerintah. Apabila pemerintahan memiliki pembagian kerja yang sesuai kebutuhan. Memiliki SOP
yang jelas untuk tiap jenis pelayanannya. Serta penerapan desentralisasi yang bertanggungjawab
sehingga pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan fleksibel. Tentu dapat menunjang kualitas
pelayanan publik.
Kualitas pelayanan publik pada pemerintah salah satunya bergantung pada komponen –
komponen pembentuknya. Kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Dari sinilah terbentuk
mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi dalam sebuah organisasi. Kompleksitas berarti
struktur organisasi tersebut menerapkan tingkat pembagian kerja, dan tingkat jabatan. Komponen
formalisasi berkaitan dengan standard operating procedure (SOP). Terakhir, sentralisasi berkaitan
dengan kewenangan pengambilan keputusan.
Kondisi ketiga komponen struktur organisasi inilah yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik
pemerintah. Apabila pemerintahan memiliki pembagian kerja yang sesuai kebutuhan. Memiliki SOP
yang jelas untuk tiap jenis pelayanannya. Serta penerapan desentralisasi yang bertanggungjawab
sehingga pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan fleksibel. Tentu dapat menunjang kualitas
pelayanan publik.
Untuk memberikan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat dibutuhkan sistem yang tertata.
Selain berimbas pada kecepatan pelayanan, sistem pelayanan publik yang baik dapat menekan
pungli dan tindak korupsi. Syarat pelayanan yang jelas, batas waktu, prosedur, serta tarif
pelayanan yang transparan dapat mendorong tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan pemerintah. Guna memberikan pelayanan yang lebih baik. Saat ini pelayanan publik
banyak yang diintegrasikan menjadi satu pintu. Beberapa kota di Indonesia mulai
memanfaatkan sistem informasi manajemen perizinan terpadu guna mendukung pelayanan satu
pintu. Sistem informasi yang lebih dikenal dengan e-government ini dapat mendukung
penyelenggaraan layanan menjadi lebih jelas, mudah, dan transparan. Ketika pemerintah
menerapkan pelayanan publik yang baik, maka tidak hanya masyarakat yang merasa terbantu.
Namun kinerja pemerintah juga akan semakin efektif dan efisien. Proses yang yang biasanya
berbelit dan lama menjadi lebih efisien. Dari sisi pemerintah, data yang masuk terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat menjadi rujukan dikemudian hari. Penerapan teknologi dapat menjadi
salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik
4. Yepi
Semakin maju suatu bangsa akan sulit juga bangsa tersebut untuk melindungi negaranya
dari ancama yang selalu datang. Dengan arus globalisasi dan modernisasi dunia ini suatu negara
akan semakin mudah untuk digoyahkan. Suatu Negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja
bangsa tersebut bersatu padu untuk memperjuangkan negara dalam melindungi dan membela
hak hak yang dimiliki didalam suatu negara itu sendiri. Namun semakin berkembangnya zaman dan
semakin maraknya arus globalisasi dunia tidak jarang membuat lalai bangsa akan kesadaran untuk
melindungi dan membela negaranya dari ancaman ancaman yang terjadi Pada dasarnya semua itu
memerlukan proses dan waktu yang sangat sulit dan panjang untuk mewujudkannya. Kesulitan
tersebut tentunya berdasar pada kesadaran masing masing masyarakat akan pentingnya
melindungi dan membela negara ini. Banyak mereka pribadi mementingkan kepentingan mereka
pribadi dibandingkan dengan kepentingan bangsanya, mereka menganggap kepentingan tersebut
bukan untuk mereka melainkan untuk para petinggi daerah dan Negara. Ketika bicara mengenai
bela negara, tentu akan menyangkut perihal Ketahanan Nasional. Upaya bela negara merupakan
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan republik
indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi, membela, dan
mempertahankan apa yang mimiliki dari ganguan orang lain. Berdasarkan kondisi yang objektif di
atas diperlukan peran dari pemimpin untuk turut serta dalam mengisi dan ikut bertanggungjawab
atas bela Negara. Karena setiap pemimpin harus di tumbuhkan rasa bela Negara. Adapun unsur –
unsur bela Negara yang harus ditanam dalam seorang pemimpin sebagai berikut :
1. Terdapatnya pelayanan yang merata dan sama yaitu dalam pelaksanaan tidak ada diskriminasi
yang diberikan oleh aparat pemerintah terhadap masyarakat. Pelayanan tidak menganaktirikan
dan menganak emaskan keluarga, pangkat, suku, agama dan tanpa memandang status ekonomi.
