Anda di halaman 1dari 8

11 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No.

POTENSI DAN PENGARUH TANAMAN PADA


PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN
SISTEM CONSTRUCTED WETLAND

Euis Nurul Hidayah, Wahyu Aditya


Prodi Teknik Lingkungan, fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Jl. Raya rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294
Telp (031)8782087. Fax (031)8782087.e-mail : Wisnh@upnjatim.ac.id

ABSTRAK

Penelitian pengolahan air limbah domestik dengan proses lahan basah buatan yang menggunakan
tanaman air Cattail (Typha Angustifolia) telah dilakukan dalam skala laboratorium.Penelitian ini
bertujuan mengetahui tingkat efisiensi penurunan kadar Chemical Oxygen Demand (COD), Biological
Oxygen Demand (BOD) dan kadar Total Suspended Solid (TSS) yang terkandung dalam limbah cair
domestik setelah melalui Constructed Wetland, Pengaruh dan potensi tanaman telah dipelajari melalui
pengamatan efisiensi pengolahan air limbah dan juga efeknya terhadap kualitas tanah. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa dengan menggunakan tanaman Cattail (Typha Angustifolia) dalam sistem lahan
basah buatan pengolahan air limbah domestik dapat penyisihan kandungan pencemar dalam air limbah
dengan waktu tinggal 3 sampai dengan 15 hari, efisiensi penyisihan COD 77,6% - 91,8%, BOD 47,4% –
91,6% dan TSS 33,3% – 83,3%. Keunggulan pengolahan air limbah dengan sistem ini selain kualitas hasil
air pengolahan yang sesuai baku mutu air limbah domestik juga dapat meningkatkan kualitas tanah.

Kata kunci : Efisiensi Pengolahan, Limbah domestik, Tanaman Cattail

ABSTRACT
Research on the domestic effluent treatment by the the constructed wetland system processi using water
plant Cattail (Typha Angustifolia) was conducted. Experiment was carried out in a laboratory scale to
study the influence of plant on the treatment efficiency of waste water.This study aims to determine the
level of efficiency decreased levels of Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand
(BOD) and the levels of Total Suspended Solid (TSS) contained in Domestic effluent after constructed
wetland process.The potency of plant in the constructed wetland system was also studied both the effects
on the land quality and the plant yields. The experiment results showed treatment by the constructed
wetland system process using Cattail (Typha Angustifolia) plant can the removal pollutant in waste
water. At the retention time 3 until 15 day, can removal of COD 77,6% - 91,8%, BOD 47,4% – 91,6%
dan TSS 33,3% – 83,3%. The treatment system, can also improve water quality who adjustment with
standard quality the domestic effluent and can also increase the land quality.

Keyword : Treatment removal, The Domestic effluent, Cattail plant


Potensi dan Pengaruh Tanaman Pada Pengolahan Air Limbah (Euis Nurul H. dan Wahyu Aditya) 12

