Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN DESIMINSASI AWAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG GALUNGGUNG RUMAH


SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR KOTA MALANG

Departemen Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh :

Siti Anisa Fitriyani NIM. 202310461011016


Muhammad Fiqri H. NIM. 202310461011010
Husnul Khatimah NIM. 202310461011031
Yunda Yusriana NIM. 202310461011019
Muhammad Syahrul Yogatama NIM. 202310461011057
Dina Wahyu Rohmawati NIM. 202310461011055
Farradiska Febriani Putri P. NIM. 202310461011035
A’yunin Soleha NIM. 202310461011011
Nur Fitri Firaramadani NIM. 202310461011032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2024
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG GALUNGGUNG RUMAH


SAKIT Dr.SAIFUL ANWAR KOTA MALANG

Departemen Manajemen Keperawatan

Oleh :
Kelompok 7, 8 dan 9 Profesi Ners 28
Periode Praktik : 05 Februari – 24 Februari 2024

Malang,5 Februari 2024,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan dan


Kepala Ruang Galunggung

Zahid Fikri, S.Kep., Ns., M.Kep Maria Christiana S.Kep,Ns


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat membuat proposal desiminasi awal Manajemen Keperawatan
di ruang Rawat Inap Galunggung Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang yang
dilaksanakan mulai tanggal 15 Januari 2024 – 3 Februari 2024, yang
dipergunakan untuk memenuhi tugas Departemen Manajemen Keperawatan
Profesi Ners UMM. Kami menyadari bahwa laporan ini tersusun atas masukan
dari berbagai macam pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk seluruh
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang.

Kami menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan mulai dari cara


penulisan hingga isi dari laporan ini, maka dari itu kami siap menerima kritik
maupun saran dari dosen pembimbing, pembimbing klinik dan pembaca demi
terciptanya laporan yang baik dalam pembuatan laporan berikutnya. Kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini, kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih sebanyak - banyaknya. Semoga Tuhan
yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan rahmat serta bimbingannya
kepada kita semua. Aamiin

Malang, 7 Februari 2024

Tim Manajemen Keperawatan Kelompok 7,8 dan 9


DAFTAR ISI

1.1 Rumusan Masalah............................................................................7

2.1 Luas
lahan....................................................................................................11

2.2
Akreditasi.....................................................................................................11

2.2.1 Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan Utama............................................................

2.3 Visi dan


Misi................................................................................................12

2.4 Mutu dan nilai-


nilai......................................................................................13

3.1 Metode Pengumpulan Data........................................................................................

1.6 M1
(Man).....................................................................................................14
1.6.4 Masalah M1 yang ditemukan.....................................................................24
1.6.5 Bed Occupacy Rate (BOR).........................................................................24

3.3 M2. ( Material – sarana dan prasarana).........................................................

3.4 M3 (METHOD)...........................................................................................................

Checklist SPO Timbang Terima di Ruang Galunggung..................................32


Tabel. Checklist SPO Pengelolaan Obat (nursalam, 2014)..............................38

3.6.1 Analisa BOR, ALOS,TOI,GDR,MDR..........................................................................

Tabel Analisis BOR Pasien Keseluruhan Ruang Galunggung...........................................

b.) ALOS (Average Length of Stay)..................................................................................

c) TOI (Trun Over Interval)..............................................................................59

d) GDR (Gross Death Rate)..............................................................................................

e) NDR (Net Death Rate).............................................................................62

3.6.2 Sasaran Keselamatan Pasien..................................................................................


a. Sasaran I: Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar......................................................

b. Sasaran II: Peningkatan Komunikasi yang Efektif (SBAR)...........................................

d. Sasaran IV: Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien
Operasi.............................................................................................................73

e. Sasaran V: Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan.......................

f. Sasaran VI Pengurangan Pasien Risiko Jatuh...............................................................

g. Pencegahan Pengendalian Infeksi...............................................................................

3.6.3 Kepuasan Pasie.......................................................................................................

3.6.4 Pengetahuan dan Perilaku Klien............................................................................

3.6.5 Kecemasan..............................................................................................................

3.6.6 Kenyamanan...........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya
berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi
tersebut sangatlah luas. Jika posisi anda sebagai seorang ketua tim, kepala
ruang atau perawat pelaksana dalam suatu bagian, anda memerlukan suatu
pemahaman tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai
perawat profesional, Anda tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah
proses secara keseleruhan yang memungkinkan orang dapat
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta
meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju kearah kesembuhan
(Nursalam, 2016).

Manajemen adalah pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Seperti halnya keperawatan,
ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu, seperti
bisnis, psikologi, sosiologi, dan antropologi. Karena organisasi bersifat
kompleks dan bervariasi, maka pandangan teori manajemen adalah
bagaimana manajemen dapat berhasil dan apa yang harus
diperbaiki/diubah dalam mencapai suatu tujuan orginasi (Nursalam, 2016).
Dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen
adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan. Manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik SDM, alat,
maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2016).

Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh


masyarakat umum, termasuk didalamnya keperawatan, merupakan salah
satu faktor2 yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat,
sehingga perawat mampu berkipra secara nyata dan diterima dalam
memberikan sumbangsi bagi kemanusiaan sesuai dengan ilmu dan kiat
serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah
pembenahan dalam manajemen keperawatan dengan harapan adanya
faktor kelola yang optimal sehingga mampu menjadi wahana peningkatan
keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin
kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
di rumah sakit adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan secara
menyeluruh yang mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan rumah sakit dan sekaligus juga merupakan tolak
ukur bagi keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit. Perawat sebagai
pemberi jasa keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah
sakit, dimana tenaga keperawatan berada dalam 24 jam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien sehingga diperlukan manajemen
keperawatan untuk mengatur keefektifan dan keefisienan pelayanan
keperawatan (Nursalam, 2013).

Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan


kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari bahwa
tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang
kuat, serta peran aktif dari seluruh pihak, maka pelayanan keperawatan
professional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka
perlunya perawat mengupayakan kegiatan penyelenggaraan model metode
asuhan keperawatan professional. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang keperawatan, maka
tuntutan profesionalisme semakin meningkat. Model praktek keperawatan
professional merupakan suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai
professional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan keperawatan (Nursalam, 2013)

Ruang Galunggung sebagai salah satu unit pelayanan rawat inap


dari RSUD dr.Saiful Anwar Kota Malang merupakan tempat yang
memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan sebuah asuhan
keperawatan professional. Namun perlu disadari tanpa adanya pengelolaan
manajemen yang baik dan sesuai serta adanya kemauan dan kemampuan
yang tinggi, peran aktif seluruh pihak maka pelayanan keperawatan
professional hanya akan menjadi teori semata. Berdasarkan hal tersebut
kami dari kelompok 7, 8 dan 9 Profesi Ners 28 FIKES UMM akan belajar
mengidentifikasi dan menganalisa proses dari 5M (Man, Money, Method,
Materials dan Mutu) hingga perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing) pengarahan (Actuating), pengawasan (Controlling) usaha-
usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan manajemen
keperawatan di Ruang Galunggung RSUD Dr.Saiful Anwar Kota Malang.

Salah satu kurikulum di FIKES Universitas Muhammadiyah


Malang adalah mahasiswa diharapkan mempunyai kompetensi manajerial
keperawatan yang baik sesuai standar. Untuk itu mahasiswa melakukan
praktek manajemen keperawatan di Ruang Galunggung RSUD Dr.Saiful
Anwar Kota Malang
1.1 Rumusan Masalah

a. Bagaimana hasil pengkajian M1 – M5 di Ruang Galunggung RSUD


Dr.Saiful Anwar Kota Malang ?
b. Apa saja masalah yang ditemukan di Ruang Galunggung RSUD
Dr.Saiful Anwar?
c. Bagaimana plan of action (POA) yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan di Ruang Galunggung RSUD Dr..Saiful Anwar?
d. Bagaimana evaluasi hasil setelah dilakukan implementasi di Ruang
Galunggung Rumah Sakit dr.Saiful Anwar?
1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian M1 – M5 di Ruang Galunggung RSUD
Dr..Saiful Anwar Kota Malang
b. Melaksanakan roleplay sesuai dengan MAKP yang telah ditentukan di
Ruang Galunggung RSUD Dr.Saiful Anwar Kota Malang
c. Melakukan identifikasi masalah di Ruang Galunggung RSUD
Dr..Saiful Anwar Kota Malang
d. Membuat Plan Of Action (POA) di Galunggung RUD Dr.Saiful Anwar
Kota Malang
e. Melakukan implementasi di Ruang Galunggung RSUD Dr.Saiful
Anwar Kota Malang
f. Melakukan evaluasi hasil di Ruang Galunggung RSUD Dr.Saiful
Anwar Kota Malang
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Mahasiswa bisa mengaplikasikan ilmu manajemen
sekaligus memiliki pengalaman manajemen dalam wahana klinik
secara nyata sebagai bekal nantinya terjun dalam dunia profesi.
a. Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam
menganalisis pelaksanaan MAKP di Ruang Galunggung RSUD
Dr.Saiful Anwar Kota Malang
b. Tercapainya pengalaman dan kesempatan dalam pengelolaan
suatu ruang rawat inap sehingga dapat memodifikasi metode
penugasan yang akan dilaksanakan.
c. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model
MAKP yang dipalikasikan di Ruang Galunggung RSUd
Dr..Saiful Anwar Kota Malang
d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP di Ruang Galunggung RSUD
dr.Saiful Dr.Saiful Anwar Kota Malang
e. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT
dan menyusun rencana strategi
1.3.2 Manfaat Bagi Ruang Galunggung RS Saiful Anwar
Setelah dilakukannya praktik manajemen keperawatan,
diharapkan kegiatan ini membawa manfaat bagi Ruang
Galunggung RSUD Dr.Saiful Anwar Kota Malang seperti :
a. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan
kepada pasisen.
b. Memberikan contoh aplikasi pendokumentasian asuhan
keperawatan sesuai teori manajemen keperawatan

1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Mampu melahirkan perawat yang kompeten dan handal
dibidang manajamen keperawatan sekaligus meningkatkan mutu
lulusan dan citra institusi.
1.3.4 Manfaat Bagi Klien
a. Meningkatkan kepercayaan klien pada perawat
b. Klien mendapatkan asuhan keperawatan sesuai dengan teori
manajemen keperawatan.
c. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
d. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
tinggi
1.4 Tempat pelaksanaan
Mahasiswa praktik manajemen keperawatan bertempat di Ruang
Galunggung RSUD Dr.Saiful Anwar Kota Malang

1.5 Waktu pelaksanaan


Mahasiswa praktik manajemen keperawatan dilaksanakan pada
tanggal 05 - 24 Februari 2024

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Profile Rumah Sakit


Sebelum perang dunia ke II, RSUD Dr.Saiful Anwar (pada waktu
itu bernama Rumah Sakit Celaket), merupakan rumah sakit militer KNIL.
Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit Celaket dipakai sebagai
rumah sakit tentara, sementara untuk umum digunakan Rumah Sakit
Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang. Tahun 1947 karena keadaan
bangunan yang lebih baik, serta untuk kepentingan strategi militer, rumah
sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah
sakit militer, sedangkan Rumah Sakit Celaket dijadikan rumah sakit
umum. Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa
Timur / IDI membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai
Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek (Profil Rsud Dr. Saiful
Anwar Provinsi Jawa Timur, 2023).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.


