Anda di halaman 1dari 21

DASAR-DASAR LAYANAN BIMBINGAN KARIER DI

SEKOLAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Karier
Dosen Pengampu : Komariah, S. Psi., M. Pd

Oleh :
Yarni Safitri – 2115008
Merlinda Mareta – 2115016
Monica Andela – 2115019

Fakultas : Tarbiyah
Program Studi : Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
Kepada :
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa ahli menyebutkan bahwa karier identik dengan pekerjaan. H.L
Wilensky memahami karier sebagai riwayat pekerjaan yang teratur dimana
dalam setiap pekerjaan yang ditekuni selalu ada persiapan untuk masa
depannya. Sedangkan bruce dan Shertezer memahami karier sebagai suatu
rangkaian pekerjaan, jabatan, dan kedudukan yang dimiliki seseorang selama
hidupnya.1 Amundson, N.E, Harris-Bowlsby, J & Nilles, G mendefinisikan
konseling karier sebagai suatu proses dimana konselor bekerja secara
kolaboratif untuk membantu kenseli memperjelas, menetapkan,
mengimplementasikan dan menyesuaikan diri dengan keputusan terkait dengan
pekerjaan.2
Pengertian karier tersebut menunjukkan arti bahwa setiap saat dan setiap
jenjang pendidikan dan kehidupan merupakan bagian dari karier itu sendiri.
Pemahaman tentang karier tidak lepas dari problematika karier. Problematika
tersebut adalah ketidaktahuan peserta didik atau bahkan setiap orang tentang
apa yang harus dilakukan.3 Dengan demikian, banyak orang memahami tentang
karier hanya sebatas pekerjaan yang dicita-citakan, tanpa memperhatikan
jenjang pendidikan dan aktivitas keseharian untuk menuju cita-cita tersebut. Hal
ini berdampak pada pemahaman peserta didik yang juga memahami karer
sebagai sebuah cita-cita pekerjaan di masa depan.4

1
Ketut, Bimbingan Karier Di Sekolah-Sekolah.
2
Dede Rahmat Hidayat, wening cahyawulan, Karier : Teori Dan Aplikasi Dalam
Bimbingan Dan Konseling Komprehensif. Sukabumi : CV Jejak. 2019. Hlm. 184
3
Maharani dan Menanti, “Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Teknik Modeling
Terhadap Resiliensi Akademik Siswa Pada Sekolah Menengah Pertama.” Cendekia Vol. 16 No 2,
Juli. 2018. Hlm. 261
4
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Bimbingan Dan Konseling : Teori Dan
Aplikasi Di Sekolah Dasar. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm. 201

1
Bimbingan karier, salah satu layanan yang diberikan untuk peserta didik
yang bertujuan agar pribadi dan seluruh potensi yang dimiliki dapat
berkembang secara optimal dan juga agar peserta didik mengenal ragam
pekerjaan dan aktivitas orang dalam lingkungan kehidupan.5

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya konseling karier ?
2. Bagaimana bimbingan karier dan kesiapan siswa masuk dunia kerja ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya konseling karier ?
2. Untuk mengetahui bagaimana bimbingan karier dan kesiapan siswa
masuk dunia kerja ?

5
Achmad juntika Nurihsan, Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar Belakang
Kehidupan. Bandung : refika aditama. 2006. Hlm. 52

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA KONSELING KARIER

1. Pengertian Konseling Karier

Seorang tokoh psikolog kenamaan Sears menjelaskan bahwa konseling


karir adalah sebagai suatu hubungan one-to-one atau kelompok kecil antara
seorang konseli dan konselor dengan bertujuan untuk membantu konseli
menyelesaikan dan memahami pemahaman diri sendiri serta lingkungan
untuk membuat keputusan dan penyesuaian karir yang lebih tepat.6 Adapun
pengertian lain dari konseling karir diantaranya:

a. Suatu proses layanan yang sistematis terencana dan terukur

b. Diberikan oleh seseorang yang ahli (konselor) pada seseorang


atau beberapa klien (orang yang menerima layanan)

c. Konseling karir dimaksudkan agar potensi diri yang dimiliki


klien dapat dioptimalisasikan dengan baik untuk menuju
kemandirian dalam merencanakan dan memutuskan pilihan karir
di masa depan

d. Membimbing klien dalam membentuk kerjasama yang baik serta


memiliki kecakapan dalam manajemen waktu yang berkaitan
dengan kebutuhan sendiri maupun terhadap karir yang akan
dilalui.7

