Sampul: pexels.com
Penerbit
Yaya
Ya yasa
san
n Kita
Kita Menu
Menuliliss
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
Anggota IKAPI: 044/SUT/2021
Kiki Kristiandi, dkk.
Teknologi Fermentasi
Yaya
Ya yasa
san
n Ki
Kita
ta Menu
Menulilis,
s, 2021
2021
xvi; 238 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-6840-79-5
Cetakan 1, Februari 2021
I. Teknologi Fermentasi
II. Yayasan Kita Menulis
Menulis
*&("+" %,-. /"' *0,1,) 1"2. 3"'-"#1"' 4&+"+, 1&3"/" 5,6"' 7"'(
8"6" 94" "#"4 :"62"# /"' ;./"0"6 0"'( 4,/"6 /.<&).1"' 4&6.'(("
1"2. /"3"0 2&'0&+&4".1"' <,1, /&'("' -,/,+ =5&1'>+>(.
?&)2&'#"4.@ /&'("' #&3"# A"1#,B 5,-,"' /"). 3&',+.4"' <,1, .'.
#./"1 +".' "/"+"6 ,'#,1 2&2<"'#, /"+"2 2&2"6"2. 4&3&)#. "3"
5&1'>+>(. ?&)2&'#"4.B
!"2. 4"/") <"6A" 3&',+.4"' <,1, .'. <,1"' 2&),3"1"' <,"6 6"4.+
1&)-" 1&)"4 1"2. 4&'/.).B V/" <"'0"1 3.6"1 0"'( 4,/"6 <&)-"4"
/"+"2 2&2<"'#, 1"2. /. /"+"2 2&'0&+&4".1"' <,1, .'.B 8"1"
/"). .#,W 1"2. 2&'(,E"31"' <"'0"1 #&).2" 1"4.6 1&3"/" 4&2,"
3.6"1 0"'( #&+"6 2&2<"'#, 2&2<&).1"' A"A"4"' /"' <.2<.'("'
1&3"/" 1"2. 4&<&+,2 2",3,' 1&#.1" 2&',+.4 <,1, 3"'/,"' .'.B
vi Teknologi Fermentasi
!"2. -,(" 4"/") <"6A" <,1, 0"'( 1"2. <,"# 2"4.6 <&+,2 <.4"
/.1"#"1"' 4&23,)'"B 8"1" /"). .#,W 1"2. 2&2.'#" /,1,'("' /"'
2"4,1"' /"). 3")" 3&2<"E"W "(") 1&/&3"''0" 1"2. <.4" +&<.6 <".1
+"(. /. /"+"2 2&',+.4 4&<,"6 <,1,B
5.2 %&',+.4
!"#$"% '()
Daftar Isi ix
x Teknologi Fermentasi
Daftar Isi xi
'"()"%
'"()"% =+A,
=+D, I/%.)"G"5
I/%.)"G"5 J"2" 2"4%F
;."34$"8 J%12.7$
J%12.; 2"?45?8/3"(" #/%(/5$"84+++++++++++++++++++++D@
$/%#/%(/5$"84 ++++++++++++++++++++D@
++++++++++++++++++++D@
+++++++++++++++++++++D@
'"()"% =+<, 0/;"548(/ %/2.;84 (4;1$1;845 24 2"3"( (";"5"5 #/%(/5$"84 +DK +DK
'"()"% =+9, -;/(" J%12.;84 8/5F"L" #3"M1% 8/7"%" /5N4("$48 2"5
04;%1)4131?48 +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++<O
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++<O
'"()"% A+*, I/5?/57/%"5 )/%$45?;"$ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++<@
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++<@
'"()"% A+:, 0
0/$12/
/$12/ 8J%/"2PJ3"$/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++<K
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++<K
'"()"% A+=, 0/$12/ -$%/";PJ3"$/ +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++9O
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++9O
'"()"% A+A, I13" Q/;54; '1%/8 ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++9O
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++9O
'"()"% A+D, Q/;54; J1.