PENDAHULUAN (Metcalf & Eddy dalam Supradata,


2005). Air limbah domestik, menurut
Pengolahan air limbah yang Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
mengandung bahan organik, secara Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku
biologis dapat dilakukan dengan Mutu Air Limbah Domestik disebutkan
beberpa jenis pengolahan, yaitu aerobik, pada Pasal 1 ayat 1, bahwa air limbah
anaerobik atau gabungan beberapa domestik adalah air limbah yang berasal
proses tersebut. Proses pengolahan air dari usaha dan atau kegiatan
limbah secara biologis tersebut, permukiman (real estate), rumah makan
mempunyai kelebihan dan (restaurant), perkantoran, perniagaan,
kekurangannya. Untuk itu diperlukan apartemen dan asrama.
upaya dengan teknologi yang Proses pengolahan air limbah
sederhana, murah, mudah, tepat guna, dengan teknologi Constructed wetland
ekonomis serta operasional dan dapat terjadi melalui proses kimia,
pemeliharannya yang tidak memerlukan fisika, dan biologis yang merupakan
tenaga khusus. Penggunaan tumbuhan interaksi antara mikroorganisme .
air dalam sistem Constructed Wetland Constructed wetland terbagi menjadi
sebagai alternatif sarana pengolahan air dua tipe yaitu constructed wetland -
limbah, pada beberapa Negara telah emergent plants dan floating plants.
banyak digunakan. Namun di Indonesia, karakteristik constructed wetland -
belum begitu populer emergent plants yaitu memiliki
perkembangannya, karena kajian dan kedalaman yang sangat dangkal, berada
publikasi mengenai kemampuan pada range 0,1 – 0,6 meter. sedangkan
tumbuhan air tersebut masih kurang. constructed wetland floating plants
Berdasarkan morfologi dari tumbuhan dapat mencapai kedalaman 0,5 – 1,8
Cattail (Typha Angustifolia) sangat meter
cocok untuk pengolahan dengan sistem Crites and Tchobanuglous
Constructed Wetland. Tumbuhan (1998) secara principal tipe wetland di
Cattail memiliki sistem perakaran yang bedakan menjadi Free Water Surface
banyak yang dapat menyerap zat (FWS) Constructed wetland, Subsurface
organik di bagan air. Sedangkan Flow (SF)Constructed wetland,
tumbuhan Cattail sangat banyak dan Floating Aquatic Plant System dan
tumbuh subur di sekitar Surabaya Sistem kombinasi. Free water surface
Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan (FWS) system biasanya berupa kolam
peneltian mengenai kemapuan atau saluaran-saluran yang dilapisi
tumbuhan air Cattail ( Typha lapisan impermeable di bawah saluran
Angustifolia ) dalam sistem Constructed atau kolam yang berfungsi untuk
wetland yang diharapkan dapat mencegah merembesnya air keluar
menurunkan BOD, COD dan TSS air kolam atau saluran. Kemudian kolam
limbah domestik. tersebut terisi tanah sebagai tempat
hidup tanaman yang hidup pada air
TINJAUAN PUSTAKA tergenang (Novotny dan Olem, 1994).
Air limbah adalah cairan atau Pada Subsurface Flow System (SFS),
buanagan dari rumah tangga, industri pengolahan terjadi ketika air limbah
maupun tempat-tempat umum lain yang mengalir secara perlahan melalui
mengandung bahan – bahan yang dapat tanaman ditanam pada media berpori,
membahayakan kehidupan manusia misalnya batu pecah, kerikil dan tanah
maupun makhluk hidup lain serta yang berbeda (Novotny & Olem, 1994)
mengganggu kelestarian lingkungan
13 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 2

Proses pengolahan yang terjadi Tanaman Cattail (Thypa Angustifolia)


pada sistem ini adalah filtrasi, adsorbs mempunyai daya tahan yang cukup kuat
oleh mikroorganisme dan adsorbs dan tidak mudah mati serta mempunyai
terhadap tanah dan bahan organik oleh akar serabut yang sangat lebat sehingga
akar-akar. Floating Aquatic Plant penyerapan terhadap bahan pencemar
System atau tanaman air terapung terhadap unsur hara yang dibutuhkan
memanfaatkan jenis tanaman air yang relative besar.
hidup terapung di permukaan air dengan
posisi terjerat, sehingga memungkinkan Constructed Wetland
tanaman tersebut untuk menyerap zat- Penelitian ini dilakukan dengan
zat yang diperlukan terutama bahan skala laboratorium, dengan meng-
terlarut yang terjadi di bawah perakaran gunakan bak untuk tempat media tanam
tanaman dapat meningkatkan kapasitas dan tanaman. Konstruksi bak ini yaitu
pengolahan dan memelihara kondisi dengan ukuran 60cm x 30cm x 30cm.
aerobik yang di perlukan untuk proses
biologis, dibawah permukaan air. Metode
Penelitian ini dilakukan di luar
METODE PENELITIAN ruangan, karena membutuhkan sinar
Bahan Air Limbah matahari dan ketersediaan oksigen yang
Air limbah yang digunakan cukup. Pertama tanaman
dalam penelitian ini adalah air limbah diaklimatisasikan terlebih dahulu
domestik dari Rumah Susun Wonorejo selama 14 hari, agar tanaman tidak mati
Surabaya Jawa timur. Air limbah ini meyerap beban organik terlalu
langsung dibuang melalui saluran berlebihan. Dan tiap bak reaktor
pembuangan yang terdapat di belakang terdapat tanaman dengan variabel jarak
dan selanjutnya mengalir ke sungai. antar tanaman 0cm (tanpa tanaman),
5cm, 10cm, 15cm, dan 20cm,
Media Lahan Basah Kemudian selama 3 hari sekali diambil
Sebagai media lahan basah analisa BOD, COD, dan TSS selama 15
digunakan tanah rawa alami yang hari.
diambil kemudian dibersihkan dari
sampah-sampah seperti plastik, kaca, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan batu Air limbah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah air limbah
Tanaman domestik yang kualitasnya beleum
Tanaman yang digunakan dalam memenuhi syarat baku mutu air limbah
penelitian ini adalah jenis tanaman yang boleh dibuang ke lingkungan.
Cattail (Thypa Angustifolia), Tanaman Karakteristik air limbah yang sebelum
ini banyak di jumpai disekitar lahan diolah dapat dilihat pada tabel 1.
basah alami di Indonesia. Jenis
Tabel 1 Karakteristik Air Limbah Awal
Berdasarkan data yang tertera
Parameter Satuan Konsentrasi Diperbolehkan dalam tabel 1, bahwa kualitas air limbah
domestik harus dilakukan pengolahan
COD mg/l 196 100
sebelum dibuang ke badan air, karena
BOD mg/l 156 100 konsentrasi tersebut masih di atas baku
mutu yang di perbolehkan sesuai
TSS mg/l 240 100
dengan surat keputusan Menteri Negara
``
Potensi dan Pengaruh Tanaman Pada Pengolahan Air Limbah (Euis Nurul H. dan Wahyu Aditya) 14