51/Menkes/SK/III/1979 tanggal 22 Pebruari 1979, Rumah Sakit Celaket
ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan dan pada tanggal 12 Nopember
1979, oleh Gubernur Jawa Timur, Rumah Sakit Celaket diresmikan
sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar. Pada bulan April
2007 dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
673/MENKES/SK/VI/2007 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai
Rumah Sakit kelas A dan tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum (BLU) dengan keputusan Gubernur Jawa Timur
No.188/439/KPTS/013/2008. RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai
Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A pada tanggal 20 Januari
tahun 2011 oleh Kemenkes RI. Tanggal 16 Maret 2015 RSSA ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Terakreditasi KARS Versi 2012 Tingkat
PARIPURNA dengan masa berlaku mulai 23 Maret 2015 s/d 23 Februari
2018. Sebagai salah satu Rumah Sakit Pemerintah, RSSA terus berbenah
termasuk memiliki standar yang lebih tinggi yaitu lulus lulus Akreditasi
Internasional, dan pada tanggal 18 Februari 2018 RSSA dinyatakan lulus
Akreditasi SNARS Edisi I Internasional.

2.1 Luas lahan


Luas Lahan Rumah sakit ini terletak diatas tanah : 84.106,6 m2
dengan luas bangunan : 133.436,66 m2 (lantai I s.d lantai IX), berada di
Kota Malang dan saat pandemic covid RSSA memastikan semua tempat
tidur rumah sakit ditempatkan dengan jarak minimal 1 m. Wilayah
dispensi atau jangkauan pelayanan rumah sakit meliputi Provinsi Malang
hingga perbatasan jankauan yaitu batasan wilayah Provinsi Jawa Timur
(Profil Rsud Dr. Saiful Anwar Provinsi Jawa Timur, 2023)
2.2 Akreditasi

2.2.1Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan Utama

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang ditetapkan sebagai Rumah


Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang, dengan sertifikat Nomor
HK.02.02/MENKES/489/2015 berlaku mulai 08 Desember 2015
s/d 08 Desember 2020.Sertifikat ini diberikan sebagai pengakuan
bahwa RSUD Dr. Saiful Anwar Malang telah memenuhi Standar
Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008
tentang Pedoman, Klasifikasi, dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan.

Sakit Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit jejaring


institusi pendidikan kedokteran yang digunakan sebagai wahana
pembelajaran klinik serta sarana pendidikan untuk memenuhi
seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka
mencapai kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi
kedokteran.

Tujuan penetapan standar Rumah Sakit Pendidikan adalah:

1. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan.


2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar
pendidikan profesi kedokteran.
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran di Rumah Sakit
Pendidikan.

2.2.2 Akreditasi Paripurna


Pada tanggal 21 sampai dengan 25 November 2022, telah
dilaksanakan Survei Standar Akreditasi Rumah Sakit Kementrian
Kesehatan RI Tahun 2022 (STARKES) oleh Komisi Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) di RSUD Dr. Saiful Anwar Provinsi Jawa
Timur. Sebagai salah satu Rumah Sakit Pemerintah RSSA terus
berbenah tidak hanya fisik gedung dan fasilitas saja yang terus
diperbaiki, kualitas mutu pelayanan dan Sumber Daya Manusia
(SDM) juga terus ditingkatkan, dan pada tanggal 30 November
2022 RSSA dinyatakan lulus Akreditasi Paripurna sesuai
STARKES dengan masa berlaku sampai 20 November 2026.
Sertifikat ini diberikan sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit
telah memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit sesuai
Kementerian Kesehatan, terutama dalam mutu pelayanan dan
keselamatan pasien

2.3 Visi dan Misi


VISI : Menjadi Rumah Sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat

MISI : Terwujudnya pelayanan kesehatan dan pendidikan berstandar


internasional dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus
pada kepuasan pelanggan

2.4 Mutu dan nilai-nilai


Motto : “Kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan kami”
Nilai dasar :
1. Respect
2. Safety
3. Sinergi
4. Accountable

2.5 Profil Ruang Galunggung


Ruang Galunggung adalah salah satu ruang perawatan rawat inap
kelas III di RSSA Kota Malang. Adapun jumlah kamar pasien di ruang
Galunggung sejumlah 2 kamar dengan masing-masing kamar berisi 6 bed
untuk pasen perempuan dan 8 bed untuk pasien laki-laki dengan total
kapasitas bed sejumlah 14 bed. Untuk tata ruang galungung terdapat 2
kamar mandi pasien, 1 nurse station, 1 kamar mandi karyawan, 1 ruang
KARU, 2 ruang perawat, 1 dapur, 1 ruang obat, 1 ruang alat kesehatan dan
administrasi.

BAB III

PENGKAJIAN DATA

3.1 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah sebuah proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam, 2014). Data untuk pengkajian dalam praktik
manajemen keperawatan di Ruang Galunggung RS Syaiful Anwar
Kabupaten Malang menggunakan metode observasi dan wawancara.

1.6 M1 (Man)
1.6.1 Struktur Ketenagakerjaan

STRUKTUR ORGANISASI RUANG GALUNGGUNG

KARU
Maria Christiana S.Kep,Ns
19680625 198902 2 001

PP PJA
PK
Indaryani, AMD.Kep Tatik Endarwati
Ramandani Danang S,
198010142008012019 19700810 200801 2 026
1027 12041991 052022
10235

PA Putri Amira Gutu Kurnia


Agustina K, S.Kep., Ners
Dedy Irawan
1027 12081986 102016 8326
3027271019810120156509
Fitawulandari, S.Kep., Ners
19920823 202204 2 001
Meti Verdian Y, S.Kep., Ners
19920604 202012 2 014
Lilis Setyowati, A.Md.Kep
19841022 202221 2 002
Arinda Nur Y, S.Kep,. Ners
1027 17021992 102016 8344
Ivana Griselda, S.Kep., Ners
1027 01091990 112014 6162
Anton Subagio, A.Md.Kep.
1027 11081990 062014 6117
Elias Pereira, S.Kep., Ners
1027 08051989 042023 6214
Neneng Nuny A,. Skep., Ners
1027 221019890 42023 6679
Nur Ainun Anisa , A.Md.Kep
1.6.2 Jumlah
1027 Tenaga
04061998 042023Keperawatan
6687
1. Kuantitas Sumber Daya Manusia

No. Jenis kelamin Jumlah Persentase


1 Laki-laki 2 17%
2 Perempuan 10 83%
Total 12 100%

2. Tenaga Keperawatan

No. Kualifikasi Jenis Jumlah Persentasi


1 S1 Keperawatan PNS 3 25%
2 D3 Keperawatan PNS 2 17%
3 BLUD S1 BLUD 5 41%
Keperawatan S1
4 BLUD D3 BLUD 2 17%
Keperawatan D3
Total 12 100%

3. Tenaga Medis

No. Kualifikasi Jumlah Persentase


1 Bedah Digestif 9 19
2 Bedah Onko 7 75
3 Bedah Anak 6 13
4 Bedah Plastik 6 13
5 Bedah TKV 5 10
6 Bedah Syaraf 4 8
7 Bedah Otrhopedi 3 6
8 Urologi 3 6
9 THT 1 2
10 Neurologi 1 2
11 IPD 1 2
12 Paru 1 2
Total 47 100%

4. Tenaga Non Medis


No. Kualifikasi jumlah Persentase
1 Administrasi 1 14%
2 Pekarya 3 43%
3 Gizi 1 14%
4 Farmasi 2 29%
Total 7 100%

5. Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Galunggung

No Nama Tingkat Masa Jabatan Jenjang Pelatihan


. Pendidikan Kerja Karir
1. PJ K3
1 Maria Crhistiana S1 35th Karu PK IV 2. BLS ACLS
S.Kep,Nesr 3. BTCLS

1. Kemoterapi
2 Indaryani, AMD.Kep D3 21th PP PK III
2. Basic Life Support
3. Pasien Savety
1. BTCLS
3 S1 4th PK I
Meti Verdian Y, S.Kep., PA 2. Rawat Luka
Ners
1. BTCLS
4 Agustina K, S.Kep., S1 8th PA PK II 2. Rawat Luka
Ners 3. PKRS
1. BTCLS
5 Fitawulandari, S.Kep., S1 2th PA PK I 2. Rawat Luka
Ners
1. BTCLS
6 Lilis Setyowati, D3 1th PA PK III 2. Transfer Pasien
A.Md.Kep 3. Manjeemn Mutu
4. Elelktrokardiografi
1. Kemoterapi
7 Arinda Nur Y, S.Kep,. S1 22th PA PK II 2. Perawatan Pasien
Ners Kidney
3. Rawat Luka
Diabet
1. BTCLS
8 Ivana Griselda, S.Kep., S1 9th PA PK II 2. Rawat Luka
Ners 3. K3
1. Kemoterapi
9 Anton Subagio, D3 10th PA PK II 2. Rawat Luka
A.Md.Kep
1. BTCLS
10 Elias Pereira, S.Kep., S1 1th PA PK 0 2. Rawat Luka
Ners

1. BTCLS
11 Neneng Nuny A,. Skep., S1 1th PA PK 0 2. Rawat Luka
Ners
1. BTCLS
12 Nur Ainun Anisa , D3 1th PA PK 0 2. Rawat Luka
A.Md.Kep

1.6.3 Analisis Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan


Tenaga Perawat
a. Analisa Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan
Tenaga Perawat Pada Tanggal 5 Februari Di Ruang
Galunggung (Menurut Douglas)

Pelaksanaan Nama No diagnosa Tingkat


Hari ke -1 pasien Bed/Kelas Ketergantungan
Senin, Ny. J 4/3 Squama Abdomen Total
+ CKD

05 Februari 2024 Ny. S 6/3 Left Multiple Total


lower pole renal
stone + gagal
ginjal

Tn. Ss 7/3 Tumor Sinonasal Mandiri


+ Mild
Hyperkalemia

Tn. Sd 8/3 CKR 456 tanpa Mandiri


perdarahan intra
kranial

Tn.P 9/3 CF.R Neck Mandiri


Femur+ HT

Tn. E 10/3 DM+HT+Post OP Intermediate

Tn. A 11/3 Lung Tumor + Intermediate


Pneumonia

Tn. M 12/3 CKR 456 tanpa Intermediate


perdarahan intra
kranial + infark
cerebri regio
frontal

Tn. S 13/3 Abdominal Pain Intermediate


susp Appendicitis
kronis + Melena +
Anemia
Nn. K 14/3 Sollulitas regio Intermediate
Glueteus +
Susp.Siliconoma

Tabel Tingkat Ketergantungan Pasien Hari Senin, 05 Febuari 2024

Perawatan Mandiri 2 orang


Perawatan Intermediate 6 orang
Perawatan Total 2 orang
Total Pasien 10 orang

Analisis: diketahui bahwa jumlah pasien di Ruang


Galunggung pada tanggal 05 Febuari 2024 adalah
ketergantungan pasien perawatan total 2 orang (7%), perawatan
Intermediate 6 orang (50%), dan perawatan mandiri 2 orang
(23%). Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi
yang dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat
ketergantungan klien menurut Douglas dalam buku Nursalam
2014.
a. Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 5-6 jam
perawatan langsung per 24 jam.
b. Perawatan Intermediate, yaitu klien memerlukan 5-6 jam
perawatan langsung per 24 jam.
c. Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-6 jam perawatan
langsung per 24 jam.

Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga


Ketergantngan Pasien
Pagi Sore Malam

Perawata Mandiri 2 orang 0,17 x 2 = 0,34 0,14 x 2=0,28 0,07 x 2 = 0,14

Perawatan
6 orang 0,27 x 6=1,62 0,15 x 6 =0,9 0,10 x 6= 0,60
Intermediate

Perawatan Total 2 orang 0,36 x 2 = 0,72 0,30 x 2= 0,60 0,20 x 2 = 0,40

Jumlah 10 orang 2,68 1,64 1,14

3 2 1

Total tenaga keperawatan di Ruang Galunggung:


Pagi : 3 orang
Siang : 2 orang
Malam : 1 orang
Jumlah : 6 orang

Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per-hari:

Jumlah Hari tak kerja dalam1 tahun x jumlah perawat


jumlah hari kerja efektif

38 x 6
= 0,69 ( 1 orang)
327

Jadi, jumlah perawat yang seharusnya dibutuhkan untuk


bertugas hari Senin, 5 Februari 2024 di ruang Galunggung 12
orang yaitu 10 orang tenaga perawat, 1 orang tenaga lepas
dinas,1 orang kepala ruangan dan 1 orang wakil kepala
ruangan.

Analisis: Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan


tenaga perawat pada hari Senin, 5 Februari 2024 sebanyak 6
perawat. Hal tersebut didapatkan dengan menggunakan rumus
Dougles dalam buku Nursalam, 2014. Pada ruang Galunggung
secara keseluruhan jumlah tenaga keperawatan sebanyak 12
orang dengan tenaga keperawatan perharinya 6 orang sehingga,
SDM di ruang Galunggung cukup dari yang dibutuhkan
berdasarkan jumlah pasien pada hari tersebut.

b. Analisa Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan


Tenaga Perawat Pada Tanggal 6 Februari Di Ruang
Galunggung

Pelaksanaan Nama No diagnosa Tingkat


Hari ke -1 Pasien Bed/Kelas Ketergantungan

Selasa, 06 Ny. M 1/3 Tumor Intermediate


Februari 2024 Mediastinum
Antero-medius
Sinistra st IVA

Ny,. T 2/3 Tetraparese LMN Mandiri


Type

Ny. U 3/3 Lupus Nefritis

Ny. J 4/3 Squama Abdomen Total


+ CKD

Ny. S 5/3 Ca mamma Mandiri

Ny. S 6/3 Left Multiple Total


lower pole renal
stone + gagal
ginjal

Tn. Ss 7/3 Tumor Sinonasal Mandiri


+ Mild
Hyperkalemia

Tn. Sd 8/3 CKR 456 tanpa Mandiri


perdarahan intra
kranial

Tn.P 9/3 CF.R Neck Mandiri


Femur+ HT

Tn. E 10/3 DM+HT+Post OP Intermediate

Tn. A 11/3 Lung Tumor + Intermediate


Pneumonia

Tn. M 12/3 CKR 456 tanpa Intermediate


perdarahan intra
kranial + infark
cerebri regio
frontal

Tn. S 13/3 Abdominal Pain Intermediate


susp Appendicitis
kronis + Melena +
Anemia

Nn. K 14/3 Sollulitas regio Intermediate


Glueteus +
Susp.Siliconoma

Tabel Tingkat Ketergantungan Pasien Hari Senin, 05 Febuari 2024

Perawatan Mandiri 6 orang


Perawatan Intermediate 6 orang
Perawatan Total 2 orang
Total Pasien 14 orang
Analisis: diketahui bahwa jumlah pasien di Ruang
Galunggung pada tanggal 6 Febuari 2024 adalah ketergantungan
pasien perawatan total 6 orang (43%), perawatan Intermediate 6
orang (43%), dan perawatan mandiri 2 orang (14%). Pasien
diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi
dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien
menurut Douglas dalam buku Nursalam 2014.
d. Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 5-6 jam
perawatan langsung per 24 jam.
e. Perawatan Intermediate, yaitu klien memerlukan 5-6 jam
perawatan langsung per 24 jam.
f. Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-6 jam perawatan
langsung per 24 jam.

Tingkat Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga


Ketergantngan Pasien
Pagi Sore Malam

Perawata Mandiri 6 orang 0,17 x 6 = 1,02 0,14 x 6=0,84 0,07 x 6 = 0,42

Perawatan
6 orang 0,27 x 6=1,62 0,15 x 6 =0,9 0,10 x 6= 0,60
Intermediate

Perawatan Total 2 orang 0,36 x 2 = 0,72 0,30 x 2= 0,60 0,20 x 2 = 0,40

Jumlah 10 orang 3,36 2,34 1,42

3 2 1

Total tenaga keperawatan di Ruang Galunggung:


Pagi : 3 orang
Siang : 2 orang
Malam : 1 orang
Jumlah : 6 orang

Perhitungan rumus jumlah tenaga lepas per-hari:

Jumlah Hari tak kerja dalam1 tahun x jumlah perawat


jumlah hari kerja efektif

38 x 6
= 0,69 ( 1 orang)
327

Jadi, jumlah perawat yang seharusnya dibutuhkan untuk


bertugas hari Senin, 6 Februari 2024 di ruang Galunggung 12
orang yaitu 10 orang tenaga perawat, 1 orang tenaga lepas
dinas, 1 orang kepala ruangan dan 1 orang wakil kepala
ruangan.

Analisis: Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan


tenaga perawat pada hari Senin, 6 Februari 2024 sebanyak 6
perawat. Hal tersebut didapatkan dengan menggunakan rumus
Dougles dalam buku Nursalam, 2014. Pada ruang Galunggung
secara keseluruhan jumlah tenaga keperawatan sebanyak 12
orang dengan tenaga keperawatan perharinya 6 orang sehingga,
SDM di ruang Galunggung cukup dari yang dibutuhkan
berdasarkan jumlah pasien pada hari tersebut.

1.6.4 Masalah M1 yang ditemukan

Tidak ada masalah dalam jumlah ketenaga kerjaan di


ruangan Galunggung. SDM di ruang Galunggung cukup dari yang
dibutuhkan berdasarkan jumlah pasien pada hari tersebut.

1.6.5 Bed Occupacy Rate (BOR)

Hasil BOR bulan November : 93,57


Hasil BOR bulan Desember : 86,87

Hasil BOR bulan Januari : 88,94

3.3 M2. ( Material – sarana dan prasarana)

3.3.1 Lokasi dan Denah


Lokasi penerapan praktik profesi ners manajemen keperawatan UMM
ini dilakukan di ruang IRNA II ruang Galunggung lantai 1, IRNA II
ruang Galunggung memiliki 2 ruangan rawat inap. Dari pintu masuk
terdapat nurse station dan ruang administrasi. Dari sisi sebelah kanan
terdapat ruangan rawa inap kusus perempuan berisikan 6 bed, di sisi
sebelah kiri terdapat ruangan rawat inap khusus laki-laki berisikan 8
bed. Dengan uraian denah sebagai berikut :

Batas-batas area sekitar Ruang Galunggung adalah sebagai berikut :


a. Sebelah timur berbatasan dengan Kooprasi
b. Sebelah barat berbatasan dengan ruangan Kerinci
c. Sebelah selatan berbatasan dengan ruang Kerinci
d. Sebelah utara berbatasan dengan ruang Bromo

N Nama Bara Jumla Keteranga


Ruang Ideal Kondisi
o ng h n

1. Rawat ina Bed 6/ruang 6 Baik Sesuai

p khusus an

perempua Kipas angin 1/ruang 1 Baik Sesuai

n an

Trap pasien 6/ruang 0 Tidak ada Tidak sesua

an i

Jam dinding 1/ruang 0 Tidak ada Tidak sesua

an i

Bel 6/bed 6 Baik Sesuai

Lampu 6/bed 6 Baik Sesuai

Hand rub 6/bed 6 Baik Sesuai

Bantal 6/bed 6 Baik Sesuai

Sketsel 6/bed 6 Baik Sesuai

Tempat line 1/ruang 2 Baik Sesuai

n kotor an

Tempat sam 2/ruang 2 Baik Sesuai

pah injak an

(medis
& nonm

edis)

Gudang 1/ruang 1 Baik Sesuai

an

Ruang temp 1/ruang 1 Baik Sesuai

at alat an

Kamar man 1/ruang 1 Baik Sesuai

di an

Gayung 1/kamar 1 Baik Sesuai

mandi

Ember 1/kamar 1 Baik Sesuai

mandi

Wastafel 1/ruang 1 Baik Sesuai

an

Tempat cuci 1/ruang 1 Baik Sesuai

alat medis an

Pispot laki-l 0/ruang 2 Baik Tidak sesua

aki an i

Pispot pere 3/ruang 3 Baik Sesuai

mpuan an

Baskom sek 4/ruang 4 Baik Sesuai

a an

2. Rawat ina Bed 8/ruang 8 Baik Sesuai

p khusus l an

aki-laki Lemari 8/ruang 8 Baik Sesuai

an
Kipas angin 1/ruang 1 Baik Sesuai

an

Trap pasien 8/ruang 0 Tidak ada Tidak sesua

an i

Jam dinding 1/ruang 0 Tidak ada Tidak sesua

an i

Bel 8/ruang 8 Baik Sesuai

an

Lampu 8/ruang 10 Baik Tidak sesua

an i

Hand rub 8/ruang 8 Baik Sesuai

an

Bantal 8/ruang 8 Baik Sesuai

an

Sketsel 8/ruang 8 Baik Sesuai

an

Tempat line 1/ruang 0 Tidak ada Tidak sesua

n kotor an i

Tempat sam 2/ruang 4 Baik Tidak sesua

pah injak an (med i

is & non

medis)

Gudang 1/ruang 1 Baik Sesuai

an

Spoel hoek 1/ruang 1 Baik Sesuai

an
Kamar man 1/ruang 1 Baik Sesuai

di an

Gayung 1/kamar 1 Baik Sesuai

mandi

Ember 1/kamar 1 Baik Sesuai

mandi

Wastafel 1/ruang 1 Baik Sesuai

an

Spoel hoek 1/ruang 1 Baik Sesuai

an

Pispot laki-l 8/ruang 10 Baik Sesuai

aki an

Pispot pere 0/ruang 2 Baik Tidak sesua

mpuan an i

Baskom sek 3/ruang 3 Baik Sesuai

a an

3.3.2 Inventaris alat rumah tangga di Ruang Galunggung :

Kondisi

No Nama Barang Jumlah Rusa Standar Ruangan


Baik
k

1. Strecer 2 2 0 1/ ruangan

2. Kursi roda 3 3 0 1/ruangan


3. Easymove 1 1 0 1/ruangan

4. Standart infus 14 14 0 1/ruangan

5. Komputer 5 5 0 1/ruangan

6. Manometer trans
3 3 0 1/ruangan
port

7. Manometer centr
14 14 0 1/ruangan
al

8. Manometer nebu
2 2 0 1/ruangan
lizer

9. Tabung oksigen k
2 2 0 1/ruangan
ecil

10. Kereta oksigen ke


1 1 0 1/ruangan
cil

11. Kunci inggris 1 1 0 1/ruangan

12. Kabel rol 4 4 0 1/ruangan

13. Tempat tidur pasi


14 14 0 1/ruangan
en

14. Meja pasien 21 21 0 1/ruangan

15. Kursi tunggu pasi


20 20 0 1/ruangan
en

16. Path slide 1 1 0 1/ruangan

17. Rak jemuran 0 0 0 1/ruangan

18. Troli 3 3 0 1/ruangan

19. Meja nurse statio


1 1 0 1/ruangan
n

20. Kursi kantor 9 9 0 1/ruangan


21. Kursi kayu panja
5 5 0 1/ruangan
ng

22. Meja komputer 2 2 0 1/ruangan

23. Amplifier 1 1 0 1/ruangan

24. Kulkas 1 1 0 1/ruangan

25. Box darah 2 2 0 1/ruangan

26. Almari berkas (k


1 1 0 1/ruangan
aca)

