Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

ISU-ISU DALAM PENDIDIKAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Disusun Oleh:

1. Ahmad Ridho Mufadhil (2022862088261)


2. Ahmat Paujan (2022862088254)
3. Annisa Rahmah (2022862088271)
4. Dia Safitri (2022862088282)
5. Halimatus Sa’diah (2022862088293)
6. Misyatul Adawiyah (2022862088315)
7. Noor Mahmudah (2022862088339)
8. Nor Khadijah (2022862088344)
9. Nuralianti (2022862088352)
10. Putry (2022862088360)
11. Raudah (2022862088364)
12. Rini Agustina (2022862088367)
13. Siti Munawarah (2022862088375)
14. Widya Lestary (2022862088385)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) KUALA KAPUAS


TAHUN AKADEMIK 2023/2024
BULLYING ATAU KEKERASAN DILINGKUNGAN PENDIDIKAN

Belakangan ini, fenomena bullying memang menjadi kasus paling meresahkan terutama di
lingkungan pendidikan. Bullying, penindasan, perundungan adalah sebuah bentuk kekerasan yang
dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau lebih di dalam satu grup, dengan tujuan untuk
menyakiti hati, mental, dan fisik korban secara terus menerus. 1
Bentuk-bentuk bullying di lingkungan pendidikan beragam, mulai dari fisik seperti memukul
dan menendang, verbal seperti mengejek dan menghina, sosial seperti mengucilkan dan
menyebarkan rumor, hingga cyberbullying yang memanfaatkan teknologi.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat kasus bullying di satuan pendidikan
sepanjang tahun 2023 mencapai 30 kasus. Di mana 80% terjadi di satuan pendidikan di bawah
kewenangan Kemendikbudristek dan 20% kasus terjadi di satuan pendidikan di bawah
Kementerian Agama, yang mana jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya.2
Dampak bullying tidaklah main-main. Korbannya dapat mengalami penurunan prestasi belajar,
depresi, kecemasan, stres, kehilangan kepercayaan diri, hingga terjerumus dalam perilaku
menyakiti diri sendiri bahkan sampai bisa berakhir pada mengakhiri nyawa ditangan sendiri.
Mengingat bullying dilingkungan pendidikan ini merupakan masalah serius yang harus ditangani
dengan tepat dan cepat, berikut adalah beberapa cara dalam apabila berhadapan dengan isu ini dari
dua sudut pandang yakni korban bullying dan pelaku bullying

1. Cara menghadapi korban bullying :


1) Tanggapi kejadian itu dengan serius lalu hargai dan berterima kasihlah pada siswa tersebut
karena telah berani dan bersedia melapor kepada anda serta tunjukkan empati lalu yakinkan
bahwa itu bukanlah salahnya.
2) Bantu anak yang di-bully untuk membela dirinya sendiri bahwa dia bisa mengatakan tidak
suka jika dikerjai oleh temannya.

1
Siti Nur Salima, "Fenomena Isu Bullying di Kalangan Remaja Kampus dan Sekolah yang Meresahkan"
(https://www.kompasiana.com/salma7443/62af0304c44f922c776d82f2/fenomena-isu-bullying-di-kalangan-remaja-
kampus-dan-sekolah-yang-meresahkan?page=all#sectionall, diakses pada 6 Maret 2024)

2
Nikita Rosa, "Catatan Akhir Tahun Pendidikan 2023, FSGI: Kasus Bullying
Meningkat"(https://www.detik.com/edu/sekolah/d-7117942/catatan-akhir-tahun-pendidikan-2023-fsgi-kasus-
bullying-meningkat, diakses pada 6 Maret 2024).
3) Hindari menyalahkan, mengkritik, atau meneriaki di depan wajah mereka.

