Anda di halaman 1dari 33

Guillain Barre

Syndrome
DEFINISI

Guillan Barre syndrom (GBS) adalah penyakit


langka yang dimana sistem kekebalan seseorang
(autoimun) pada sistem saraf tepi yang menyebabkan
gejala seperti mati rasa, kesemutan, dan kelemahan
yang dapat berkembang menjadi kelumpuhan
(Theresia, 2017).

2
ETIOLOGI

Pada sebagian besar kejadian Sindrom


gulain barre, terdapat infeksi yang mendahului
beberapa minggu sebelumnya. Infeki pada saluran
pernafaan dan saluran pencernaan adalah yang
paling ering di temui organisme yang paling sering
adalah campylobacter jejuni

3
PATOFISIOLOGI
GBS disebabkan oleh respon imun menyimpang
yang dipicu oleh infeksi mikroorganisme (mimikri
molekuler/kemiripan peptida asing dan diri sendiri).
Beberapa patogen, termasuk Campylobacter jejuni telah
diduga berhubungan dengan perkembangan GBS. Infeksi
ini dapat menyebabkan respon imun yang keliru
menargetkan saraf perifer, sehingga menyebabkan
demielinasi (kerusakan selubung myelin) dan disfungsi
serabut saraf motorik dan sensorik

4
WOC

5
MANIFESTASI KLINIS

Gejala Otonom Gejala Sensorik Gejala Motorik


• Kesulitan • Rasa Ditusuk- • Ekstremitas
Mengontrol tusuk Jarum Terasa Berat
BAK & BAB Atau Mati Dan Kaku
• Jantung • Ekstremitas
Rasa Di Ujung
Berdetak Cepat Sulit
Jari
• Tekanan Darah Menggenggam
Tidak Stabil
• Kelemahan Erat Atau
• Penglihatan Pada Memutar
Kabur Ekstremitas Sesuatu Dengan
• Disfagia Baik
6
PEMERIKSAAN PENUNJANG

✘ Pemeriksaan laboratorium
✘ Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS)
✘ Pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS) dan
elektromiografi (EMG)
✘ Pemeriksaan patologi anatomi
✘ Magnetic Resonance Imaging (MRI)
✘ Pemeriksaan lain

7
PENATALAKSANAAN

UTAMA SUPPORTIF
• Plasmaperesis
merupakan pengambilan,
Terapi untuk meringankan
pengobatan, pengembalian dan
gejala penyerta diluar terapi
penukaran plasma darah/komponen
kedalam perdaran darah. utama. Contohnya pemberian
• Imunoglobulin IV analgesik untuk pereda nyeri
Dapat memodulasi respon humoral pada ekstremitas.
dalam menghambat dan menekan
produksi auto antybody sehingga
kerusakan dapan diredam.

8
KOMPLIKASI

Gagal Nafas Henti Jantung & Sepsis


Aritmia
Karena gangguan GBS dapat Terjadi infeksi pada
pada otot-otot memengaruhi sistem bagian tubuh yang
saraf otonom, yang
pernapasan yang sudah menjelar ke
mengendalikan fungsi-
disebabkan oleh bagian tubuh lainnya
fungsi tubuh yang tidak
respons autoimun kita sadari secara sadar, melalui peredaran
yang menyerang seperti detak jantung. darah.
saraf (myelin).

9
KASUS SEMU
Tn. X usia 40 tahun datang ke Rumah Sakit Karya Husada pada
7 September 2023 dengan keluhan kesemutan dan nyeri pada
kedua kaki sejak 2 minggu yang lalu dan semakin berat sehingga
tidak bisa berjalan lagi walau sudah dibantu. Saat tiba di rumah
sakit pasien mulai merasakan kesemutan menjalar pada kedua
tangan dan mengalami penurunan kekuatan otot disertai
kesulitan bernapas. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh
perawat, didapatkan KU = komposmentis, RR = 26x/menit, TD
= 140/90, N = 100x/menit, S = 36.8 oC, tonus otot 1/5 pada
ekstremitas bawah dan 3/5 pada ekstremitas bawah, serta tidak
terdapat reflek patologis.

10
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. X
Umur : 40 tahum
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Tanggal MRS : 7 September 2023
Tanggal Pengkajian : 7 September 2023
Diagnosa Medis : Guillain Barre Syndrome (GBS)

11
DATA DASAR

Keluhan Utama :
Keempat ekstremitas kesemutan disertai nyeri dan
sulit digerakkan, dengan tonus otot 1/5 pada
ekstremitas bawah dan 3/5 pada ekstremitas atas.