J1.%PJ3"$/
%PJ3"$/++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++9*
9*
'"()"% D+*, R.%M" #"8/ J/%$.().G"5 (4;%1)" +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++@:
@:
'"()"% D+:, -4;3.8 J/%$.().G"5 8/3 (4;%1)" J"2" #"8/ /;8J15/584"3 ++++++++ ++++++++@=
@=
'"()"% D+=, 012/3 )412/?%"2"84 )";$/%4 S* 2"5 S: J"2" J/5?13"G"5 34()"G
(45F"; ).(4++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++@A
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++@A
'"()"% D+A, R1(J18484 ;"52.5?"5 34?545T 8/3.318" 2"5 G/(48/3.318" 8/$/3"G
J/%3
J/%3";
";."
."5
5 2/5?
2/5?"5"5 U"U"(.
(.%% IG IG"5 "5/%/%17
17G"G"/$/
/$/ 7G7G%F%F81
818J8J1%1%4.(
4.(++++++++++
++++
++++@<
'"()"% D+D, R.%M" #/%(/5$"84
#/%(/5$"84 S";/%V8 F/"8$ 2"5 C+ J3"5$"%.( +++++++++++++++++++@@ +++++++++++++++++++@@
'"()"% D+<, R/%"J"$"5 1J$4; )";$/%4 2"3"( 345?;.5?"5 (/24" $/%;15$"(45"84
;1(J15/5 $1;84$ 2"5 ;"%8451?/54; )/%2"8"%;"5 L";$. 2"3"( G"% G"%44 +KO
'"()"% D+9, W.).5?"5 ;"J"84$"8 2"5 3"U. )412/?%"2"84 G42%1;"%)15 ++++++++ ++++++++K:
K:
'"()"% 9+*, I/%$.().G"5 S";$/%4 S/%2"8"%;"5 -.G. +++++++++++++++++++++++++++++++++**A
+++++++++++++++++++++++++++++++++**A
!"#$"% '"()*
2 Teknologi Fermentasi
dengan memfermentasikan
alkohol diperkirakan alkohol yang selama
telah dikembangkan terbuatperiode
dari anggur. Fermentasi
4000-2000 SM di
Mesir dan Sumeria. Setelah itu di Mesir juga melakukan pengembangan
fermentasi roti yang telah diberi ragi pada 4000 – 3500 SM. Dan pada abad ke
14 China dan Timur Tengah pun telah melakukan penyulingan alkohol dari
hasil biji-bijian (Yadav, Jain and Rastamanesh, 2012).
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan keilmuan pada abad ke 17
Antony Van Leeuwenhoek berhasil melihat bakteri pada pembuatan yoghurt,
kefir, piker, kraut dan cuka (Stanbury, Whitaker and Hall, 2017). Pada tahun
1859 M Louis Pasteur merancang sebuah eksperimen yang menghubungkan
keberadaan ragi terhadap proses fermentasi. Awalnya Louis Pasteur
mendefinisikan bahwa fermentasi adalah sebuah proses “spontaneous
generation theory . Selain itu pula Pasteur juga menemukan bahwa fermentasi
perkembangbiakan mikroorganisme di dalam makanan. (Nudyanto, 2014), dan
setelah itu mulai banyak yang melakukan penelitian yang berhubungan
berhubungan dengan
fermentasi.
Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun 1810 melakukan penelitian mengenai
penguraian yang terjadi pada gula menjadi alkohol dan karbondioksida, selain
itu penelitian dilakukan Pasteur dan mencari penyebab perubahan sifat bahan
yang difermentasi, sehingga dihubungkan pada mikroorganisme dan enzim.
Selanjutnya Theodore Schwann, (1837) melakukan pembuktian mengenai
spekulasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh Gay Lussac. Schwann
mempelajari dan telah banyak melakukan banyak penelitian mengenai ragi dan
fermentasi terhadap alkohol. Schwann merupakan salah satu ilmuan yang
terlahir dengan perkembangan keilmuan yang sudah cukup baik di masanya.
Schwann dalam penelitiannya melakukan pengamatan pada sel ragi secara
mendalam dan menemukan adanya organisme mikroskopis dengan struktur
mirip dengan tumbuhan.
4 Teknologi Fermentasi
6 Teknologi Fermentasi
Seiring pesatnya
baik secara teknikkemajuan teknologi,
dan alat yang fermentasi
digunakan dalamtelah mengalami
pengolahan perubahan
fermentasi itu
sendiri (Syauqiah, 2015), fermentasi pada saat ini sudah dianggap menjadi
kebutuhan pokok masyarakat (Zara et al., 2020). Hasil olahan fermentasi yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat di antaranya adalah sereal, susu, keju,
kecap, saus dan jenis produk olahan lainnya (Ruta and Farcasanu, 2021; (Reid
et al., 202); Agung, 2020). Teknologi dari fermentasi mampu
meningkatkan/menaikkan nilai zat gizi bahan baku pangan sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai produk yang menyehatkan.
