02 Komunikasi S.E.H.A.T - Empati
02 Komunikasi S.E.H.A.T - Empati
S.E.H.A.T,
Anak Hebat
HASAN
FARUQI
DOMISILI, Ciapus Banjaran Kab. Bandung. ISTRI 1, ANAK 4.
Pendidikan Formal Terakhir, S1 PAI.
Tarbiyah yang dibangun atas dasar komunikasi yang sehat akan membuat anak
merasa nyaman untuk berterus terang menyampaikan apa pun yang mereka rasa
dan keluhkan.
Dengan cara komunikasi yang sehat, maka anak-anak merasa mendapatkan
cinta, kasih sayang, dan belas kasih yang tulus dari orang tua.
Komunikasi yang sehat akan memperbaiki kesadaran berpikir anak. Hal ini
penting, karena pikiranlah yang akan mengendalikan seseorang Ketika
mengambil keputusan.
EMPATI
HINDARI
APRESIASI
TEGAS
2. EMPATI
Diadpatasi dari detiknews, "Arti Empati Menurut Islam dan Manfaatnya dalam Kehidupan" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-
5594432/arti-empati-menurut-islam-dan-manfaatnya-dalam-kehidupan.
Persuasi; Buah Empati
Anak yang didik dengan persuasi akan memiliki kesadaran diri untuk
menjauhi yang salah dan haram. Jiwanya lurus, sehingga mampu
memperbaiki diri dan sekitarnya, meski tanpa dorongan dari orang
tua. Indah bukan, Ketika anak atau pemuda atau orang dewasa sadar
akan hikmah pekerjaan yang mereka lakukan?. Karena dengan cara
ini, hati lebih leluasa melakukannya dan hasilnya pun lebih bisa
diharapkan daripada pekerjaan yang dilakukan dengan terpaksa.
(Dr. Muhammad Qutb, Manhajut Tarbiyah Al-Islamiyyah)
Pentingnya Empati
Pengabaian perasaan anak seringkali berdampak pada prilaku atau sikap anak di
masa yang datang. Contohnya adalah ketika anak dibesarkan dengan penuh
penerimaan dan kasih sayang, sebagai bentuk respon pada perasaan anak, maka ia
akan memliki penerimaan diri yang baik sehingga tumbuh sebagai manusia yang
penuh percaya diri.
(M. Fauzil Adhim; Segenggam Iman Anak Kita)
Perasaan anak yang terabaikan dapat mempengaruhi kerja otak dalam menerima
informasi, terutama saat anak sedang merasakan perasaan negatif, seperti kesal.
Ketika perasaan anak gundah atau kesal, amigdala memerintahkan system limbik
untuk menutup. Akibatnya, informasi yang masuk hanya terumpuk di system limbik dan
segera terlupakan. Sebagian kita mendeskripsikan siituasi ini begini, ‘nih anak, udah
berkali dibilangin, enggak masuk-masuk juga ke otaknya.’
(Rani Razak Nu’man; Amazing Parenting)
Pentingnya Empati
Akar permasalahan dari semua itu adalah komunikasi. Ketika Ayah dan Bunda mampu
berkomunikasi dengan baik kepaBila ayah bunda tidak sering menafikan atau mengabaikan
perasaan anak, dan kejadian ini berulang-ulang dan terjadi dalam momen-momen lain
kehidupan, bukan Cuma saat makan, anak akan merasa bahwa perasaannya pasti salah.
Ia menjadi tidak percaya pada hati nuraninya. Ia pun akan tumbuh menjadi anak yang
tidak percaya diri, lemah, goyah, dann lebih mudah terpengaruh oleh lingkunga. Bukan
tidak mungkin, lingkungan akan membawanya pada hal-hal negative, seperti narkoba
hingga seks bebas. (11)
Langkah pertama untuk memperbaiki tehnik komunikasi adlah dengan menyediakan waktu.
Lihat beberapa contohnya terkait dengan tidak memberikan waktu yang cukup.(12)
َﻣ ْﻦ َﺷ َﺎء ا ْﺳ� َﺘﺨ َْﺮ َج اﻟْ ُﻌ ُﻘ َﻮق ِﻟ َﻮ َ ِ�ﻩ، �أ ِﻋﯿ ُﻨﻮا �أ ْوﻻد ُ َْﰼ �َ َﲆ اﻟْ ِ ِّﱪ
“Bantulah anak-anak kalian untuk berbakti. Barangsiapa yang menghendaki, dia dapat
mengeluarkan sifat durhaka dari anakknya.” HR. Ath-Thabrani
Rasulullah saw bersabda, “Semoga Allah memberi rahmat kepada orangtua yang
membantu anaknya berbakti kepadanya.” Mereka bertanya,’Bagaimana caranya
membantu untuk berbakti ya Rasulullah?’. Beliau menjawab, ‘dia menerima yang sedikit
darinya, memaafkan yang menyulitkannya, tidak membebaninya dan tidak pula
memakinya.” HR. Ibnu Hibban
Berawal dari orangtua yang memiliki unconditional love sebagai kunci pembuka
terhadap self esteem anak.
Kelola Marah Dan Hindari Celaan
“Aku menjadi pembantu Nabi saw selama 10 tahun. Tidaklah beliau memberiku
perintah, lalu aku lama mengerjakannya atau tidak aku kerjakan sama sekali,
melainkan beliau tidak mencelaku. Apabila ada salah satu anggota keluarga
beliau yang mencelaku, beliau bersabda, ‘biarkanlah dia. Kalau dia mampu, pasti
dilakukannya.” HR. Ahmad