Laporan Hasil Diskusi Filosofi Pendidikan Indonesia Kelompok 7
Laporan Hasil Diskusi Filosofi Pendidikan Indonesia Kelompok 7
FILOSOFI PENDIDIKAN
Hari/Tanggal : Senin, 19 Februari 2024
Assalamualaikum wr wb,
Yth kepada kepada bapak Dr Metroyadi, SH, M.Pd
Yth kepada teman teman mahasiswa ppg prabatan gelombang 2 tahun 2023
Saya ucapkan rasa syukur kepada allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kita semua diberikan kesempatan melaksanakan kegiatan
presentasi mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia dalam via zoom.
Anggota Kelompok 7 :
1. Nadila Rahmelia
2. Patma
1. PENANYA : Norhasanah
Bagaimana lahirnya pendidikan kritis dan upaya mengubah pola pikir terhadap
pendidikan?
Jawab :
Pendidikan kritis lahir pada dekade 20-an dan mulai berkembang pesat sekitar
dekade 70-an. Awalnya merupakan pemikiran pendidikan progressif dari George S.
Counts. Beliau mengemukakan tiga masalah vital pada masa itu, dan kemudian dari
masalah-masalah tersebut lahirlah yang dinamakan pendidikan kritis. Masalah pertama,
mengkritik masalah pendidikan konservatif, kedua, memberikan ruang terhadap peranan
guru untuk menjadikan pendidikan sebagai agen dari perubahan sosial dan yang terakhir
yaitu masalah penataan ekonomi sebagai salah satu syarat untuk perbaikan pendidikan.
Dan salah satu tokoh dari pendidikan kritis
a. Paulo Freire, dikatakan sebagai tokoh pendidikan kritis karena pemikirannya yang
menolak pendidikan sebagai media pengukuhan sistem ideologi, politik, dan ekonomi
yang dominan dengan teori perlawanannya bahwa pendidikan yang ada adalah
pendidikan model bank, dimana pendidikan hanya sebuah transfer ilmu pengetahuan.
Bagi Freire pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menciptakan tatanan
hidup yang baru, dinamis dan mensejahterakan semua lapisan masyarakat.
b. Ki Hajar Dewantara, Pendidikan kritis adalah pendidikan yang menerapkan pola kritis,
kraetif dan aktif kepada para peserta didik dalam menempuh proses pembelajaran.
Dengan kata lain, pendidikan kritis adalah suatu proses pendidikan yang hendak
memanusiakan kembali manusia dari adanya ketidakadilan.
Pendidikan bukan untuk melahirkan manusia yang jinak sesuai dengan kondisi sistem
sebagaimana yang berlangsung sepanjang sejarah nasional Indonesia. Pendidikan adalah
hak manusia untuk meningkatkan kedewasaan dan kemandirian dalam rangka pengabdian
kepada Tuhan YME.
Maka dengan demikian, pendidikan kritis berupaya untuk menggerakan idologi
dominan terhadap perubahan sosial, dengan tugas utamanya adalah menciptakan
ruang agar sikap kritis manusia terhadap sistem dan struktur kekuasaan yang tidak
adil.
Adapun Upaya untuk mengubah pola pikir terhadap model pendidikan melibatkan
:
Jawab :
Pentingnya kemampuan berpikir kritis tak lepas dari teori konstruk pemikiran,
dalam artian kurikulum menginginkan peserta didik mampu memiliki sebuah daya dalam
hal mebangun kerangka berpikir kritis, Pembelajaran saat ini diharapkan memberikan
proses pembelajaran yang bermakna yang diharapkan oleh peserta didik.dalam kegiatan
belajar mengajar dapat dilibatkan langsung pada kegiatan belajar mengajar, tidak hanya
guru yang selalu memberikan materi dan pembelajaran kepada siswa agar peserta didik
dapat berpengalaman secara langsung dan dapat menemukan secara langsung
pengetahuan tersebut. Para peserta didik harus meningkatkan konsep diri dan
meningkatkan kemampuan berpikir anak, pembelajaran pun akan bermakna bagi siswa
dan memiliki hasil yang positif. kegiatan belajar mengajar hari ini wajib untuk
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan berpikir tinggi salah satu contohnya
yaitu keterampilan berpikir kritis.