27. Almari kayu 3 3 0 1/ruangan

28. Telphone 1 1 0 1/ruangan

29. Kompor 1 1 0 1/ruangan

30. Gas elpiji 1 1 0 1/ruangan

31. Rak piring 1 1 0 1/ruangan

32. Rak sepatu 1 1 0 1/ruangan

33. Printer 1 1 0 1/ruangan

34. Kabinet kayu 1 1 0 1/ruangan

35. Meja kayu 8 8 0 1/ruangan

36. Rak pispot 1 1 0 1/ruangan

37. Loker 3 3 0 1/ruangan

38. Almari barang (k


3 3 0 1/ruangan
aca)

Total keseluruhan 158 158 0

3.3.3 Inventaris alat medis Ruang Galunggung :

No Nama barang Jumlah Kondisi Standar Ruangan


Rusa
Baik
k

1. Bak instrumen se
1 1 0 1/ ruangan
dang

2. Pinset anatomi 4 4 0 1/ruangan

3. Pinset cirugis 3 3 0 1/ruangan

4. Gunting aj 4 4 0 1/ruangan

5. Gunting jaringan 4 4 0 1/ruangan

6. Gunting lurus lan


2 2 0 1/ruangan
cip

7. Gunting perban/
2 2 0 1/ruangan
plester

8. Arteri clem lurus 2 2 0 1/ruangan

9. Arteri clam beng


2 2 0 1/ruangan
kok

10. Bak instrumen ke


1 1 0 1/ruangan
cil/injeksi

11. Nal foder 2 2 0 1/ruangan

12. Hand mess 1 1 0 1/ruangan

13. EKG 1 1 0 1/ruangan

14. Kom bertutup 1 1 0 1/ruangan

15. Tromol besar 1 1 0 1/ruangan

16. Sirkle 1 1 0 1/ruangan

17. Ambubag dewasa 1 1 0 1/ruangan

18. Tensimeter 1 1 0 1/ruangan

19. Stetoskop 1 1 0 1/ruangan

20. Oksimetri elitect 1 1 0 1/ruangan


21. Infus pump+kabe
3 3 0 1/ruangan
l

22. Syiringe pump+k


3 3 0 1/ruangan
abel

23. Suction medela 1 1 0 1/ruangan

24. Nebulizer 1 1 0 1/ruangan

25. Matras angin 2 2 0 1/ruangan

26. Gunting nekroto


1 1 0 1/ruangan
mi

27. Bengkok 3 3 0 1/ruangan

28. Tromol kecil 1 1 0 1/ruangan

29. Termogan 2 2 0 1/ruangan

30. Gunting tumpul


3 3 0 1/ruangan
bengkok

31. Tourniquet 8 8 0 1/ruangan

32. Hecting set 2 2 0 1/ruangan

33. Gunting bengkok


1 1 0 1/ruangan
lancip

34. Gunting gip 1 1 0 1/ruangan

35. Suction biasa 1 1 0 1/ruangan

36. Oxymetri yuwell 1 1 0 1/ruangan

37. Oxymetri biru 1 1 0 1/ruangan

38. Termogan smart 1 1 0 1/ruangan

Total keseluruhan 70 70 0

3.3.5 Inventaris alat tenun/ linen


Stok
No Nama barang Total
Sentral

1. Laken 28 42

2. Sarung bantal 28 42

3. Sarung lorek 28 42

4. Scoret 66 66

5. Baju pasien kimono 20 20

6. Sarung pasien 20 20

3.3.6 Buku administrasi Ruang Galunggung


1. Buku TTV
2. Buku obat
3. Buku pembayaran
4. Buku inventaris
5. Buku operan
6. Buku peminjaman alat
7. Buku lab
8. Buku penggunaan troly emergency
9. Buku BOR
10. Buku data kalibrasi alat
11. Buku PA

3.3.7 Masalah M2 :
Masalah yang terdapat pada M2 yaitu
1. Tidak tersedianya jam pada setiap ruangan pasien
3.4 M3 (METHOD)
3.4.1 Model MAKP di Ruangan Galunggung
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di ruang
Galunggung RS Dr.Saiful Anwar Kota Malang pada tanggal 5-6 Februari 2024
didapatkan bahwa ruang Galunggung menggunakan MAKP dengan metode tim.
Dalam metode ini perawat yang bertanggung jawab sesuai dengan kebutuhan
pasien.
3.4.2 Timbang Terima
Checklist SPO Timbang Terima di Ruang Galunggung RS Dr.Saiful
Anwar.

No ASPEK YANG DINILAI PENGKAJIAN


Dilakukan Tidak

dilakukan
PERSIAPAN TIMBANG TERIMA
1. Timbang terima dilaksanakan setiap √

pergantian shift/pergantian jadwal dinas.


2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru √
masuk dan pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat teratasi
serta yang membutuhkan observasi lebih
lanjut.
3. PP/PA menyampaikan timbang terima √
kepada PJ yang menerima pendelagasian
dengan menyiapkan beberapa aspek:

a. Jumlah pasien;

b. Identitas pasien dan diagnosis medis;

c. Data (keluhan/subjektif dan objektif);

d. Masalah Keperawatan Yang Masih


Muncul;

e. Intervensi keperawatan yang sudah dan


belum dilaksanakan (secara umum);

f. Intervensi kolaboratif dan dependen;

g. Rencana umum dan persiapan yang


perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan program
lainnya).
PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA
Timbang terima di nurse station :
1. Perawat menyiapkan status pasien yang √

menjadi tanggung jawabnya


2. Kepala ruang menyapa/memberi salam √
kepada teman yang bertugas di shift
selanjutnya
3. KARU membuka operan jaga dengan √

berdoa
4. Perawat shift sebelumnya melaporkan √
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
kepada perawat pada shift selanjutnya
meliputi:

a. Identitas klien dan diagnosa

b. Masalah keperawatan yang


kemungkinan masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaborasi dan
dependen
e. Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya
operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau
f. Prosedur lainnya yang tidak

dilaksanakan secara rutin


5. Perawat shift selanjutnya mengklarifikasi √
dan validasi informasi yang telah
disampaikan oleh perawat shift jaga
sebelumnya
TIMBANG TERIMA DI BED PASIEN :
1. Kepala ruang atau perawat shift √
sebelumnya menyapa, memperkenalkan
diri dan memberi salam kepada pasien
dan
keluarga
2. Perawat jaga sebelumnya menyampaikan √
kondisi pasien dan kemudian perawat jaga
selanjutnya mengkaji
masalah keperawatan,
keluhan sesuai dengan
kondisi pasien
3. Perawat sebelumnya memberikan √
kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya
4. Hal-hal khusus dan memerlukan perincian
dicatat secara khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada perawat jaga

selanjutnya
PASCA TIMBANG TERIMA
1. Melakukan pendokumentasian pada √
format timbang terima/buku operan

2. Ditutup oleh KARU √


3. Perawat mengakhiri dengan doa dan √
memberikan salam

DOKUMENTASI TIMBANG TERIMA


1. Adanya dokumentasi timbang terima √
2. Mencatat sema kondisi pasien dalam buku √

operan dalam bentuk SBAR/SOAP


3. Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditanda √

tangani disertai nama jelas


JUMLAH 18

PRESENTASE 100% 0%
Berdasarkan hasil observasi timbang terima yang dilaksanakan di Ruang
Galunggung RSSA pada tanggal 5-6 Februari 2024, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan timbang terima sudah baik, dan sesuai dengan SOP yaitu timbang
terima di bed pasien.
Pelaksanaan timbang terima dilakukan di nurse station dengan perawat shift
sebelumnya menyampaikan jumlah pasien, identitas pasien dan diagnosis medis, data
(keluhan/subjektif dan objektif), masalah keperawatan yang masih muncul,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum),
intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan program lainnya) serta
tingkat ketergantungan pasien. Kemudian perawat shift selanjutnya melakukan
klarifikasi dan validasi dari informasi diperoleh dari perawat shift sebelumnya.

3.4.3 Ronde Keperawatan


Tabel checklist SPO Timbang Terima di Ruang Galunggung RS Dr.Saiful
Anwar .
No KEGIATAN PENGKAJIAN
Dilakukan Tidak

dilakukan
PRA RONDE
1. Menentukan kasus dan topik. √
2. Menentukan Tim ronde. √
3. Menentukan literatur. √
4. Membuat proposal √
5. Mempersiapkan pasien dengan √

pemberian informed consent.


RONDE (DI NURSE STATION)
PEMBUKAAN

6. Salam pembuka √
7. Memperkenalkan tim ronde √
8. Menjelaskan tujuan ronde. √
9. Mengenalkan masalah pasien √
secara spintas.
Penyajian masalah (30 menit)
Dilakukan oleh Perawat Pelaksana (PP) di Nurse Station
10. Memberi salam dan √
memperkenalkan pasien dan
keluarga kepada tim ronde.
11. Menjelaskan riwayat penyakit dan √
keperawatan pasien.
12. Menjelaskan masalah pasien dan √
rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta menetapkan
prioritas yang perlu didiskusikan
Validasi data (bed pasien): √
13. Mencocokkan dan menjelaskan √
kembali data yang telah
disampaikan dengan wawancara,
observasi dan pemeriksaan keadaan
pasien secara langsung, dan melihat
dokumentasi.
14. Diskusi antar anggota tim dan √
pasiententan masalah keperawatan
tersebut di bed pasien. Memberikan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Karu dan Perawat
Ruang Galunggung RSSA pada tanggal 5-6 Februari 2024, ronde keperawatan tidak
dilakukan karena terdapat kendala dalam mengumpulkan tenaga medis yang terlibat
dalam satu waktu bersamaan. Namun ruangan melakukan kegiatan semi ronde
dengan tenaga kesehatan lain seperti dengan dokter saat visite untuk memantau
kondisi pasien dan membahas rencana tindak lanjut yang dilakukan klien, kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan diit klien melalui via telepon, dan kunjungan
apoteker untuk memantau buku pemberian obat.

3.4.4 Pengelolaan Obat

Tabel. Checklist SPO Pengelolaan Obat (nursalam, 2014)

NO. ASPEK YANG DINILAI PENGKAJIAN


Dilakukan Tidak
dilakukan
PENERIMAAN RESEP/OBAT
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah √
kepala ruang yang dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk (ketua Tim).
2. Memberikan penjelasan dan permintaan √
persetujaun tentang sentralisasi obat pada
pasien atau keluarga
3. Format sentralisasi obat berisi: nama, √
no.register, umur,ruangan.
PEMBERIAN OBAT
4. Pemberian obat dengan memperhatikan 8 √
benar (pasien, obat, dosis, cara, waktu,
informasi, respons, dokumentasi) dan 1W
(Waspada/monitoring)
PENYIMPANAN OBAT
5. Obat yang diterima dicatat dalam buku √
besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
6. Periksa persediaan obat, pemisahan antara √
obat untuk penggunaan oral dan obat luar
JUMLAH 6 0
PRESENTASE 100% 0%

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di ruang Galunggung,


penatalaksanaan pengobatan menganut sistem One Daily Dose (ODD), sehingga
pasien menerima resep obat pada hari itu setiap harinya. Resep tersebut
diserahkan ke apotek, obat yang sudah diresepkan kemudian diteruskan ke
perawat ruangan. Obat pasien disimpan dalam lemari obat sesuai dengan identitas
pasien (nama dan nomor tempat tidur). Pemberian obat akan dilakukan oleh
perawat yang bertugas pada hari itu.
Pemberian obat dilakukan dengan menggunaakan prinsip 6 benar yaitu
benar obat, pasien, dosis, rute, waktu dan dokumentasi. Persiapan pemberian obat
dilakukan dengan mengacu pada lembar pemberian obat masing-masing pasien
yang berisi identitas pasien, nama obat, dosis obat, waktu pemberian obat, rute
pemberian obat dan kolom tandatangan perawat sebagai dokumentasi. Persiapan
obat diletakkan pada spuit yang diberi keterangan nomor bed dan menempelkan
label obat yang diberikan. Kemudian perawat memberikan obat kepada pasien
sesuai dengan nama dan nomor bed pasien yang tertera pada spuit yang telah
ditempelkan stiker untuk mengurangi risiko terjadinya kesalahan dalam
pemberian obat. Penyiapan obat dilakukan dengan mengacu pada formulir
pengelolaan obat khusus pasien, yang meliputi nama pasien, nama obat, dosis,
waktu, cara pemberian, tanda tangan perawat, dan lain-lain. Sediaan dimasukkan
ke dalam spuit yang diberi tanda nomor tempat tidur dan diberi label obat yang
diberikan. Perawat kemudian memasukkan obat ke dalam jarum suntik yang
bertuliskan nama pasien dan nomor tempat tidur Alat suntik tersebut memiliki
stiker untuk mengurangi risiko kesalahan pemberian obat.
3.4.5 Discharge planning

Tabel checklist SPO discharge planning di Ruang Galunggung RS Dr.Saiful


Anwar
No. ASPEK YANG DINILAI PENGKAJIAN
Dilakukan Tidak

dilakukan
PERSIAPAN (10 MENIT)
1. a. PP 1 sudah siap dengan status pasien √
dan format discharge planning
b.Perawat pelaksana menyebutkan
masalah pasien
c. Perawat pelaksana menyebutkan hal-
hal yng peru diajarkan pada pasien
dan keluarga
d. Karu memeriksa kelengkapan

administrasi
PELAKSANAAN (30 MENIT)
DILAKUKAN DI BED PASIEN OLEH PERAWAT PELAKSANA
2. a. PP menyampaikan pendidikan √
kesehatan, melakukan demontrasi
dan redemonstrasi

· Diet
· Aktivitas dan istirahat
· Minum obat teratur
· Perawatan diri

b. PP1 menanyakan kembali pada


pasien tetnang materi yang telah
disampaikan
c. PP 1 menyampaikan terima kasih

Pendokumentasian
DOKUMENTASI

1.
Adanya dokumen discharge planning
2. Mencatat nama pasien pulang beserta

pengumpulan RM
3. Catat dengan jelas, mudah dibaca,

ditandatangan beserta nama jelas.


5 0
JUMLAH
100% 0%
PRESENTASE
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Karu Ruang
Galunggung RS Dr.Saiful Anwar pada 5-6 Februari 2024, diperoleh bahwa
pelaksanaan discharge planning di Ruang Galunggung sudah baik mencapai 100%
dari checklist SOP yang berlaku. Namun discharge planning di Ruang Galunggung
dilakukan dengan tenaga Kesehatan yang berbeda-beda pada keluarga pasien dan
pasien saat pulang, dokter dan perawat memulangkan pasien dengan menggunakan
metode edukasi ceramah sedangkan ahli gizi menggunakan metode edukasi dengan
leaflet untuk diit pasien. Hal ini dapat menjadi evaluasi bahwa lebih baik discharge
planning dilakukan secara bersamaan oleh tenaga kesehatan agar tidak menimbulkan
kebingungan pada pasien dan keluarga terutama dalam penyampaian eduakasi
kesehatan

3.4.6 Supervisi
Checklist SPO supervisi di Ruang Galunggung RS Dr.Saiful Anwar
No. ASPEK YANG DINILAI PENGKAJIAN
Dilakukan Tidak

dilakukan
PRA SUPERVISI (5 MENIT)
P
PEMBUKAAN
1. Salam pembukaan dan menjelaskan √

kegiatan supervisi
2. Menjelaskan tujuan supervisi √
3. Menjelaskan format penilaian yang akan √

digunakan
PELAKSANAAN SUPERVISI (20 menit)
1. Melakukan pengawasan dan koordinasi √
2. Menilai berdasarkan format supervisi √
3. Mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang √

perlu didiskusikan bersama PP


4. Memberikan masukan berupa saran atau √

pembetulan dari tindakan yang dilaukan


PASCA SUPERVISI (5 menit)
1. Menginformasikan hasil dari penilaian √
2. Melakukan evaluasi hasil bimbingan √
3. Memberikan solusi dan feedback √
4. Memberikan reinforcement dan reward √
5. Melakukan dokumentasi hasil supervisi √
JUMLAH 12 0
PRESENTASI 100% 0%

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kepada


Kepala Ruang Galunggung RS Dr.Saiful A pada 5-6 Februari 2024 supervisi
dilakukan oleh kepala ruangan rutin setiap hari dilakukan dengan mendatangi
pasien untuk mengontrol dan melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang
sudah di lakukan, dan untuk penilaian juga dilakukan setiap hari. Karu melakukan
pendokumentasian supervisi pada buku khusus laporan supervisi yang diisi setiap
hari jika ada yang perlu untuk di evaluasi.

3.4.7 Penerimaan Pasien Baru

Tabel cheklist SPO Penerimaan Pasien Baru di Ruang Galunggung RSSA


No. ASPEK YANG DINILAI PENGKAJIAN
Dilakukan Tidak

dilakukan
TAHAP PERSIAPAN:

Dilakukan oleh KARU dan PP di nurse station


1. KARU memberitahu PP bahwa √
ada pasien baru dan menyuruh PP
untuk mempersiapkan hal-hal
yang berkaitan
dengan penerimaan pasien baru.
2. PP memberitahu dan meminta √
bantuan
PA untuk mempersiapkan
tempat tidur pasien baru
3. PP menyiapkan hal-hal yang √
diperlukan dalam penerimaan
pasien baru, diantaranya lembar
pasien masuk RS, lembar serah
terima psien dari ruangan
sebelumnya, lembar informed
consent, nursing kit, dan
lembar
tata-tertib pasien.
4. Karu menanyakan kembali pada √
PP tentang kelengkapan untuk
penerimaan pasien baru dan
memeriksa kelengkapan
dokumen yang telah
disiapkan.
5 PP menyebutkan hal-hal yang √
telah
Dipersiapkan
Pelaksanaan (20 menit)
Dilakukan di kamar pasien oleh KARU, PP/PA serta melibatkan
pasien dan keluarga
1. Karu, PP, dan PA menyambut √
pasien
dan keluarga dengan memberi
salam.
Berdasarkan hasil observasi di Ruang Galunggung RSSA kegiatan
Penerimaan Pasien Baru dilakukan dengan baik mencapai 100% dari checklist
SOP yang berlaku. Penerimaan pasien baru dilakukan dengan pemesanan kamar
pasien dari IGD/poli, lalu perawat ruangan menyiapkan tempat tidur dan rekam
medis pasien, kemudian perawat IGD/poli mengkonfirmasi kepada perawat
ruangan mengenai kesiapan ruangan dan petugas mengantar pasien ke ruangan.
Saat tiba di ruangan, pasien disambut oleh perawat dan diantar ke bed pasien, lalu
memposisikan pasien di bed ruangan dengan menyebutkan tata tertib ruangan dan
menyampaikan fasilitas ruangan. Serah terima antar perawat IGD/poli dengan
perawat ruangan dilakukan di nurse station. Perawat ruangan memeriksa
kelengkapan status pasien dan petugas yang mengantar pasien menyampaikan
masalah yang belum teratasi dan rencana tindakan yang perlu dilakukan.
Pendokumentasian serah terima dilakukan dengan mencatat pada buku serah
terima disertai dengan tandatangan perawat yang mengantar dan menerima pasien
baru.

3.4.8 Dokumentasi

Tabel cheklist dokumentasi menurut (Nursalam, 2014):

No. ITEM PERTANYAAN YANG DINILAI PENGKAJIAN

YA TIDAK

1. Apakah sudah ada format pendokumentasian √


yang

baku di Ruangan ini?

2. Apakah anda sudah mengerti cara pengisian √


format dokumenasi tersbut dengan benar dan
tepat?

3. Apakah menurut anda format yang √


digunakan ini

bisa membantu (memudahkan perawat


dalam melakukan pengkajian pada pasien?
4. Apakah anda sudah melaksanakan √
pendokumentasian dengan tepat waktu
(segerasetelah melakukan tindakan)?

5. Apakah menurut anda model √


pendokumentasian yang digunakan ini tidak
menambah beban kerja
perawat?

6. Apakah menurut anda model dokumentasi √


yang digunakan ini sudah efektif dan tidak
menyitabanyak waktu perawat?
JUMLAH 6 0
PRESENTASI 100% 0%

Berdasarkan hasil observasi, pendokumentasian di Ruang Galunggung


RSSA sudah baik dengan presentase 100%. Dimana pendokumentasian di Ruang
Galunggung dilakukan secara manual dan simrs dengan mengisi “Lembar Asuhan
Keperawatan dan Catatan Perkembangan” dengan metode SOAP.
Pendokumentasian kolaborasi yang dilakukan oleh perawat, dokter, farmasi,
fisioterapi dan profesi lain dilakukan pada lembat CPPT (Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi) dengan metode SOAP di simrs. Selain itu perawat juga
melakukan dokumentasi mengenai tindakan dan rencana tindakan pada buku
laporan pasien.

3.4.9 Masalah pada M 3 :

1) Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan tidak dilakukan karena terdapat kendala kesulitan
dalam mengumpulkan tenaga medis yang terlibat dalam satu waktu
bersamaan. Namun ruangan melakukan kegiatan semi ronde dengan
tenaga kesehatan lain seperti dengan dokter saat visite untuk memantau
kondisi pasien dan membahas rencana tindak lanjut yang dilakukan klien,
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diit klien melalui via
telepon, dan kunjungan apoteker untuk memantau buku pemberian obat.
3. 5 M4 (Money)

3.5.1 Jenis Metode Pembayaran


Pembayaran di Ruang Galunggung Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful
Anwar, Kota Malang terdapat 3 kategori untuk metode pembayarannya :
a. BPJS
Pembiayaan BPJS, BPJS JKN/JKMM Persyaratan penggunaan BPJS
adalah pasien harus mendapat surat rujukan dari puskesmas atau faskes
tingkat 1 terdekat yang ditentukan oleh BPJS atau pasien langsung masuk
RS (MRS), jika terjadi kegawatdaruratan melalui IGD
b. UMUM/SWASTA
Pasien yang menggunakan pembiayaan umum/BPJS maka tidak harus
menyertakan surat rujukan, pasien umum diwajibkan melakukan
pembayaran sesuai dengan lama di rawat di RS dan pembayaran secara
secara langsung setiap akan dilakukan tindakan.
c. ASURANSI
Analisa Penggunaan Jaminan Kesehatan dan Umum pada Bulan
Desember tahun 2023 di Ruang Galunggung Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Saiful Anwar, Kota Malang

Tabel Analisa Penggunaan Jaminan Kesehatan dan Umum pada Bulan


Desember tahun 2023 di Ruang Galunggung Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Saiful Anwar, Kota Malang
No JENIS PENDAPATAN DESEMBER
1 UMUM 1
2 BPJS/JKN 49
3 ASURANSI 0
Total pasien 50
3.5.2 Sistem Gaji Pegawai
Berdasarkan hasil wawancara, system gaji untuk pegawai PNS
berdasarkan pangkat, golongan dan masa kerja dengan sumber gaji dari
pemerintah yaitu PP.No.15 Th.2021 sedangkan untuk tenaga non PNS
berdasarkan lama masa kerja dan tingkat pendidikan dengan sumber gaji
dari Rumah Sakit yaitu sesuai PT.No 78 th 2015. Selain itu untuk perawat
magang tidak mendapat gaji. Disamping itu untuk tenaga non-PNS
(honorer) selain gaji pokok juga mendapatkan tunjangan BPJS, jasa
pelayanan (mandiri, bpjs). Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala setiap
1 bulan sekali. Gaji di distribusikan oleh rumah sakit kepada staf secara
periodic setiap bulan

3.5.3 Sumber Pendapatan Ruangan


Sumber pendapatan Ruang Galunggung Rumah Sakit Saiful Anwar,
Kota Malang murni berasal dari pemerintah yang diatur oleh rumah sakit
untuk dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai kebutuhan yang
tersentralisasi dari setiap instalasi rawat inap. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa sumber pendapatan Ruang Galunggung didapatkan dari
jasa pelayanan umum dan BPJS.