12
DATA DASAR
Alasan Masuk Rumah Sakit :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan kesemutan dan nyeri pada
kedua kaki sejak 2 minggu yang lalu dan semakin berat sehingga tidak
bisa berjalan lagi walau sudah dibantu. Saat tiba di rumah sakit pasien
mulai merasakan kesemutan menjalar pada kedua tangan dan mengalami
penurunan kekuatan otot disertai kesulitan bernapas. 3 minggu
sebelumnya pasien mengalami nyeri perut disertai buang air besar cair
sebanyak 3 kali dalam sehari tanpa darah atau lendir selama 2 hari. Hal
ini juga disertai dengan kesemutan pada kedua kaki namun masih bisa
berjalan meskipun membutuhkan bantuan dan mengalami gejala flu yang
tidak kunjung mereda.

13
DATA DASAR
Riwayat Penyakit Sekarang :
✘ P : gejala muncul sejak 2 minggu yang lalu
sebelum dibawa ke rumah sakit.
✘ Q : gejala terasa kesemutan disertai nyeri yang
semakin lama sulit digerakkan
✘ R : gejala timbul menyebar dari jari-jari
ektremitas ke tungkai.
✘ S : skala nyeri yang dirasakan yaitu 7
✘ T : gejala mulai timbul sejak 2 minggu yang
lalu

14
POLA FUNGSI KESEHATAN

✘ Pola Aktifitas : sebagian besar dibantu


sepenuhnya.
✘ Pola nutrisi : adanya kesulitan menelan
sehingga porsi makan menurun.
✘ Pola eliminasi : terdapat penurunan frekuensi
akibat kelemahan otot.
✘ Pola persepsi sensori : komunikasi terbatas,
penglihatan kabur, perabaan menurun.

15
PEMERIKSAAN FISIK
✘ Pernapasan : penggunaan otot bantu napas (+),
peningkatan frekuensi pernapasan RR = 26x/menit
✘ Kardiovaskular : peningkatan denyut nadi N=
100x.menit, peningkatan tekanan darah TD = 140/90
mmHg.
✘ Persyarafan : kesulitan berbicara (+), kesulitan
menelan (+), tonus otot mengalami penurunan 1/5
pada ekstremitas bawah dan 3/5 pada ekstremitas
atas, nyeri pada kedua tangan skala 7, tidak ada reflek
patologis, penurunan penilaian sensorik raba .

16
Lanjutan...
✘ Perkemihan : penurunan volume urine =
500cc/hari, adanya retensi urin.
✘ Pencernaan : BB sebelum sakit = 60 kg, BB
setelah sakit = 58 kg, mukosa mulut kering,
adanya nyeri telandan sulit menelan, adanya
kesulitan eliminasi fekal.
✘ Muskuloskeletal : pergerakan sendi terbatas,
tonus otot mengalami penurunan 1/5 pada
ekstremitas bawah dan 3/5 pada ekstremitas
atas.

17
DIAGNOSTIK
✘ Darah lengkap : Hemoglobin = 13,8 g/dL, Eritrosit = 4,97x10 6,
Leukosit = 11,34x103, Hematokrit = 41,8%, Ureum = 53,7 mg/dL,
Kreatinin darah = 25,1 mg/dL.
✘ EKG : normal
✘ Lumbal pungsi : cairan liquor agak keruh, none (+1) dan pandy (+),
jumlah protein = 1900 mg/dl dengan jumlah MN 92%, PMN 2% dan
leukosit 10ml, peningkatan protein cairan cerebrospinal <10
MN/mm3
✘ MRI Lumbosakral : adanya penebalan pada radiks kauda equina
(kerusakan pada barier darah-saraf)
✘ Kecepatan hantar saraf (KHS) : kecepatan hantar <60% dari
normal
✘ Elektromiografi (EMG) : adanya perlambatan konduksi saraf
✘ Rontgen thorax = gambaran normal

18
TERAPI
✘ Oral :
Azathioprine (imunosupresan) 2x50mg
Asam Folat 3x2 tablet
Mecobalamin 3x500mg
✘ Parenteral :
Infus NaCl 0,9% 1000cc/24 jam
Inj. MethylPrednisolone 2x500 mg
✘ Lain-lain :
Plasmapheresis
simple mask 7 Lt/menit
19
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah kep

1. DS : Keterlibatan Syaraf Kranial D.0005


~ Pasien mengeluh susah  Pola Nafas Tidak Efektif
bernapas dan napas terasa Kelumpuhan Bulbar (Batang Otak) :
berat. CN IX,X,XII
DO : 
~ Adanya penggunaan otot Berkurangnya kemampuan inspirasi
bantu bernapasan. 
~ Dipsnea Pola Nafas Tidak Efektif
~ Fase inspirasi memanjang
~ Pola napas meningkat
~ Ventilasi semenit menurun
~ Pernapasan cuping hidung
~ TTV :
RR = 26x/menit
N = 100x/menit