U7?- !"#$%
!"#$%2"
2"#*
#*))
))&'
&' )"
)"#$
#$*'
*'XX &@=74@>P>PPP-. &-.-
8 Teknologi Fermentasi
:35+ !0&#%4%
!0&#% 4%'$
'$%#
%# .0
.0'0
'04$
4$0-%
0-%*7
*70'
0'66 M7=). 3)1 2=)/
84$0-
84$0-%#
%#%#
%##&
#&'' 9"
9"0#
0#")
")*'
*'66 :%-
:%-&)
&)%5
%5'*
'*'6
'6 *+@)/
3"47*7"6 :-*#,%'5%-%4 5&))&)"4'
:1?7=) U*)/+=X 8787=)4) P713)O)1 3+ )1@)=)10) &7=7)5 .747=@+ @7HH
;&))"
;&) )"-*
-*"
" '5<6
'5<6 ='
='50
50->
->*)*))&'
)&' '5<6 ;0
;04*
4*#*
#*))
))*&
*&.
. 3)1 .>=2-/
'5<6
'5 <6 ?,%
?,%7%
7%$%
$%-&
-&)"
)" '5<
'5<66 @%
@%-.
-.%7
%704047-
7-&.
&. ''5<
5<66
3"47*7" '5< 3)1 ?-/5)* 8)6@7=+ 0)12
@+3)6 @7=+371@+H+6).+
U7H+= ;07*%#%
;07*%#%##
##&'
&' #0 #0-0
-01*
1*'*
'*"06
"06 !0
!0&#
&#%4
%4%'
%'$%#
$%# &-.-
.0'04$0-%*70'6 7"4 !#< A0-.04$&.
D)1
D)1 M)6@7=+ 5)6@)@ 305,")%'5%-*&.6 Q74-12 @7=+2-
A&'"-
A&'"-*&
*&.6
.6 ='
='50
50->*
->*))
))&'
&'66 ;0
;04*
4*#*
#*))
))*&
*&.
. '55<
'55<66 4-@+*
4-@+*
+"##,"-%./#0' #0-01*'*"06 3"47*7"
./#%70-."6 3< 1")*7" )@)- 3< 1*4*
ZP)= B"#*))&
B"#*) )&'' '5<6 B"
B"#*
#*))
))&'
&' #0-
#0-&'
&'66 B< #*-#&)
#*-#&)"4
"4'6
'6 Q+/-1
B< )*
)*#,
#,04
04*9*9%-
%-.*
.*'6
'6 B< .0
.0>"
>"$0
$0-*
-*&.
&.
5)-@
D)/
D)/ 45
45)) !04$*2"
!04$*2"#*
#*))
))&'
&' '")*
'")*#"
#".5
.5*6
*6 !04
!04$*
$*2"
2"#*
#*))
))&'
&' :6)1 5)-@
3)1 M-3- C&-*5
C&-*5*'
*'#"
#"-*
-*&'
&' !"
!"4$*
4$*2"
2"#*
#*))
))&'
&' ,"
,")%
)%5,
5,*)&
*)&'6
'6
@")%
@" )%#%
#%##
##&'
&' $,
$,"*
"*)"4
)"470
704'
4'*'
*'
<-5b-7 ;07*%#%
;07*% #%##
##&'
&' 5"
5"-1
-1&)
&)&'
&'66 !2
!2<< 2-01
2-01*'
*'66 !2
!2<< V-. 3)=+ .47.+7.
#%.5%'$*6 !2< 5"-"2&#,40-* 3)1 !2 !2<< Z2)\7
5)"4$
5)"4$"-
"-&.
&.
&)-7=6=)-@ !#< D0
!#< D0'0
'04$
4$0-
0-%*
%*70
70'6
'6 !2
!2<< 2-01
2-01*'6
*'6 !2
!2<< U-8+.
5)"4$
5)" 4$"-
"-&.