Lingkungan Hidup no 112 th 2003. waktu tinggal 6 hari, prosentasennya


Dengan adanya pemanfaatan tanaman menjadi 59.2%. Efisiensi penyisihan
jenis Typha Angustifolia dalam proses kandungan air limbah bergantung pada
lahan basah buatan diharapkan dapat konsentrasi dan lamanya waktu
menurunkan konsentrasi BOD, COD penahanan di dalam lahan basah.
dan TSS yang terkandung di dalam Tingkat permeabilitas dan koduktivitas
limbah domestik Rumah Susun hidrolis media tersebut sangat
Wonorejo. berpengaruh terhadap waktu detensi air
limbah, damana waktu detensi yang
Efisiensi Penurunan COD dengan cukup akan memberikan kesempatan
tanaman Typha Angustifolia kontak antara mikroorganisme dengan
Data hasil penelitian penurunan air limbah (Wood dalam Supradata,
konsentrasi COD pada sampel air 2005). Bahan organik yang terdapat
limbah domestik setelah melalui bak didalam air limbah akan dirombak oleh
reaktor dengan variasi jarak tanaman mikroorganisme menjadi senyawa lebih
dan waktu tinggal adalah sebagai sederhana dan akan dimanfaatkan oleh
berikut : tumbuhan sebagai nutrient, sedangkan
Tabel 2 Prosentase (%) Penurunan sistem perakaran tumbuhan air akan
COD Dengan Variasi menghasilkan oksigen yang dapat
Waktu Tinggal (hari) dan digunakan sebagai sumber
Jarak Tanaman (cm) energi/katalis untuk rangkaian proses
metabolisme bagi kehidupan
Jarak Tanaman
waktu
mikroorganisme (Supradata, 2005).
0 cm 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm
(hari)
% % % % % Efisiensi Penurunan BOD dengan
3 18.4 79.6 83.7 77.6 79.6 tanaman Typha Angustifolia
Data hasil penelitian penurunan
6 59.2 81.6 87.8 83.7 81.6
konsentrasi BOD pada air limbah
9 71.4 83.7 89.8 85.7 85.7 domestik setelah melalui bak reaktor
12 75.5 87.8 91.8 83.7 85.7 dengan variasi jarak tanaman dan waktu
15 75.5 85.7 91.8 85.7 87.8 tinggal adalah sebagai berikut :

Berdasarkan data dari tabel 2 Tabel 3 Prosentase (%) Penurunan


maka didapat bahwa prosentase BOD Dengan Variasi Waktu
penurunan konsentrasi COD tertinggi Tinggal (hari) dan Jarak
adalah 91. 8% dan terendah adalah Tanaman (cm)
18.4%. Prosentase tertinggi terjadi di Jarak Tanaman
bak reaktor dengan jarak tanaman 10cm waktu
0 cm 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm
(hari)
pada waktu tinggal 12 dan 15 hari. % % % % %
Sedangkan prosentase terendah terjadi 3 20.6 47.4 59 58 67.3
di bak reaktor kontrol pada waktu 6 53.5 69.5 70.7 67.3 73.2
tinggal 3 hari. Kemampuan penurunan 9 64.4 76.6 76.3 77.1 74.4
kandungan COD meningkat pada proses 12 69.2 80.2 77.5 71.9 75.6
lamanya waktu tinggal. Pada waktu 15 70.6 79.0 83.2 91.6 87.4
tinggal pertama di bak reaktor kontrol
atau 0 cm penurunan kandungan COD Dilihat dari tabel 3 diatas.
hanya 18.4% dan kemudian meningkat Penurunan kandungan BOD tertinggi
setelah di proses 3 hari selanjutnya pada terjadi pada bak reaktor jarak tanaman
15 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 2