Hal ini membutuhkan kejujuran dan tenggang rasa dari para pemberi pelayanan tersebut
2. Pelayanan yang diberikan harus tepat pada waktunyaPelayanan oleh aparat pemerintah dengan
mengulur waktu dengan berbagai alasan merupakan tindakan yang dapat mengecewakan
masyarakat. Mereka yang membutuhkan secepat mungkin diselesaikan akan mengeluh kalau tidak
segera dilayani.
3. Pelayanan harus merupakan pelayanan yang berkesinambungan Ddalam hal ini berarti aparat
pemerintah harus selalu siap untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan pelayanan.
5. Tika
Aktualisasi adalah proses implementasi seorang individu dari minat, kreativitas, keinginan
untuk berkembang (menurut perfilyeva), sedangkan menurut pratika (2014) aktualisasi diri adalah
kecenderungan untuk mengembangkan bakat dan kapasitas diri. Aktualisasi diri dalam kaitannya
dengan Aparatur Sipil Negara dapat meningkatkan prestasi kerja mereka.Kemudian selain
aktualisasi diri kita juga peru mengetahui nilai nilai dasar bela Negara yang terdiri dari :
Berdasarkan poin diatas tentunya kita sebagai seorang pemimpin harus mempunyai mempunyau
nilai nilai dasar bela Negara tersebut selain kita juga harus mempunyai Integritas dan Kinerja
organisasi Pelayanan Publik sejatinya akan menghasilkan kebijakan yang akan tertuang dalam
regulasi yang dibuat untuk kepentingan rakyat, sehingga perlu ditekankan bahwa segenap
rencana kerja pemerintah dan pemerintah daerah merupakan perwujudan bela Negara sesuai
tugas dan fungsinya masing masing. Kemudian untuk mendukung itu semua perlu adanya kondisi
idel ketahanan nasional yang tertuang dalam Panca Astra Gatra yang terdiri dari :
1. Gatra Ideologi,
2. Gatra Politik
3. Gatra Ekonomi
4. Gatra Sosial Budaya
5. Gatra Pertahan Keamanan
Panca Astra Gatra di harapkan dapat mampu terbentuk dalam setiap individu bangsa Indonesia ini
dimana kesiapan setiap warga Negara secara psikis dan fisik merupakan kemampuan awal bela
Negara warga tersebut dan akhirnya akan membentuk wawasan kebangsaan dan nilai nilai dasar
bela Negara mengarah pada pembangunan integritas dan kinerja organisasi yang
berkesinambungan. Sebagaimana telah diketahui bahwa keberadaan etika dan akuntabilitas yang
didasari pengetahuan dan pemahaman mengenai wawasan kebangsaan dan nilai nilai dasar bela
Negara adalah modal pembangunan integritas dan kinerja organisasi pelayanan publik.
Untuk itu dalam tugas kelompok ini kami mengambil aktualisasi dalam proses
Pengaggaran APBD yang dimana kami rasa cukup kompleks dalam menggambarkan Integritas dan
kinerja organisasi pelayanan publik yang di tampung dalam wadah Tim Anggaran Pemerintah
Daerah atau biasa kita sebut dengan Tim TAPD. Berikut akan kami paparkan siklus penganggaran :
Dalam proses pelaksaan penggangaran tentunya di mula dengan menyerap Aspirasi
aspirasi masyarakat dimana dalam hal ini akan berjalan secara demokratis yang juga termasuk
dalam Gatra Politik serta nilai bela Negara kita sebagai seorang pemimpin akan mengerti mana
yang menjadi prioritas kita untuk kemaslahatan masyarakat kita yang juga harus disandingkan
dengan prioritas prioritas nasional dan prioritas daerah kemudian sesuai dalam Gatra Ideologi
dalam proses ini kita akan memilah memilih mana aspirasi yang sesuai dengan ideologi bangsa kita
dan memunculkan kegiatan kegiatan yang dapat mempersatu bangsa dengan itu akan muncul nilai
nilai dasar bela Negara yang berbunyi semangat menguwujudkan Negara yang berdaulat, adil dan
makmur. Setelah aspirasi dikumpulkan dalam bentuk RKPD akan dibahas dan dibuat rancangan
KUA tentu kita bias memasukkan juga selain hasil dari aspirasi aspirasi masyarakat kita juga bias
memasukkan kreatifitas untuk kemajuan pelayanan public kita seperti contohnya pada OPD
Bapenda dimana mempunyai pelayanan public berupa Samsat. Untuk mendapatkan penerimaan
daerah yang tinggi kita harus punya inovasi inovasi untuk mewujudkan integritas kita sebagai
pelayan public serta kita harus membuat kemudahan kemudahan yang bias langsung dirasakan
oleh masyarakat mengingat zaman sekarang sangat erat kaitannya dengan IT, internet dan
