Anda di halaman 1dari 10

DINASTI POLITIK: IMPLIKASI KEWARGANEGARAAN DALAM

PEMBENTUKAN KEKUASAAN POLITIK

Bramantha Satwika Musyaffa’ Wibawa 1, Fatma Ulfatun Najicha 2


1,2
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas maret,
Surakarta
bramantha.2005@student.uns.ac.id1; fatmajicha_law@staff.uns.ac.id2

Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran
kewarganegaraan dalam dinasti politik dan implikasinya terhadap politik dan pemerintahan.
Melalui analisis kasus dan konsep yang kuat, artikel ini mendorong diskusi tentang bagaimana
isu-isu kewarganegaraan dapat menjadi faktor penting dalam pemahaman dan perubahan politik,
serta bagaimana perubahan dalam aturan kewarganegaraan dapat memengaruhi dinasti politik di
masa depan.
Kata kunci: Dinasti Politik, Kewarganegaraan, Politik Keluarga, Pewarisan Kekuasaan, Stabilitas
Politik,Pengaruh Kewarganegaraan

POLITICAL DYNASTIES: THE IMPLICATIONS OF CITIZENSHIP IN


THE FORMATION OF POLITICAL POWER
Abstract
This paper aims to provide a deeper understanding of the role of citizenship in political
dynasties and its implications for politics and governance. Through robust case and concept analysis,
the article encourages discussion on how issues of citizenship can be an important factor in political
understanding and change, as well as how changes in citizenship rules may affect political dynasties
in the future.'
Keywords: Political Dynasty, Citizenship, Family Politics, Inheritance of Power, Political Stability,
Influence of Citizenship

PENDAHULUAN wakil presiden sangat mungkin sekali


Latar belakang terbentuknya terjadi pelimahan kekuasaan secara
penelitian ini karena sebagai turun temurun. Apalagi Gibran ini
perenungan perubahan konstitusi adalah anak sulung dari Presiden
yang telah dibuat mahkamah agung Republik Indonesia yang ke-7
yang akhirnya dapat memicu majunya
Gibran Rakabuming Raka (putra Permasalah yang akan muncul
presiden ke 7) menjadi cawapres adalah terpecahnya hak hak yang
prabowo pada pemilu di tahun 2024 dapat mempengaruhi peran hak
mendatang. kewarganegaraan pada pemilihan
umum presiden pada tahun 2024
Ditunjuknya Gibran mendatang sehingga dapat memicu
Rakabuming Raka sebagai calon pelimapahan kekuasaan yang
Copyright © 2017, Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
Avaliable online at : http://e-journal.unipms.ac.id/index.php/citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

mengarah pada kekuasaan dinasti jejak yang panjang, dinasti politik


yang tak lagi berlandaskan demokrasi yang mencakup berbagai periode dan
yang berkedaulatan rakyat tetapi wilayah. Salah satu contoh yang
malah kedaulatan raja. paling terkenal adalah Dinasti
Mataram (Mataram Kuno, Mataram
METODE Islam, hingga Kesultanan Yogyakarta
dan Kesultanan Surakarta) Dinasti
Melalui kajian studi pustaka dan Mataram memerintah di Jawa Tengah
konsep teoritis yang relevan, artikel selama berabad-abad, dari awal
ini bertujuan untuk menyediakan milenium hingga masa kolonial.
pemahaman mendalam tentang isu-isu Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta
yang melibatkan kewarganegaraan masih mempertahankan peran penting
dan dinasti politik, dan bagaimana dalam budaya dan politik Jawa hingga
hubungan ini mempengaruhi saat ini.
dinamika politik di tingkat nasional
maupun global. Namun, apa yang membuat dinasti
politik begitu menarik dan relevan
untuk diteliti adalah hubungannya
PENDAHULUAN yang kompleks dengan isu
kewarganegaraan.
Politik dinasti, atau dinasti politik,
adalah kekuatan politik yang
menunjukkan bahwa kerabat dekat
atau keluarga adalah alat yang sangat
cocok untuk mengamankan
kekuasaan yang kuat. (ALYA
RAHMA et al., 2022)
Dalam teater politik, kita sering kali
disaksikan oleh fenomena yang dapat
didefinisikan dengan kata "dinasti."
Dinasti politik, yang mengacu pada
dominasi suatu keluarga atau individu
dalam hierarki kekuasaan politik
dalam jangka waktu yang panjang,
telah menjadi pokok dalam sejarah
politik dunia. Mulai dari kerajaan-
kerajaan monarki di Eropa hingga
kepemimpinan dinasti-dinasti politik
di negara demokratis, dinasti politik
mempengaruhi perkembangan politik
dalam berbagai cara.
Sejarah Dinasti Politik di Indonesia
sendiri sebenarnya memiliki rekam