2. Cara menghadapi pelaku bullying :


1) Dengarkan cerita versi pelaku.
2) Soroti perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat diterima dan ingatkan mereka akan aturan
dan pedoman anti-bullying yang dibuat di tingkat sekolah atau kelas.
3) Bantu pelaku bullying dengan memahami alasan di balik perlakuan yang dilakukannya
(entah mereka punya masalah di rumah, kurangnya perhatian, pengalaman bullying
sebelumnya, dan sebagainya.)
4) Terapkan konsekuensi tertentu untuk membantunya belajar dari situasi ini. Konsekuensi
yang diberikan harus berhubungan dengan kesalahan, tetap menghormati anak sebagai
pelaku, masuk akal dan logis, serta dapat diterima untuk mengajarkan anak agar
berperilaku lebih baik.
5) Anak harus memperbaiki kesalahannya. Misalnya, dengan meminta maaf kepada anak
yang di-bully, melakukan sesuatu yang baik padanya agar dia merasa lebih baik,
membantunya menyelesaikan sesuatu yang sedang dia kerjakan, memperbaiki atau
mengganti sesuatu yang mereka hancurkan atau curi, dan sebagainya.
6) Bicaralah kepada orang tua pembully dan saling menyetujui rencana agar berbuat baik. 3

3
Noorani, "Tips untuk guru dalam mengatasi perundungan (bullying)" (https://www.unicef.org/indonesia/id/child-
protection/tips-untuk-guru-mengatasi-bullying, diakses pada 5 Maret 2024).
RENDAHNYA TINGKAT KESEJAHTERAAN GURU HONORER

Guru berperan sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di tingkat pembelajaran serta
memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung terciptanya sumber daya manusia yang
berkualitas. Tugas mulia seorang guru sebagai pendidik terkadang harus terbebani dengan
permasalahan-permasalahan yang seharusnya tidak menjadi beban pikiran mereka, seperti masalah
kesejahteraan.
Guru honorer atau guru tidak tetap merupakan bukti dari rendahnya kesejahteraan guru dimana
gaji mereka jauh lebih rendah dibanding guru yang berstatus ASN. Jika dilihat kembali, guru tidak
hanya dituntut memberikan pelajaran kepada murid, namun juga beragam hal seperti asesmen,
administrasi, dan sederet tugas lainnya diluar mengajar. Sayangnya beban pekerjaan yang mereka
tanggung tidak sebanding dengan gaji yang mereka terima. Tidak hanya itu, ketidakpastian status
guru honorer juga sampai saat ini masih merupakan sebuah permasalahan yang sudah lama
mengakar di Indonesia.
Seringkali kita mendengar guru yang hanya digaji ratusan ribu per bulan, yang jumlahnya jauh
dari standar UMR. Banyak guru dengan pendidikan tinggi setingkat sarjana yang berpenghasilan
di bawah Rp. 1.000.000/bulan.4 Bahkan beberapa bulan yang lalu ramai kisah perjuangan guru
honorer bernama Rida Cahyani di Jawa Timur yang menerima upah berkisar beberapa ratus ribu
saja dengan menempuh perjalanan setiap harinya berkisar 18 Kilometer sampai terkadang ia
terpaksa berhutang bensin di warung karena gaji yang didapat tidaklah mencukupi. Hal ini
merupakan satu dari banyak cerita sulitnya perjuangan tenaga pendidikan di Indonesia terutama
guru honorer.5
Setelah berdiskusi bersama teman sejawat, menurut kami solusi untuk menghadapi
permasalahan tersebut ialah dengan :
1) Meningkatkan pendapatan guru honorer, misalnya dengan pemerintah menetapkan standar
gaji minimum bagi guru honorer di seluruh Indonesia serta memberikan tunjangan dan

4
Darma Putra Kusuma Wijaya, "Dialog KAPSTRA #1 “Sengsaranya Guru Honorer di Indonesia”
(https://pembangunansosial.fisipol.ugm.ac.id/dialog-kapstra-1-sengsaranya-guru-honorer-di-indonesia/4, diakses
pada 7 Maret 2024)