sebagainya. Dengan kenyamanan masyarakat dalam membayar pajak tentu akan timbul Gatra
ekonomi dimana pemerintah provinsi riau khususnya dapat menjaga, memelihara kestabilan
ekonomi serta dapat mampu menciptakan kemandirian ekonomi. Seperti hal yang kita ketahui
sampai saat ini proporsi penggaran kita dalam APBD masih di dominasi oleh Dana Transfer
pemerintah pusat. Gatra Sosial budaya (diisi oleh OPD lain yang punya keterkaitan bias
disperidag dan yang lainnya) serta gatra pertahanan kemanan (opd biro hokum atau satpol pp)
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan Dalam konteks pelayanan publik, integritas
organisasi pelayanan public akan meningatkan kepercayaan public. Sementara keberadaan etika,
kompetensi, akuntabiitas, dan tentunya transparansi yang menjadi pembangunan integritas, juga
akan meningkatkan kepuasan public.
6. Nenny
Aktualisasi Kemampuan Awal Bela Negara melalui kesinambungan integritas dan kinerja
organisasi pelayanan publik dalam kerangka kerja nilai-nilai dasar bela Negara
Kesadaran bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara. Sesuai dengan
Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara”. Artinya secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa
Indonesia sebagai hak dan kewajiban setiap warga Negara.
Undang-Undang Republik Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, pasal 2 dan pasal 9
Ayat (1) dan (2) yang pada intinya bahwa setiap warga Negara ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara yang diselenggarakan dalam Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Begitu pula
dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI diatur dalam pasal 7
Ayat (1) yang pada prinsipnya TNI mempertahankan kedaulatan Negara berdasarkan Pancasila dan
UUD Negara RI
Kedaulatan bangsa dan negara tidak boleh hanya dimaknai dalam bidang pertahanan keamanan,
wilayah, dan politik, namun juga di segenap bidang kehidupan nasional, mencakup hubungan
internasional, kependudukan, sumber daya dan lingkungan, ideologi, hukum, ekonimi, social
budaya, hingga IPTEK. Secara hakiki, dengan demikian Bela Negara merupakan manifestasi dari
kesadaran segenap Bangsa dan Warga Negara Indonesia melalui jiwanya, kewajibannya, dan
kehormatannya untuk mengdapi segala macam Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan
(AGHT) yang ketika diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban, dan
kehormatan tersebut menjelma menjadi “Upaya Bela Negara” atau yang oleh Inpres No. 7 Tahun
2018 dipertegas debagai “Aksi Nasional Bela Negara”.
Peran ASN dalam penerapan aktualisasi kemampuan awal bela Negara adalah dengan cara :
1. Ikut serta dalam melestarikan kebudayaan daerah dan tidak terpengaruh dengan budaya asing
2. Mengamalkan dan memahami nilai-nilai pancasila
3. Taat akan hukum dan peraturan –peraturan pemerintah
4. Menerima segala perbedaan seperti perbedaan agama, suku bangsa, ras dan antar golongan
5. Menjaga nama baik sebagai asn
7. Santy
Kemampuan awal bela negara adalah potensi dan kesiapan untuk melakukan aksi bela negara di
lingkungan publik.
Kemampuan awal bela negara secara psikis memiliki sifat disiplin, kejujuran , berintegritas, bekerja
keras, bertanggung jawab , percaya pada diri sendiri, mengendalikan emosional, senantiasa
memelihara jiwa raga serta meningkatkan spritual untuk mencapai dan mewujudkan tujuan
negara.
Kemampuan awal bela negara secara fisik : memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani
yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
Untuk mengoptimalkan pelayanan publik kepada masyarakat perlu adanya ASN yang memiliki
integritas yang didasari kepada nilai-nilai kemampuan awal bela negara sehingga akan
terwujudnya kedaulatan bangsa dan negara.
Peran ASN :
Berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila dan tujuan negara yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945.
Memberikan ide-ide kreatif dalam rangka mengoptimalkan tugas dan fungsi ASN khususnya
sebagai pengabdi dan pelayan bagi masyarakat.
