Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan kritis menangani respons manusia terhadap masalah yang mengancam
jiwa seperti trauma, operasi besar, atau komplikasi penyakit . Reaksi manusia mungkin
merupakan fenomena fisiologis atau psikologis. Perawat perawatan kritis fokus pada
respon pasien dan keluarga terhadap penyakit dan mencakup pencegahan dan
pengobatan. Association of Critical Care Nurses (AACN) mendefinisikan perawatan kritis
sebagai suatu keterampilan khusus dalam ilmu keperawatan yang menangani orang
(pasien) secara rinci dan bertanggung jawab terhadap masalah yang mengancam jiwa
(Bowers Ibrahimi, 2022). AACN mendefinisikan keperawatan perawatan kritis sebagai
keterampilan khusus dalam keperawatan yang menangani orang (pasien) secara rinci
dan bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Perawat perawatan kritis
adalah perawat profesional formal yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
pasien sakit kritis dan keluarganya menerima perawatan yang optimal.
Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang dapat
dibuktikan dengan meningkatnya kadar glukosa darah sebagai tanda dari adanya
gangguan produksi insulin atau gangguan kinerja insulin (Chambali & Syarifah Has,
2023). Hipoglikemia merupakan suatu keadaan penurunan konsentrasi glukosa serum
dengan atau tanpa adanya gejala sistem autonom dan neuroglikopenia. Hipoglikemia
ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah <70 mg/dl (<4,0mmol/L) dengan atau
adanya whipple’s triad, yaitu terdapat gejala-gejala hipoglikemia, seperti kadar glukosa
darah yang rendah, gejala berkurang denganpengobatan. Hipoglikemia sering dialami
oleh pasien DM tipe 1, diikuti oleh pasien DM tipe 2 yang diterapi dengan insulin dan
sulfonylurea (Rusdi, 2016)
Kemenkes RI (2020) menjelaskan bahwa diabetes melitus (DM) adalah penyakit
kronis atau menahun berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah diatas normal. Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang
kompleks yang membutuhkan perawatan medis berkelanjutan dengan strategi
pengurangan risiko multifaktor di luar kendali glikemik (American Diabetes Association,
2018). Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi DM Tipe 1, DM Tipe 2, DM Tipe lain,
dan DM pada kehamilan (DM Gestasional).
Hipoglikemia merupakan efek samping yang paling umum dari penggunaan
insulin dan sulfonilurea pada terapi DM, terkait mekanisme aksi dari obat tersebut, yaitu
mencegah kenaikan glukosa darah daripada menurunkan konsentrasi glukosa. Metformin,
pioglitazone, inhibitor DPP- 4, acarbose, inhibitor SLGT-2 and analog GLP-1 yang
diresepkan tanpa insulin atau insulin sekretagog (sulfonylurea/glinide) jarang
menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia ditemukan sebagai hambatan utama dalam
mencapai kepuasan jangka panjang kontrol glikemik dan menjadi komplikasi yang
ditakuti dari terapi DM (Rusdi, 2016).
Kurangnya asupan makanan diketahui merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia diperkirakan menjadi penyebab kematian pada 2–
4% pasien DM tipe 1. Walaupun kontribusi hipoglikemia sebagai penyebab kematian
pada DM tipe 2 masih belum jelas, tidak jarang dugaan hipoglikemia menjadi penyebab
kematian. Angka kejadian hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 beberapa kali lipat lebih
rendah dibandingkan DM tipe 1. Risiko hipoglikemia yang berat dikaitkan dengan
penggunaan insulin atau sulfonilurea dan glinid, perubahan dosis obat, dan perubahan
gaya/aktivitas hidup yang terlalu drastic.
Hipoglikemia menyebabkan kegagalan otak fungsional, yang biasanya terjadi
ketika peningkatan kadar glukosa yang diberikan. Kejadian kematian otak terjadi
pada onset hipoglikemia yang singkat, jarang terjadi pada onset hipoglikemia
yang memanjang. Selain itu hipoglikemia dapat menyebabkan beberapa kelainan
kardiovaskular di antaranya kelainanan koagulasi darah, inflamasi, disfungsi endotel,
dan pengkatifan sistem saraf simpatik (Budiawan et al., 2020)
Berdasarkan uraian diatas maka perawat memiliki peran penting dalam
menangani pasien diabetes hipoglikemik dalam melakukan asuhan keperawatan adalah
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
1.2 Rumusan Masalah
“Bagaimana Asuhan Keperawatan Kritis pada Pasien Diabetes Melitus Hipoglikemik”
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep dan mempelajari asuhan keperawatan kritis serta
memberikan pemahaman pada penulis agar dapat berfikir secara logis dan ilmiah
sesuai dengan kenyataan yang ada di lahan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan dalam keperawatan kritis
dengan DM Hipoglikemik
1.3.2.2 Untuk mengetahui konsep keperawatan dalam asuhan keperawatan kritis
dengan DM Hipoglikemik
1.3.2.3 Untuk mengetahui standar keperawatan dalam asuhan keperawatan kritis
dengan DM Hipoglikemik

1.4 Manfaat
A Bagi Instansi Akademik
Manfaat bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang asuhan keperawatan kritis dengan
DM Hipoglikemik
B Bagi Profesi Perawat
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada para tenaga medis yang akan
menjadi bahan intervensi dan praktik perawatan. Hal ini juga dapat digunakan sebagai
sumber untuk kegiatan lebih lanjut guna meningkatkan keterampilan dalam
menegakkan diagnose keperawatan kritis
C Bagi Pasien dan Keluarga

Manfaat bagi pasien dan keluarga yaitu supaya pasien dan keluarga dapat mengetahui

gambaran umum tentang DM Hipoglikemik beserta perawatan yang benar bagi klien

agar penderita mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya.


DAFTAR PUSTAKA

Bowers Ibrahimi, D. (2022). Shaping the Future of the Critical Care Nursing Workforce. Nurse
Leader, 20(2), 179–183. https://doi.org/10.1016/J.MNL.2021.12.007
Bowers Ibrahimi, D. (2022). Shaping the Future of the Critical Care Nursing Workforce. Nurse
Leader, 20(2), 179–183. https://doi.org/10.1016/J.MNL.2021.12.007

Budiawan, H., Permana, H., & Emaliyawati, E. (2020). Faktor Risiko Hipoglikemia Pada
Diabetes Mellitus: Literature Riview. Healthcare Nursing Journal, 2(2), 20–29.
https://doi.org/10.35568/healthcare.v2i2.688

Chambali, A., & Syarifah Has, D. F. (2023). Hubungan Promosi Kesehatan Denga Kestabilan
Gula Darah Diabetes Tipe 2 Club Diabetes Pensiunan Yakes Telkom Jatim Bali Nusra.
Journal of Public Health Science Research, 3(2), 13.
https://doi.org/10.30587/jphsr.v3i2.5618

Rusdi, M. S. (2016). Hipoglikemia Pada Pasien Diabetes Melitus. Journal Syifa Sciences and
Clinical Research, 2(September), 83–90. http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jsscr,

Anda mungkin juga menyukai