3.5.4 Tarif Rawat Inap Dan Tarif Tindakan Keperawatan


Ruang Galunggung semua terdiri dari rawat inap kelas III. Semua tarif
di Rawat Inap Ruang Galunggung diatur oleh Peraturan Walikota Malang
No 1 Tahun 2021. Tentang tarif pelayanan kesehatan badan layanan umum
daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Malang.

Tabel Tarif Rawat Inap Ruang Galungggung

No. Jenis Layanan Kelas III Umum


1. Tarif Kamar Rp. 25.000/hari Rp. 25.000
2. Registrasi Rawat Inap Rp. 12.000/hari Rp.12.000
3. Jasa Visite Dokter Spesialis Rp.15.00/hari Rp.15.000
4. Jasa Asuhan Keperawatan Rp.11.000/hari Rp.11.000
5. Terapi Nutrisi Rp.10.000/hari Rp.10.000
6. Jasa Konsultasi Spesialis
Rp.15.000/hari Rp.15.000
(On Call)
7. Biaya Akomodasi Per Hari
Rp.25.000/hari Rp.25.000
Perawat
Kajian data: hasil pengkajian 05-06 Febuari 2024

Dari hasil wawancara di Ruang Galunggung Rumah Sakit Saiful Anwar,


Kota Malang adalah rumah sakit negeri dengan sumber dana berasal dari
pemerintah. Tarif Rawat Inap dan Tarif Tindakan Keperawatan Ruang
Galunggung terdiri dari rawat inap kelas III. Semua tarif di Rawat Inap
Galunggung diatur oleh Peraturan Walikota Malang No 1 Tahun 2021
Tentang tarif pelayanan kesehatan badan layanan umum daerah Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Malang.

Tabel Tarif Tindakan Keperawatan Ruang Galunggung

No JENIS LAYANAN KELAS III UMUM


1 EKG Rp. 33.000 Rp. 33.000
2 Terapi Oksigen/Hari Rp.80.000 Rp.80.000
3 Rawat Luka 1 S/D 100 Cm 2 Rp.80.000 Rp.80.000
4 Rawat Luka 1 S/D 25 Cm 2 Rp.51.000 Rp.51.000
5 Rawat Luka 1 S/D 50 Cm 2 Rp.65.000 Rp.65.000
6 Rawat Luka 1 Lebih Dari 101 Cm
Rp.90.000 Rp.90.000
2
7 Skin Test Rp.16.000 Rp.16.000
8 Membersihkan BAB Pasein Total
Rp.16.000 Rp.16.000
Care
9 Oral Hygiene Pasien Total Care Rp.16.000 Rp.16.000
10 Angkat Jahitan 01-05 Jahitan Rp.45.000 Rp.45.000
11 Angkat Jahitan 01-10 Jahitan Rp.60.000 Rp.60.000
12 Angkat Jahitan 01-20 Jahitan Rp.80.000 Rp.80.000
13 Anuskopi/Proktoskopi Rigid Rp.26.000 Rp.26.000
14 Perawatan Luka Kotor/Infeksi Rp.200.000 Rp.200.000
15 Biopsi Rectum Rp.125.000 Rp.125.000
16 Hecting :> 20 Jahitan Rp.200.000 Rp.200.000
17 Businasi Anus/Rektum Rp.44.000 Rp.44.000
18 Defibrilasi Rp.125.000 Rp.125.000
19 Dektosifikasi Lambung/Kulit Rp.51.000 Rp.51.000
20 Evakuasi Manua Skibala/Fekalit Rp.80.000 Rp.80.000
21 Insisi Abscess,La Rp.125.000 Rp.125.000
22 Punksi Pleura Rp.63.000 Rp.63.000
23 Levement/Sterilisasi Usus Rp.65.000 Rp.65.000
24 Matras Anti Decubituas/5 Hari Rp.110.000 Rp.110.000
25 Melakukan Nekrotomi Rp.100.000 Rp.100.000
26 Memasukan Obat Sitostatika/1
Rp.170.000 Rp.170.000
Program
27 Memotong Colostomi Rp.163.000 Rp.163.000
28 Merawat Potong Post Colostomi Rp.100.000 Rp.100.000
29 Multiple Incisi Rp.125.000 Rp.125.000
30 NGT Rp.37.000 Rp.37.000
31 Nebulizer-Per 5 Hari Rp.100.000 Rp.100.000
32 Pemasangan CVP Dewasa Rp.110.000 Rp.110.000
33 Pemasangan Kateteri Intravena (IV
Rp.26.000 Rp.26.000
Line)
34 Pemasangan Kateter Uretra Rp.90.000 Rp.90.000
35 Pemasangan Kateter Vena Central
Rp.90.000 Rp.90.000
(CVC)
36 Pemasangan Pipa Nasogestik Rp.47.000 Rp.47.000
37 Pemasangan Pulse Oksimetri Rp.37.000 Rp.37.000
38 Pemasangan Selang Rectum
Rp.26.000 Rp.26.000
(Rectal Tube)
39 Pencabutan Drain
Rp.30.000 Rp.30.000
Intra/Retroperitoneal/Ekstraperit
40 Pengambilan Darah Vena/BGA Rp.26.000 Rp.26.000
41 Pengeratan Cutting Seton Rp.75.000 Rp.75.000
42 Penggantian/Pencabutan
Rp.80.000 Rp.80.000
Kateter/Tube Enterostomi
43 Perawatan Luka Bersih /Bersih
Rp.37.000 Rp.37.000
Terkontaminasi
44 Perawatan Luka Khusus/5 Hari Rp.100.000 Rp.100.000
45 Perawatan Luka Kotor/Terinfeksi Rp.63.000 Rp.63.000
46 Proktoscopy Rp.58.000 Rp.58.000
47 Rektoscopy Rp.100.000 Rp.100.000
48 Resusitasi Rp.225.000 Rp.225.000
49 Scleroterapi Hemoroid Interna Rp.80.000 Rp.80.000
50 Terapi Nutrisi Rp.30.000 Rp.30.000
51 Transfusi Rp.26.000 Rp.26.000
52 Vena Seksi Rp.100.000 Rp.100.000
53 Wound Toilet Rp.80.000 Rp.80.000
54 Angkat Drain Rp.30.000 Rp.30.000
55 Bronchial Toilet/Hari Rp.30.000 Rp.30.000
56 Fowley Catheter Rp.16.000 Rp.16.000
57 Hecting : 01-05 Jahitan Rp.100.000 Rp.100.000
58 Hecting : 01-10 Jahitan Rp.125.000 Rp.125.000
59 Infusion Pump/Hari Rp.21.000 Rp.21.000
60 Memasang Melepas Tampon Rp.90.000 Rp.90.000
61 Monitor EKG/Hari Rp.22.000 Rp.22.000
62 Monitor EKG/ 5 Hari Rp.91.000 Rp.91.000
63 Perawatan Tracheostomi/Hari Rp.16.000 Rp.16.000
64 Perawatan Tracheostomi/ 5 Hari Rp.51.000 Rp.51.000
65 Asisten Atau Perawatan CVP Rp.26.000 Rp.26.000
66 Angkat Jahitan Rp.30.000 Rp.30.000
67 Melepas CVP Rp.26.000 Rp.26.000
68 Melakukan Nekrotomi Rp.100.000 Rp.100.000
69 Memasang Thoraks Drain Rp.110.000 Rp.110.000
70 Memasang Thoraks Fixation Rp.58.000 Rp.58.000
71 Mencabut WSD Rp.75.000 Rp.75.000
72 Pemasangan CVP Dewasa/Anak Rp.110.000 Rp.110.000
73 Pemasangan WSD Rp.100.000 Rp.100.000
74 Perawatan CVP Rp.26.000 Rp.26.000
75 Perawatan WSD/ Hari Rp.26.000 Rp.26.000
76 Perawatan WSD/ 5 Hari Rp.90.000 Rp.90.000
77 Pleurodesis Rp.75.000 Rp.75.000
3.6 M5 (MUTU)

3.6.1 Analisa BOR, ALOS,TOI,GDR,MDR

a. BOR (Bed Occupancy Ratio)

Bed Occupancy Ratio (BOR)


merupakan angka yang menunjukkan
presentase penggunaan tempat tidur (TT) di
unit rawat inap (bangsal). Nilai normal rujukan
BOR: 70-86%. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit.

Rumus:

Tabel Analisis BOR Pasien Keseluruhan Ruang


Galunggung

NO HARI Kamar 1 Kamar 2 BOR


(Perempuan) (Laki-Laki
)

1. Senin, 5 Px : 2 Px : 7 9/14x1x10
Februari 0%
2024 Bed : 6 Bed : 8
= 64%

2. Selasa, 6 Px : Px : 12/14x1x10
Februari 0%
2024 Bed :6 Bed : 8
= 85,7%

Rata-Rata

Tabel Analisis BOR Pasien Kelolaan Ruang Galunggung


Senin, Selasa
NO HARI K1 (P) K2 (L) BOR

1. Senin Px : 6 Px : 8 14/14x1x100% = 100

%
Bed : 6 Bed : 8

2. Selasa Px : 5 Px : 7 12/14x1x100% = 85,7

%
Bed : 6 Bed : 8

Rata Rata

b.) ALOS (Average Length of Stay)

ALOS (Average Length of Stay)


merupakan rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan lebih lanjut. Secara
umum ideal standar : 6-9 hari perawatan
T
a
n
g
g
a
l

F
e
b
r
u
a
r
i

2
0
2
4
D
i
k
e
t
a
h
u
i
:
Jumlah hari perawatan: 20 hari

Jumlah pasien keluar (hidup + meninggal) : 4


20 : 4 = 5
ALOS : 5
Jadi rata-rata nilai ALOS di Ruang
Galunggung pada tanggal 15-16 Januari
2024 yaitu 6-9 hari, rata-rata hari
perawatan pasien di Ruang Galunggung 5
hari, semakin cepat hari perawatan maka
semakin baik, artinya perawatan yang
diberikan sesuai sehingga pasien lekas
membaik.

c) TOI (Trun Over Interval)

TOI (Trun Over Interval) adalah rata-


rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari diisi ke terisi berikutnya.
Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan temapat
tidur, Nilai TOI dikatakan efisien menurut
Sudra (2010) yang menyatakan bahwa
standar TOI dari Depkes RI mempunyai
nilai ideal yaitu 1-3 hari.

Senin, 5 Februari 2024


Diketahui :
Jumlah tempat tidur pasien

= 14 Bed

Priode = 2 Hari
Hari perawatan = 20 Hari

Jumlah Pasien = 1 Pasien

(14 x 1) - 20 : 2 = 4

Jadi, = 4 Hari

Selasa, 6 Februari 2024


Diketahui :
Jumlah tempat tidur pasien

= 14 Bed

Priode = 1 Hari
Hari perawatan = 20 Hari

Jumlah Pasien = 2 Pasien

(14 x 1) - 20 : 2 = 4 hari

Jadi, = 4 Hari

Jadi, rata-rata TOI pasien dalam 2 hari (5


– 6 Februari 2024) terhitung 4 hari. Hal
tersebut termasuk dalam kategori melebihi
batas normal yaitu 1 – 3 hari.

d) GDR (Gross Death Rate)

GDR (Gross Death Rate) merupakan


angka kematian umum untuk setiap
pasien keluar.