8. Risda
Indikator keberhasilan :
Peserta mampu mengaktualisasikan kemampuan awal bela negara dengan pengembangan integritas
dan kepemimpinan guna mengelola kinerja organisasi pelayanan publik secara berkesinambungan
sebagai wujud dari upaya bela negara
Tidak hanya aksi fisik di lingkungan kerjanya masing-masing, namun juga jati diri, sikap, dan prilaku
cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia terhadap Pancasila, serta rela berkorban
bagi bangsa dan negara.
Contoh Aktualisasi Bela Negara Pada Tempat Bertugas
Berikut adalah gambaran contoh Aktualisasi Bela Negara:
1. Di UPT. Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (PSMB), Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Prov. Riau
UPT. PSMB merupakan salah pengemban amanat UU no 20 tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian sebagai salah satu Lembaga Penilaian Kesesuaian yang
dapat memberikan penilaian kesesuaian. Dilanjutkan melalui Pergub 44 tahun 2020 bahwa
kewenangan UPT. PSMB adalah memberikan layanan pengujian dan sertifikasi mutu barang
kepada masyarakat, secara spesifik layanan yang dapat diberikan adalah layanan pengujian
komoditi, kalibrasi alat dan sertifikasi produk SNI.
Dalam memberikan layanan secara langsung ke masyarakat tersebut, UPT. PSMB
menyusun dan menerapkan sistem manajemen mutu berbasis ISO 17025 dan 17065 serta
persyaratan / peraturan lainnya yang relevan. Dalam sistem manajemen tersebut, perihal etika,
akuntabilitas, profesionalitas, transparansi alur kerja serta integritas berlandaskan nilai-nilai
Pancasila tertuang didalamnya.
Poin yang harus diingat adalah KEPUASAN PELANGGAN (dalam hal ini publik)
Intinya adalah kita sebagai abdi negara / pelayan publik harus berperilaku dengan nilai-nilai
Pancasila dan bela negara (siap secara psikis) untuk kemudian mengaplikasikan secara fisik di
lingkungan tempat kita bertugas agar dapat menciptakan kepemimpinan yang berintegritas dan
berlandaskan Pancasila demi peningkatan pelayanan publik.
Mohon masukan bapak ibu, mengingat keterbatasan waktu, hanya segini yang dapat dituangkan..
Terkait ipoleksosbudhankam secara spesifik menunggu masukan dari bapak ibu sekalian..
Lebih dan kurang mohon maaf..
9. Riri
Pemaparan Kelompok:
Aktualisasi Kemampuan Awal Bela Negara melalui kesinambungan integritas dan kinerja organisasi
pelayanan publik dalam kerangka kerja nilai-nilai dasar bela negara
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menerapkan kepemimpinannya haruslah memiliki
kemampuan untuk tanggap terhadap perubahan yang ada dilingkungannya, menganalisa
permasalahan, serta mengelola perubahan yang terjadi.
Berbagai teladan dari ASN di zaman kemerdekaan, Pancasila, UUD NRI 1945, Wawasan Nusantara,
nilai-nilai dasar Bela Negara, serta segenap wawasan kebangsaan lainnya, sesuai fungsinya, dapat
menjadi pedoman dan alat untuk menghadapi perubahan-perubahan yang pada akhirnya
bertujuan untuk memberikan efek yang positif.
Contoh di BPKAD
Bagi keuangan daerah, Baik dari segi Pengangaran, Penatausahaan dan terutama dalam
pertanggung jawaban yang ada pada perangkat daerah. Keterbukaan Informasi sangat di
perlukan. Dengan melakukan pencatatan dan Pelaporan yang Jujur yang dilaksanakan dengan
sistem aplikasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat yang pelaksana memberikan banyak
manfaat seperti pembayaran yang tepat waktu, tepat sasaran, pencatatan keuangan yang lebih
rapi dan terdokumentasi secara baik, meminimalisir terjadinya penyalahgunaan uang negara yang
dengan sendirinya ini merupakan salah satu bentuk dari bela negara dari segi pengelolaan
keuangan daerah yang lebih baik.
A. Penerapan
Kontek penerapan bela negara dengan kesesuaian kondisi kekinian bagi seorang Aparatur Sipil
Negara di lingkungan kerjanya dengan konsep kepemimpinan Pancasila merupakan suatu
kewajiban yang harus dijalankan seperti :
1. Penegakan diliplin
Disiplin merupakan salah satu sikap dan cerminan diri serta rasa tanggungjawab terhadap
kewajiban dalam melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan. Disiplin sebagai titik awal dari
peningkatan kinerja dalam rangka upaya memberikan pelayanan publik yang baik serta tepat
waktu. Dengan sikap penuh kesadaran bahwa ketidak disiplinan merupakan suatu tindakan yang
bertentangan dengan moral-moral perjuangan bangsa.
Keberagaman yang ada didalam suatu unit kerja haruslah dikelola dengan bijak. Dengan latar
belakang yang berbeda-beda baik dari status kepegawaian, usia, pendidikan, karakter dan lain
sebagainya tentu perlu disikapi dengan seksama agar tidak terjadi gesekan-gesekan yang akan
menganggu terciptanya suasana kerja yang baik. Untuk itu diperlukan kepemimpinan yang dapat
memberikan contoh dan tauladan yang bisa memahami dan mengerti terhadap segenap aspirasi .
3. Peningkatan kopetensi
Dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia yang ada dilingkungan unit kerja sebagai
pemimpin haruslah mampu melakukan pembinaan-pembinaan yang tidak hanya dari segi
peningkatan skil dalam bekerja tetapi juga pembinaan mental dan spiritual.
4. Inovasi
Saat ini kami yang bekerja di lingkungan Pertanggungjawaban keuangan daerah ikut terlibat
langsung dalam pengembangan sistem SIPD permendagri 90 tahun 2020 , turut serta menyusun
konsep-konsep pembayaran secara non tunai yang dituangkan dalam Instuksi Gubernur Nomor 1
tahun 2018 tentang Pelaksanaan Transaksi Non Tunai di Lungkungan Pemerintah Provinsi Riau.
Sistem pembayaran secara non tunai adalah sebuah keniscayaan dari kemajuan teknologi secara
global. Transaksi non tunai memberikan efek yang positif bagi pengelolaan keuangan daerah,
terutama dalam pengelolaan belanja yang ada pada bendahara perangkat daerah. Dengan
melakukan pembayaran secara non tunai yang dilaksanakan dengan sistem aplikasi yang
dikembangkan oleh bank pelaksana memberikan banyak manfaat seperti pembayaran yang tepat
waktu, tepat sasaran, pencatatan keuangan yang lebih rapi dan terdokumentasi secara baik,
meminimalisir terjadinya penyalahgunaan uang negara yang dengan sendirinya ini merupakan
salah satu bentuk dari bela negara dari segi pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik.
Penerapan Kepemimpinan dan Nilai Dasar Bela Negara dalam Kompetisi dan Konflik Kepentingan
Sikap dan penerapan kepemimpinan adalah suatu yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin
dengan menyesuaikan gaya kepemimpinan denga n norma-norma dan kultur sesuai dengan nilai-
nilai bela negara untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan perlu diimplementasikan secara nyata dalam memimpin, dan akan diuji sejauh
mana jiwa kepemimpinan seseorang dapat berjalan dan bertahan untuk mennyelesaikan tugas dan
permasalahan dalam suasana kompetisi dan konflik kepentingan.
Itulah yang menjadi landasan dalam kehidupan bernegara, di mana sikap bela negara memerlukan
kepemimpinan guna mempersiapkan warga negara dalam menghadapi persoalan sosial dan
negara.
10. Sulaiman
Konsep bela negara disusun dengan perangkat perundangan, mengatur bagimana tentang
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dar negara dalam
kepentingan mempertahankan eksistensi negara Setiap warga negara memiliki kewajiban
yang sama dalam masalah pembelaan negara. Hal tersebut merupakan wujud kecintaan
seorang warga negara pada tanah airnya, sebagaimana UUD 45 Pasal 27 ayat (3)
mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara” Dengan
amandemen UUD 45 Pasal 30, konsep bela negara tidak lagi menjadi keewajiban namun
sudah menjadi hak setiap warga negara, dalam arti luas semua usaha untuk menjaga
bangsa serta kedaulatan negara melalui proses peningkatan nasionalisme yang merupakan
perwujudan rangkaian kecintaan dan kesadaran dalam proses berkehidupan dalam negara
dan bangsa, serta upaya untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air. Selain itu,
pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk
mewujudkan kemajuan bangsa dan negara
Kondisi daya tangkal bangsa indonesia terhadap ancaman yang datang dari luar
maupun dalam negara yang dilandasi nilai bela negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan
negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
kemampuan mempertahanankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.