Penulis, judul artikel | 2


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

PEMBAHASAN 2. Pembedaan Hak-hak


Kewarganegaraan
Marcuz Mietzner menilai
bahwa kecenderungan politik Isu kewarganegaraan dalam
dinasti cukup menguat dalam konteks politik dinasti dapat memicu
politik kontemporer di Indonesia. perdebatan tentang kesetaraan hak
Menurutnya, praktik politik dinasti kewarganegaraan. Beberapa warga
merupakan penyakit dalam mungkin merasa bahwa dinasti politik
demokrasi (Negara J,Gunanto,2020) memberikan hak dan akses yang lebih
besar kepada anggota keluarga
Kecenderungan politik dinasti
tertentu daripada warga biasa.
mencerminkan dominasi keluarga
atau individu tertentu dalam politik,
di mana kekuasaan dan jabatan politik
3. Transmisi Kekuasaan Politik
diwariskan dari generasi ke generasi.
Di Indonesia, kita telah melihat Dinasti seringkali melibatkan
banyak contoh politik dinasti, di mana transmisi kekuasaan antar-generasi.
keluarga-keluarga tertentu Hal ini dapat menimbulkan
mendominasi politik di tingkat lokal, pertanyaan tentang sejauh mana
regional, dan nasional. Hal ini warga memiliki hak yang setara
mencakup pemilihan kepala daerah dalam pemilihan pemimpin dan
atau anggota parlemen yang berasal kebijakan politik.
dari keluarga politik tertentu. Berikut
adalah permasalahan yang akan saya
jabarkan: 4. Integritas Demokrasi
Pandangan bahwa politik
1. Akses ke Kewarganegaraan dinasti adalah "penyakit" dalam
demokrasi menekankan bahwa
Salah satu dampak politik praktik ini dapat merusak integritas
dinasti adalah kemungkinan anggota demokrasi. Hal ini terkait dengan
keluarga politik yang terlibat perasaan ketidaksetaraan dan
mendapatkan akses lebih mudah ke ketidakadilan dalam sistem politik,
kewarganegaraan. Mereka dapat yang pada gilirannya dapat
memanfaatkan hubungan dan merongrong prinsip-prinsip dasar
pengaruh keluarga untuk demokrasi.
mengamankan kewarganegaraan atau
posisi politik yang kuat. Sehingga
dapat meningkatkan tingkat kasus KEWARGANEGARAAN
nepotisme di Indonesia

3 | Penulis, Judul Artikel


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Dalam konteks pemilu Pendidikan kewarganegaraan


presiden, kewarganegaraan dan hak adalah upaya untuk memberikan
pilih berkaitan erat dengan isu dinasti pemahaman yang lebih baik kepada
politik. Pendidikan kewarganegaraan warga negara tentang demokrasi, hak-
berperan penting dalam pendekatan hak mereka sebagai pemilih, dan
objektif terhadap isu ini. prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik. Ini dapat membantu masyarakat
dalam mengenali potensi masalah
yang terkait dengan dinasti politik,
seperti konsentrasi kekuasaan,
kurangnya akuntabilitas, dan
ketidakadilan dalam kompetisi
politik.

Selain itu, pendidikan


kewarganegaraan mendorong warga
negara untuk menjadi pemilih yang
berpikiran kritis dan independen.
Dengan pengetahuan yang kuat
tentang isu-isu politik, warga negara
lebih cenderung mengevaluasi
kandidat berdasarkan kualifikasi dan
platform mereka, daripada hanya
berdasarkan afiliasi keluarga atau
dinasti politik. Pendekatan ini
meningkatkan kualitas pemilihan
presiden dengan memastikan bahwa
pemilih membuat keputusan yang
didasarkan pada kepentingan umum.
Secara objektif, pendidikan
kewarganegaraan berperan dalam
membekali warga negara dengan
pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan yang diperlukan untuk
berpartisipasi secara aktif dalam
proses pemilihan presiden dan untuk
mengatasi isu dinasti politik. Ini
menciptakan landasan yang lebih kuat
untuk pemilihan presiden yang adil,
transparan, dan berlandaskan prinsip-
prinsip demokrasi,

Penulis, judul artikel | 4


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Ya, rakyat yang menilai, kata