15cm dengan waktu tinggal 15 hari Semakin Banyak dan dalam jaringan
prosentase penurunannya sebesar akar dalam tanah, semakin luas zona
91.6%. Sedangkan prosentase rhizosphere yang tercipta, sehingga
penurunan terendah terjadi pada bak kemampuan rawa untuk mendukung
reaktor 0 cm tanpa tanaman, yaitu organisme mikro semakin meningkat
sebesar 20.6%. Pengaruh waktu tinggal (Khiatuddin dalam Rizka, 2005).
juga berperan dalam proses penurunan Penurunan kandungan BOD dalam
kandungan limbah. Menurut Supradata proses lahan basah buatan sangat
(2005), Bahwa penurunan konsentrasi mebutuhkan ketersediaan yang cukup
bahan organik dalam sistem wetland yang nantinya melewati sela-sela tanah
terjadi karena adanya mekanisme akan di kirim ke akar tanaman untuk
aktivitas mikroorganisme dan tanaman, mikroorganisme menguraikan
melalui proses oksidasi bakteri aerob kandungan limbah. Menurut Edy
yang tumbuh disekitar rhizosphere (2002), udara tanah menempati bagian
tanaman.. Menurut Vacca (2005), pori-pori makro antara agregat sekunder
Mekanisme penurunan biologi terjadi tanah. Udara tanah tersebut sangat
karena aktifitas mikrobiologi di akar. penting artinya bagi pernafasan akar
Akar tanaman meningkatkan kepadatan tanaman dan kegiatan jasad hidup
dan aktivitas mikroba yang disediakan dalam tanah. Terutama jasad hidup
oleh permukaan akar untuk dalam tanah yang aerobik sangat
pertumbuhan mikroba ( Vymazal 2008). membutuhkan oksigen untuk
Waktu tinggal ke 12 hari, menunjang aktivitasnya menguraikan
prosentase penurunan BOD menjadi bahan organik. Secara umum efektivitas
turun sebesar 71.9% dan meningkat lagi pengolahan air limbah dengan sistem
saat waktu tinggal ke 15 hari menjadi lahan basah buatan yang dilengkapi
91.6%. hal yang menyebabkan dengan pertumbuhan tanaman terbukti
penurunan kandungan limbah menjadi cukup tinggi.
tersebut yaitu salah satu faktornya
adalah ketersediaan oksigen untuk Efisiensi Penurunan TSS dengan
proses biologis. jika oksigen dalam akar tanaman Typha Angustifolia
tercukupi maka mikroorganisme yang Data hasil penelitian penurunan
berperan penguraikan limbah juga konsentrasi TSS pada sampel air limbah
semakin besar. Menurut Wood dalam domestik setelah melalui bak reaktor
Edy (2002), saat air limbah melewati dengan variasi jarak tanaman dan waktu
partikel tanah dalam waktu detensi tinggal adalah sebagai berikut :
tertentu, memberi kesempatan partikel
solid mengendap. Dengan adanya Tabel 4 Prosentase (%) Penurunan
proses pengendapan ini, maka akan BOD Dengan Variasi Waktu
mengurangi kebutuhan oksigen pada Tinggal (hari) dan Jarak
pengolahan biologis berikutnya. Tanaman (cm)
Pengolahan Secara aerob Jarak Tanaman
berlangsung di dalam zona akar dan di waktu
0 cm 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm
(hari)
bagian atas sedimen, sedangkan % % % % %
pengolahan secara anaerob berlangsung 3 16.7 50 33.3 50 50
pada bagian bawah sedimen atau 6 33.3 50 66.7 50 66.7
terkadang berlangsung di dalam air 9 33.3 66.7 50 66.7 66.7
apabila suplai oksigen telah habis 12 66.7 50 83.3 66.7 66.7
terpakai (Novotny & Olem, 1994). 15 50 83.3 66.7 83.3 83.3
Potensi dan Pengaruh Tanaman Pada Pengolahan Air Limbah (Euis Nurul H. dan Wahyu Aditya) 16

