Penilikan BG Tahap Konstruksi ME
Penilikan BG Tahap Konstruksi ME
1. Pendahuluan
2. Penilikan pada Masa Konstruksi – Aspek Mekanikal
Elektrikal
3. Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
4. Penilikan Bangunan Gedung Rumah Tinggal
2
Pendahuluan
3
Pendahuluan
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN
1. Sistem penghawaan
PP No. 16 Tahun 2021 2. Sistem pencahayaan
Pasal 27 3. Sistem pengelolaan air
4. Sistem pengelolaan sampah
Keselamatan 5. Penggunaan bahan
4K Kesehatan
Kenyamanan
Kemudahan
1. Ruang gerak
2. Kondisi udara dalam ruang
3. Pandangan dari dan ke dalam
Bangunan Gedung
4. Tingkat getaran dan kebisingan
(Objek)
Level 1 Keandalan bangunan gedung
(Kriteria)
Level 2
7
Pendahuluan
PENILIK BANGUNAN GEDUNG
PENILIK adalah orang perseorangan yang memiliki kompetensi dan diberi tugas oleh
pemerintah pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya untuk
melakukan inspeksi terhadap Penyelenggaraan Bangunan Gedung. (PP 16/2021 Pasal 1)
1. Ditetapkan oleh kepala dinas teknis Pemerintah Daerah Kab/Kota. (PP 16/2021
Pasal 1 & 236)
2. Memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan Bangunan Gedung secara
administratif agar Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang dilaksanakan oleh
penyerenggara Bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (PP 16/2021 Pasal 236)
3. Tugas penilik dilaksanakan pada masa konstruksi, pemanfaatan, dan
pembongkaran. (PP 16/2021 Pasal 236)
8
Penilikan pada Masa
Konstruksi –
Aspek Mekanikal Elektrikal
9
Penilikan pada Masa Konstruksi
TAHAP KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
c. Pengujian
d. Penyerahan
10
Penilikan pada Masa Konstruksi
TATA CARA PELAKSANAAN INSPEKSI
PP 16/2021 Pasal 236
12
Penilikan pada Masa Konstruksi
TATA CARA PELAKSANAAN INSPEKSI
Daftar Simak Inspeksi Penilik
PP 16/2021
Lampiran 4
Halaman 2028-2029
13
Komponen Aspek
Mekanikal Elektrikal
14
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
RUANG LINGKUP ASPEK MEKANIKAL ELEKTRIKAL
15
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
DASAR PEMILIHAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Sesuai
dengan
Standar
Teknis
16
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
A. SISTEM CATU DAYA LISTRIK (POWER SUPPLY)
Sistem catu daya listrik merupakan suatu sistem yang memasok
energi listrik ke suatu beban listrik, seperti penerangan, stop
kontak, pompa, AC, fan, lift, dll.
17
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
A. SISTEM CATU DAYA LISTRIK (POWER SUPPLY)
18
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
A. SISTEM CATU DAYA LISTRIK (POWER SUPPLY)
Input:
1. Utama = Gardu PLN (TM)
2. Cadangan = Genset, Solar PV
(TR)
Output:
1. Panel MDP
2. Panel SDP
3. Panel Hidran
19
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
A. SISTEM CATU DAYA LISTRIK (POWER SUPPLY)
No Parameter Hal yang Harus Diperhatikan
1. Sistem Penyediaan Listrik
- Sumber daya Spesifikasi dan lokasi penempatan harus sesuai perencanaan
utama,cadangan, darurat, Genset terletak pada lokasi yang aman dan terlindungi dari gangguan.
atau khusus
Power house memiliki sistem ventilasi dan sistem tata udara yang memadai
untuk disipasi panas dan pembuangan gas buangan hasil pembakaran,
serta terlindungi dari kerusakan akibat cuaca atau hewan.