Joko Widodo usai menghadiri
Menurut (RIZKY AMALIA;
Investors Daily Summit 2023 di
ULFATUN NAJICHA; MARET,
Jakarta, 24 Oktober 2024. Hal itu
2022) Pendidikan Kewarganegaraan
ditegaskan Jokowi dalam pemilu,
sangatlah penting dalam pembentukan
pemilu daerah, serta pemilu walikota,
karakter dan moral generasi bangsa
gubernur, gubernur, dan pemilu
yang didalamnya memuat
presiden. , semua pemilih adalah
pembelajaran mengenai nilai karakter.
manusia. “Masyarakat yang
memutuskan untuk memilih, itu
POLITIK DINASTI bukan elite, bukan partai, itu
politik terus terjadi pada masa demokrasi,” kata Jokowi. Pekan lalu,
reformasi. Saat ini, keluarga Presiden Mahkamah Konstitusi memutuskan
Jokowidodo yang putranya Gibran ikut serta dalam proses hukum yang
Rakabuming Raka dan menantunya digagas mahasiswa Universitas
Bobby Nasution kini menduduki Surakarta Almas Tsaqibbirru terkait
posisi strategis di pemerintahan batasan usia minimal calon presiden
daerah, dan pernikahan sang adik dan wakil presiden. (Kompas 2023)
dengan Ketua MK menjadi sorotan Dalam putusannya, Mahkamah
publik. . berhasil melengkapi Konstitusi menilai batasan usia
kekuasaan politik keluarga minimal 40 tahun bagi calon presiden
Jokowidodo. dan wakil presiden melanggar UUD
1945 sepanjang tidak dimaknai
berusia minimal 40 tahun atau
menjabat pada jabatan terpilih/jabatan
saat ini. . . dengan pemilihan umum.
pemilu, termasuk pemilihan pimpinan
daerah. Artinya, seseorang yang
berusia di bawah 40 tahun tetap dapat
mencalonkan diri sebagai calon
presiden atau wakil presiden, dengan
syarat ia pernah atau sedang menjabat
pada suatu jabatan terpilih dalam
pemilihan umum, termasuk pemilihan
pimpinan daerah. Dengan keputusan
tersebut, Gibran yang masih berusia
36 tahun bisa mencalonkan diri
sebagai presiden pada 2024 karena
saat ini menjabat Wali Kota Solo.

5 | Penulis, Judul Artikel


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Keputusan tersebut dinilai Oleh karena itu, ada


kontroversial karena posisi Ketua kecenderungan politik untuk
Mahkamah Konstitusi Anwar Usman mempertahankan kekuasaan dengan
yang merupakan kakak ipar Jokowi. mengedepankan politik dinasti, yang
Selain itu, dua hakim konstitusi yang bertujuan untuk menjamin pemilihan
berbeda pendapat, Saldi Isra dan Arief kekuasaan dan berlanjutnya korupsi.
Hidayat, mengungkap adanya Artinya “memastikan bahwa lawan
perubahan arah suara hakim setelah politik atau kelompok oposisi tidak
Anwar ikut memutus perkara tersebut. merebut kekuasaan.” Sebaliknya,
“Di keluarga Jokowi, cara ini terlalu ketika politik dinasti berkembang,
lugas,”; ujarnya dalam pertemuan di peluang bagi orang-orang yang tidak
Kedai Tjikin usai pembahasan kompeten untuk meraih kekuasaan
berakhir pada Senin, 16/10/2023. semakin subur dan luas. Sebaliknya
Pangi Syarwi Chaniago, Direktur ada orang-orang yang lebih
Riset dan Konsultasi Voxpol Center, berkualitas dan mampu bertindak,
menjelaskan, hasil survei yang yang bisa dimutasi dan tidak
dilakukan lembaganya menunjukkan dimanfaatkan karena alasan
masyarakat menilai dinasti politik subjektif.Secara formal, secara
merusak kualitas demokrasi. hukum, tidak ada ketentuan yang
menghalangi seseorang untuk
Oleh karena itu diperlukan regulasi
menjalankan hak politik yang
yang jelas untuk menyelesaikan
berkaitan dengan keluarganya. atau
masalah ini, kata Pangi dalam
dinasti. Secara filosofis, kita berharap
keterangan tertulis yang dirilis pada
kehidupan demokrasi ke depan akan
Sabtu, 21 Oktober 2023.
jauh lebih baik dan adil. Secara
sosiologis, masih terdapat masyarakat
yang belum mengadopsi praktik
politik dinasti.Bagaimana mencegah
berkembangnya politik dinasti? Salah
satu kemungkinannya adalah model
promosi partai politik. Sebab,
tumbuhnya dinasti politik tidak lepas
dari peran partai politik dalam
rekrutmen politik. Oligarki di internal
partai politik membuat mekanisme
pengangkatan dan pencalonan tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
Selama ini partai politik menetapkan
calon berdasarkan keinginan elite
partai, tanpa mempertimbangkan
keterampilan dan integritas calon
melalui mekanisme demokrasi,
sehingga menjadikan politik dan