Dilihat dari tabel 4 diatas. Penurunan Kandungan Tanah


kandungan TSS tertinggi prosentase Media yang digunakan dalam
penurunannya sebesar 83.3%. sistem lahan basah ini adalah tanah.
Sedangkan prosentase penurunan Dan belum diketahui sebelumnya unsur
terendah terjadi pada bak reaktor kandungan bahan organiknya. Dan
kontrol tanpa tanaman, yaitu sebesar setelah diberi perlakuan terhadap air
16.7%. Menurut Supradata (2005), limbah domestik, dapat dilihat pada
Perbedaan laju penurunan TSS pada tebel 5 perubahan unsur karbon (C) dan
tiap-tiap reaktor bisa saja terjadi, akibat bahan organiknya
perbedaan porositas media yang
dibentuk oleh sistem perakaran tanaman Tabel 5 Prosentase (%) Perubahan
dalam reaktor. Bahwa penurunan Bahan Organik Media
kandungan TSS di dalam air limbah Tanah Setelah Pengaliran
domestik yang melalui proses lahan Air Limbah
basah buatan dengan berupa bak C-ORGANIK BAHAN ORGANIK
NO KODE
reaktor, lebih besar penurunannya …..%.....

dengan adanya di tanami tanaman 1 Awal 1.85 3.18

sebagai penyerap kandungan TSS di 2 Hari ke-3 1.85 3.18

limbah. Kemudian Prosentase di bak 3 Hari ke-6 1.78 3.06


4 Hari ke-9 1.85 3.18
reaktor 5cm saat waktu tinggal 12 hari
5 Hari ke-12 1.71 2.94
menurun menjadi 50% hal ini dapat
6 Hari ke-15 1.91 3.28
disebabkan sistem perakaran dibak
reaktor tidak selalu menghambat laju Berdasarkan dari data tabel 5 di atas,
partikel solid yang dibawa pola aliran dapat dilihat bahwa unsur organik tanah
limbah, sehingga partikel padatan masih awal sebelum diberikan aliran air
lolos dan mempengaruhi berat solid limbah domestik adalah c-organik
yang akan di analisa. Menurut sebesar 1.85% dan prosentase bahan
Supradata (2005) Sistem perakaran organik sebesar 3.18%. Dan setelah
tanaman yang terbentuk dalam reaktor melalui aliran air limbah domestik pada
tidak tumbuh secara merata pada hasil akhir hari ke-15 yaitu menjadi
masing-masing reaktor, sehingga pola peningkatan c-organik sebesar 1.91%
aliran limbah tidak membentuk aliran dan bahan organik sebesar 3.28% . hal
sumbat yang sama untuk masing- ini membawa dampak positif terhadap
masing reaktor. Dengan demikian, kualitas tanah. Menurut Purwati (2007)
maka kecenderungan penurunan TSS peningkatan kandungan organik tanah
pada masing-masing reaktor tidak dapat dalam sistem lahan basah terjadi
dibandingkan, sehingga hasil penurunan perubahan positif yang dapat
TSS pada tiap-tap bak reaktor tidak memberikan sifat kesuburan bagi tanah.
signifikan. Penurunan kandungan TSS Fungsi dari unsur kabon (C)
di alam lahan basah terjadi melalui organik dalam media ini yaitu tanah
proses fisik seperti sedimentasi dan untuk sistem lahan basah buatan adalah
filtrasi (Zurita, 2008). Proses sebagai sumber energi aktifitas
sedimentasi terjadi dikarenakan air mikroorganisme untuk melakukan
limbah harus melewati jaringan akar dekomposisi. Bahan organik dalam
tanaman yang cukup panjang sehingga tanah berperan untuk mensuplai energi
partikel-partikel yang melewati media bagi organisme tanah (Anonim, 2000).
dan zona akar dapat mengendap (Wood 3 hal ini sangat berkesinambungan di
dalam Ni Wayan 2005). dalam sistem lahan basah buatan untuk
17 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.2 No. 2