5
Al Ahmadi, "Kisah Guru Honorer di Pacitan Sering Ngutang, Gaji Tak Cukup Buat Beli Bensin"
(https://ketik.co.id/berita/kisah-guru-honorer-di-pacitan-sering-ngutang-gaji-tak-cukup-buat-beli-bensin, diakses
pada 7 Maret 2024)
insentif bagi guru honorer, seperti tunjangan profesi, tunjangan kesehatan, maupun
tunjangan hari raya.
2) Pemerintah memberikan pelatihan dan pengembangan profesional kepada guru honorer
untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
3) Guru honorer bisa mencari sumber pendapatan tambahan yang sesuai dengan bakat dan
minatnya tapi tanpa mengganggu tugas utamanya sebagai pendidik.
4) Meningkatkan penghasilan guru honorer. Ini bisa mencakup peningkatan gaji, pembayaran
tunjangan, atau pemberian insentif khusus untuk guru honorer yang memiliki kualifikasi
atau pengalaman tertentu. Dengan penghasilan yang lebih baik, guru honorer dapat
menjalani hidup dengan lebih layak.
5) Pemerintah memberikan pelatihan dan pengembangan profesional kepada guru honorer
untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
6) Guru honorer bisa mencari sumber pendapatan tambahan yang sesuai dengan bakat dan
minatnya tapi tanpa mengganggu tugas utamanya sebagai pendidik.
7) Pemerintah memberikan pengakuan dan perlindungan hukum yang layak bagi guru
honorer. Pemerintah dapat merancang regulasi yang memberikan jaminan terhadap status
pekerjaan dan hak-hak dasar guru honorer, seperti jaminan sosial dan hak cuti.
8) Pemberian fasilitas dan akses yang sama seperti guru tetap. Pemerintah dapat mengadakan
program pelatihan dan workshop khusus untuk guru honorer, serta menyediakan akses
terhadap fasilitas pendidikan yang diperlukan.
9) Pemerintah dapat merancang program pengembangan karir untuk guru honorer. Program
ini dapat membantu guru honorer meningkatkan kualifikasi mereka, sehingga memiliki
kesempatan lebih besar untuk mendapatkan status guru tetap di masa depan.6

6
Muhamad Ali, "Masalah dan Solusi Terkait Guru Honorer di Indonesia"
(https://www.kompasiana.com/muhamadqli/64d1a3e708a8b55b3b7be002/masalah-dan-solusi-terkait-guru-honorer-
di-indonesia, diakses pada 7 Maret 2024).
DAFTAR PUSTAKA

Salima, Siti Nur. 2022. “Fenomena Isu Bullying di Kalangan Remaja Kampus dan Sekolah yang
Meresahkan”. Kompasiana. Diakses pada 6 Maret 2024, dari

https://www.kompasiana.com/salma7443/62af0304c44f922c776d82f2/fenomena-isu-bullying-di-
kalangan-remaja-kampus-dan-sekolah-yang-meresahkan?page=all#sectionall

Rosa, Nikita. 2023. “Catatan Akhir Tahun Pendidikan 2023, FSGI: Kasus Bullying Meningkat”.
detikEdu. Diakses pada 6 Maret 2024, dari https://www.detik.com/edu/sekolah/d-
7117942/catatan-akhir-tahun-pendidikan-2023-fsgi-kasus-bullying-meningkat.

Noorani. 2018. “Tips untuk guru dalam mengatasi perundungan (bullying)”. Unicef. Diakses pda
5 Maret 2024, dari

https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/tips-untuk-guru-mengatasi-bullying

Wijaya, D.P.K. “Dialog KAPSTRA #1 “Sengsaranya Guru Honorer di Indonesia”. Fisipol UGM.
Diakses pada 7 Maret 2024, dari

https://pembangunansosial.fisipol.ugm.ac.id/dialog-kapstra-1-sengsaranya-guru-honorer-di-
indonesia/4

Ahmadi, Al. “Kisah Guru Honorer di Pacitan Sering Ngutang, Gaji Tak Cukup Buat Beli Bensin”.
Ketik. Diakses pada 7 Maret 2024, dari

https://ketik.co.id/berita/kisah-guru-honorer-di-pacitan-sering-ngutang-gaji-tak-cukup-buat-beli-
bensin

Ali, Muhamad. 2023. "Masalah dan Solusi Terkait Guru Honorer di Indonesia". Kompasiana.
Diakses pada 7 Maret 2024, dari

https://www.kompasiana.com/muhamadqli/64d1a3e708a8b55b3b7be002/masalah-dan-solusi-
terkait-guru-honorer-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai