Anda di halaman 1dari 21

SALINAN

BUPATI DAIRI
PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI DAIRI


NOMOR 43 TAHUN 2022 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DAIRI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Bab II Anggaran Pendapatan dan


Belanja Derah huruf D Belanja Daerah angka 4 huruf m Lampiran
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara penganggaran, pelaksanaan dan
penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta
monitoring dan evaluasi belanja tidak terduga ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah;
b. bahwa Peraturan Bupati Dairi Nomor 41 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pengelolaan Belanja Tidak Terduga sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi saat ini sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Pedoman Pengelolaan Belanja Tidak Terduga;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi
dengan mengubah Undang–Undang Nomor 7 Drt. Tahun 1956
tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964
Nomor 9) menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1964 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2689);

1
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6736);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara
dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau
Stabilitas Sistem Keuangan menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6801);

2
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik
Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5315);
8. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6757);
10. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6841);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan
dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4829);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5658);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

3
15. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6322);
16. Peraturan Menteri Sosial Nomor 01 Tahun 2013 tentang Bantuan
Sosial Bagi Korban Bencana (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 151), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 07 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Sosial Nomor 01 Tahun 2013 tentang
Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 635);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 80
Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Dairi Tahun 2014 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Dairi Nomor 174);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Dairi Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Dairi Nomor 183), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Dairi Tahun 2019 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Dairi Nomor 197);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Dairi
Tahun 2021 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Dairi Nomor 218);

4
22. Peraturan Bupati Dairi Nomor 27 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pemberian Bantuan Kepada Korban Bencana (Berita Daerah
Kabupaten Dairi Tahun 2014 Nomor 27);
23. Peraturan Bupati Dairi Nomor 25 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Pada Saat Tanggap Darurat
Bencana (Berita Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2016 Nomor 25);
24. Peraturan Bupati Dairi Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Dairi (Berita Daerah Kabupaten Dairi Tahun
2022 Nomor 7);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI DAIRI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN


BELANJA TIDAK TERDUGA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Dairi.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Dairi.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah Kabupaten Dairi
sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan daerah.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi.
6. Badan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat
BKAD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Dairi.

5
7. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku
penyelenggara unsur pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah.
10. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
11. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang
selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah.
12. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang bertindak dalam
kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
13. Bendahara Pengeluaran SKPKD adalah Pejabat yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan, dan
mempertanggung-jawabkan uang untuk keperluan Belanja
Bantuan Sosial, Belanja Hibah dan Belanja tidak terduga dalam
rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
14. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Dairi.
15. Perangkat Daerah Teknis Terkait yang selanjutnya disebut PD
Teknis Terkait adalah Perangkat Daerah yang terkait dengan
penanggulangan bencana.

6
16. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
17. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan/angin puting beliung, tanah longsor dan
kebakaran hutan dan lahan.
18. Bencana Non Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, pencemaran
lingkungan hidup, dampak industri, epidemik, wabah penyakit
dan kebakaran lingkungan permukiman.
19. Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat dan teror.
20. Status Keadaan Darurat Bencana suatu keadaan yang ditetapkan
oleh Pemerintah daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar
rekomendasi badan yang diberi tugas untuk menanggulangi
bencana yang dimulai sejak status siaga darurat, tanggap darurat
dan transisi darurat ke pemulihan.
21. Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana.
22. Belanja Tidak Terduga yang selanjutnya disingkat BTT adalah
pengeluaran anggaran atas beban APBD untuk keperluan darurat
termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya dan pengembalian atas kelebihan pembayaran atas
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya serta untuk
bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.

7
23. Rencana Kebutuhan Belanja yang selanjutnya disingkat RKB
adalah rencana kebutuhan belanja untuk kebutuhan
penanggulangan bencana/keadaan darurat bencana yang
diajukan oleh SKPD teknis terkait.
24. Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang selanjutnya disingkat
APIP adalah aparat pengawas internal pemerintah yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan/monitoring dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman


dalam pengelolaan BTT yang bersumber dari APBD.

Pasal 3

Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini agar pengelolaan BTT yang


bersumber dari APBD dapat dilaksanakan dengan tertib, transparan
dan akuntabel sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 4

Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Bupati ini meliputi:


a. kriteria;
b. penganggaran;
c. tata cara penggunaan;
d. pertanggungjawaban dan pelaporan; dan
e. monitoring dan evaluasi.

8
BAB III

KRITERIA

Pasal 5

(1) BTT merupakan belanja yang diperuntukan bagi:


a. keadaan darurat;
b. keperluan mendesak;
c. pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan
daerah tahun-tahun sebelumnya;
d. bantuan sosial yang tidak direncanakan sebelumnya;
(2) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a. bencana alam, bencana non alam, bencana sosial dan/atau
kejadian luar biasa;
b. pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan; dan/atau
c. kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu kegiatan
pelayanan publik.
(3) Keperluan mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi:
a. kebutuhan daerah dalam rangka pelayanan dasar masyarakat
yang anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran
berjalan;
b. belanja daerah yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat
wajib;
c. pengeluaran daerah yang berada diluar kendali Pemerintah
Daerah dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya, serta
amanat peraturan perundang-undangan; dan/atau
d. pengeluaran Daerah lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi Pemerintah
Daerah dan/atau masyarakat.
(4) Pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah
tahun-tahun sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c harus didukung dengan bukti yang sah.

9
(5) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
adalah bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya
yang apabila ditunda akan menimbulkan risiko sosial yang lebih
besar bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan.

BAB IV

PENGANGGARAN

Pasal 6

(1) BTT untuk pengeluaran keadaan darurat, keperluan mendesak


dan pengembalian atas kelebihan pembayaran atas Penerimaan
Daerah yang sifatnya tidak berulang yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya dianggarkan secara rasional dan memadai dengan
mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya serta
mempertimbangkan kemungkinan adanya kebutuhan.
(2) Penganggaran BTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
APBD diuraikan menurut jenis, obyek, dan sub rincian obyek
dengan nama belanja tidak terduga dan dialokasikan pada DPA
SKPKD
(3) Dalam hal BTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mencukupi, menggunakan:
a. dana hasil penjadwalan ulang capaian program dan kegiatan
lainnya serta pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran
berjalan dan/atau
b. memanfaatkan kas yang tersedia
(4) Penjadwalan ulang capaian program dan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a diformulasikan terlebih dahulu
dalam Perubahan DPA-SKPD.
(5) Pemanfaatan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
diformulasikan terlebih dahulu dalam Perubahan DPA-SKPKD.
(6) Pengeluaran untuk mendanai keadaan darurat yang belum
tersedia anggarannya, diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-
SKPD.

10
Pasal 7

Bantuan Sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (5) dianggarkan dengan
tahapan :
a. SKPD/Unit SKPD menyampaikan usulan Bantuan Sosial yang tidak
dapat direncanakan sebelumnya secara tertulis kepada Bupati
melalui PPKD;
b. Tim Anggaran Pemerintah Daerah memberikan pertimbangan atas
rekomendasi usulan sebagaimana dimaksud pada huruf a sesuai
dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah; dan
c. penyampaian usulan bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya sebagaimana dimaksud pada huruf a paling lambat
sebelum Rencana Kerja dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
ditetapkan.

Pasal 8

APIP melakukan reviu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal


7 dengan melakukan penelitian lapangan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB V

TATA CARA PENGGUNAAN

Bagian Kesatu

Penggunaan BTT Untuk Mendanai Keadaan Darurat

Pasal 9

(1) Penggunaan BTT untuk mendanai kondisi keadaan darurat


dilakukan dengan tahapan:
a. Bupati menetapkan status tanggap darurat untuk bencana
alam, bencana non-alam, bencana sosial termasuk konflik
sosial, kejadian luar biasa sesuai ketentuan peraturan

11
perundang-undangan yang diproses oleh SKPD terkait sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
b. SKPD yang membutuhkan sesuai dengan tugas dan fungsi
mengajukan RKB kepada Bupati dan setelah mendapat
persetujuan menyampaikan kepada PPKD selaku Bendahara
Umum Daerah;
c. PPKD selaku Bendahara Umum Daerah melakukan verifikasi
dan mencairkan dana kebutuhan belanja kepada Kepala SKPD
terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya paling lambat 1
(satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB yang telah
disetujui Bupati, Surat Pernyataan Tanggap Darurat,
Keputusan Bupati tentang Pernyataan Tanggap Darurat yang
didalamnya memuat pembebanan anggaran, surat pernyataan
tanggungjawab belanja dan dokumen lainnya yang diperlukan;
d. pencairan dana keadaan darurat dilakukan dengan mekanisme
Tambah Uang dan diserahkan kepada bendahara pengeluaran
SKPD terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya;
e. pencairan dana tanggap darurat dicatat pada Buku Kas Umum
tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran pada SKPD terkait
sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan
f. pelaksanaan pengadaan belanja barang dan jasa kebutuhan
tanggap darurat mengacu pada Peraturan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Penanganan
Keadaan Darurat dan/atau peraturan perundang-undangan
lainnya.
(2) RKB dan surat penyataan tanggung jawab belanja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c disusun sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(3) Penggunaan BTT untuk tanggap darurat bencana meliputi
pencarian dan penyelamatan korban bencana, pertolongan
bencana, pertolongan darurat, evakuasi korban bencana,
kebutuhan air bersih, dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan
kesehatan, dan penampungan serta tempat hunian sementara.

12
(4) Batas waktu penggunaan BTT untuk keadaan darurat yaitu
dimulai saat tanggap darurat ditetapkan Bupati sampai ketetapan
tahap tanggap darurat selesai.
(5) Dalam hal sisa Tambah Uang tidak habis digunakan, sisa Tambah
Uang disetor ke Rekening Kas Umum Daerah.
(6) Pengajuan dan ketentuan batas waktu penyetoran sisa Tambah
Uang dikecualikan untuk :
a. kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;
dan/atau
b. kegiatan yang mengalami perubahan jadwal dari yang telah
ditetapkan sebelumnya akibat peristiwa di luar kendali
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

Bagian Kedua

Penggunaan BTT Untuk Mendanai Keperluan Mendesak

Pasal 10

Penggunaan BTT untuk mendanai keperluan mendesak yang tidak


diprediksi sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf b, dilakukan melalui pergeseran anggaran dari BTT kepada
Belanja SKPD/Unit SKPD yang membidangi dengan tahapan:
a. dalam hal anggaran belum tersedia, penggunaan BTT terlebih
dahulu diformulasikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
yang membidangi keuangan daerah;
b. dalam hal anggaran belum tercukupi, penggunaan BTT terlebih
dahulu diformulasikan dalam perubahan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran SKPD yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuangan; dan
c. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD dan/atau perubahan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran SKPD sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b menjadi dasar dalam melakukan perubahan Peraturan
Bupati tentang Penjabaran APBD untuk selanjutnya ditampung
dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD atau dituangkan
dalam Laporan Realisasi Anggaran jika tidak melakukan perubahan
APBD atau telah melakukan perubahan APBD.

13
Bagian Ketiga

Penggunaan BTT Untuk Mendanai Pengembalian Kelebihan


Pembayaran

Pasal 11

(1) Penggunaan BTT untuk mendanai pengembalian kelebihan


pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c dilengkapi
dengan bukti-bukti yang sah.
(2) Pengembalian kelebihan pembayaran atas penerimaan daerah
tahun-tahun sebelumnya melalui BTT sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Pencairan dana pengembalian kelebihan pembayaran atas
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya melalui BTT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mekanisme
Langsung (LS).

Bagian Keempat

Penggunaan BTT Untuk Bantuan Sosial Yang Tidak Dapat


Direncanakan Sebelumnya

Pasal 12

(1) Penggunaan BTT untuk bantuan sosial yang tidak dapat


direncanakan sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf d dilakukan dengan tahapan:
a. SKPD terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya mengajukan
RKB kepada Bupati dan setelah mendapat persetujuan
menyampaikan kepada PPKD selaku Bendahara Umum Daerah
(BUD);
b. PPKD selaku Bendahara Umum Daerah melakukan verifikasi
dan mencairkan dana kebutuhan belanja kepada Kepala SKPD
terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya paling lambat 1
(satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya RKB yang telah
disetujui Bupati, Keputusan Bupati tentang daftar penerima

14
bantuan social tidak terencana yang didalamnya memuat
pembebanan anggaran, surat pernyataan tanggung jawab
belanja dan dokumen lainnya yang diperlukan;
c. Pencairan dana dilakukan dengan mekanisme Tambah Uang dan
diserahkan kepada bendahara pengeluaran SKPD terkait sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
d. Pencairan dana bantuan sosial tidak terencana dicatat pada
Buku Kas Umum tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran SKPD
terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(2) Surat pernyataan tanggung jawab belanja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b disusun sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

BAB VI

PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

Pasal 13

(1) Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pengeluaran BTT untuk


keadaan darurat diatur sebagai berikut:
a. Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD/Unit SKPD terkait
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
pengeluaran BTT kepada Bendahara Pengeluaran SKPD yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya dengan melampirkan:
1. buku kas umum realisasi BTT;
2. rekapitulasi penggunaan belanja dan surat pernyataan
tanggung jawab; dan
3. bukti pengeluaran yang sah dan lengkap.
b. pada akhir tahun anggaran SKPD/Unit SKPD terkait
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
pengeluaran BTT kepada Bendahara Pengeluaran SKPD yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan

15
paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum tahun anggaran
berakhir.
c. SKPD/Unit SKPD terkait menyampaikan laporan penggunaan
BTT kepada SKPD yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang penanggulangan bencana.
(2) Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pengeluaran BTT untuk
bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya diatur
sebagai berikut :
a. SKPD/Unit SKPD terkait menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan pengeluaran BTT kepada
Bendahara Pengeluaran SKPD yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan paling lambat tanggal 5
bulan berikutnya dengan melampirkan:
1. buku kas umum realisasi BTT;
2. surat pernyataan pertanggungjawaban dan pelaporan dan
laporan penggunaan belanja; dan
3. bukti pengeluaran yang sah dan lengkap.
b. pada akhir tahun anggaran SKPD/Unit SKPD terkait
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
pengeluaran BTT kepada Bendahara Pengeluaran SKPD yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan
paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum tahun anggaran
berakhir.
(3) Pengajuan BTT secara bertahap untuk santunan kematian bagi
pemegang kartu menuju sejahtera dan bantuan orang terlantar
yang kehabisan bekal dalam perjalanan melampirkan laporan
pertanggungjawaban tahap sebelumnya.
(4) Format surat pernyataan pertanggungjawaban dan pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a angka 2 tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
(5) Format laporan penggunaan belanja sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a angka 2 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

16
Pasal 14

SKPD/Unit SKPD terkait melaporkan barang hasil realisasi BTT berupa


barang persediaan maupun barang aset tetap dalam laporan bulanan,
triwulanan, semesteran, dan tahunan kepada SKPD yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dilampiri
berita acara serah terima.

BAB VII

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 15

(1) SKPD terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya melakukan


monitoring dan evaluasi atas penggunaan BTT.
(2) APIP melakukan pengawasan atas penggunaan BTT.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati
Nomor 41 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Tidak
Terduga (Berita Daerah Kabupaten Dairi Tahun 2018 Nomor 41)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

17
Pasal 17

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Dairi.

Ditetapkan di Sidikalang
pada tanggal 30 Desember 2022

BUPATI DAIRI,

ttd

EDDY KELENG ATE BERUTU

Diundangkan di Sidikalang
pada tanggal 30 Desember 2022

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DAIRI,

ttd

BUDIANTA PINEM

BERITA DAERAH KABUPATEN DAIRI TAHUN 2022 NOMOR 43

18
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI DAIRI
NOMOR : 43 TAHUN 2022
TENTANG : PEDOMAN PENGELOLAAN
BELANJA TIDAK TERDUGA

I. RENCANA KEBUTUHAN BELANJA KEADAAN DARURAT


KABUPATEN D A I R I

PERKIRAAN
NO JENIS SATUAN
KEBUTUHAN DANA
KEBUTUHAN
(Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
dst
TOTAL

Sidikalang, 20...
KEPALA SKPD,

NAMA
NIP.

19
II. LAPORAN PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUGA
KABUPATEN DAIRI

SKPD :

CAPAIAN
ANGGARAN REALISASI PENYERAPAN OUTPUT
NO URAIAN (Rp) (Rp) (Rp)
VOL SATUAN
1.

2.
3.
4.
TOTAL

Dengan ini menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas


kebenarannya.
Demikian laporan ini dibuat dengan sebenarnya.

Sidikalang, 20...
KEPALA SKPD,

NAMA
NIP.

20
III. SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama :
NIP :
Jabatan :
Alamat Organisasi :

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya :


a. Kami bertanggungjawab penuh atas Belanja Tidak Terduga yang diberikan
Pemerintah Kabupaten Dairi sebesar Rp.......,- (.......... Rupiah).
b. Dana Belanja Tidak Terduga yang telah diterima digunakan seluruhnya
untuk………… sesuai Surat Keputusan Bupati Dairi.
c. Belanja Tidak Terduga yang kami terima akan dipertanggungjawabkan yang
dilengkapi dengan bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai
peraturan perundang-undangan yang akan kami sampaikan kepada PPKD.
d. Seluruh dokumen pertanggungjawaban yang diserahkan merupakan
tanggung jawab kami sepenuhnya selaku penerima dana Belanja Tidak Terduga
dan apabila pertanggung jawaban dan penggunaan dana Belanja Tidak
Terduga yang kami terima ternyata tidak sesuai dengan ketentuan dan harus
dikembalikan ke Kas Daerah, maka kami bersedia mengembalikannya secara
keseluruhan dana Belanja Tidak Terduga yang telah kami terima tersebut.
e. Bersedia dan sanggup menyampaikan Laporan Penggunaan dana Belanja
Tidak Terduga yang kami terima kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Dairi paling lambat tanggal …….. bulan ……….……….... tahun 20...
f. Apabila nanti kami tidak dapat mempertanggungjawabkan penggunaan
dana Belanja Tidak Terduga yang kami terima, maka kami bersedia untuk
diperiksa oleh pihak yang berwenang serta siap menerima sanksi sesuai
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dan ditandatangani di atas Materai
Rp10.000.- dengan penuh tanggungjawab tanpa ada paksaan dari pihak-pihak
lain, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sidikalang, 20...
KEPALA SKPD,

NAMA
NIP.

BUPATI DAIRI,

ttd

EDDY KELENG ATE BERUTU

21

Anda mungkin juga menyukai