20
2. DS : Gangguan saraf Perifer dan Neuro D.0077
~ P = gejala muncul Muskular Nyeri Akut
bersamaan saat diare yang 
dialami. Saraf Sensorik Terganggu
Q = gejala terasa 
kesemutan disertai nyeri Kesemutan dan Nyeri
yang semakin parah. 
R = gejala timbul Nyeri Akut
menyebar dari tungkai ke
jari-jari ekstremitas.
S = skala nyeri 7
T = gejala mulai timbul
sejak 3 minggu yang lalu.
DO :
~ Pasien tampak meringis.
~ TTV :
RR = 26x/menit
TD = 140/90mmHg
N = 100x/menit

21
3. DS : Perifer dan Neuro Muskular D.0054
~ Pasien mengeluh nyeri dan  Gangguan Mobilitas Fisik
kesemutan. Saraf Motorik teranggu
~ Pasien mengeluh tidak 
dapat menggerakkan kakinya Kelemahan Otot Ekstremitas
~Pasien mengeluh 
mengalami penurunan Gangguan Mobilitas Fisik
kekuatan otot tangan
DO :
~ Kekuatan otot menurun
dengan tonus otot 1/5 pada
ekstremitas bawah dan 3/5
pada ekstermitas atas.
~ ROM menurun.
~ Sendi terlihat kaku
~ Tidak terdapat gerakan
sama sekali
~ Fisik terlihat lemah

22
4. DS : Keterlibatan saraf kranial D.0063
~ Pasien mengeluh kesulitan  Gangguan Menelan
menelan Kelumpuhan batang otak
DO : 
~ Pasien terlihat kesulitan Terganggunya CN IX dan XII
menelan 
~ Pasien terlihat sulit Fungsi menelan, mengecap, dan
mengunyah menggerakkan otot lidah menurun
~ Pasien memerlukan waktu 
yang lama untuk makan Gangguan menelan
~ Porsi makanan tidak habis
(75% dalam bentuk bubur)

23
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D.0005 Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan
adanya penurunan kemampuan inspirasi.
2. D. 0077 Nyeri akut berhubungan dengan terganggunya
saraf sensorik sehingga terjadi kesemutan disertai nyeri.
3. D.0054 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
terganggunya saraf motorik disertai dengan kelemahan otot
kaki dan ekstremitas atas.
4. D.0063 Gangguan menelan berhubungan dengan
terganggunya CN IX dan XII yang menyebabkan fungsi
menelan, mengecap, dan menggerakkan otot lidah menurun.

24
Intervensi keperawatan
No Diagnosa kep SLKI SIKI

1. D.0005 Pola Nafas Dukungan Ventilasi I.01002


Pola Nafas Tidak Efektif L.01004 Observasi :
Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi kelelahan otot bantu
keperawatan selama 3x24 jam, nafas
diharapkan : - Monitor status respirasi dan
Dipsnea menurun oksigenasi (kedalaman, otot
Frekuensi nafas membaik bantu,saturasi)
Pola nafas membaik Terapeutik :
Tekanan inspirasi dan ekspirasi - Berikan oksigenasi sesuai
meningkat kebutuhan (simple mask/nasal
Otot bantu nafas menurun kanul)
Edukasi :
- Ajarkan mengubah posisi secara
mandiri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemilihan mode
ventilator (Volume dan tekanan)

25
2. D.0077 Tingkat Nyeri Pemberian Analgesik
Nyeri Akut L.08066 I.08243
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam, - Identifikasi karakteristik nyeri
diharapkan : - Identifikasi kesesuaian jenis analgesik
Keluhan nyeri menurun dengan tingkat keparahan nyeri
Meringis menurun - Monitor tanda fital sebelum dan
Frekuensi nadi membaik sesudah pemberian analgesik
Pola nafas membaik - Monitor efektifitas pemberian
Tekanan darah membaik analgesik
Nafsu makan membaik Terapeutik :
- Pertimbangkan penggunaan infus
kontinu
- Tetapkan target efektivitas analgesik
untuk mengoptimalkan respon pasien
- Dokumentasikan respon terhadap efek
analgesik dan efek samping
Edukasi :
- Jelaskan efek terapi dan efek samping
obat
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik sesuai indikasi

26
3. D.0054 Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi
Gangguan Mobilitas Fisik L.05042 I.05173
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam, - Identifikasi adanya nyeri dan
diharapkan : keluhan fisik lainnya
Pergerakan ekstermitas meningkat - Identifikasi toleransi fisik
Kekuatan otot meningkat melakukan pergerakan
ROM meningkat - Monitor kondisi umum selama
Nyeri menurun melakukan mobilisasi
Kaku sendi menurun Terapeutik :
Gerakan terbatas menurun - Fasilisasi aktivtas mobilisasi
Kelemahan fisik menurun dengan alat bantu
- Fasilitasi melakukan
pergerakan
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien
Edukasi :
- Anjurkan mobilisasi sederhana
(duduk ditempat tidur dan
pindah dari tempat tidur)