2. Sistem Distribusi TM
- Jalur pengkabelan Kabel harus aman dari kerusakan mekanis
- Trafo Lokasi dan Spesifikasi Trafo sesuai perencanaan
3. Sistem Distribusi TR
- Pemutus Daya Terdapat pemutus daya apabila terjadi gangguan
Diagram listrik sesuai dengan gambar perencanaan
20
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
B. SISTEM PROTEKSI PETIR (SPP)
Kotak Pembumian
SNI menggunakan
sistem proteksi petir
konvensional
22
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
B. SISTEM PROTEKSI PETIR (SPP)
23
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
C. SISTEM PENCAHAYAAN
Sistem pencahayaan merupakan sistem yang bertujuan
untuk menyediakan cahaya yang cukup pada bangunan
agar penghuni dapat melaksanakan kegiatan secara
efektif, memenuhi persyaratan kesehatan, kenyamanan,
konservasi energi, dan ketentuan lainnya.
24
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
SNI 6197:2020 Konservasi energi sistem SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
pencahayaan pada bangunan gedung bangunan gedung
SNI 03-6574-2001 Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda arah dan
Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung
Pencahayaan Darurat
suatu pencahayaan yang mempunyai pasokan daya cadangan.
Ketentuan Teknis.
Setiap lampu darurat harus ;
1. bekerja secara otomatis.
2. mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk evakuasi yang
aman.
3. jika mempunyai sistem terpusat, catu daya cadangan dan kontrol
otomatisnya harus dilindungi dari kerusakan karena api dengan konstruksi
penutup yang mempunyai Tingkat Ketahanan Api (TKA) tidak kurang dari
-/60/60.
4. Lampu darurat yang digunakan harus sesuai dengan standar yang
berlaku
25
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS KUAT (ELEKTRIKAL)
26
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
ACUAN NORMATIF
a. UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
b. PP No. 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi
c. Permen Kominfo No. 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi
alat dan perangkat telekomunikasi Detector Manual Push Button
27
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
DIAGRAM DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN
28
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
29
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
30
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
31
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
32
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
33
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
E. SISTEM CCTV
Dalam perencanaan perlu dianalisis Ruang Kontrol Otomasi Bangunan
Ruangan yang dilengkapi kamera CCTV,
Jumlah kamera CCTV, Penempatan G. SISTEM OTOMASI BANGUNAN
kamera, Perbandingan lebar sensor
Dalam perencanaan sistem otomasi bangunan / BAS
CCTV terhadap lebar objek sama dengan
perlu ditentukan peralatan yang harus dimonitor
perbandingan panjang fokus lensa
status on/off-nya atau dikontrol startstop-nya, point
terhadap jarak kamera ke objek,
schedule, konfigurasi jumlah digital direct control
danKebutuhan Penyimpanan Data
(DDC).
(storage data) CCTV
34
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
1. SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH (ELEKTRONIK)
No Parameter Hal yang harus diperhatikan
1. Sistem tata suara Lokasi penempatan sesuai dengan perencanaan
Spesifkasi dan sistem sesuai dengan perencanaan
Dapat digunakan untuk evakuasi darurat, dengan diberikan sumber listrik
PLN atau catu daya darurat
2. Sistem PABX Spesifikasi dan sistem sesuai perencanaan
Lokasi penempatan sesuai perencanaan
3. Sistem Data dan Internet Spesifikasi dan sistem sesuai Perencanaan
4. Sistem CCTV Spesifikasi dan sistem sesuai Perencanaan
Lokasi penempatan sesuai perencanaan
5. Sistem Akses Pintu dan Spesifikasi dan sistem sesuai Perencanaan
Keamanan Lokasi penempatan sesuai perencanaan
6. Sistem Otomasi Bangunan Terintegrasi dengan sistem lainnya sesuai dengan perencanaan
35
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
3. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
ACUAN NORMATIF
a. Permen PU No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan teknis sistem proteksi
kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
b. SNI 03-6570-2001 Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran
c. SNI 03-3989-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler
Pompa Kebakaran
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
d. SNI 03-1745-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak
dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan
gedung
e. SNI 03-1736-2000 Tata cara perencanaan dan sistem proteksi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan Gedung
f. SNI 03-1735-2000 Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan
Pilar Hidran dan Kotak Hidran Luar untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung
g. SNI 180:2021 Alat Pemadam Api Portabel (APAP)
h. NFPA 72-2013 National Fire Alarm and Signaling Code
Springkler
36
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
3. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
A. SISTEM PIPA TEGAK
Sistem pipa tegak merupakan sistem
pemipaan yang memasok air ke hidran dan
sprinkler dan dalam penyebaran airnya
dibantu pompa kebakaran.