menurunkan limbah yaitu tanah sebagai DAFTAR PUSTAKA


media tanam dan tempat berkembang
biaknya mikroorganisme, tanaman Crites, Ron and Tchobanoglous, 1998 ”
sebagai tempat proses fotosintesis Small and Decentralized
menghasilkan oksigen, dan Wastewater Management
mikroorganisme sebagai aktifitas System ” Mc Graw Hill Inc.
dekomposisi yang menguraikan bahan New York
pencemar. Bahan organik yang terdapat Edy, S 2002 ”Pengolahan Air Limbah
didalam air limbah akan dirombak oleh Domestik Menggunakan
mikroorganisme menjadi senyawa lebih Medium Tanah Dalam Sistem
sederhana dan akan dimanfaatkan oleh Lahan Basah” Tesis Magister
tumbuhan sebagai nutrient, sedangkan Ilmu Lingkungan Universitas
sistem perakaran tumbuhan air akan Diponegoro, Semarang
menghasilkan oksigen yang dapat Fitriani, Laksmi 2002 “ Studi Literatur
digunakan sebagai sumber Pemanfaatan Tumuhan Air
energi/katalis untuk rangkaian proses Untuk Pengolahan Limbah Cair
metabolisme bagi kehidupan Domestic” Tugas Akhir Jurusan
mikroorganisme (Supradata, 2005). Teknik Lingkungan FTSP-ITS,
Surabaya
KESIMPULAN Metcalf and Eddy, 1991 ” Wastewater
Dari hasil penelitian dan Engineering : Treatment,
pembahasan yang telah diuraikan dapat Disposal, and Reuse ”. Mc
disimpulkan bahwa : Graw Hill Inc. New York
1. Tanaman air jenis Cattail (Typha Novotny V, dan Olem, H 1993 “ Water
Angustifolia) memiliki kinerja yang Qualiy Prevention,
cukup baik dalam pengolahan air Identification and Management
limbah domestik dengan sistem of Difuse Pollution” Van
lahan basah buatan (Constructed Nostrand, New York
Wetland) dengan didapat penyisihan Purwati,dkk. 2007. Potensi Dan
COD terbaik sebesar 91.8% pada Pengaruh Tanaman Pada
jarak tanaman 10cm dan waktu Pengolahan Air Limbah Pulp
tinggal 15 hari. didapat penyisihan Dan Kertas Dengan Sistem
BOD terbaik sebesar 91.6% pada Lahan Basah. Jurnal berita
jarak tanaman 15cm dan waktu Selulosa, Vol. 42 (2). Hal. 45 –
tinggal 15 hari. didapat penyisihan 53.
TSS terbaik sebesar 83.3% pada Rizka, 2005 “Studi Penurunan
saat waktu tinggal 15 hari. kandungan COD dan BOD Air
2. Hasil kandungan bahan organik Limbah Domestik dengan
tanah setelah di beri perlakuan air Menggunakan tanaman Kana
limbah domestik pada lahan basah (Canna Sp) dalam Sistem Sub-
buatan mengalami peningkatan. Surface Flow Constructed
Saat kondisi awal jumlah Wetland” Jurusan Teknik
kandungan bahan organik dalam Lingkungan ITS, Surabaya
tanah sebesar 3.18% dan saat waktu Supradata, 2005 “ Pengolahan Limbah
detensi 15 hari menjadi sebesar Domestik Menggunakan
3.28%. Tanaman Hias Cyperus
alternifolius dalam Ssstem
Lahan Basah Aliran
Potensi dan Pengaruh Tanaman Pada Pengolahan Air Limbah (Euis Nurul H. dan Wahyu Aditya) 18

Permukaan (SSF Wetland)“


Tesis Magister Lingkungan
Vacca, 2005 “Effect of Plant Filter
Materials on Bacteria Removal
in Pilot-Scale Constructed
Wetlands” Department of
Bioremidiation, Germany
Vymazal, 2008 “Removal of Organic
in Constructed Wetlands With
Horiontal Sub-Surface Flow : A
review of The Field
Experience” Institute of System
Biology and ecology, Cezh
Republic
Widyastuti, Ni Wayan, 2005
”Pengolahan Air Limbah
Domestik dengan Pemanfaatn
Tanaman Cyprus Papyprus
Pada Sistem Subsurface
Constructed Wetland” Jurusan
Teknik Lingkungan ITS,
Surabaya
Zurita, 2008 “Treatment of Domestic
and Production of Commercial
Flowers in Vertical and
Horizontal Subsurface-Flow
System Constructed Wetland”
Centro auniversity de la
Cienaga, Mexico

Anda mungkin juga menyukai