Dapat disimpulkan bahwa konseling karir adalah penting bagi individu


untuk memahami dan mengelola karir mereka dengan baik. Melalui

6
Oki Lukmanual Hakim, Bimbingan Dan Konseling Karier Di PAUD, Al-Ma'rifah Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 2 No 1,2023,hlm 94
7
Hadiarni Irman, Konseling Karir, Stain BatuSangkar Press, 2009,hlm 279

3
konseling karir, individu dapat mengetahui minat, bakat, dan nilai-nilai
mereka, serta mengidentifikasi tujuan karir yang realistis dan membangun
rencana untuk mencapainya. Konseling karir juga membantu individu untuk
mengeksplorasi berbagai pilihan karir, mengembangkan keterampilan yang
diperlukan.

2. Tujuan Konseling Karir

Konseling karir diberikan untuk membekali siswa dengan pengetahuan


dan pemahaman tentang berbagai hal untuk mengenali dirinya
merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan di masa depan,
sehingga pemahaman yang diperoleh melalui informasi karir bertujuan
untuk meningkatkan kegiatan dan mengembangkan cita-cita dalam
kehidupan sehari-hari dalam pengambilan keputusan.8 Adapun menurut
pendapat Barmer dalam bukunya Dewa Ketut bahwa tujuan konseling karir
ialah suatu proses untuk membantu klien menemukan fakta tentang dirinya
yang sebelumnya belum diketahui.9 Sedangkan menurut Syamsu Yusuf
Juntika bahwa konseling karir adalah untuk membantu individu dalam
merencanakan pengembangan dan masalah-masalah karir.10

3. Proses Konseling Karir

Konseling karir pada umumnya mengacu pada suatu proses yang teratur
yang dimulai dari proses pengembangan hubungan sampai dengan proses
tindak lanjut dan perubahan-perubahan rencananya yang lebih potensial.

8
Hidayati Richma, layanan Informasi Karir Membantu Peserta Didik Dalam Meningkatkan
Pemahaman Karir, Jurnal Konseling Gusjijang, Vol 1 No 1, 2015, hlm 199
9
Dewa Ketut Sukari, Pendekatan Konseling Karir Di Dalam Bimbingan Karir Suatu
Pendahuluan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989) hlm 199
10
Syamsu Yusuf Juntika, Landasan Bimbingan Dan Konseling (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005) hlm 11

4
Menurut Lawrence M Brammer Dan Everett L.Shostrom mengemukakan
bahwa ada 7 langkah yang bisa dilakukan dalam proses konseling:
a. Mengenai perumusan dan penetapan, suatu kebutuhan untuk
membantu tujuan proses ini agar klien dapat mengenali
masalahnya.
b. Penetapan hubungan, yang bertujuan utama proses ini adalah
untuk membangun suatu hubungan dengan klien.
c. Penentuan tujuan dan eksplorasi alternatif yaitu mengkaji
kembali dari proses konseling dan menanyakan kepada klien
tentang pendapatnya.
d. Memecahkan tentang berbagai masalah dan tujuan.
e. Mempermudah kesadaran, dalam artian pengetahuan diri dari
apa yang dilihat, didengarkan, dirasakan seseorang. Untuk
mengenali kemampuan dari diri sendiri yang sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuan.
f. Merencanakan arah kegiatan pada langkah ini untuk membantu
klien dalam menemukan ide-ide yang baru.
g. Menilai hasil dan tindakan akhir atau hasil akhir pada proses
konseling dalam artian menyelesaikan masalah yang dihadapi
klien bahwa pentingnya konselor untuk memiliki keterampilan
sebagai model pemilihan karir seseorang.11

4. Model Konseling Karier


Menurut Sudirman model merupakan suatu rencana atau pola kegiatan
yang dapat digunakan untuk membentuk, merancang, dan mengarahkan
suatu kegiatan.12 Model adalah cara yang dilakukan pada konselor untuk

11
Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling Karir Di Dalma Bimbingan Karir (Suatu
Pendahuluan) hlm 130-137
12
Sutina, Bimbingan Konseling Pendidikan Formal Dan Non Formal, (Yogyakarta:
Andi,2013) hlm 111