Penulis, judul artikel | 6


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

demokrasi di Indonesia sebagai hak KESIMPULAN


setiap orang. Praktek dinasti politik Dinasti politik tidak hanya
ini menunjukkan adanya memengaruhi struktur kekuasaan
permasalahan dalam rekrutmen politik, tetapi juga memiliki dampak
politik. Tugas utama partai politik langsung pada isu-isu
adalah menjadi filter utama dalam kewarganegaraan. Artikel ini mencatat
menyeleksi calon dan kader yang bahwa isu kewarganegaraan—hak,
berkualitas untuk diikutsertakan kewajiban, dan status hukum
dalam kompetisi politik. Mengkaji seseorang sebagai warga negara—
proses rekrutmen politik penting telah menjadi inti dalam dinasti politik
dilakukan karena jika rekrutmennya di berbagai negara. Kewarganegaraan,
tidak baik maka berdampak pula pada yang menjadi dasar hak politik dan
partai politik yang justru melahirkan legal, memainkan peran penting dalam
praktik dinasti politik. membentuk, memelihara, atau
Kecenderungan pembentukan dinasti menggoyahkan kekuasaan dinasti
politik juga mempunyai dampak yang politik.
tidak sehat terhadap demokrasi,
karena lemahnya checks and balances
pemerintahan dalam negara Dalam konteks Indonesia, ada bukti
demokrasi. Selain itu, prosedur kuat bahwa praktik politik dinasti telah
tersebut semakin membuka peluang memengaruhi akses ke
munculnya kembali oligarki politik, kewarganegaraan, pembedaan hak-hak
dalam kaitannya dengan beberapa kewarganegaraan, transmisi kekuasaan
peluang bagi partai untuk politik, dan integritas demokrasi.
menjalankan tugasnya dalam proses Terdapat perdebatan mengenai
rekrutmen politik, yaitu: (i) model dampak negatif politik dinasti pada
kepartaian; yaitu pendukung yang demokrasi, dengan beberapa pihak
kuat, loyalitas yang tinggi terhadap yang menganggapnya sebagai
partai sehingga dapat direkrut untuk "penyakit" yang merusak prinsip-
menduduki posisi strategis; (ii) model prinsip dasar demokrasi.
partisi, yaitu proses rekrutmen
berdasarkan latar belakang
pendidikan dan pengalaman
organisasi atau aktivitas sosial politik
seseorang, misalnya aktivis LSM; (iii)
model kelangsungan hidup langsung,
yaitu proses rekrutmen yang
dilakukan oleh pimpinan partai tanpa
memperhatikan kemampuan yang
direkrut; dan (iv) model reformasi
pegawai negeri, yaitu proses
rekrutmen yang didasarkan pada
kemampuan calon di masyarakat.