Tanggal Jumlah Pasien GDR Nilai


pasien keluar Rujukan
meninggal Normal
5–6 0 pasien 1 pasien 0 / 1 x 100% = 0 < 3%

Februari
2024

Berdasarkan analisa di atas,


dapat disimpulakn bahwa nilai GDR
pasien dalam batas normal yaitu 0% yang
berarti berada pada nilai rujukan normal
yaitu < 3 %.

e) NDR (Net Death Rate)

NDR (Net Death Rate), Angka


kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap pasien keluar
NDR Tanggal 5 - 6
Februari 2024 Diketahui
Jumlah pasien meninggal > 48 jam 0

Jumlah pasien keluar (hidup + meninggal) 1

0 : 1 x 100% = 0 %

Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai NDR


pasien dalam batas normal yaitu 0 % yang berarti berada pada nilai
rujukan normal yaitu < 2,5%.

3.6.2 Sasaran Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang menjadikan pelayanan pasien
lebih aman. Hal ini mencakup penilaian risiko, identifikasi dan manajemen
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dari
insiden dan kegiatan tindak lanjut, meminimalkan risiko, meminimalkan risiko
dan menghubungkan risiko dengan tindakan atau kelalaian. Hal ini termasuk
menerapkan solusi untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh tindakan
atau kelalaian. oleh kesalahan.Tindakan yang harus diambil.Keselamatan pasien
di rumah sakit sangatlah penting. karena hampir semua yang Anda lakukan di
rumah sakit memiliki potensi risikonya masing-masing.Tentu saja, masing-
masing penyakit memiliki risiko, mulai dari jenis perawatan dan tes yang
berbeda hingga jenis obat yang dikonsumsi pasien.
Menurut Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang diterbitkan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1, sasaran tersebut
mencakup enam unsur sebagai berikut (Nursalam, 2017):
a. Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien

b. Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif

c. Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

(high-alert medications)

d. Sasaran IV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi.


e. Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

f. Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh.

a. Sasaran I: Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar


Standar ketepatan identifikasi pasien:
1. Pasien diidentifikasi menggunakan 2 identitas pasien seperti
nama, tanggal lahir maupun nomor MRS, tidak diperbolehkan
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien
2. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat, darah,
ataupun produk darah
3. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis
4. Pasien diidentifikasi sebelum
pengobatan dan
tindakan/prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.

Di RSSA Ruang Galunggung ini semua pasien memakai


gelang identitas. Warna gelang disesuai dengan jenis kelamin : bila
pasien perempuan dipasangkan gelang berwarna merah muda
(pink) dan bila pasien laki-laki dipasang gelang berwarna biru.

(Pasien Perempuan) (Identitas Laki-Laki)


Pada gelang pasien mencantumkan identitas pasien seperti (nama, tanggal
lahir, usia dan nomor rekam medis) sesuai dengan data pada rekam medis pasien.
Pengecekan identitas pasien dilakukan apabila pasien akan diberian obat, darah
atau produk darah, pengambilan darah. Perawat di ruangan hanya
mengidentifikasi ulang nama dan nomor bed. Untuk pasien yang memiliki resiko
jatuh tinggi akan diberikan penandaan warna kuning atau sticker yang bertuliskan
“Fall Risk”

(Tanda Risiko Jatuh “Fall Risk)

b. Sasaran II: Peningkatan Komunikasi yang Efektif (SBAR)

Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak ambigu,
dan diterima dengan baik oleh penerima informasi, dengan tujuan mengurangi
kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan
secara lisan, elektronik, atau tertulis. Komunikasi yang buruk dapat merugikan
pasien. Kesalahan sering terjadi dalam komunikasi, instruksi lisan atau telepon
ketika mengkomunikasikan hasil pemeriksaan penting yang harus
dikomunikasikan melalui telepon. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan aksen
atau dialek.

Standar ketepatan komunikasi yang efektif:


1. Perintah lisan dan yang melalui telepon apapun hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap
oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut.
2. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara
lengkap dibacakan kembali oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
4. Kebijakan dan prosedur mendukung
praktik yang konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan melalui telepon

Komunikasi efektif antara perawat


dengan perawat biasanya dilaksanakan
pada saat pre conference dan post
conference atau timbang terima pasien.
Perawat di ruangan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pasien.
Pelaporan pasien ke dokter paling sering
menggunakan telepon (WA)
menggunakan sistem TbaK (Tulis, Baca,
Konfirmasi) dengan format : Nama, Usia,
no bed, DPJP, divisi, jenis pembayaran :
Jkn atau umum.

Pelaporan pasien ke dokter juga


menggunakan metode SBAR (Situation,
Background, Assessment,
Recommendation). Di RSSA ruang
Galunggung pada tanggal 5-6 Februari
2024 didapatkan bahwa pelaporan dengan
system TbaK sudah diterapkan dan
dilaksanakan sesuai dengan SPO yang
sudah ada.

c. Sasaran III: Peningkatan keamanan


obat yang perlu diwaspadai (High
Alert Medication)
Jika digunakan secara tidak benar,
obat apa pun, terutama yang memerlukan
tindakan pencegahan khusus, dapat
membahayakan pasien dan bahkan
menyebabkan mereka berisiko mengalami
kecacatan atau kematian. Anda harus
berhati-hati saat menggunakan obat-
obatan, karena dapat meningkatkan risiko.
Jika digunakan secara tidak benar, hal ini
dapat menyebabkan kerugian yang
signifikan bagi pasien.
Standar peningkatan keamanan obat
yang perlu diwaspadai (High Alert
Medication) adalah:
1.Kebijakan dan/atau prosedur
dikembangkan untuk mengatur
identifikasi, lokasi, pemberian label, dan
penyimpanan obat-obatan yang perlu
diwaspadai
2.Kebijakan dan prosedur
diimplementasikan
3.Elektrolit konsentrat tidak berada di unit
pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan
diambil untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut, bila
diperkenankan kebijakan.
4.Elektrolit konsentrat yang disimpan di
unit pelayanan pasien diberikan label
yang jelas dan disimpan dengan cara
yang membatasi akses (Restrict Access)

Pengkajian yang kami dapatkan di


ruang Galunggung Rumah Sakit Saiful
Anwar pada tanggal 5-6 Februari bahwa
obat-obatan yang diberikan kepada pasien
selalu dilakukan double check 7B (benar
obat, benar dosis, benar waktu, benar
cara/rute, benar pasien, benar informasi,
benar dokumentasi), Obat-obatan
langsung diberikan kepada pasien tanpa
menjelaskan indikasi, kontraindikasi, dan
efek samping.

Di ruang Galunggung kewaspadaan


dan keamanan obat menggunakan metode
penyimpanan dalam loker pasien.
Penyimpanan obat yang tidak dapat
disimpan di suhu ruangan disimpan di
dalam lemari es dan diberi lebel (nama,
TTL dan no. RM pasien).
(Loker Obat Pasien) (R. dispensing
obat dan lemari Es

untuk
penyimpanan
obat)

Untuk obat-obatan yang tergolong


high alert ruang telah dilakukan pelabelan
high alert dengan label warna merah serta
menggunakan teknik LASA untuk
menandakan adanya kesamaan obat, nama
obat dan bentuk dari obat. Penempatan
obat untuk golongan high alert
ditempatkan pada trolli emergency demi
keamanan dan keselamatan pasien.
(Trolli Emergency)

Pemberian obat injeksi dilakukan


dengan cara mengambil obat dari lemari
obat pasien di ruang Galunggung dan
memasukkannya ke dalam spuit sesuai
dosis yang diperlukan. Apabila ada obat
yang perlu diencerkan, obat akan
diencerkan terlebih dahulu. Selanjutnya,
tuliskan kamar pasien, nomor tempat tidur,
dan nama obat pada spuit dengan spidol
atau pulpen, dan letakkan pada wadah
yang sesuai dengan nomor tempat tidur.
Namun jika ada obat yang diberikan
secara oral, obat tersebut dimasukkan ke
dalam klip plastik yang diberi tanda
kamar pasien, nomor tempat tidur, dan
waktu penggunaan obat.
Survei jumlah kesalahan pengobatan
yang dilakukan perawat dilakukan pada
tanggal 5 dan 6 Februari 2024. Sasaran
perawat untuk kesalahan pengobatan
adalah 0. Hasil pengkajian terdapat 10
pasien pada hari Senin dan 14 pasien pada
hari Selasa, serta 0 perawat melakukan
kesalahan pengobatan.

d. Sasaran IV: Kepastian Tepat Lokasi,


Tepat Prosedur, dan Tepat Pasien
Operasi
Menerima prosedur perawatan di tempat
yang salah, dalam prosedur yang salah,
atau pada pasien yang salah merupakan
kejadian yang sangat memprihatinkan
yang dapat terjadi. Kesalahan ini
sebagian disebabkan oleh ketidakpatuhan
terhadap SOP.

Standar kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien


operasi:
1. Rumah sakit menggunakan suatu
tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan
melibatkan pasien dalam proses
penandaan atau pemberian tanda’
2. Rumah sakit menggunakan suatu
ceklis atau proses lain untuk
melakukan verifikasi pre operasi tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat atau benar
3. Tim operasi yang lengkap
menerapkan dan
mencatat/mendokumentasikan
prosedur sign in (sebelum induksi):
“sebelum insisi/time out” tepat
sebelum dimulainya suatu
prosedur/tindakan pembedahan dan
sign out sebelum meninggalkan
kamar operasi
4. Kebijakan dan prosedur
dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses untuk
memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk
prosedur medis dan tindakan
pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi

Perawat tidak mengungkapkan lokasi


operasinya. Semua lokalisasi dilakukan
oleh ahli bedah. Perawat setuju untuk
meminta izin pasien untuk melakukan
operasi. Dokter bedah menyediakan
lembar prosedur anestesi sebelum operasi
dan lembar tindakan selama operasi.
Seluruh pasien bedah akan dibawa ke
ruang anestesi untuk anestesi dan untuk
pasien IPJT (jantung) ke lantai 3 R
sebelum operasi. Di sana, Anda akan
menjalani ekokardiogram terlebih dahulu
lalu menemui dokter. Untuk menandai
area tertentu yang akan dioperasi, dokter
bedah akan melakukannya secara
langsung

e. Sasaran V: Pengurangan Risiko Infeksi Terkait


Pelayanan Kesehatan

Dalam bidang medis, pencegahan


dan pengendalian penyakit menular
merupakan suatu hal yang
penting.Meningkatnya infeksi yang terkait
dengan layanan kesehatan menimbulkan
kekhawatiran bagi pasien dan petugas
kesehatan. Infeksi terkait layanan
kesehatan umumnya terjadi di semua
rangkaian layanan kesehatan, termasuk
infeksi saluran kemih akibat kateter,
infeksi pembuluh darah atau aliran darah
akibat infus perifer dan sentral, dan infeksi
paru akibat penggunaan ventilator.
Standar pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygine terbaru


yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum.
2. Rumah sakit menerapkan program hand hygine yang efektif

3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung


pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.