5
membantu memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi klien.
Dalam masalah ini ada tiga model di antaranya:
a) Directive Counselling
Dirumuskan oleh G.Williamson bahwa model ini dilakukan
oleh konselor dalam membantu klien. Maka konselor harus berperan
aktif dalam mengambil inisiatif dalam proses konseling sehingga
klien hanya menerima apa yang dijelaskan oleh konselor. Yang
dimaksud bahwa konselor berperan penting dalam menentukan
pekerjaan klien tanpa meminta pendapat pada klien sehingga klien
menerima apa yang diputuskan oleh konselor.
b) Non Directive Counselling
Model ini disebut dengan "Client Centered Counselling" yaitu
memberikan suatu gambaran proses konseling menjadi pusatnya
adalah klien bukan konselor. Yang dimaksud bahwa klien berperan
aktif pada proses konseling dalam menentukan karir ke depannya.
Kemudian konselor hanya memberikan gambaran dan mengarahkan
pembicaraan klien sehingga klien dapat mengenali potensi yang ada
pada dirinya dan bisa menentukan sendiri pekerjaan yang
diinginkan.
c) Elective Counselling
Model ini dikemukakan pertama kali oleh F.P.Robinson model
ini digabungkan antara Directive Counselling dan Non Directive
Counselling. Teknik ini sering digunakan oleh konselor karena
keberhasilan konselor untuk menjalankan tugas-tugasnya tidak
hanya berpegang dalam satu model saja yang digunakan tetapi dapat
dipadukan dengan sifat masalah kelainan dengan situasi konseling
tersendiri. Yang dimaksud adalah dalam menyelesaikan masalah
klien tidak hanya menggunakan satu model saja. 13

13
Kartini Kartono, Menyiapkan Dan Menbandu Karir, (Surabaya: CV Raja Wali,1985) hlm
21-30

6
Dalam mempelajari model konseling karir, penting untuk konselor
memahami terlebih dahulu model kepribadian setiap klien untuk
menentukan karir kedepannya. Model-model konseling karir merupakan
penerapan model konseling untuk membantu klien dalam membuat
keputusan perencanaan karir.

5. Pentingnya Konseling Karir

Konseling karir di sekolah sangat penting karena, untuk membantu


siswa dalam memahami minat, bakat, dan potensi diri mereka, serta
memberikan informasi tentang berbagai pilihan yang sesuai dengan
keinginan dan kemampuan mereka. Layanan ini juga dapat membantu
mengurangi ketidakpastian dan kecemasan siswa tentang pemilihan karir.
Kemudian meningkatkan kesiapan mereka untuk menghadapi dunia kerja
yang kompleks dan berubah-ubah. Dengan adanya konseling karir di
sekolah siswa dapat mengambil keputusan tentang pendidikan atau rencana
karir yang akan mereka pilih di masa depan.14

B. BIMBINGAN KARIER DAN KESIAPAN SISWA MEMASUKI


DUNIA KERJA

Dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karir sudah


mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling
di Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan
penjurusan siswa di SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984
bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karir cukup
terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun

14
Ainun Rahaman, Pentingnya Konseling Karir Di Sekolah, Jurnal The Messenger, Vol 12
No 1, 2020, hlm 135-146

7
1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi
bimbingan dan konseling. Dalam Kurikulum 1994, bimbingan karir
ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.

Penggunaan istilah karir, di dalamnya terkandung makna pekerjaan dan


jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang.
Istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan
menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan
bimbingan karir menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang
dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia
memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan
positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat. 15

Perubahan istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke


bimbingan karir mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor
dalam memberikan layanan bimbingan terhadap para siswanya. Tetapi dari
aspek pelaksanaan, terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya.
Sukardi membedakan antara bimbingan karir dan bimbingan jabatan
(vocational guidance). Bimbingan karir lebih menitik beratkan pada
perencanaan kehidupan yang harus dimiliki terlebih dahulu, serta lingkungan
sekitarnya agar mereka memperoleh dan memiliki pandangan yang luas dan
positif tentang karir di masyarakat. Sedangkan bimbingan jabatan lebih
menekankan pada layanan yang berpusat pada pemberian informasi pasar kerja
dan jabatan. 16

Peran dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam
menentukan pilihan-pilihan karirnya, tetapi dituntut pula untuk membimbing
siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya dalam rangka perencanaan
karir dan penetapan karir pada kehidupan masa mendatang. Dalam

15
Hartono, ” Bimbingan Karier”, ( Jakarta : Kencana, 2016 ), hal.48
16
Sukardi, Dewa Ketut, “ Bimbingan Karir diSekolah”, (Jakarta ; Ghalia Indonesia, 1985),
hal.67

8
perkembangannya, sejalan dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi
dewasa ini, bimbingan karir merupakan salah satu bidang bimbingan yang telah
berhasil mempelopori pemanfaatan teknologi informasi, dalam bentuk cyber
counseling. Secara umum bimbingan karir diartikan sebagai bantuan kepada
individu untuk menstimulasi (mendorong) dan memberikan kemudahan
perkembangan karir dalam kehidupan. Bantuan tersebut mencakup perencanaan
karir, pengambilan keputusan dan penyesuaian pekerjaan. Di dalam setting
sekolah, bimbingan karir dipandang sebagai proses perkembangan yang
berkelanjutan dalam upaya membantu individu mempersiapkan karir melalui
intrvensi kurikuler yang berkaitan dengan; perencanaan karir, pengambilan
keputusan, pengembangan keterampilan mengatasi masalah, informasi karir
dan pemahaman diri, pemahaman sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan,
serta mengembangkan kebiasaan hidup yang positif. Layanan bimbingan karir
amat erat kaitannya dengan tiga bimbingan lainnya, yaitu bimbingan belajar,
bimbingan pribadi, dan bimbingan sosial. 17

1. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Karir di Masa Depan

Pada saat remaja memasuki masa persiapan diri, pada umumnya


kematangan tubuh dan kedewasaan seksual sudah tercapai. Pada masa ini ia
sedang menyiapkan diri menuju pembentukan pribadi yang dewasa. Pada
masa persiapan dewasa, remaja diharapkan sudah mencapai status
kedewasaan dalam lingkungan keluarga. Pada masa ini ia harus menyiapkan
masa depan, peran dan penempatan dirinya dalam masyarakat. Tugas-tugas
perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam
menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik
maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam
lingkungan dan tantangan hidup yang ada di hadapannya.

17
Ruslan A.Gani, “Bimbingan Karir”, (Bandung :CV Angkasa,2012),hal.20

9
Salah satu tugas perkembangan remaja yang harus diperhatikan adalah
berkaitan dengan karir di masa depan. Bimbingan karir merupakan salah
satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses
pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan
dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan. Masa depan harus
direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan dilakukan
melalui prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal
maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan
berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal
yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka
memasuki dunia kerja.

Proses pilihan karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa
suatu ketika dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa
pilihan karir tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup manusia. Di samping
itu juga disadari bahwa faktor peluang/ kesempatan memegang peranan
yang amat penting. Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan
karirnya berdasar minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi kalau
peluang/ kesempatan untuk bekerja yang dicitacitakan akhirnya tidak bisa
terwujud.18

Perkembangan karir manusia terbagi dalam 5 fase, yaitu :

a. Fase pengembangan (growth) yang meliputi masa kecil sampai


usia 15 tahun. Dalam fase ini anak mengembangkan bakat-bakat,
minat, kebutuhan, dan potensi, yang akhirnya dipadukan dalam
struktur konsep diri (self-concept structure).
b. Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24 tahun, di mana
saat ini remaja mulai memikirkan beberapa alternatif pekerjaan
tetapi belum dapat mengambil keputusan.

18
Budi Astuti,“ Bimbingan Karier Untuk Meningkatkan Kesiapan Karir”, (Yogyakarta :
UNY Press,2020),hal.34-37

10
c. Fase pemantapan (establishment), antara umur 25-44 tahun.
Pada fase ini manusia sudah memilih karir tertentu dan
mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negatif dari
pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh ia lalu bisa
menentukan apakah ia akan terus dengan karir yang telah
dijalani atau berubah haluan.
d. Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44-65 tahun, di
mana orang sudah mantap dengan pekerjaannya dan
memeliharanya agar dia bertekun sampai akhir;
e. Fase kemunduran (decline), masa sesudah pensiun atau
melepaskan jabatan tertentu. Dalam fase ini orang membebaskan
diri dari dunia kerja formal.19

2. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karir


Secara umum, prinsip-prinsip bimbingan karir di sekolah adalah sebagai
berikut :
a. Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk
mengembangkan dirinya dalam pencapaian karirnya secara tepat.
Semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam
menggunakan fasilitas bimbingan karir. Tidak ada perkecualian
baik itu yang kaya maupun yang miskin. Setiap siswa memiliki
hak yang sama untuk mengembangkan diri dan merencanakan
karir sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya, melalui
kegiatan bimbingan karir.
b. Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karir itu adalah
sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai
persiapan dalam hidup. Bimbingan karir memberikan
pemahaman kepada siswa dalam berkarir, bahwa setelah lulus,
mereka membutuhkan suatu tempat dan karya untuk

19
Erna Zumrotun, “Bimbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan”, (Semarang : Cahya
Ghani Recovery, 2023),hal.43

11
mengaplikasikan ilmu yang telah diterima di bangku sekolah.
Karir tersebut dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan
hidup dan masa depannya. Dengan bimbingan karir siswa
mempunyai kemandirian dalam menentukan dan memilih karir
yang dapat memberikan kebahagiaan hidup dan masa depannya.
c. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman
yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan
perkembangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karir.
Pemahaman diri sebagai langkah awal dalam merencanakan
karir, memberikan dorongan bagi siswa untuk mengenal dan
mengetahui segala yang ada dalam dirinya. Dengan pemahaman
diri, siswa memiliki kemampuan dalam menentukan dan memilih
karir mana yang cocok/ sesuai dan mampu memberikan
kesenangan dalam menjalaninya.
d. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh
pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan
karirnya kelak.
e. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji
konsep, berbagai peranan dan ketrampilannya guna
mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang memiliki
aplikasi bagi karir di masa depannya.
f. Program Bimbingan Karir di sekolah hendaknya diintegrasikan
secara fungsional dengan program bimbingan dan konseling pada
khususnya. Program materi bimbingan karir dalam
penyampaiannya diintegrasikan dengan materi bimbingan
konseling. Hal ini dilakukan karena bimbingan karir merupakan
bagian dari bimbingan konseling.
g. Program bimbingan karir di sekolah hendaknya berpusat di kelas,
dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang
tua dan kontribusi masyarakat.

12
h. Pelaksanaan bimbingan karir yang diberikan semenjak kelas 1
hingga kelas 3 di SMA, memberikan pelayanan ganda, yaitu di
ruangan bimbingan konseling dan di ruang kelas. Di kelas siswa
mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh
bimbingan, dan didukung partisipasi orang tua dan peran
masyarakat di sekitarnya.20

3. Tujuan Pelaksanaan Bimbingan Karir


Secara umum tujuan diselenggarakannya bimbingan karir di SMA
menurut Sukardi adalah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan
lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan
pengarahan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada karir dan cara hidup
yang memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi dan seimbang dengan
dirinya dan lingkungannya.
Tujuan khusus yang menjadi sasaran bimbingan karir di SMA, di
antaranya:
a. Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya
sendiri (self concept). Pemahaman diri (konsep diri) adalah
merupakan citra diri sendiri. Hal ini nantinya sebagai langkah
awal dalam menentukan arah pilih karir yang tepat bagi siswa
sehingga tercipta adanya sikap kemandirian siswa dalam
memilih karir yang sesuai dengan pemahaman dirinya.
b. Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia
kerja. Pemahaman tentang dunia kerja meliputi pemahaman
tentang informasi berbagai persyaratan penerimaan dalam dunia
kerja, isi serta sifat suatu lapangan kerja, situasi pekerjaan
termasuk dalam aspek sosial, fisik, administrasi, masa depan

20
Sunarto Dan Hartono Agung, “Pendekatan Konseling Karir di Dalam Bimbingan Karir
(Suatu Pendahuluan )”, (Jakarta : Depdikbud,1994),hal.54

13
suatu pekerjaan, organisasinya, serta gaya hidup dalam suatu
jabatan dengan dirinya.
c. Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri
dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta menghadapi
hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh
dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
d. Agar siswa dapat meningkatkan ketrampilan berpikir agar
mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai
dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja. Melalui
bimbingan karir siswa akan diarahkan dalam mengenal diri dan
kemampuannya untuk memahami diri dan senantiasa mampu
meningkatkan kemampuannya, melatih dalam merencanakan
karirnya sehingga dengan demikian siswa menjadi terlatih dan
bersikap dewasa dalam berpikir dan merencanakan karirnya.
e. Agar siswa dapat menguasai ketrampilan dasar yang penting
dalam pekerjaan, terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama, berprakarsa dan sebagainya.21