&.66 !2
!2<< ##&-
&-1"
1"$&
$&'6
'6 !2
!2<< '"E
'"E00
Q7/47 ?,*F%
?,*F%5&
5&'' %)
%)*>
*>%'5
%'5%-
%-&'
&' U7375)+
B)=) !"#$%2"
!"#$%2"#*
#*))
))&'
&' '5<6
'5<6 !0!0&#
&#%4
%4%'$
%'$%# '5<6 Q)1)/)1 )475 )@)-
%# '5<6
;07*%
;07*%#%
#%##
##&'
&' '5<6
'5<6 !"
!"#$
#$%#
%#%#
%##&' '5<6 Y)2+
#&' '5<6 3)-1 474)0)
Agar fermentasi dapat berjalan dan hasilnya dapat optimal, maka beberapa
faktor yang dapat diperhatikan, di antaranya:
1. Aseptis
Aseptis merupakan sebuah proses sterilisasi atau menurunkan adanya
kontaminasi pada alat, bahan, produk dan ruang proses. Biasanya hal
ini dilakukan pada disinfeksi terhadap udara maupun benda yang ada
dalam proses pembuatan fermentasi (Schlenk, 1985; Yadav, Jain and
Rastamanesh, 2012; Stanbury, Whitaker and Hall, 2017). Aspetis
diperlukan karena berhubungan dengan mikroorganisme dan rentan
terhadap kontaminasi dari jenis patogen lainnya. Teknik aseptis atau
dikenal dengan teknik steril merupakan cara untuk mencegah
mikroba yang berada dalam labortorium. Joseph Lister merupakan
orang yang pertama kali memperkenalkan teknis aseptis dalam
mengendalikan mikroba. Cara-cara aseptis yang biasa dilakukan
dalam laboratorium saat melakukan fermentasi adalah membersihkan
permukaan benda dengan desinfektan, desinfektan biasa
menggunakan
menggun akan 70%, meminimalisir durasi paparan media tumbuh dari
10 Teknologi Fermentasi
2.1 Pendahuluan
Fermentasi adalah salah satu teknologi tertua yang digunakan untuk
pengawetan makanan. Selama berabad-abad, telah berkembang dan telah
dimurnikan serta didiversifikasi. Saat ini berbagai macam makanan berasal
dari teknologi ini yang digunakan di rumah tangga, industri makanan skala
kecil dan perusahaan komersial besar. Proses fermentasi umumnya
menggunakan bakteri, ragi dan jamur. Organisme fototrofik (mikroalga,
cyanobacteria) mewakili kategori fermentasi lain. Organisme ini mengubah
karbondioksida dengan bantuan cahaya menjadi produk yang bernilai. Secara
tradisional, proses fermentasi telah memanfaatkan sifat umum mikroorganisme
untuk mengubah bahan baku terbarukan menjadi produk alami, seperti etanol,
asam organik (sitrat, laktat, suksinat, itaconic, dll.), asam amino (lisin, asam
glutamat, dan treonin) dan antibiotik (penisilin, sefalosporin, poliketida, dll)
(Noorman et al., 2018).
Fermentasi didefinisikan sebagai proses modifikasi biokimia yang diinginkan
dari produk makanan utama yang dibawa oleh mikroorganisme
mikroorganisme dan enzimnya.
Fermentasi sengaja dilakukan untuk meningkatkan khasiat seperti rasa, aroma,
umur simpan, tekstur dan nilai gizi. Fermentasi sering kali menjadi bagian dari
karena itu, potensi fermentasi untuk meningkatkan keamanan pangan atau nilai
gizi harus dinilai berdasarkan urutan produksi total (Blandino A et al., 2003).
Di masa lalu, teknologi fermentasi tradisional didasarkan pada pengalaman
yang dikumpulkan oleh produsen makanan dari generasi ke generasi, sebagai
hasil dari coba-coba. Baru belakangan ini sains dan teknologi mulai
berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip yang
mendasari proses fermentasi dan persyaratan kualitas dan keamanan. Namun
dalam banyak hal, praktik fermentasi pangan, khususnya di tingkat rumah
tangga, belum mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sejak zaman Louis Pasteur yang menunjukkan pentingnya
kebersihan dalam kaitannya dengan fermentasi, diketahui bahwa teknologi ini
mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor selama pemrosesan, dan jika tidak
diterapkan dengan benar keamanan dan/atau kualitas hasil akhirnya
menyebabkan
1989). produk dapat menjadi terkontaminasi mikroorganisme (WHO,
2002). Ketikasebagai
yang dikenal istilah pengawetan
fermentasi digunakan
(Panda K,untuk
Sastrybuah
V R dan sayuran,
B and Mandalhal
A ini
B,
2005).