27
4. D.0063 Status Menelan L.06052 Dukungan Perawatan Diri :
Setelah dilakukan tindakan makan/minum I.11351
Gangguan keperawatan selama 3x24 jam, Observasi :
Menelan diharapkan : ~ Monitor kemampuan menelan
~ Frekuensi menelan meningkat Terapeutik :
~ Kemampuan menelan meningkat ~ Atur posisi yang nyaman untuk
~ Usaha menelan meningkat makan/minum
~ Penerimaan makanan membaik ~ Letakkan makanan disisi yang tepat
~ Sediakan sedotan untuk minum
~ Berikan bantuan saat makan/minum
sesuai tingkat kemandirian

28
Implementasi dan evaluasi
No Diagnosa Tgl/jam Implementasi Soap

1. D.0005 08-09-2023 1. Memposisikan pasien semi S : Pasien masih mengeluh


Pola Nafas 07.30 fowler susah bernafas tetapi
Tidak Efektif 2. Memberikan oksigenasi nafasnya terasa sedikit
07.35 berupa simple mask 7 berkurang daripada kemarin
Lt/menit. O : Pernafasan cuping hidung
3. Mengobservasi adanya (+), Penggunaan Otot Bantu
08.00 peningkatan pernapasan pernafasan (+), Suara Ronchi
melalui saturasi oksigen. Basah (+), RR = 18 x/menit,
4. Mengajarkan keluarga Fase ekspirasi memanjang
pasien untuk menaikkan (+), Pasien terpasang simple
08.05 derajat bed apabila pasien mask 7 Lt/menit
terasa sesak secara mandiri. A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi keperawatan
dilanjutkan

29
2. D.0077 08-09-2023 1. Menjelaskan obat dan efek S : Pasien
Nyeri Akut 08.30 sampingnya kepada keluarga mengatakan
pasien. kesemutan masih
2. Mengolaborasi pemberian terapi terasa dan nyeri
08.35 obat berupa : sudah berkurang
Mecobalamine 3x500 mg dengan S = 6
Azathioprine 2x50mg O : Pasien tampak
Inj. Methylprednisolone meringis (+), Sikap
2x500mg Protektif (+),
Asam Folat 3x2tablet Gelisah (+), TD =
3. Memonitor keluhan nyeri. 135/80 mmHg,
4. Memonitor keefektifan analgesik. Nafsu makan (-), N
5. Memonitor efek samping obat. = 84 x/menit, S =
37 oC
A : Masalah belum
10.30 teratasi
P : Intervesi
10.35

10.40

30
3. D.0054 08-09-2023 1. Mengidentifikasi toleransi S : Pasien mengatakan
Gangguan 14.00 fisik yang bisa dilakukan oleh nyeri dan kesemutan
Mobilitas Fisik pasien. masih ada, Pasien belum
2. Memonitor kondisi umum dapat di gerakan tangan
14.05 pasien. dan kakinya
3. Mengajarkan beberapa ROM O : Kekuatan tonus otot
14.10 pasif kepada pasien. ekstremitas 1/5, ROM (-),
4. Memfasilitasi pasien untuk ADL dibantu, Sendi kaku
melakukan ROM pasif. (+), Nyeri sendi (+),
14.30 5. Melibatkan keluarga untuk Lemah (+), Gerakan
membantu dalam melakukan terbatas (+)
ROM pasif. A : Masalah belum
14.35 6. Memonitor kondisi umum teratasi
selama melakukan ROM P : Intervensi
pasif. keperawatan dilanjutkan
14.35 7. Menganjurkan untuk
melakukan ROM pasif secara
mandiri di waktu luang.
14.40 8. Menganjurkan mobilisasi
sederhana

14.45

31
4. D.0063 08-09-2023 1. Memonitor S : pasien mengatakan masih
Gangguan 12.00 kemampuan menelan. kesulitan menelan
Menelan 2. Mengatur posisi yang O : kesulitan menelan (+),
12.05 nyaman untuk makan sulit mengunyah (+),
dan minum. memerlukan waktu yang
3. Menyediakan makanan lama untuk makan, porsi
12.15 yang mudah cerna. makan tidak habis (50%).
4. Menyediakan sedotan A : masalah belum teratasi.
12.15 untuk minum. P : Intervensi dilanjutkan.
5. Mengobservasi napsu
13.00 makan dan porsi
makanan yang
dihabiskan

32
TERIMA KASIH
33

Anda mungkin juga menyukai