7 | Penulis, Judul Artikel


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

Selain itu, artikel ini mencatat contoh ada kecenderungan politik untuk
kontemporer di mana politik dinasti mempertahankan kekuasaan dengan
terlihat dalam pemerintahan Jokowi, mengedepankan politik dinasti, yang
dengan putranya dan menantunya bertujuan untuk menjamin pemilihan
yang menduduki posisi strategis di kekuasaan dan berlanjutnya korupsi.
pemerintahan daerah. Diskusi tentang Artinya “memastikan bahwa lawan
isu kewarganegaraan dan batasan usia politik atau kelompok oposisi tidak
dalam pemilihan presiden merebut kekuasaan.” Sebaliknya,
menunjukkan relevansi perdebatan ketika politik dinasti berkembang,
seputar politik dinasti dan isu-isu peluang bagi orang-orang yang tidak
kewarganegaraan dalam konteks kompeten untuk meraih kekuasaan
politik Indonesia. semakin subur dan luas. Sebaliknya
ada orang-orang yang lebih berkualitas
dan mampu bertindak, yang bisa
Untuk mengatasi masalah politik dimutasi dan tidak dimanfaatkan
dinasti, salah satu solusinya adalah karena alasan subjektif.Secara formal,
dengan memperbaiki proses rekrutmen secara hukum, tidak ada ketentuan
politik di dalam partai politik. Partai yang menghalangi seseorang untuk
politik harus berperan sebagai filter menjalankan hak politik yang
utama dalam menyeleksi calon dan berkaitan dengan keluarganya. atau
kader yang berkualitas, sehingga dinasti. Secara filosofis, kita berharap
praktik dinasti politik dapat dihindari kehidupan demokrasi ke depan akan
dan demokrasi menjadi lebih sehat. jauh lebih baik dan adil. Secara
sosiologis, masih terdapat masyarakat
yang belum mengadopsi praktik
Kesimpulannya, hubungan antara politik dinasti.Bagaimana mencegah
politik dinasti dan isu berkembangnya politik dinasti? Salah
kewarganegaraan adalah aspek penting satu kemungkinannya adalah model
yang memengaruhi dinamika politik di promosi partai politik. Sebab,
Indonesia. Dalam upaya memperkuat tumbuhnya dinasti politik tidak lepas
demokrasi dan memastikan kesetaraan dari peran partai politik dalam
dalam hak-hak kewarganegaraan, rekrutmen politik. Oligarki di internal
perlu terus menganalisis dan partai politik membuat mekanisme
memahami interaksi kompleks antara pengangkatan dan pencalonan tidak
dinasti politik dan kewarganegaraan. berjalan sebagaimana mestinya.
Selama ini partai politik menetapkan
calon berdasarkan keinginan elite
partai, tanpa mempertimbangkan
keterampilan dan integritas calon
melalui mekanisme demokrasi,
sehingga menjadikan politik dan
demokrasi di Indonesia sebagai hak
setiap orang. Praktek dinasti politik ini

Penulis, judul artikel | 8


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

menunjukkan adanya permasalahan kelangsungan hidup langsung, yaitu


dalam rekrutmen politik. Tugas utama proses rekrutmen yang dilakukan oleh
partai politik adalah menjadi filter pimpinan partai tanpa memperhatikan
utama dalam menyeleksi calon dan kemampuan yang direkrut; dan (iv)
kader yang berkualitas untuk model reformasi pegawai negeri, yaitu
diikutsertakan dalam kompetisi proses rekrutmen yang didasarkan
politik. Mengkaji proses rekrutmen pada kemampuan calon di
politik penting dilakukan karena jika masyarakat.
rekrutmennya tidak baik maka
berdampak pula pada partai politik
yang justru melahirkan praktik dinasti
politik. Kecenderungan pembentukan
dinasti politik juga mempunyai
dampak yang tidak sehat terhadap
demokrasi, karena lemahnya checks
and balances pemerintahan dalam
negara demokrasi. Selain itu, prosedur
tersebut semakin membuka peluang
munculnya kembali oligarki politik,
dalam kaitannya dengan beberapa
peluang bagi partai untuk
menjalankan tugasnya dalam proses
rekrutmen politik, yaitu: (i) model
kepartaian; yaitu pendukung yang
kuat, loyalitas yang tinggi terhadap
partai sehingga dapat direkrut untuk
menduduki posisi strategis; (ii) model
partisi, yaitu proses rekrutmen
berdasarkan latar belakang pendidikan
dan pengalaman organisasi atau
aktivitas sosial politik seseorang,
misalnya aktivis LSM; (iii) model
,

9 | Penulis, Judul Artikel


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3 No 1 Maret 2017, hal ...-...
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship
Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

DAFTAR PUSTAKA
Mietzner, M. (2017). Indonesia's Emerging Dynasties: State, Society, and
the New Pribumi Elite."
NUS Press. Honna, J., & Aspinall, E. (Eds.). (2015). Politics and State
Society in Indonesia: Democracy, Authoritarianism and Good
Governance. Springer.
Aspinall, E., & Fealy, G. (2003). Local power and politics in Indonesia:
Decentralisation & democratisation." Institute of Southeast Asian Studies.
Hadiz, V. R., & Robison, R. (Eds.). (2005). Reorganising power in
Indonesia: The politics of oligarchy in an age of
markets."Routledge.
Usman, S. (2015). "Political dynasties in post-Soeharto Indonesia:
Incumbency advantage and the challenge of democratisation."Asian
Studies Review, 39(4), 529-545.
Bertrand, Marianne. (2008). "Dinasties in Politics: A Survey."
Handbook of Development Economics, Vol. 4, pp. 2883-2929.
Smith, Daniel A. (2005). "Dinasti Politik dan Masa Depan Demokrasi."
Journal of Democracy, Vol. 16, No. 3, pp. 17-31.
Ratna Sari, Fatma Ulfatun Najicha MEMAHAMI NILAI-NILAI
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT (2022)

Penulis, judul artikel | 10

Anda mungkin juga menyukai