Fermentasi pada dasarnya berlangsung dalam kondisi anaerobik ketika tidak
ada fosforilasi oksidatif untuk mempertahankan produksi ATP (Adenosine
triphosphate) melalui glikolisis. Fermentasi ditandai dengan pemecahan gula
dalam alkohol atau asam organik. Ini dikatalisis oleh enzim di mana senyawa
organik bertindak sebagai donor dan akseptor akhir elektron. Jalur biokimia
terdiri dari glikolisis dengan beberapa reaksi tambahan disertakan di akhir.
Mekanisme fermentasi alkohol dan laktat disajikan pada Gambar 2.1.
Fermentasi alkohol dilakukan dengan dua langkah. Piruvat diubah menjadi
asetaldehida senyawa dua karbon melalui dekarboksilasi reaksi diikuti dengan
reduksi untuk membentuk etanol. Dalam reaksinya, satu molekul glukosa
diubah menjadi dua molekul karbon dioksida dan etanol masing-masing.
Fermentasi asam laktat diklasifikasikan menjadi dua jenis (yaitu homolaktik
dan heterolaktik). Gluconacetobacter dan Ac
Acetetoba
obact
cter
er telah digunakan dalam
produksi industri cuka. Dalam teknologi ini, etanol diubah menjadi asam asetat
dengan cara fermentasi dalam kondisi aerobik. Clostridium acetobutylicum
adalah bakteri mulia dalam proses fermentasi aseton-butanol-etanol (ABE)
menggunakan bahan lignoselulosa sebagai substrat dalam skala industri.
Laktat telah digunakan sebagai substrat yang luar biasa dalam fermentasi asam
propionat. Bakteri Propionibacterium acidipropionici digunakan dalam proses
berkelanjutan. Fermentasi asam campuran adalah jenis anaerobik fermentasi
menjadi asetat, format, laktat, suksinat, etanol dengan produksi CO2 dan H2.
Beberapa anggota Enterobacteriaceae termasuk dalam jenis fermentasi ini
Fermentasi alkohol adalah konversi pir piruv
uvat
at menjadi etanol dan karbon
dioksida. Fermentasi digunakan dalam produksi makanan melalui penggunaan
penggunaan
mikroorganisme atau enzimnya. Makanan fermentasi adalah substrat makanan
yang ditumbuhi oleh mikroorganisme yang dapat dimakan enzimnya, terutama
amilase, protease; lipase menghidrolisis polisakarida, protein dan lipid menjadi
produk tidak beracun dengan rasa, aroma dan tekstur yang menyenangkan dan
menarik bagi konsumen manusia. Manusia telah menggunakan fermentasi
untuk menghasilkan minuman dan minuman sejak zaman Neolitikum.
Fermentasi digunakan untuk pengawetan dalam proses yang menghasilkan
asam laktat seperti yang ditemukan pada makanan asam antara lain acar
16 Teknologi Fermentasi
2H2O + 2H +
Langkah 3: piruvat diubah menjadi etanol dan CO2 (dengan reaksi dua
langkah) CH3COCOO! + H + CH3CHO + NADH + H +
! C2H5 + !
18 Teknologi Fermentasi
Gambar 2.2: Mekanisme Fermentasi (Sudip Some dan Amit Kumar Mandal.
2020)
Fermentasi dilakukan oleh ragi (dan beberapa bakteri) saat piruvat dihasilkan
dari metabolisme glukosa dipecah menjadi etanol dan karbon dioksida
(Gambar 2.3). Ragi juga mempunyai peran kunci dalam pengolahan air limbah
atau produksi biofuel. Dalam kondisi tidak ada atau oksigen terbatas, etanol
si dari asetaldehida, dan dua mol ATP dihasilkan. Ini bukanlah reaksi
diproduksi
diproduk
yang sepenuhnya memadai untuk sel, seperti yang seharusnya konsumsi
glukosa dalam jumlah tinggi untuk memberikan ATP yang cukup ke sistem.
Akibatnya, etanol terakumulasi dan ketika hal ini terjadi maka aktivitas
fermentatif dihentikan (Some et al., 2011).