Upaya pengembangan penerapan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik perlu
secara terus penurus dilakukan. Sebab kemampuan berpikir kritis peserta didik tidak
datang dengan sendirinya. Ada bebrapa langkah yang dapat diambil dalam pengembangan
kemampuan berpikir kritis siswa :
1) Meninggalkan pola-pola konvensional dalam pembelajaran dan mengantikan
dengan pola baru yang berpusat pada peserta didik seperti Pembelajaran student
centered learning (SCL) adalah model pembelajaran yang berfokus pada siswa
sehingga peran pengajar hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar. Model
pembelajaran student centered learning (SCL), menjadikan siswa mampu untuk
menjadi peserta didik yang aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang
bertanggung jawab dan memiliki inisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya,
yang menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab
pertanyaannya. Terdapat beberapa model pada pembelajaran berpusat pada siswa
yaitu (1). Small Group Discussion (SGD)
2) Role-Play and Simulation.
3) Discovery Learning
4) Self-Directed Learning
5) Cooperative Learning
6) Contextual Learning (CL)
7) Problem Based Learning (PBL)
8) Collaborative Learning (CbL)
9) Project Based Learning (PjBL). Model-model pembelajaran ini akan memberi
pengalaman belajar kepada siswa dalam menumbuhkembangakan berpikir kritis
siswa siklus belajar (learning cycle model) merupakan s strategi pembelajaran
yang berbasis pada paham konstruktivisme dalam belajar, dengan asumsi dasar
bahwa “pengetahuan dibangun di dalam pikiran pebelajar.Pembelajaran berbasis
masalah dirancang dalam suatu prosedur pembelajaran yang diawali dengan
sebuah masalah dan menggunakan instruktur sebagai pelatih metakognitif.
Jawab :
Pedagogi kritis/pendidikan kritis (critical pedagogy) dianggap penting dalam
pendidikan karena pendekatan ini menekankan pada pemahaman kritis, refleksi, dan
keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. sbeberapa alasan mengapa pedagogi
kritis dianggap perlu dan penting dalam pendidikan;
Sehinnga secara keseluruhan, pendidikan kritis dianggap penting karena tidak hanya
fokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada
pengembangan pemikiran kritis, kesadaran sosial, dan keterlibatan aktif siswa dalam
proses pembelajaran dan masyarakat. Pendekatan ini dianggap relevan untuk
mempersiapkan siswa menghadapi kompleksitas dunia modern.
PENANYA : Ismail
4. Apa contoh kesulitan yang dialami pendidik dalam menyesuaikan pembelajaran
dengan keberagaman peserta didik.
Jawaban :
Perbedaan tingkat pemahaman: Peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang
berbeda-beda terhadap materi pelajaran, sehingga pendidik perlu menyesuaikan metode
pengajaran agar dapat memenuhi kebutuhan individu.
Gaya belajar yang beragam: Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang
berbeda, seperti visual, auditori, atau kinestetik. Menyesuaikan pembelajaran untuk
memenuhi gaya belajar ini dapat menjadi tantangan.Solusi
Mengatasi pemahaman guru mengenai pendidikan kritis yang masih minim bisa
dilakukan dengan beberapa langkah, seperti menyediakan pelatihan dan workshop yang
fokus pada konsep dan praktik pendidikan kritis, memberikan sumber daya yang relevan
dan mudah diakses, dan mendorong kolaborasi antar guru untuk berbagi pengalaman dan
strategi yang berhasil. Mendukung guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran
yang mendorong pemikiran kritis dalam kelas juga penting