Pompa Kebakaran
Analisis dan/atau perhitungan yang
dibutuhkan:
i. Analisis klasifikasi bahaya bangunan
terhadap api
ii. kebutuhan air tandon untuk pemadam
APAP
kebakaran
iii. Hidrolika sistem pipa tegak dan springkler
meliputi Jumlah dan diameter pipa tegak, B. APAP
Pilar Hidran dan Kotak Hidran Luar Jumlah kotak hidran dalam, Hidran APAP merupakan alat pemadam api portable
halaman, pilar hidran, dan siamese yang mudah dibawa, cepat dan tepat di
connection, Kapasitas pompa dan, dalam penggunaan untuk awal kebakaran
Kapasitas tangki air untuk hidran. atau kebakaran kecil.
iv. Penentuan klasifikasi dan jumlah springkler
Dalam perencanaan perlu dianalisis jumlah
Sistem pipa tegak termasuk didalamnua: dan kapasitas APAP yang dibutuhkan.
Springkler i. Hidran dan sambungan Siamese
ii. Springkler
iii. Pompa pemadam kebakaran
37
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
3. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
38
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
3. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
39
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
3. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
40
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
3. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
41
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
4. SISTEM TATA UDARA
ACUAN NORMATIF
a. SNI 6390:2020 Konservasi energi sistem tata udara
pada bangunan gedung
b. SNI 19-0232-2005 Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia
di udara tempat kerja)
Water Cooled Chiller Air Cooled Chiller
c. SNI 03-7012-2004 Sistem manajemen asap di dalam
mal, atrium dan ruangan bervolume besar
d. SNI 03-6572-2001 Sistem ventilasi dan pengondisian
udara
e. SNI 03-6571-2001 Sistem pengendalian asap
kebakaran pada bangunan gedung
f. SMACNA
AC Single Split Outdoor Unit VRF Outodoor Unit
g. ASHRAE Standard/Handbook Series
44
Komponen Aspek Mekanikal Elektrikal
5. SISTEM TRANSPORTASI DALAM GEDUNG
ACUAN NORMATIF
a. Permenaker No. 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan C. LIF PEMADAM
kesehatan kerja elevator dan eskalator
b. SNI 03-7017-2004 Lif traksi listrik pada bangunan gedung KEBAKARAN
c. SNI 03-6573-2001 Tata cara perancangan sistem transportasi
Lif pemadam kebakaran merupakan lif
vertikal dalam gedung lif
yang digunakan petugas pemadam
d. SNI 03-6248-2000 Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang
kebakaran untuk pemadam
dijalankan dengan tenaga listrik
kebakaran dan penyelamatan jika
e. SNI 03-6247.1-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif pasien
terjadi kebakaran di sebuah gedung.
f. SNI 03-2190.1-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif yang
dijalankan dengan transmisi hidrolis Lif Damkar
g. SNI 03-2190.2-2000 Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayan
(dumbwaiter) yang dijalankan dengan tenaga listrik
46
Penilikan Bangunan
Gedung Rumah Tinggal
47
Penilikan Bangunan Gedung Rumah Tinggal
TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PP 16/2021 Pasal 269 & 271
48
Penilikan Bangunan Gedung Rumah Tinggal
INSPEKSI ASPEK MEKANIKAL ELEKTRIKAL
SISTEM KELISTRIKAN
49
Penilikan Bangunan Gedung Rumah Tinggal
INSPEKSI ASPEK MEKANIKAL ELEKTRIKAL
SISTEM KELISTRIKAN
Pengaman berupa
Pembumian pembatas
Loop kabel berbentuk pig-tail Tidak ada pigtail, air rawan (grounding) dengan
mencegah air masuk melalui kabel masuk ke panel meter dpt arus/pemutus arus MCB
kode warna kabel
menyebabkan hubung singkat. yang tepat
Penumpukan plug
Cara penyambungan pada soket ektensi -
yang baik dapat menyebabkan
overheat
50
TERIMA KASIH
51