20 Teknologi Fermentasi
22 Teknologi Fermentasi
kondisi yang paling memadai dan strain yang paling cocok untuk digunakan
dalam produksi minuman fermentasi (Maicas, 2020).
Fermentasi Bir
Bir adalah minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di seluruh
dunia. Secara tradisional dibuat dari empat bahan utama: sari malt barley, air,
hops, dan ragi. Masing-masing bahan ini berkontribusi pada rasa dan aroma
akhir bir. Selama fermentasi, sel ragi mengubah gula yang diturunkan dari
sereal menjadi etanol dan CO2. Pada saat yang sama, dihasilkan ratusan
metabolit sekunder yang memengaruhi aroma dan rasa bir. Variasi dalam
metabolit ini di seluruh strain ragi yang berbeda memungkinkan ragi untuk
memengaruhi rasa bir secara unik (Dzialo et al., 2017). Meskipun sebagian
besar pabrik menggunakan kultur ragi murni untuk fermentasi, fermentasi
spontan atau campuran saat ini digunakan untu
untuk
k beberapa bir khusus. Prosedur
fermentasi ini melibatkan campuran spesies ragi yang berbeda (dan juga
bakteri) yang berkontribusi pada produk akhir secara berurutan, sehingga bir
memiliki tingkat kerumitan yang tinggi. Umumnya, pabrik memiliki stok ragi
pilihan sendiri untuk bir yang spesifik. Seperti yang diketahui, dua jenis ragi
digunakan dalam pembuatan bir: S. cerevisiae sebagai ragi fermentasi atas
untuk membuat Ale sedangkan S. pastorianus adalah ragi fermentasi bawah
yang digunakan dalam proses pembuatan bir (Libkind et al., 2011).
Fermentasi Cuka Apel
Cuka apel adalah minuman beralkohol lain yang berasal dari industri buah apel
serta sangat populer di berbagai negara di dunia, terutama Eropa, Amerika
Utara, dan Australia (Cousin Fabien J et al., 2017). Meskipun sari tradisional
dihasilkan dari fermentasi jus spontan yang dilakukan oleh ragi asli, Strain S.
cerevisiae terpilih biasanya juga digunakan untuk melakukan fermentasi
alkohol, hal ini untuk memastikan kualitas yang konsisten dari produk yang
dihasilkan/produk
Slaghenaufi Davide,jadi
2019).(Lorenzini Marilinda,
Beberapa spesies Simonato Barbara
ragi non-Saccharomyces and
lainnya
terlibat dalam fermentasi spontan jus apel untuk produksi sari. Namun, ragi ini
berkontribusi pada tingkat yang lebih rendah daripada Saccharomyces dan
dapat menjadi penghasil rasa yang tidak enak (Pando Bedriñana, Querol
Simón and Suárez Valles, 2010).
Selain ketiga minuman fermentasi yang mendunia ini, masih banyak minuman
lain yang berbahan buah di berbagai negara di Afrika, Asia, dan Amerika
Latin. Meskipun konsumsinya bersifat lokal atau regional, di beberapa negara
minuman yang dibuat dari buah-buahan seperti pisang atau anggur sebagai
bahan bakunya sangat populer. Minuman buah beralkohol yang paling tersebar
luas di Afrika Timur adalah bir pisang, yang relevan secara budaya. Bir pisang
adalah minuman campuran yang terbuat dari pisang dan tepung sereal
(seringkali tepung sorgum) (Gensi R M, Kyamuhangire W and Carasco JF,
2011). Kurma di Afrika Utara, nanas dan buah mete di Amerika Latin dan
nangka di Asia adalah produk lain yang paling relevan (Maicas, 2020).
2.3.4 Proses Fermentasi Ragi Fermentasi Non-Alkohol)
Non-Alkohol)
Ragi juga dapat berperan dalam fermentasi produk non-alkohol seperti roti,
coklat atau kopi, minuman seperti kefir, soda, limun, dan cuka atau bahkan
biofuel dan bahan kimia lainnya.