4. Metode Pelaksanaan Bimbingan Karir


Penyampaian layanan karir di sekolah dapat dilakukan dengan metode
tertentu yang sesuai dengan isi materi dan kebutuhan siswa serta
kemampuan pembimbing. Metode pemberian informasi karir dapat
ditempuh melalui metode kelompok untuk masalah-masalah yang sifatnya
kelompok, dan metode individual untuk masalah yang sifatnya pribadi.
Secara umum, pelaksanaan bimbingan karir di SMA dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut :
a) Ceramah dari narasumber

21
Ibid,hal.62

14
Kegiatan yang dilakukan bersumber dari pembimbing, konselor,
guru, maupun dari nara sumber (pihak dunia kerja), dalam rangka
memberikan penerangan tentang informasi yang lebih banyak tentang
pekerjaan, jabatan dan karir.
b) Diskusi Kelompok
Suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan sutu keterkaitan pada
suatu pokok masalah/ pertanyaan (dalam hal ini perencanaan karier/
pekerjaan/ karier), dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh
kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan
mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur.
c) Pengajaran Unit
Merupakan teknik dalam membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman tentang suatu pekerjaan tertentu, melalui kerjasama antara
pembimbing dan guru bidang studi. Namun dengan pola ini sudah
barang tentu perlu adanya jam tersendiri yang khusus disediakan untuk
keperluan kegiatan bimbingan karir.

d) Sosiodrama

Suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk


mendramatisasi sikap, tingkah laku/ penghayatan seseorang seperti yang
dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari dimasyarakat sehubungan
dengan pekerjaan dan karir.

e) Karyawisata karir yang diprogramkan oleh sekolah

Berkarya/ bekerja dan belajar sambil berwisata untuk membawa


para siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan,
dengan demikian akan tumbuh sikap menghargai pekerjaan yang
diamatinya.

f) Informasi melalui kegiatan kurikuler secara instruksional.

15
Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karir dengan cara
mengaitkan/ dipadukan dengan mata pelajaran/ kegiatan belajar
mengajar.Dalam kaitan ini tiap guru dapat memberikan bimbingan karir
pada saat-saat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan suatu karir
tertentu.

g) Hari Karier (Career Days)

Hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai bentuk


kegiatan yang bersangkut paut dengan pengembangan karir. Pada hari
tersebut semua kegiatan bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan
program bimbingan karir yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap
tahun. 22

5. Pentingnya Pelaksanaan Bimbingan Karir bagi Siswa di Sekolah

Keberadaan bimbingan karir sebagai bagian dari layanan bimbingan


konseling di SMA mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas
konselor dalam memberikan layanan bimbingan terhadap siswanya. Peran
dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam
menentukan pilihan-pilihan karirnya, tetapi dituntut pula untuk
membimbing siswa agar dapat mmahami diri dan lingkungannyadalam
rangka perencanaan karir dan penetapan karir pada kehidupan masa
mendatang. Setiap siswa di sekolah menengah akan sampai pada tingkat
kematangan karir yang berbeda melalui rute yang berbeda (lancar atau tidak
lancar) aktivitas bimbingan karir harus memiliki tiga penekanan:
mendorong perkembangan karir, menyediakan perlakuan,dan membantu
penempatan (mengacu kepada perpindahan pelajar ke tingkat pendidikan
selanjutnya atau ke kehidupan pekerjaan).

22
Andri Kurniawan, “Bimbingan Karir”, (Cirebon : Anggota IKAPI,2021),hal.44

16
Kegiatan (aktivitas) bimbingan karir pada sekolah menengah harus bisa
mengantar setiap pelajar untuk menanggulangi tugas perkembangan menuju
perkembangan karir, dan membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi
dari seperangkat pilihan dan rencana yang akan ditetapkan. Penekanan-
penekanan utama dalam aktivitas aktivitas bimbingan karir untuk berbagai
individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan
berpartisipasi dalam kehidupan sebagai pribadi yang independent, dan
keterarahan individu-individu kepada tujuan. Dengan demikian, dapat
direkomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas-aktivitas bimbingan karir
di sekolah menengah sebagai berikut:

a. Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi


yang lebih khusus dari tujuan-tujuan karier.
b. Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna
mengimplementasikan tujuan-tujuan karier.
c. Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi
syarat-syarat memasuki pekerjaan dengan mengambil mata
pelajaran di tingkat sekolah lanjutan, dengan latihan dalam
jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut di perguruan
tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar
pada kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus.