Semua perawat mempraktikkan cuci tangan yang benar


yaitu dengan 6 langkah 5 momen. Setelah pasien pulang, tempat
tidur dan gagang pasien dibersihkan dengan larutan presep dan
waslap 1x pakai setiap selesai digunakan.
Ketika pasien baru datang, keluarga pasien diberikan edukasi tentang tata
tertib di ruang Galunggun, seperti membuang sampah, jam berkunjung, dan
mencuci tangan. Namun, beberapa anggota keluarga pasien yang menunggu
mungkin melupakan peraturan seperti menjaga masker dan mencuci tangan
dengan benar, yang dapat mempengaruhi penyebaran infeksi baik kepada pasien
maupun keluarga pasien. Tetapi, masih banyak permasalahan mengenai risiko
penularan di kawasan Galunggun, seperti kurangnya pengetahuan pasien dan
keluarganya tentang pentingnya mencuci tangan dan memakai masker yang
umum terjadi di kawasan Galungun.
Di ruang Galunggung belum memiliki ruangan isolasi tersendiri untuk
pasien yang terinfeksi, sehingga apabila ada pasien yang terinfeksi maka pada bed
akan diberi tanda infeksius. Angka Kejadian dekubitus di ruangan Galunggung
target angka kejadian dekubitus adalah 0 pasien. Hasil pengkajian yang dilakukan
tidak didapatkan pasien yang mengalami dekubitus. Pada

1. Pada saat pemasangan infus pemberian tanggal/penanggalan pemasangan


infus tidak dilakukan dengan secara optimal dikarenakan beberapa perawat lupa
untuk pemberian tanggal
2. Penggantian lokasi infus dilakukan apabila pasien memiliki keluhan nyeri,
bengkak, kemerahan atau gatal pada area insersi/lokasi infus.
3. Dalam melakukan fiksasi menggunakan transparan dressing tidak di
terapkan dan digunakan secara optimal di ruang galunggung lebih sering
menggunakan hypafix untuk melakukan fiksasi ketika pemasangan infus.
Penggunaan transparan dressing diberikan pada pasien yang memiliki keluhan
sering berkeringat.

f. Sasaran VI Pengurangan Pasien Risiko Jatuh

Banyak cedera yang terjadi di unit rawat inap dan rawat jalan
akibat pasien jatuh. Berbagai faktor yang menyebabkan risiko
pasien jatuh antara lain: kondisi pasien, gangguan fungsional
pasien, lokasi atau situasi lingkungan rumah sakit, riwayat jatuh,
konsumsi obat tertentu, dan konsumsi alkohol.

Standar pengurangan pasien risiko jatuh

1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan
pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil assesment dianggap berisiko
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan,
pengurangan cedera akibat jatuh walaupun dampak yang berkaitan
secara tidak sengaja
4. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan dari risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.

Di ruang Galunggung menerapkan asesmen resiko jatuh


pada pasien. Pada pasien dengan resiko jatuh tinggi terpasang
pengaman pada tempat tidur dan memberikan KIE kepada
keluarga pasien mengenai risiko jatuh guna mencegah pasien
terjatuh. Penandaan pasien risiko jatuh menggunakan gelang
berwarna kuning “Fall Risk”.
(Tanda Resiko Jatuh “Fall Risk”)
g. Pencegahan Pengendalian Infeksi

1. Angka Kejadian ILI (Kejadian Infeksi Luka Infus/ Plebitis)

Terjadinya peradangan atau inflamasi berupa nyeri, rasa tidak enak, panas,
pembengkakan local dan kemerahan pada atau sekitar daerah insersi jarum
infus pada vena akibat iritasi kimia atau mekanik akibat pemasangan infus.

Angka kejadian ILI di ruang Galunggung pada Triwulan 4 2023 dan Bulan
Januari 2024 adalah 0 (nol) dari standart <1,5% (Depkes,2011).

2. Angka Kejadian Decubitus

Angka kejadian decubitus diruang Galunggung pada Triwulan 4 2023 adalah 0


(nol) Dari standar <1,5% (Depkes,2011)

3. Upaya Pengurangan Infeksi Nosokomial (INOS)

Menurut Nursalam (2017) Indikator penilaian INOS meliputi :

1. IDO (Infeksi Daerah Operasi)

Luka bekas operasi (Post Operasi) memperbesar kemungkinan terinfeksi bakteri


dan berakibat terjadinya infeksi sistemik. Kejadian IDO diruang Galunggung
pada Triwulan 4 2023 adalah 0 (nol) dari standart <2% (Depkes,2011).

2. ISK (Infeksi Saluran Kemih )

Infeksi ini terjadi karena sering terinfeksi dengan penggunaan kateter urine.
Kejadian ISK di ruang Galunggung pada Triwulan 4 2023 adalah 0 (nol) dari
standart <4,7% (Depkes,2011).
3.6.3 Kepuasan Pasien

Tingkat kepuasan pasien di ruang Galunggung saat di nilai dengan


menggunakan kuesioner atau instrumen kepuasan pasien berdasarkan lima
karakteristik (RATER) dengan 5 komponen didalamnya yaitu : tanggung
jawab, jaminan, kenyataan, empati da
keandalan dan memiliki 3 indikator kepuasan yaitu : sangat puas, puas, tidak
puas, dangat tidak puas. didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga terhadap Pelayanan RSSA

Kepuasan Pasien Prosentase

Sangat Puas 8%

Puas 64 %

Cukup Puas 28 %

Total 100%

Berdasarkan hasil dari tabel diatas dari 14 pasien didapatkan


data tingkat kepuasan kategori sangat puas 8%, puas 64%, cukup puas 28 %,
dan untuk kategori. Berdasarkan hasil dari kuesioner tingkat kepuasan klien dari
wawancara yang dilakukan, kategori Puas adalah pasien merasa puas dengan
pelayanan perawatan diruang galunggung.

3.6.4 Pengetahuan dan Perilaku Klien

Pengetahuan merupakan dapat ditafsirkan sebagai segala sesuatu yang


diketahui, pedoman dalam membentuk suatu tindakan seseorang, dan dapat juga
didefinisikan sebagai hasil penginderaan terhadap segala sesuatu yang telah
terjadi dan dilewati berdasarkan pengalaman.
Di ruang Galunggung metode pemberian edukasi (KIE) keperawatan yang
diberikan adalah secara lisan dan langsung dilaksanakan di ruang perawat atau
ruangan pasien, untuk edukasi yang diberikan seperti (Peraturan ruangan, jam
visite dokter, orientasi ruangan, jam berkunjung, hand hygine) sudah dijalankan,
namun terkadang keluarga pasien belum melaksanakannya dan terkadang masih
bingung unuk melakukannya. Hal tersebut bisa disebabkan metode edukasi yang
dilakukan perawat kurang efisien.
3.6.5 Kecemasan

Tingkat kecemasan, cemas merupakan perasaan yang timbul ketika kita


khawatir atau takut akan sesuatu. Rasa takut dan panik adalah hal yang
manusiawi. Setelah beberapa waktu, kita biasanya merasa lebih tenang dan
nyaman. pasien di ruang Galunggung saat dinilai dengan menggunakan kuesioner
Zung Sefl, Cara Penilaian Tingkat Kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale
(SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang
oleh William W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam
diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 7
pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-
kadang, 3: sering, 4: selalu). Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan
antara lain:

Tabel tingkat kecemasan pada tanggal 6 Februari 2024 didapatkan data


sebagai berikut:

Kecemasan Pasien Pros


entas
e

Tidak pernah 50%

Kadang-kadang 11%

Sering 19%

Selalu 20%

Total 100
%

Berdasarkan hasil dari tabel di atas dari 14 pasien didapatkan data tingkat
kecemasan kategori tidak pernah 50% , kadang-kadang 11%, sering 19%, dan
selalu 20 %.

3.6.6 Kenyamanan
Nyaman adalah kondisi dimana kita merasa diri kita dihargai, merasa
aman, senang dan tidak ada beban pikiran. Kenyamanan perlu didapatkan setiap
orang dalam setiap kegiatannya, karena bila tidak nyaman, sesuatu yang
dikerjakan tidak akan menjadi maksimal hasilnya. Prosentase pasien nyeri yang
terdokumentasi dalam asuhan keperawatan menggunakan skala nyeri Numeric
Rating Scale. Skala nyeri numerik atau Numeric Rating Scale (NRS) digunakan
sebagai alat ukur untuk mengganti deskripsi kata. Skala ini menggunakan angka
dari 0 hingga 10. Skala tersebut paling efektif untuk mengukur nyeri baik sebelum
ataupun sesudah dilakukan intervensi. Jarak setiap angka direkomendasikan 1 cm.
Nilai 0 yang berati "tidak nyeri". Nilai 1-3 berarti "nyer ringan". Nilai 4-6 yang
berarti "nyeri sedang". Nilai 7-10 berarti "nyeri berat" (Potter & Perry, 2006).

Gambar Skala NRS (Numeric Rating Scale) (Nursalam, 2017)

Tabel Tingkat kenyamanan di ruang Galunggung saat dinilai dengan mengunakan


instrument Skala NRS (Numeric Rating Scale) pada tanggal 6 Februari 2024
diperoleh data sebagai berikut:
Tingkat Nyeri Jumlah pasien Jumlah Prosentase (%)

Nyeri berat 0 0%

Nyeri sedang 4 28%

Nyeri Ringan 7 50%

Tidak Nyeri 3 22%

Total 14 100%

Dari hasil observasi yang dilakukan, data tingkat nyeri dari 14 pasien yang
ada didapatkan data tersebut. nyeri berat 0%,nyeri sedang 28%, nyeri ringan 7 %,
dan tidak nyeri 3%.
a) POA

Indikator/Target Penanggung
No. Masalah Tujuan Program/Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
1. M1 – Man Husnul
- - -
Tidak ditemukan masalah
2. M2 - Material Tidak Untuk membantu Memberi dan  Mempermudah Yunin dan
terdapat jam dinding perawat saat menghitung memasangkan perawat untuk Farradiska
diruang pasien RR pasien, membantu jam diding melakukan yang
mengobservasi pasien berhubungan dengan
dan memudahkan pasien waktu (menghitung
dan keluarga mengetahui RR, observasi perjam)
waktu  Mempermudah pasien
dan keluarga untuk
minum obat sesuai jam
3. M3 - Method Ronde Mampu melaksanaka n  Menentukan Melaksanakan ronde Fiqri dan Yunda
keperawatan pernah ronde pasien untuk keperawatan
dilakukan keperawatan dilakukan dengan
namun jarang ronde
 Mempersiapk
an
dilaksanakan untuk ronde keperawat mengundang tim
karena sulitnya membahas  Menentukan pasien medis lainnya
menyesuaikan masalah untuk dilakukan seperti dokter,
jadwal dengan pasien ronde ahli gizi serta
tenaga medis bersama  Mempersiapkan farmasi.
lainnya. tenaga ronde keperawatan
medis yang  Melaksanakan ronde
lainnya. keperawatan dengan
mengundang tim
medis lainnya, seperti
dokter, ahli gizi dan
farmasi
4. M4 – Money Yoga dan
Tidak Fira
- - - -
ditemukan
masalah
5. M5 - Mutu Untuk  Membuat poster Pasien dan Nisa dan
Kurangnya membantu terkait bahaya tidak keluarga mampu Dina
pengatuhan pencegahan menggunakan menerapkan cara
pasien dan penularan masker saat di rumah cuci tangan yang
keluarga tentang infeksi sakit benar dan
6 langkah cuci  Membuat leaflet memakai masker
tangan dan terkait cara cuci saat berada
pentingnya tangan 6 langkah diarea rumah
penggunaan sakit
masker
b) Time Table

No. Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M

1. Pembentukan Organisasi
Kelompok

2. Pengkajian

3. Konsultasi

4. Desiminasi Awal

5. Revisi Dokumen

6. Penyusunan POA

7. Role Play Timbang Terima

8. Role Play Penerimaan Pasien Baru


9. Role Play Discharge Planning

10. Role Play Ronde Keperawatan

11. Desiminasi Akhir

Anda mungkin juga menyukai