Fermentasi Roti
Fermentasi adonan yang dibuat oleh ragi merupakan fase paling kritis dalam
pembuatan roti. Hasil fermentasi sel ragi selama proses fermentasi ini sangat
penting dan menentukan kualitas akhir roti. Ragi tidak hanya menghasilkan
CO2 dan metabolit lain yang memengaruhi penampilan akhir adonan, volume,
tekstur, dan tentunya rasa roti. Pemberian ragi, kondisi pertumbuhan, aktivitas
selama proses fermentasi adonan, kondisi fermentasi, serta bahan adonan
merupakan dasar untuk mengontrol proses tersebut. Laju fermentasi juga
ditentukan oleh bahan adonan, termasuk jumlah gula dan garam yang
digunakan dalam pembuatannya. Produsen roti komersial saat ini
memproduksi berbagai jenis adonan seperti adonan tanpa lemak, manis atau
beku. Bergantung pada jenis adonan dan untuk mendapatkan laju fermentasi
yang optimal, disarankan untuk menggunakan galur ragi yang sesuai dengan
sifat fenotipe tertentu (Struyf et al., 2017).
Fermentasi Kopi
Pada fase pasca panen, ragi berperan penting dalam produksi kopi. Kinerjanya
dapat dilakukan dalam dua tahap. Di satu sisi, secara aerob, di mana buah beri
yang baru saja dikumpulkan disimpan dalam tangki dan ragi melakukan
prosesnya. Proses ini dilakukan di bawah kendali parameter dasar, seperti
waktu dan suhu. Sebagai alternatif, buah kopi disimpan dalam wadah yang
dicampur dengan air dan mikroorganisme dibiarkan berproses secara anaerob
(tanpa oksigen). Proses kedua ini lebih homogen dan mudah dikendalikan
dibandingkan
dibanding kan dengan aerobik. Terkadang, biji kopi bahkan difermentasi dalam
proses campuran, pertama secara aerobik dan akhirnya anaerobik (de Melo
24 Teknologi Fermentasi
Pereira et al., 2014). Untuk mengembangkan proses ini dengan cara yang
memadai, dan untuk melestarikan/meningkatkan sifat organoleptik kopi,
menghaluskan rasa manisnya, mengontrol keasaman, memberikannya pada
tubuh atau menambahkan catatan sensorik (coklat, karamel, buah), maka
lendir harus dihilangkan. Proses ini secara alami dilakukan oleh ragi yang ada
dalam campuran, meskipun proses tersebut dapat ditingkatkan dengan
penambahan enzim yang sesuai (polygalacturonase, pectin lyase, pectin
methylesterase) (Haile and Kang, 2019).
Fermentasi Coklat
Biji kakao mentah memiliki rasa yang pahit dan sepat, karena kandungan
fenoliknya yang tinggi. Antosianin adalah salah satu kelompok polifenol ini,
dan keduanya berkontribusi pada astringent dan memberikan warna ungu
kemerahan. Fermentasi memungkinkan pemecahan enzimatik protein dan
karbohidrat di dalam kacang serta menciptakan perkembangan rasa. Ini
dibantu oleh fermentasi mikroba, yang menciptakan lingkungan yang
sempurna melalui fermentasi daging kakao yang mengelilingi biji. Langkah
pemrosesan ini memungkinkan ekstraksi rasa dari kakao dan berkontribusi
pada
yang keasaman akhir produk.
berair di antara Ragi
biji kakao (dan juga
dengan bakteri)
metode yangmemfermentasi pulp
berbeda, umumnya
mengikuti fase anaerobik dan fase aerobik. Selama fase anaerobik, gula dari
pulp (sukrosa, glukosa, fruktosa) dikonsumsi oleh ragi menggunakan respirasi
anaerobik untuk menghasilkan karbon dioksida, etanol, dan jumlah energi
yang rendah (Papalexandratou and Nielsen, 2016). Tahap aerobik didominasi
oleh bakteri penghasil laktat dan asam asetat (Ho, Zhao and Fleet, 2014).
Asam laktatdunia
di seluruh adalahdalam
salah satu asam organik
berbagai aplikasiterpenting yangbioteknologi.
industri dan banyak digunakan
Tren
terbaru menunjukkan asam laktat melalui fermentasi lebih menguntungkan
daripada bahan kimia karena kekhawatiran lingkungan. Pemrosesan yang
ramah lingkungan dan kemampuan
kemampuan yang dapat difermentasi dari bahan mentah
atau produk sampingan berbasis pertanian dan agroindustri menjadikan
kandidat yang menarik dalam fermentasi bioteknologi untuk menghasilkan
nilai tambah produk dengan banyak aplikasi (Ghaffar et al., 2014).