Terdapat empat kegiatan bimbingan karir, yaitu sebagai berikut:

a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan


karir yang hendak dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya,
khususnya karir yang hendak dikembangkan.
c. Pemantapan pengembangan diri untuk pengambilan keputusan
pemilihan karir sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
d. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup,

17
orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.

Selain itu terdapat pengenalan diri dan lingkungan serta pengembangan diri
dan karir, di antaranya sebagai berikut:

a. Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya.


b. Siswa mengenal dan memahami lingkungannya, meliputi
lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, sosial, budaya dan
masyarakat.
c. Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan
itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap
aspek pribadinya, termasuk pegembangan arah karir yang hendak
diraihnya di masa yang akan datang .23

23
Ahmad Nafi, “Kematangan Karir Peserta Didik”, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020).
hal,139

18
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Makalah ini telah menjelaskan pentingnya konseling karier sebagai suatu


proses dimana konselor bekerja secara kolaboratif untuk membantu kenseli
memperjelas, menetapkan, mengimplementasikan dan menyesuaikan diri dengan
keputusan terkait dengan pekerjaan. Konseling karier diberikan untuk membekali
siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal untuk mengenali
dirinya merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan di masa depan.
Konseling karier pada umumnya mengacu pada suatu proses yang teratur yang
dimulai dari proses pengembangan hubungan sampai dengan proses tindak lanjut
dan perubahan-perubahan rencananya yang lebih potensial. Ada 7 langkah yang
bisa dilakukan dalam proses konseling seperti yang telah dipaparkan di atas. Dan
juga ada 3 model konseling karier yaitu Directive Counselling, Directive
Counselling, dan Elective Counseling.
Bimbingan karier dan kesiapan siswa memasuki dunia kerja juga
menjelaskan tentang tugas perkembangan remaja berkenaan dengan karir di masa
depan, prinsip-prinsip pelaksanaan bimbingan karir, tujuan pelaksanaan bimbingan
karier, metode pelaksanaan bimbingan karier, dan pentingnya pelaksanaan
bimbingan karir bagi siswa di sekolah.

19
DAFTAR PUSTAKA
A. Gani, Ruslan. “Bimbingan Karir”. 2021.
Astuti, Budi.“ Bimbingan Karier Untuk Meningkatkan Kesiapan Karir”, 2020.
Dede Rahmat Hidayat, wening cahyawulan, robbani alfan. Karier : Teori Dan
Aplikasi Dalam Bimbingan Dan Konseling Komprehensif, 2019.
Hartono Agung, Sunarto. “Pendekatan Konseling Karir di Dalam Bimbingan Karir
Suatu Pendahuluan, 1994.
Hartono, ”Bimbingan Karier”, 2016.
Irman, Hadiarni, Konseling Karir, 2009.
Kartini Kartono, Menyiapkan Dan Menbandu Karir, 1985.
Ketut, sukardi dan dewa. BIMBINGAN KARIER DI SEKOLAH-SEKOLAH, 2015.
Kurniawan, Andri. “Bimbingan Karir”, 2021
Lukmanual Hakim, Oki. "Bimbingan Dan Konseling Karier Di PAUD", Vol 2 No
1,2023.
Maharani, Mella, and Asih Menanti. “Pengaruh Layanan Penguasaan Konten
Teknik Modeling Terhadap Resiliensi Akademik Siswa Pada Sekolah
Menengah Pertama” 2, no. 2 (2022): 63–72.
Nafi, Ahmad. “Kematangan Karir Peserta Didik”, Yogyakarta: CV Budi Utama,
2020.
Nurihsan, achmad juntika. Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar
Belakang Kehidupan, 2006.
Richma, Hidayati. " layanan Informasi Karir Membantu Peserta Didik Dalam
Meningkatkan Pemahaman Karir" Vol 1 No 1, 2015.
Sutina, Bimbingan Konseling Pendidikan Formal Dan Non Formal, 2013.
Wiyani, muhammad irham dan novan ardy. Bimbingan Dan Konseling : Teori Dan
Aplikasi Di Sekolah Dasar, 2014.
Yusuf Juntika, Syamsu. Landasan Bimbingan Dan Konseling. 2005.
Zumrotun, Erna. Bimbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan, 2023.

20

Anda mungkin juga menyukai